Tuesday, September 9, 2025

Islam didirikan di atas lima perkara (Hadits)


Ibnu Umar ra berkata: "Rasulullah saw bersabda: 'Islam didirikan di atas lima perkara: 1) Percaya bahwa tiada Tuhan selain Allah SWT, dan bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. 2) Mendirikan shalat. 3) Mengeluarkan zakat. 4) Haji ke Baitullah jika kuat melakukan perjalanan. 5) Puasa bulan Ramadhan.'" (HR: Bukhari)

Tentang Hadits

Hadis merupakan rujukan kedua umat muslim setelah Al-Qur'an, meliputi persoalan duniawi dan ukhrawi. Hadis bermakna sabda, perbuatan, takrir Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh sahabat untuk menjelaskan hukum Islam. Kata "hadis" merupakan kata serapan dari "hadits" ke dalam bahasa Indonesia tanpa huruf T di belakang atau sebelum huruf s.
Secara etimologis, hadis dapat kita maknai sebagai periwayatan atau ikhbar yang bermakna mengabarkan. Dalam KBBI sendiri, hadis memiliki makna sabda, perbuatan, takrir (ketetapan) Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan atau diceritakan oleh sahabat untuk menjelaskan dan menentukan hukum Islam. Beberapa sahabat Rasulullah SAW yang diperbolehkan untuk menulis hadis, yaitu Abdullah bin Amr, Abu Syah, dan Ali bin Abi Thalib. Gak cuman bersumber dari Rasulullah SAW, hadis yang kita ketahui saat ini juga berasal dari sahabat terdekat dan keluarga Nabi Muhammad SAW.

Hadits adalah sumber hukum Islam selain Al-Quran yang berasal dari segala perkataan, perbuatan dan ketetapan Nabi Muhammad SAW. Segala perkataan dan perbuatan juga ketetapan Nabi Muhammad SAW tentunya diriwayatkan oleh para sahabat yang hidup pada zamannya. Dalam sejarah Islam, banyak sahabat Nabi yang menjadi periwayat hadits karena mereka yang tahu persis secara langsung, bagaimana rupa dan perilaku Nabi Muhammad SAW. Di antara sekian banyak sahabat Nabi, ada 7 nama sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits.
Perawi dari kalangan Sahabat Nabi: 
  1. Abu Hurairah: Sahabat Nabi yang paling banyak meriwayatkan hadis, sekitar 5.374 hadis. 
  2.  Abdullah bin Umar: Sahabat yang meriwayatkan 2.630 hadis. 
  3.  Aisyah binti Abu Bakar: Istri Nabi Muhammad SAW yang meriwayatkan sekitar 2.210 hadis. 
  4.  Anas bin Malik: Sahabat yang meriwayatkan hadis, termasuk periwayat hadis termuda di antara para sahabat yang banyak meriwayatkan hadis. 
  5.  Jabir bin Abdullah: Sahabat yang meriwayatkan sekitar 1.540 hadis.
Perawi dari kalangan Imam Perawi Hadis: 
  1. Imam Bukhari: Menyusun kitab hadis terkenal Shahih Bukhari, yang berisi hadis-hadis pilihan. 
  2. Imam Muslim: Menyusun kitab hadis Shahih Muslim. 
  3. Imam Abu Dawud: Menyusun kitab hadis Sunan Abu Dawud. 
  4. Imam Tirmidzi: Menyusun kitab hadis Sunan Tirmidzi. 
  5. Imam An-Nasa'i: Menyusun kitab hadis Sunan Nasa'i. 
  6. Imam Ibnu Majah: Menyusun kitab hadis Sunan Ibnu Majah. 
  7. Imam Ahmad bin Hanbal: Menyusun kitab hadis Musnad Ahmad. 
  8. Imam Malik bin Anas: Menyusun kitab hadis Muwatha' Malik.

Monday, September 8, 2025

Hadist Bukhari No.1

Hadist

Telah menceritakan kepada kami Al Humaidi Abdullah bin Az Zubair dia berkata, Telah menceritakan kepada kami Sufyan yang berkata, bahwa Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id Al Anshari berkata, telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Ibrahim At Taimi, bahwa dia pernah mendengar Alqamah bin Waqash Al Laitsi berkata;

 حَدَّثَنَا الْحُمَيْدِيُّ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الزُّبَيْرِ قَالَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ الْأَنْصَارِيُّ قَالَ أَخْبَرَنِي مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ التَّيْمِيُّ أَنَّهُ سَمِعَ عَلْقَمَةَ بْنَ وَقَّاصٍ اللَّيْثِيَّ يَقُولُ سَمِعْتُ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَلَى الْمِنْبَرِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ إِلَى امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ 

saya pernah mendengar Umar bin Al Khaththab diatas mimbar berkata; saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan; Barangsiapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa dia diniatkan"

Sunday, September 7, 2025

Perjalanan Tanpa Batas di Padang Mahsyar


Kajian Rutin Ahad Pagi, 7 September 2025
Ustadz : Zein Faqih
Tempat : Masjid Al mu'minun Perumahan Gayam Permai

Hari itu adalah hari yang tak terhindarkan. Hari di mana semua manusia dari awal penciptaan hingga akhir akan dikumpulkan di sebuah tempat yang luas, tanpa batas, yang disebut Padang Mahsyar. Di sana, tak ada pohon, tak ada bangunan, dan tak ada tempat bernaung. Manusia akan berdiri telanjang dan tidak beralas kaki, sama seperti saat mereka dilahirkan.
Matahari akan didekatkan, hanya berjarak satu mil di atas kepala. Panasnya tak terbayangkan, seolah-olah seluruh panas dunia dikumpulkan menjadi satu. Dalam kondisi seperti ini, setiap manusia akan mengeluarkan keringat sesuai dengan amal perbuatannya. Keringat ini menjadi cerminan dari dosa-dosa yang pernah dilakukan.
Ada yang keringatnya hanya sampai mata kaki, tanda dosanya tidak terlalu banyak. Namun, ada pula yang keringatnya mencapai lutut, pinggang, bahkan sampai tenggelam di dalamnya. Semakin banyak dosa yang diperbuat, semakin banyak pula keringat yang membanjiri tubuhnya. Keringat ini adalah saksi bisu dari segala perbuatan buruk yang pernah dilakukan di dunia.


Tujuh Golongan Manusia yang Mendapat Naungan
Di tengah kondisi yang sangat mencekam itu, ada kabar gembira. Nabi Muhammad SAW bersabda, seperti yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, bahwa ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan dari Allah SWT pada hari itu, di mana tidak ada naungan lain selain naungan-Nya. Mereka adalah orang-orang yang telah menjalani hidupnya dengan penuh ketaatan dan keikhlasan. 
  1. Pemimpin yang Adil: Seorang pemimpin yang selalu bijaksana, mengedepankan keadilan, dan menunaikan hak-hak rakyatnya tanpa memandang status. Setiap kita adalah pemimpin, minimal untuk diri sendiri dan keluarga. 
  2. Seorang Pemuda yang Tumbuh dalam Ketaatan: Masa muda adalah masa penuh godaan. Pemuda yang memilih untuk mengisi hidupnya dengan ibadah, menjauhi maksiat, dan taat kepada Allah adalah orang yang istimewa. 
  3. Laki-laki yang Hatinya Terpaut pada Masjid: Seseorang yang selalu merasa rindu dan nyaman berada di masjid. Ia selalu bergegas ke masjid saat mendengar azan dan merasa tenang saat beribadah di sana. 
  4. Dua Orang yang Saling Mencintai karena Allah: Dua orang yang berteman atau bersaudara bukan karena harta, jabatan, atau kepentingan dunia, melainkan hanya karena keimanan dan ketaatan kepada Allah. 
  5. Seorang Laki-laki yang Menolak Maksiat: Seseorang yang dirayu oleh wanita berkedudukan dan cantik, namun ia menolak dengan tegas sambil berkata, "Aku takut kepada Allah." Ia lebih memilih menjauhi dosa demi menjaga imannya. 
  6. Orang yang Bersedekah Secara sembunyi-sembunyi: Seseorang yang berinfak atau bersedekah dengan ikhlas, tanpa ingin diketahui orang lain. Sedekah tersebut begitu tersembunyi, hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya. 
  7. Seseorang yang Berdzikir dalam Kesunyian: Seorang laki-laki yang beribadah kepada Allah dalam keadaan sepi. Di saat tak ada yang melihat, ia meneteskan air mata karena menyadari dosa-dosa dan keagungan Tuhannya.

Nikmat Dunia Hanya Seujung Jari
Di hadapan semua kengerian dan ketaatan itu, kita diajarkan untuk merenungkan kembali arti kehidupan di dunia. Nikmat dunia yang kita kejar dan perjuangkan sesungguhnya sangatlah sedikit dan tak sebanding dengan kenikmatan abadi di akhirat. Nabi Muhammad SAW memberikan perumpamaan yang sangat sederhana, namun mendalam. 
Beliau bersabda, "Perumpamaan nikmat dunia dengan nikmat akhirat ibarat seseorang yang memasukkan jarinya ke dalam lautan, lalu ia mengangkatnya kembali. Lihatlah, air yang menetes dari jarinya itulah nikmat dunia, sedangkan sisanya adalah nikmat akhirat."
Perumpamaan ini mengingatkan kita bahwa apa pun yang kita miliki di dunia harta, jabatan, atau kebahagiaan adalah setetes air yang sangat kecil. Kenikmatan sejati yang tak terbatas hanya akan kita temukan di surga. Maka, sudah sepantasnya kita lebih fokus mengumpulkan bekal untuk perjalanan tanpa batas di Padang Mahsyar, agar kita bisa menjadi salah satu dari tujuh golongan yang beruntung.










Saturday, September 6, 2025

Kajian Rutin Ahad Pagi Ustadz Zein Faqih

Flyer Kajian Rutin Ahad Pagi

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, 
Mari merajut iman dan menimba ilmu bersama! 
Hadirilah Kajian Rutin Ahad Pagi, sebuah kesempatan berharga untuk memperdalam pemahaman agama dan mempererat ukhuwah Islamiyah. 

Waktu: Ahad, 7 September 2025 
Pukul: Ba'da Shalat Subuh Berjamaah 
Tempat: Masjid Al Mu'minun, Perumahan Gayam Permai, Banjarnegara 
Pemateri: Ustadz Zein Faqih 

Ajak keluarga, kerabat, dan sahabat Anda untuk bersama-sama hadir. Semoga langkah kita menuju majelis ilmu dicatat sebagai amal kebaikan di sisi Allah Subhanahu Wa Ta'ala. 
Jazakumullah Khairan Katsiran. 
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Thursday, September 4, 2025

Tiga Hal yang Membuat Kita Tidak Pantas Mengeluh

Bazar

Dalam menjalani hidup, kita sering kali lupa bahwa banyak kenikmatan besar yang Allah berikan kepada kita setiap hari. Kita sibuk mengeluhkan masalah-masalah kecil hingga luput mensyukuri anugerah luar biasa yang sebenarnya selalu kita terima.
Seperti yang disampaikan dalam tausiyah pagi, ada tiga hal utama yang seharusnya membuat kita tidak pantas mengeluh. Mengenali dan mensyukuri ketiganya akan mengubah cara pandang kita terhadap hidup dan membuat hati kita lebih tentram.

1. Bangun Tidur dalam Kondisi Aman 
Nikmat pertama yang sering kita lupakan adalah rasa aman saat bangun tidur. Kita membuka mata di pagi hari tanpa rasa tertekan, terancam, atau dikejar-kejar. Kita bisa melangkahkan kaki dari rumah dengan tenang, bahkan untuk menjalankan shalat Subuh berjamaah, tanpa kekhawatiran akan bahaya.
Coba bayangkan saudara-saudara kita yang hidup di daerah konflik, di mana bunyi bom atau tembakan adalah hal biasa. Mereka tidak pernah tahu apakah esok pagi mereka masih bisa melihat dunia atau apakah rumah mereka akan hancur lebur. Rasa aman yang kita miliki setiap hari adalah kenikmatan yang sangat besar, bahkan lebih berharga dari harta benda.
Maka, saat membuka mata, ucapkanlah, “Alhamdulillahilladzi ahyana ba’da ma amatana wa ilaihin nusyur”. Ya Allah, terima kasih Engkau telah menghidupkan aku setelah Engkau ‘matikan’ (tidur). Ini adalah pengakuan bahwa kita diberi kesempatan hidup lagi untuk berbekal, beramal, dan beristighfar.

2. Kondisi Badan yang Sehat dan Bugar
Nikmat besar kedua yang wajib kita syukuri adalah kesehatan. Tubuh kita memiliki 360 persendian yang berfungsi dengan baik. Jika satu saja persendian bermasalah, hidup kita akan terasa sulit. Bayangkan jika lutut sakit, mata rabun, atau telinga tidak bisa mendengar—semua aktivitas akan terganggu.
Udara Subuh, yang merupakan udara paling bersih karena belum tercampur dengan nafas orang-orang kafir dan munafik yang tidak bangun pagi, adalah karunia yang luar biasa. Menghirup udara bersih ini menyehatkan paru-paru dan memberi asupan terbaik untuk tubuh kita. Orang-orang yang berjuang melawan kantuk, dingin, dan rasa malas untuk shalat atau menuntut ilmu di waktu Subuh pantas mendapatkan gelar Mujahidin Fajar, pejuang di waktu Subuh.
Sebagai wujud rasa syukur atas nikmat sehat, Rasulullah menganjurkan kita untuk mengerjakan shalat Dhuha. Minimal dua rakaat, shalat ini adalah cara kita membayar ‘hak’ dari 360 persendian di tubuh kita. Shalat Dhuha adalah ibadah tingkat tinggi, yang merupakan perwujudan syukur kita kepada Allah dengan bersujud di waktu Dhuha.

3. Masih Memiliki Bahan Makanan untuk Hari Ini
Kenikmatan ketiga adalah saat kita masih memiliki makanan untuk dikonsumsi hari ini. Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang bangun tidur dalam keadaan aman, sehat badannya, dan ia memiliki bahan makanan untuk satu hari itu, maka seakan-akan ia telah memiliki seluruh dunia.”
Ini adalah pengingat bahwa kita sering mengeluh hanya karena masalah kecil, seperti kurangnya uang atau keinginan yang belum tercapai, padahal tiga kenikmatan besar ini—keamanan, kesehatan, dan ketersediaan makanan—sudah kita miliki.
Sering kali kita tidak sadar akan besarnya nikmat ini. Kita bahkan khawatir nikmat tersebut akan dicabut oleh Allah, karena Allah telah berfirman, “Jika kalian tidak bersyukur atas nikmat-Ku, sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”

Definisi Syukur yang Sesungguhnya
Syukur bukanlah sekadar ucapan “terima kasih”, tetapi sebuah tindakan. Definisi syukur yang paling tepat adalah menggunakan nikmat Allah untuk taat kepada-Nya.
Jika kita memiliki kesehatan, gunakan untuk beribadah dan beramal shaleh. Jika kita memiliki waktu luang, gunakan untuk menuntut ilmu. Seorang pensiunan yang dulu sibuk bekerja kini bisa menggunakan waktu luangnya untuk mencari ‘jalan pulang’ ke hadirat Allah. Ia menggunakan waktu luangnya untuk mendatangi majelis ilmu dan berbekal untuk perjalanan panjang menuju akhirat.
Mari kita renungkan tiga nikmat besar ini setiap hari. Dengan begitu, kita akan merasa lebih damai dan menyadari betapa melimpahnya karunia Allah, sehingga tidak ada lagi alasan untuk mengeluh.

Wednesday, September 3, 2025

Tuesday, September 2, 2025

Perbaiki Hidupmu Dengan Sholat


Perbaiki Hidupmu Dengan Sholat- 
Ustadz Syafiq Riza Basalamah, L.C., M.A, 
Masjid At Taqwa Banjarnegara 

Hidup di era modern yang serba cepat ini tak jarang membuat kita merasa lelah dan kehilangan arah. Berbagai masalah, mulai dari tekanan pekerjaan, tuntutan sosial, hingga guncangan mental, seolah menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian. Fenomena ini diperkuat oleh data WHO yang menyebutkan bahwa satu miliar penduduk dunia mengalami gangguan mental. Namun, di tengah hiruk pikuk ini, ada satu ibadah yang menawarkan solusi spiritual dan batin: Sholat.
Sholat, ibadah yang diwajibkan lima kali sehari semalam, bukanlah sekadar ritual. Ia adalah sebuah kebutuhan yang sangat penting bagi setiap Muslim untuk menjaga kesehatan fisik dan mentalnya. Rasulullah SAW bahkan memerintahkan orang tua untuk melatih anak-anaknya sholat sejak usia tujuh tahun, jauh sebelum mereka baligh. Perintah ini menunjukkan betapa esensialnya sholat dalam membangun karakter dan spiritualitas sejak dini.
Sholat menjadi tiang agama yang membedakannya dari ibadah lain. Jika puasa hanya diwajibkan setahun sekali, dan haji sekali seumur hidup bagi yang mampu, salat hadir setiap hari dan berulang kali. Ini menunjukkan bahwa manusia membutuhkan sholat secara terus-menerus untuk menjaga hubungan dengan Allah SWT dan menemukan ketenangan dalam hidupnya.

Kajian ini mengungkapkan beberapa poin penting terkait salat:
Sholat adalah Kewajiban yang Terikat Waktu
sholat memiliki waktu yang telah ditetapkan. Kita tidak bisa melaksanakannya di luar waktu yang telah ditentukan, karena Allah SWT telah menyusun jadwalnya dengan sempurna. Dimulai dari salat Subuh, yang menandai awal kehidupan baru, hingga sholat Isya yang mengakhirinya. Waktu-waktu salat ini bukan sekadar jadwal, melainkan sebuah pengingat agar kita selalu terhubung dengan-Nya di setiap fase kehidupan.
Kesehatan Fisik dan Mental dalam Setiap Gerakan Sholat
Selain menjadi sebuah kewajiban, sholat juga membawa manfaat luar biasa bagi kesehatan fisik dan mental. Setiap gerakan, mulai dari takbiratul ihram hingga salam, dirancang untuk menenangkan jiwa dan memberikan kesegaran fisik. Waktu-waktu salat yang teratur juga membentuk disiplin diri, mencegah kita dari kelalaian. Sholat Subuh, misalnya, merupakan cara untuk mengawali hari dengan bersyukur dan penuh keberkahan, jauh dari sifat malas dan tidur berlebihan. Mensyukuri Nikmat Sehat dan Waktu Luang
Dalam kehidupan ini, kita sering kali lalai akan dua nikmat besar yang dianugerahkan Allah: kesehatan dan waktu luang. Kesehatan adalah harta yang jauh lebih berharga daripada uang triliunan. Kita baru menyadari betapa berharganya kesehatan saat kita sakit dan harus mengeluarkan biaya besar untuk berobat.
Sama halnya dengan waktu luang. Bagi sebagian orang, waktu luang mungkin dianggap sebagai hal yang sia-sia, namun sebenarnya ia adalah kesempatan emas untuk meningkatkan diri. Waktu luang dapat digunakan untuk beribadah, membaca Al-Qur'an, atau melakukan hal-hal positif lainnya. Umar bin Khattab membenci pemuda yang menganggur, bukan karena tidak bekerja, tetapi karena waktu luangnya tidak dimanfaatkan untuk hal-hal yang bermanfaat, baik untuk dunia maupun akhirat. Dengan demikian, sholat menjadi cara terbaik untuk mensyukuri nikmat sehat dan mengisi waktu luang dengan kegiatan yang mendekatkan diri kepada Allah.
Dengan menunaikan sholat secara khusyuk dan tepat waktu, kita tidak hanya menjalankan kewajiban sebagai hamba, tetapi juga memperbaiki kualitas hidup kita secara menyeluruh. Mari jadikan sholat sebagai poros kehidupan kita, agar kita selalu berada dalam bimbingan Allah SWT dan mendapatkan kebahagiaan sejati di dunia dan akhirat.

Monday, September 1, 2025

Undangan Rutin Jami'yyatul Qur'an Bulan September 2025

Setiap awal bulan menjadi momen yang dinanti-nantikan oleh para anggota Jami'yyatul Qur'an. Tepatnya pada tanggal 1 setiap bulannya, ba'da salat Isya, mereka berkumpul untuk melaksanakan kegiatan rutin yang penuh berkah: khotmil Al-Qur'an. Tradisi ini bukan hanya sekadar agenda bulanan, melainkan juga wadah untuk mempererat tali silaturahmi, memperdalam pemahaman agama, dan meningkatkan kecintaan terhadap Al-Qur'an.
Pada bulan September 2025 ini, agenda istimewa itu kembali digelar. Bertempat di masjid atau pusat kegiatan yang telah ditentukan, suasana khidmat dan penuh kekhusyukan terasa sejak para jemaah mulai berdatangan. Mereka membawa Al-Qur'an masing-masing, siap untuk melafalkan setiap ayat dengan penuh penghayatan.
Khotmil Al-Qur'an yang menjadi inti dari kegiatan ini bukan hanya sekadar membaca hingga tuntas, tetapi juga mencerminkan semangat kebersamaan. Setiap anggota mendapat giliran untuk membaca bagian-bagian tertentu dari Al-Qur'an secara bergantian. Suara-suara indah yang melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an secara berkesinambungan menciptakan harmoni spiritual yang menenangkan hati.
Kegiatan rutin ini memiliki banyak makna. Pertama, ini adalah bentuk komitmen untuk selalu menjaga interaksi dengan Al-Qur'an, menjadikannya sebagai pedoman hidup. Kedua, khotmil Al-Qur'an bersama-sama melahirkan energi positif dan motivasi bagi setiap individu untuk lebih giat lagi dalam beribadah. Ketiga, momen ini menjadi sarana dakwah yang efektif, mengajak lebih banyak orang untuk merasakan indahnya mencintai Al-Qur'an.
Usai melantunkan ayat terakhir, acara biasanya ditutup dengan doa bersama. Doa tersebut dipanjatkan untuk kebaikan diri, keluarga, dan seluruh umat Islam, seraya memohon keberkahan dan syafaat dari Al-Qur'an. Setelah itu, momen kebersamaan dilanjutkan dengan ramah tamah, berbagi cerita, dan saling menguatkan dalam perjalanan spiritual.
Dengan rutinnya kegiatan ini, Jami'yyatul Qur'an berhasil menciptakan sebuah komunitas yang solid, di mana nilai-nilai Al-Qur'an dijunjung tinggi dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Mereka membuktikan bahwa Al-Qur'an tidak hanya dibaca, tetapi juga dihayati dan diamalkan. Tradisi baik ini diharapkan dapat terus berlanjut, menjadi pengingat bagi setiap individu untuk selalu kembali kepada Al-Qur'an di tengah kesibukan dunia.

Monday, August 25, 2025

Menghidupkan Malam, Meraih Kenikmatan Abadi: Tausiyah Mendalam Ustadz Retno tentang Qiyamul Lail

Pada hari Ahad Pon, 24 Agustus 2025, Ustadz Retno Ahmad Pujiono, Lc., menyampaikan tausiyah yang mendalam mengenai keutamaan qiyamul lail dan kaitannya dengan semangat kemerdekaan Indonesia. Beliau mengawali dengan mengingatkan bahwa 17 Agustus 1945 bertepatan dengan 9 Ramadhan 1364 H, hari Jumat Manis. Beliau menyoroti signifikansi tanggal tersebut, yang dipilih karena mayoritas penduduk Indonesia adalah Muslim. Angka 17 juga memiliki makna khusus dalam Islam, identik dengan tanggal diturunkannya Al-Qur'an dan jumlah rakaat shalat fardhu dalam sehari.

Perbedaan Qiyamul Lail dan Tahajud
Ustadz Retno menjelaskan bahwa qiyamul lail dan tahajud sering dianggap sama, padahal memiliki makna yang berbeda.
Qiyamul Lail adalah istilah yang lebih umum, mencakup segala aktivitas untuk "menghidupkan malam" dengan mengingat Allah. Ini tidak hanya terbatas pada shalat, tetapi juga bisa berupa membaca Al-Qur'an, bersedekah di malam hari, merenung (tafakkur), dan ibadah lainnya di masjid.
Tahajud adalah bentuk shalat malam yang lebih spesifik, yaitu shalat yang dilakukan setelah seseorang tidur terlebih dahulu.

Fadilah-Fadilah Qiyamul Lail
Ustadz Retno menguraikan beberapa keutamaan (fadilah) dari qiyamul lail, yang semuanya merupakan pintu-pintu kebaikan bagi seorang Muslim.
1. Pembuka Pintu Kebaikan
Beliau mengutip sebuah hadits di mana Rasulullah ﷺ menunjukkan Mu'adz bin Jabal tentang pintu-pintu kebaikan. Hadits tersebut menyebutkan tiga amalan utama: puasa sebagai perisai, sedekah yang dapat memadamkan kemaksiatan, dan shalat malam yang membuka pintu-pintu kebaikan. Sebagaimana firman Allah dalam QS. As-Sajadah, "Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya," yang menggambarkan betapa orang-orang yang dekat dengan Allah rela meninggalkan kenyamanan tidur demi beribadah.
Shalat malam adalah bentuk pengakuan atas dosa dan kelalaian kita. Sebagai balasannya, Allah akan memberikan kenikmatan yang begitu besar di surga kelak, yang akan membuat mata kita terbelalak saking gembiranya. Amalan yang dilakukan secara rahasia ini akan dibalas dengan pahala yang juga dirahasiakan oleh Allah, membuat hamba-Nya terkejut dengan kebahagiaan yang tak terduga.
2. Jalan Menuju Surga dan Terhindar dari Neraka
Ustadz Retno mengisahkan seorang hamba yang terakhir keluar dari neraka dan akhirnya masuk surga karena rahmat Allah. Meskipun pada awalnya hanya berada di pinggir surga, keinginannya untuk mendapatkan yang lebih baik mendorongnya untuk terus berdoa. Ini menunjukkan bahwa meskipun kenikmatan surga sudah terbayang, tabiat manusia adalah selalu menginginkan yang terbaik.
Qiyamul lail juga merupakan salah satu ciri dari hamba-hamba yang beribadah dengan ihsan, seolah-olah mereka melihat Allah. Mereka menghidupkan malam dengan shalat dan tilawah Al-Qur'an.
Ustadz Retno mengingatkan bahwa banyak orang yang mengetahui betapa mengerikannya siksa neraka, namun justru lebih memilih tidur daripada beribadah. Padahal, shalat tahajud adalah amalan para wali Allah.
Selain manfaat spiritual, tahajud juga memiliki manfaat fisik. Ustadz Retno menyebutkan bahwa tahajud dapat membuat badan lebih sehat. Beliau mengaitkannya dengan para sahabat Nabi yang dikenal sangat sehat dan kuat saat berperang melawan musuh Islam, yang tidak lepas dari kebiasaan mereka menghidupkan malam dengan ibadah.
Semoga kita semua dapat mengambil pelajaran dari tausiyah Ustadz Retno Ahmad Pujiono, Lc., dan semakin termotivasi untuk menghidupkan malam dengan qiyamul lail.




Friday, August 22, 2025

Lomba 17-an: Video Meriahkan HUT RI Ke-80 dengan Semangat Anak-Anak!

Perumahan Gayam Permai Banjarnegara baru saja disemarakkan oleh tawa riang dan semangat juang anak-anak dalam merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-80. Lomba 17-an yang diselenggarakan oleh para remaja Gayam Permai ini sukses besar, membuktikan bahwa semangat gotong royong dan kreativitas bisa menciptakan perayaan yang tak terlupakan.
Acara yang berlangsung dari tanggal 5 hingga 10 Agustus 2025 ini berhasil menarik perhatian puluhan anak-anak yang antusias mengikuti berbagai perlombaan unik. Panitia remaja Gayam Permai menunjukkan dedikasi luar biasa dalam mengelola seluruh rangkaian acara. Dengan persiapan matang dan ide-ide kreatif, mereka berhasil menyulap area perumahan menjadi arena permainan yang seru.
Ada beberapa mata lomba yang dipertandingkan, dan semuanya dijamin menguji ketangkasan serta kesabaran para peserta cilik.
Memasukkan Sedotan ke dalam Botol:
Lomba ini menuntut ketelitian dan fokus. Anak-anak harus beradu cepat memasukkan sedotan satu per satu ke dalam botol dengan tangan di belakang. Setiap sedotan yang masuk disambut sorak sorai penonton, menambah keseruan kompetisi.
Parak Lele:
Dalam lomba ini, anak-anak harus berjalan di atas tali sambil membawa ember berisi air. Keseimbangan dan konsentrasi jadi kunci untuk tidak menumpahkan air. Tawa pecah saat ada peserta yang goyah, namun semangat pantang menyerah mereka patut diacungi jempol.
Pecah Air:
Lomba ini mungkin yang paling seru dan mengundang gelak tawa. Dengan mata tertutup, anak-anak harus memecahkan plastik berisi air yang digantung. Komando dari teman-teman di sekitar jadi panduan penting, menciptakan momen-momen lucu yang menghibur.
Tiup Botol:
Tak kalah menantang, lomba tiup botol menguji kekuatan napas. Peserta harus meniup botol hingga jatuh. Meski terlihat mudah, butuh strategi dan napas panjang untuk bisa jadi pemenangnya.
Makan Kerupuk:
Lomba klasik yang tak pernah absen! Anak-anak berjuang menghabiskan kerupuk yang digantung tanpa bantuan tangan. Lomba ini selalu jadi primadona, di mana wajah-wajah serius saat mencoba menggigit kerupuk berpadu dengan tawa saat kerupuk bergoyang tak mau diam.
Suksesnya acara ini tak lepas dari kerja keras panitia remaja. Mereka membuktikan bahwa kepercayaan yang diberikan oleh warga Gayam Permai untuk mengelola lomba anak-anak ini dijalankan dengan baik. Mereka tidak hanya mengorganisir, tapi juga menciptakan suasana yang penuh kehangatan dan semangat kebersamaan.
Lomba 17-an di Gayam Permai bukan sekadar ajang mencari pemenang, tapi juga sarana untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan semangat kebersamaan sejak dini. Ini adalah bukti nyata bahwa kemerdekaan bisa dirayakan dengan cara yang sederhana namun bermakna, menanamkan nilai-nilai luhur perjuangan kepada generasi penerus. 
Selamat ulang tahun, Indonesiaku! Mari terus gelorakan semangat ini di setiap langkah kita.

Monday, August 18, 2025

Laporan Pelaksanaan Kegiatan HUT RIke-80 Tahun 2025

Perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-80 tahun 2025 di Perumahan Gayam Permai tahun ini berlangsung meriah dan penuh makna. Berbagai kegiatan telah dilaksanakan untuk memperingati hari bersejarah ini, melibatkan partisipasi aktif dari seluruh warga, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

Timeline Kegiatan :


Berikut adalah laporan singkat mengenai rangkaian acara yang telah terselenggara:

Persiapan dan Pemasangan Atribut Kemerdekaan (1 Agustus 2025)

Sebagai penanda dimulainya rangkaian acara, pada tanggal 1 Agustus 2025 seluruh warga bergotong royong memasang Bendera Merah Putih, Layur, dan Lampu Hias di depan rumah masing-masing. Kegiatan ini dikoordinasikan oleh Seksi Keindahan dan Kebersihan Lingkungan, memastikan setiap sudut lingkungan terlihat semarak dan bersih. Pemandangan bendera yang berkibar serentak dan lampu hias yang berkelap-kelip menciptakan suasana kemerdekaan yang kental dan membangkitkan semangat nasionalisme.


Pekan Perlombaan Anak dan Keluarga (5–10 Agustus 2025)

Rangkaian acara dilanjutkan dengan Pekan Lomba Anak-anak dan Remaja yang berlangsung dari tanggal 5 hingga 10 Agustus 2025. Berbagai lomba seru diadakan untuk menguji kreativitas dan sportivitas anak-anak, seperti lomba balap karung, makan kerupuk, hingga menggambar. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga sarana untuk mempererat tali persaudaraan antar warga.



Puncak Acara: Senam, Jalan Sehat, dan Lomba Dawis (10 Agustus 2025)

Pada hari Minggu, 10 Agustus 2025, suasana pagi di lingkungan kita dipenuhi keceriaan. Acara dimulai tepat pukul 06.30 WIB dengan Senam Sehat yang diikuti oleh seluruh warga dengan penuh semangat. Setelah itu, dilanjutkan dengan Jalan Santai dengan rute yang sudah ditentukan, melewati GP, Rejasa, Legok, dan berakhir kembali di GP. Semua peserta kompak mengenakan dress code nuansa merah putih yang membuat suasana semakin meriah. Setelah lelah berjalan santai, warga berkumpul untuk makan bersama dengan hidangan yang sudah disiapkan. 
Momen ini dimanfaatkan untuk saling berbincang dan mengakrabkan diri. Acara kemudian dilanjutkan dengan Lomba Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang mengundang gelak tawa, seperti Estafet Lagu, Estafet Sarung, dan Gendong Ember. Di tengah-tengah acara, anak-anak juga berkesempatan untuk saling bertukar kado yang unik, di mana kado tersebut dibungkus dengan kertas koran. Momen ini mengajarkan nilai kesederhanaan dan kebersamaan. 



Malam Resepsi Kemerdekaan (16 Agustus 2025)

Rangkaian perayaan HUT RI ke-80 ditutup dengan Malam Resepsi Kemerdekaan pada tanggal 16 Agustus 2025, dimulai pukul 19.30 WIB. Acara ini menjadi panggung bagi anak-anak untuk menunjukkan bakatnya melalui kreasi gerak dan lagu yang menghibur. Malam resepsi dibuka dengan sambutan-sambutan hangat dari Ketua Panitia dan Ketua RT. 
Dalam sambutannya, mereka mengucapkan terima kasih atas partisipasi seluruh warga yang telah menyukseskan acara ini. Kehadiran dan antusiasme warga membuat malam resepsi terasa semakin istimewa dan menjadi penutup yang manis untuk seluruh rangkaian kegiatan. Secara keseluruhan, perayaan HUT RI ke-80 tahun ini berjalan sukses berkat kerja sama dan semangat kebersamaan seluruh warga. Semoga semangat persatuan ini terus terjaga dan menjadi bekal bagi kita untuk membangun lingkungan yang lebih baik di masa depan.

Laporan Kegiatan Lomba HUT RI ke-80 Perumahan Gayam Permai Banjarnegara

Perumahan Gayam Permai Banjarnegara menyelenggarakan beragam perlombaan seru untuk memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia. Acara ini berhasil membangkitkan semangat kebersamaan dan keceriaan di antara seluruh warga, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

Pekan Lomba Anak-anak (5-10 Agustus 2025)

Semangat kemerdekaan terasa begitu kuat di Perumahan Gayam Permai dengan adanya Pekan Lomba Anak-anak yang berlangsung meriah dari tanggal 5 hingga 10 Agustus 2025. Berbagai jenis lomba yang kreatif dan menghibur telah sukses diselenggarakan, seperti lomba tepung, spons air, dan pecah air, yang menguji ketangkasan dan kerja sama tim. 
 Ada pula lomba makan kerupuk dan balap bola pingpong yang selalu berhasil mengundang tawa. Tidak ketinggalan, lomba balap belut dan estafet air menjadi tantangan tersendiri yang membuat anak-anak semakin antusias. Semua lomba ini dirancang tidak hanya untuk bersenang-senang, tetapi juga untuk melatih sportivitas dan kekompakan sejak dini.




Lomba Bapak-bapak dan Ibu-ibu (10 Agustus 2025)

Tidak hanya anak-anak, para orang tua juga turut serta dalam kemeriahan HUT RI. Setelah berhasil menyelesaikan kegiatan jalan sehat yang menyegarkan pada 10 Agustus 2025, giliran bapak-bapak dan ibu-ibu menunjukkan kekompakan mereka dalam serangkaian lomba yang tak kalah menarik. 
Lomba estafet sarung, gendong ember, Nyunggi tampah dan estafet lagu menjadi ajang hiburan yang mengundang tawa riuh penonton. Semangat juang dan kekompakan para peserta lomba membuat suasana menjadi semakin hangat dan akrab. Kegiatan ini membuktikan bahwa semangat kemerdekaan tidak mengenal usia dan menjadi momen berharga untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga. 
Rangkaian acara lomba ini berjalan dengan lancar dan sukses berkat antusiasme serta partisipasi aktif dari seluruh warga Perumahan Gayam Permai. Semoga semangat kebersamaan ini terus terjaga dan menjadi tradisi positif di tahun-tahun mendatang.