Sunday, October 23, 2022

Bersyukur

Kajian Subuh 11 Ramadhan 1443 Hijriyah (11 April 2022)

Semua yang disediakan dan dapat digunakan oleh manusia ini merupakan nikmat dari Allah. Tentu saja nimat tidak sebatas berupa fasiltas, tapi kehidupan itu sendiri dan imanpun juga termasuk di antaranya, yang secara keseluruhan tidak terhitung jumlahnya (QS, an-Nahl: 18).
 Atas semua nikmat tersebut, Allah memerintahkan manusia untuk bersyukur, bukan untuk kepentingan-Nya, tetapi untuk kepentingan dirinya sendiri, sebagaimana firmannya:
“Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Lukman, dan hendahlah dia bersyukur kepada-Ku (Allah). Maka barangsiapa bersyukur, maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri. Dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya dan Maha terpuji (QS Lukman: 12). 
Syukur tersebut harus direalisasikan dalam bentuk ketaatan kepada Allah, Sang Pemberi nikmat. Syukur dilandasi dengan keyakinan dalam hati, diwujudkan dalam bentuk ucapan dengan pujian (atas kesempurnaan-Nya), dzikir (selalu ingat kepada Penciptanya), dan perbuatan, yakni melaksanakan perintah-Nya dan menghindari larangan-Nya. Jadi, syukur merupakan bentuk ekspresi secara total (keyakinan hati, ucapan lisan, dan perbuatan) dari hamba kepada Khaliqnya atas nikmat yang telah diberikan-Nya.

“Barang siapa bersyukur kepada Allah maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri.” Bahkan jika semua manusia mengingkari (tidak mensyukuri) nikmat yang telah diterimanya, Allah telah Maha Kaya dan Maha Terpuji (QS Ibrahim: 8).

Artinya, dengan bersyukur ia mendapatkan pahala yang akan diberikan oleh Allah. Hal ini dipertegas dengan firman-Nya (QS Fushilat: 46, dan al-Rum: 44), di mana segala amal shalih pahalanya untuk yang melakukannya, dengan manfaat yang dipetik di dunia maupun akhirat.









No comments:

Post a Comment