Berdasarkan emperis selama ini jika akan terjadi gerhana baik itu gerhana bulan dan gerhana matahari dapat diprediksi. Prediksi terjadinya bahkan hampir 100% benar. Bahkan dapat disebutkan sampai menit dan detiknya. Pada posisi sekian derajat busur dan lintangnya. Prediksi terjadinya gerhana diatas diprediksi melalui metode Hisab. Dapat dijadikan dasar yang emperis untuk penentuan munculnya bulan pada penentuan awal bulan Ramadhan.
Gerhana Bulan dapat terjadi 2 sampai 3 kali dalam setahun, sekali
pun demikian, bisa saja tidak pernah terjadi gerhana Bulan sama sekali dalam
setahun.Gerhana Bulan atau khusuf al-qamar itu ibarat
jatuhnya bayangan Bumi ke permukaan Bulan pada waktu Matahari Bumi dan
Bulan dalam satu garis lurus atau saat sebagian atau seluruh piringan Bulan
memasuki kerucut bayangan inti Bumi (umbra). Keadaan itu, menjadikan
sinar Matahari tidak dapat menerobos ke Bulan karena terhalang oleh Bumi.
Akibatnya, Bulan tidak dapat memantulkan sinar Matahari ke Bumi.
Gerhana Bulan adalah hilangnya cahaya Bulan karena bayangan Bumi,
dimana posisi Bulan Bumi dan Matahari berada pada satu garis lurus, karena
cahaya Bulan yang tergantung terhadap cahaya Matahari.
Tentang Hisab
Hisab gerhana Bulan dan Matahari dilakukan untuk menentukan
kapan terjadinya gerhana Matahari dan Bulan dengan maksud agar kaum
muslimin dapat melaksanakan salat gerhana Bulan (khusuf al-syams) atau
salat gerhana Matahari (kusuf al-syams).
Artinya: “Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk
beristirahat, dan (menjadikan) Matahari dan Bulan untuk
perhitungan. Itulah ketetapan Allah Yang Maha Perkasa,
Maha Mengetahui”.(QS:Al 'An'am:96).
“Dan Matahari berjalan di tempat peredarannya.
Demikianlah ketetapan (Allah) Yang Maha Perkasa,
Maha Mengetahui. Dan telah kami tetapkan tempat
peredaran bagi Bulan, sehingga (setelah ia sampai ke
tempat peredaran yang terakhir) kembalilah ia seperti
bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi Matahari
mengejar Bulan dan malam pun tidak dapat mendahului
siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya (QS:Yasin, 38-40).
"Dan apabila Bulan telah hilang cahayanya"(QS:Al Qiyamah:8)
Akibat peredarannya itulah maka terjadi malam dan siang, serta
gelap dan terang. Itulah pengaturan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi
Maha Mengetahui.
Perhitungan untuk menentukan terjadinya gerhana Bulan dapat
ditempuh dengan beberapa metode, diantaranya adalah penentuan gerhana
Bulan metode Ephemeris. Langkah-langkah yang ditempuh dalam
perhitungan gerhana Bulan metode Ephemeris adalah sebagai berikut:
Menghitung kemungkinan terjadinya gerhana Bulan berdasarkan
tabel kemungkinan terjadinya gerhana.
No comments:
Post a Comment