Menelisik Sumber dan Dampak Dosa


Waktu/Tanggal: Ahad Pagi, 16 November 2025 
Lokasi: Masjid Al Mu'minun, Gaya Permai, Banjarnegara 
Pemateri: Ustadz Zein Faqih 
Tema: Dosa-Dosa

💡 Intisari Kajian: Dosa sebagai Sesuatu yang Tidak Dikehendaki
Kajian rutin Ahad Pagi di Masjid Al Mu'minun, Gaya Permai Banjarnegara, yang diisi oleh Ustadz Zein Faqih pada 16 November 2025, membahas tuntas mengenai hakikat dosa, sumbernya, serta dampak yang ditimbulkan baik bagi individu maupun masyarakat.
Ustadz Zein Faqih mengawali kajian dengan mendefinisikan dosa sebagai sesuatu yang tidak dikehendaki oleh fitrah yang bersih, serta hal yang menyebabkan kita merasa takut atau khawatir jika dilihat orang lain. Beliau juga mengingatkan pada sebuah hadis Rasulullah SAW:
"Kullu ummati mu'afan illa al-mujāhirūn." Semua umatku akan diampuni kecuali orang-orang yang terang-terangan (melakukan dosa).
Hal ini menjadi penekanan agar umat Islam menghindari perbuatan dosa, terlebih yang dilakukan secara terang-terangan tanpa rasa malu.
📜 Sumber Utama Dosa: Ghoflah (Kelalaian)
Menurut Ustadz Zein Faqih, sumber utama dari segala dosa adalah Ghoflah (kelalaian). Ghoflah diartikan sebagai perasaan masa bodoh, tak peduli terhadap larangan dan perintah Allah SWT.
Beliau membagi ghoflah menjadi dua jenis utama:
Ghoflatul Iman (Lalai Terhadap Pengingkaran): Kelalaian yang berkaitan dengan aqidah atau keyakinan.
Ghoflatul Syahwat (Lalai Karena Syahwat): Kelalaian yang disebabkan oleh dorongan hawa nafsu, seperti menunda sholat atau lalai dalam pelaksanaan sholat.

📉 Dampak Nyata Maksiat dan Dosa
Dosa tidak hanya berakibat pada hubungan seseorang dengan Tuhannya, tetapi juga memiliki dampak buruk yang nyata, baik secara kolektif maupun individual.
a. Dampak Terhadap Masyarakat (Kolektif)
Kerusakan di Muka Bumi: Dosa, terutama yang dilakukan secara terang-terangan, dapat menyebabkan kerusakan di muka bumi, sebagaimana firman Allah SWT dalam QS Ar-Rum ayat 41.
Ditimpanya Wabah dan Musibah: Ustadz Zein Faqih menegaskan, ketika maksiat dan zina terlihat terang-terangan di suatu kaum, maka akan ditimpa wabah penyakit atau musibah yang belum pernah ada sebelumnya. Beliau mencontohkan respons Khalifah Umar bin Khattab ketika terjadi gempa di Madinah, yang segera mengaitkannya dengan dosa yang mungkin telah diperbuat penduduk.
Menyebabkan Murka Allah SWT: Musibah yang terjadi adalah konsekuensi dari perbuatan buruk manusia itu sendiri, yang menyeɓabkan murka Allah SWT.
b. Dampak Terhadap Individu
Merasa Hina: Pelaku dosa akan merasakan kehinaan dalam dirinya.
Seretnya Rezeki: Dosa dapat menjadi sebab utama tertutupnya atau seretnya rezeki seseorang.

Obat dan Solusi Mengatasi Dosa
Di akhir sesi, Ustadz Zein Faqih memberikan solusi praktis agar umat Islam dapat terlepas dari jeratan dosa dan ghoflah. Obat dari segala penyakit hati dan dosa adalah dengan:
  • Perbanyak Istighfar: Memohon ampun kepada Allah SWT secara terus-menerus.
  • Berteman dengan Orang-Orang Sholeh: Lingkungan yang baik akan menarik seseorang kepada kebaikan. Perbanyak Sholawat kepada Nabi Muhammad SAW: Sebagai bentuk kecintaan dan upaya mendekatkan diri pada sunnah.
  • Banyak Membaca Al-Qur'an: Menghidupkan hati dan jiwa dengan kalamullah.
Kajian ditutup dengan doa, berharap agar jamaah mampu menjauhi ghoflah dan istiqomah dalam ketaatan.

Share:

Ustadz Susianto, SKM: Jodoh Itu Rezeki!


Ahad, 9 November 2025
Jama'ah kajian rutinAhad pagi pada tanggal 9 November 2025 mengalami sedikit perubahan jadwal terkait pengisi materi. Ustadz Andi Yulianto yang semula dijadwalkan hadir, berhalangan hadir sehingga posisi beliau diisi sementara oleh Ustadz Susianto. Ustadz Susianto hadir untuk mengisi kekosongan tersebut dan menyampaikan materi yang sangat relevan dan mendalam, berfokus pada konsep "4 Jenis Rezeki (Rizki)" dalam Islam. 


Meskipun terjadi perubahan, semangat para jamaah tetap tinggi dalam menimba ilmu.
📚 Sorotan Materi Kajian: 
4 Jenis RezekiDalam kajian yang disampaikan dengan penuh hikmah, Ustadz Susianto mengupas tuntas empat tingkatan atau jenis rezeki yang diberikan Allah SWT kepada hamba-Nya. Poin-poin utama yang beliau sampaikan adalah:
1. Rizki Ketika Dalam Kandungan
Ini adalah rezeki fundamental yang sifatnya mutlak dan sudah ditetapkan. Ustaz Susianto mengingatkan bahwa sebelum kita lahir, Allah telah menentukan segalanya: kapan kita lahir, di mana, dan bahkan siapa orang tua kita.“Kita pasrah dan sudah ditentukan kapan lahir, di mana, dan dari orang tua siapa? Inilah rezeki pertama, yang tidak bisa kita ubah, sebuah ketetapan ilahi,” jelas beliau.

2. Rizki Ketika Kita Diberikan Jodoh
Rezeki ini terkait dengan pasangan hidup. Jodoh adalah bagian dari takdir Allah yang merupakan karunia besar. Seseorang yang mendapatkan pasangan yang sholeh/sholehah sejatinya sedang menerima rezeki yang tak ternilai harganya.

3. Rizki yang Kita Miliki (Rezeki Ma'isyah/Penghidupan)
Ini adalah jenis rezeki yang paling umum dipahami, yaitu segala harta benda, pekerjaan, kesehatan, dan kebutuhan sehari-hari yang kita nikmati saat ini. Rezeki ini didapatkan melalui ikhtiar dan usaha, namun hakikatnya tetap anugerah dari Allah.

4. Rizki yang Diberikan Kepada Orang-Orang yang Bertaqwa
Ini merupakan jenis rezeki tertinggi dan paling istimewa. Rezeki ini bukan hanya bersifat materi, tetapi juga ketenangan hati, keberkahan hidup, kemudahan urusan, dan jalan keluar dari setiap kesulitan 
Rezeki ini diberikan sebagai buah dari ketaqwaan dan kesabaran seorang hamba.


Keistiqomahan di Tengah Ujian. 
Di penghujung kajian, Ustadz Susianto memberikan pesan penutup yang sangat menguatkan hati. Beliau menekankan pentingnya keistiqomahan dalam berbuat kebaikan meskipun sedang diterpa cobaan hidup.“Jangan tinggalkan kebaikan karena Musibah,” tegas Ustadz Susianto. Musibah tidak boleh menjadi alasan untuk berhenti beribadah, bersedekah, atau menuntut ilmu. 
Justru dalam kesulitan, kebaikanlah yang akan menjadi penyelamat dan pembuka pintu rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka, sejalan dengan rezeki jenis keempat.Kajian Ahad pagi ini ditutup dengan harapan agar seluruh jamaah dapat merenungkan kembali hakikat rezeki dan senantiasa berusaha menjadi hamba yang bertaqwa, terlepas dari segala ujian dan perubahan yang terjadi dalam hidup, termasuk perubahan pengisi kajian.




Share:

"Yuk Subuhan & Ngaji Bareng!"


Dua undangan di kalender Anda untuk hari Ahad, 9 November 2025: 

Sholat Subuh Berjama'ah Waktu: 04.00 WIB 
 Lokasi: Masjid Al Mu'minun Perumahan Gayam Permai 

Ngaji Bareng Waktu: 04.30 WIB (Setelah Sholat Subuh) 
 Deskripsi: Pengajian bersama Ustadz Andy Yulianto 
 Lokasi: Masjid Al Mu'minun Perumahan Gayam Permai 


Sholat Subuh Berjama'ah Minggu, 9 Nov 2025 • 04.00 – 04.30 Masjid Al Mu'minun Perumahan Gayam Permai
Ngaji Bareng Minggu, 9 Nov 2025 • 04.30 – 05.30 Masjid Al Mu'minun Perumahan Gayam Permai Pengajian bersama Ustadz Andy Yulianto

Share:

Strategi Survival Nabi Musa dari Ancaman Kekuasaan

Ahad pagi di Masjid Al Mu'minun, Perumahan Gayam Permai, kembali menjadi oase ilmu dan ketenangan. Melalui Kajian Rutin Ahad Pagi, kita berkesempatan menyelami mutiara hikmah Al-Qur'an di bawah bimbingan Ustadz Retno Ahmad P, Lc. Kali ini, fokus kajian tertuju pada Surah Al-Qashash ayat 21 sampai 24, sebuah fragmen kisah heroik dan penuh makna dari perjalanan awal Nabi Musa ’alaihissalam.
Ayat-ayat ini mengisahkan momen kritis dalam hidup Nabi Musa. Setelah tanpa sengaja membunuh seorang Qibthi (kaum Firaun), beliau harus meninggalkan Mesir negeri tempatnya dibesarkan demi menyelamatkan diri dari ancaman pembunuhan. 
Peristiwa ini melahirkan tiga pelajaran fundamental yang sangat relevan bagi kehidupan kita.

1. Pelarian yang Penuh Tawakal (Ayat 21)

فَخَرَجَ مِنْهَا خَآىِٕفًا يَّتَرَقَّبُ ۖ قَالَ رَبِّ نَجِّنِيْ مِنَ الْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَ
Keluar dari Mesir, Nabi Musa berada dalam dua keadaan kontradiktif namun sejalan: Takut (khāifan) dan Berharap/Waspada (yataraqqabu). Ketakutan adalah fitrah manusiawi saat menghadapi bahaya, namun ia tidak berujung pada keputusasaan. Rasa takut itu segera diimbangi dengan doa yang tulus, 

"Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu."

Ibrah: 
Ustadz Retno menekankan, rasa takut yang dibenarkan dalam Islam adalah rasa takut yang mendorong kita untuk bertindak, berusaha (seperti melarikan diri), dan diakhiri dengan penyerahan diri total kepada Allah (tawakal). Di tengah badai masalah, solusi pertama seorang mukmin adalah memohon pertolongan langsung dari Rabbul 'Alamin.

2. Harapan di Tengah Ketidakpastian (Ayat 22-23)
Dalam perjalanannya menuju negeri Madyan, Nabi Musa tidak memiliki peta, bekal yang cukup, atau jaminan keselamatan. Di tengah kelelahan, beliau berdoa: 

“Mudah-mudahan Tuhanku membimbingku ke jalan yang benar.”

Ketika tiba di sumur Madyan, beliau melihat dua orang perempuan yang menahan ternak mereka. Kisah interaksi ini mengajarkan kita tentang:
  • Pentingnya Nasehat (Kepedulian Sosial): Nabi Musa bertanya tentang masalah yang dihadapi kedua perempuan itu, menunjukkan kepedulian sosial yang tinggi.
  • Keadilan dan Kesopanan: Dua perempuan tersebut menjawab dengan sopan, menjelaskan bahwa mereka tidak bisa memberi minum ternak karena ayah mereka sudah tua dan mereka harus menunggu para penggembala laki-laki selesai.

Ibrah: 
Dalam keadaan sulit sekalipun, prinsip kebaikan dan tolong-menolong tidak boleh luntur. Pertolongan dari Allah sering datang melalui sebab yang tidak kita duga, asalkan kita tetap memelihara adab, kepedulian, dan kejujuran.

3. Kekuatan Doa dalam Keterbatasan (Ayat 24)
Setelah membantu dua perempuan itu, Nabi Musa berbalik ke tempat teduh. Dalam kondisi lapar, lelah, dan tanpa bekal, beliau memanjatkan doa yang masyhur dan indah:

رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ
"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku."

Doa ini bukan permintaan spesifik (misalnya, "beri aku makanan"), melainkan pengakuan total atas kefakiran (kebutuhan) kepada segala jenis kebaikan dari Allah. Doa ini adalah puncak dari tawakal: setelah berusaha (berlari dari Mesir dan membantu orang lain), sisanya adalah pasrah dan mengharap kebaikan dari-Nya.Ibrah: Doa Nabi Musa ini adalah etika meminta yang ideal. Ia mengajarkan bahwa Allah mencintai hamba-Nya yang mengakui kelemahan dan kemiskinannya, dan meyakini bahwa segala kebaikan hanya berasal dari-Nya. Setelah doa ini dipanjatkan, Allah segera menjawab dengan mempertemukan beliau dengan calon mertua (Nabi Syu’aib) dan rezeki yang baik.

Kisah Nabi Musa di awal Surah Al-Qashash adalah cetak biru bagi setiap Muslim yang sedang berjuang. Ia mengajarkan kita untuk menghadapi ketakutan dengan doa, mencari jalan keluar dengan usaha, dan menyempurnakan segala ikhtiar dengan tawakal dan keikhlasan.Mari kita jadikan perjalanan Nabi Musa ini sebagai motivasi untuk senantiasa berbuat baik dan memperkuat ikatan batin kita dengan Allah, karena sesungguhnya segala kebaikan yang kita butuhkan, hanya datang dari-Nya.Sampai jumpa pada Kajian Ahad Pagi berikutnya!

Share:

Subuh Berjama'ah : Ahad, 2 November 2025

 


Ahadmu harus diawali dengan langkah penuh berkah! 
Mari bersama-sama meraih keutamaan Shalat Subuh berjamaah dan menuntut ilmu. 
 Kajian Ahad Pagi Spesial! 
 Bersama: 👤 Ustadz Retno Ahmad Pujiono, LC. 
🗓️ WAKTU: Hari: Ahad, 2 November 2025 
 Waktu: Dimulai Shalat Subuh Berjamaah (Tepat Waktu!) 
 Tempat: Masjid Al Mu'minun, Perumahan Gayam Permai, Banjarnegara 
 Mari kita kokohkan akidah dan tingkatkan iman di awal pekan ini. 
Ajak keluarga, tetangga, dan sahabat Anda! 

📍 Lokasi: Masjid Al Mu'minun Perumahan Gayam Permai Banjarnegara
#gayampermai #masjidalmuminun #kajianahadpagi #kajiansubuh #kajianislam #ustadzretnoahmadpujiono #banjarnegara #infokajian #ngajiyuk #subuhberjamaah
Share:

Footer Link

Pengumuman

  1. Tamu yang menginap 1x24 jam harus lapor RT.
  2. Dilarang Parkir Mobil di Jalan Perumahan
  3. Segala Jenis Truk dilarang Memasuki Jalan Perumahan

info ronda

Pelaksanaan Ronda lingkungan dimulai pukul 22.00 WIB s.d. Menyesuaikan Kondisi

Recent Posts

POSTINGAN TERBARU

Recent Posts Widget