Kuliah Subuh
Ustadz : Suyadi,SPd,MPd
8 Ramadhan 1446H (8 Maret 2025)
Di era informasi yang serba cepat ini, kita dibombardir dengan berbagai berita dan informasi setiap harinya. Tidak semua informasi tersebut benar dan akurat. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk bersikap kritis dan melakukan tabayun (klarifikasi) sebelum mempercayai dan menyebarkan informasi tersebut.
Tabayun: Memastikan Kebenaran Informasi
Tabayun adalah proses mencari kejelasan dan kebenaran suatu informasi.
Dalam Islam, tabayun sangat dianjurkan, terutama ketika menerima berita dari orang yang tidak dikenal atau diragukan kredibilitasnya. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Hujurat ayat 6:
"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu."
Ayat ini mengajarkan kita untuk tidak mudah percaya pada berita yang dibawa oleh orang fasik. Kita harus melakukan tabayun untuk memastikan kebenaran berita tersebut agar tidak menimbulkan fitnah dan kerugian bagi orang lain.
Husnudzon: Berpikir Positif dalam Segala Hal
Selain tabayun, kita juga dianjurkan untuk berhusnudzon (berbaik sangka) dalam kehidupan sehari-hari. Husnudzon berarti berpikir positif dan melihat segala sesuatu dari sisi baiknya. Dengan berhusnudzon, kita akan terhindar dari prasangka buruk, kecurigaan, dan kebencian.
Allah SWT melarang kita untuk berprasangka buruk dalam QS. Al-Hujurat ayat 12:
"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati, maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang."
Ayat ini mengajarkan kita untuk selalu berprasangka baik kepada orang lain dan tidak mencari-cari kesalahan mereka.
Hidup dalam Energi Positif dengan Berbaik Sangka
Berhusnudzon tidak hanya bermanfaat bagi hubungan kita dengan orang lain, tetapi juga bagi kesehatan mental dan spiritual kita. Dengan berhusnudzon, kita akan hidup dalam energi positif, terhindar dari stres dan kecemasan, serta lebih dekat dengan Allah SWT.
Selalu menghadirkan Allah:
Dengan selalu mengingat Allah, kita akan merasa tenang dan tidak khawatir menghadapi masalah.
Meyakini Maha Baik: Allah adalah Maha Baik dan Maha Adil. Setiap ujian yang diberikan-Nya pasti mengandung hikmah dan kebaikan.
"Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 216).
Ayat ini mengingatkan kita untuk tidak menilai sesuatu hanya dari sudut pandang kita yang terbatas.
Berbaik sangka kepada Allah SWT:
Jika kita mendekati Allah dengan berjalan, Allah akan mendekati kita dengan berlari. Ini menunjukkan betapa Allah sangat menyayangi hamba-Nya yang berbaik sangka kepada-Nya.
"Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan." (QS. Al-Insyirah: 5-6)
Ayat ini memberikan harapan dan keyakinan bahwa setiap kesulitan pasti akan berakhir dengan kemudahan.
Sikap Positif sebagai Individu
Sebagai individu, kita dapat mengaplikasikan tabayun dan husnudzon dalam kehidupan sehari-hari dengan cara:
Mencari informasi dari sumber yang kredibel dan terpercaya.
Tidak mudah percaya pada berita yang belum jelas kebenarannya.
Selalu berpikir positif dan berprasangka baik kepada orang lain.
Memaafkan kesalahan orang lain dan tidak menyimpan dendam.
Bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah SWT.
Dengan menerapkan tabayun dan husnudzon, kita akan menciptakan kehidupan yang lebih tenang dan damai.
No comments:
Post a Comment