Rahasia Takdir Ilahi Hingga Hangatnya Sate Ayam Ukhuwah

Pagi yang cerah di Perumahan Gayam Permai Banjarnegara kembali disinari oleh cahaya ilmu dan keimanan melalui kegiatan Kajian Rutin Ahad Pagi yang diselenggarakan oleh Takmir Masjid Al Mu'minun. Dalam suasana penuh kekeluargaan, jamaah berkesempatan mendalami tema krusial, yaitu Takdir, dengan merujuk pada lautan hikmah dalam Al-Qur'an Surat At-Taghabun ayat 11 sampai dengan 13.
Bersama al-Ustadz Yusman, S.H.I., kajian ini menjadi momen berharga untuk merenungkan kembali hakikat kehidupan, musibah, dan kehendak mutlak Allah SWT. Ayat 11 dari Surah At-Taghabun menegaskan sebuah prinsip agung:

"Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa (seseorang), kecuali dengan izin Allah..."

Pesan utama dari ayat ini adalah pengakuan total terhadap kekuasaan Allah (Takdir) sebagai sumber segala kejadian, baik yang menyenangkan maupun yang menyedihkan. Keimanan sejati kepada Takdir inilah yang menjadi kunci bagi hati seorang mukmin untuk mendapatkan petunjuk, ketenangan, dan kesabaran saat menghadapi cobaan

Ayat-ayat berikutnya (12-13) kemudian menjadi penegasan dan konsekuensi logis dari penerimaan takdir tersebut. Ayat 12 mengingatkan kita pada kewajiban fundamental: ketaatan mutlak kepada Allah dan Rasul-Nya. Sementara Ayat 13 menegaskan bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah, yang kemudian diakhiri dengan perintah yang mendalam, 

"Dan hendaklah orang-orang mukmin bertawakal kepada Allah saja."

Dari uraian Ustadz Yusman, jamaah diajak memahami bahwa iman kepada Takdir tidak berarti fatalisme atau pasrah tanpa usaha. Sebaliknya, ia memacu seorang mukmin untuk berikhtiar semaksimal mungkin, berpegang teguh pada syariat, dan kemudian menyerahkan segala hasilnya kepada Allah (Tawakal). Ketika musibah datang, seorang mukmin dengan iman yang benar akan mendapatkan ketenangan di hati karena yakin bahwa semua itu adalah bagian dari rencana dan ilmu Allah yang Maha Sempurna. Hati yang tertuntun oleh iman akan senantiasa berbaik sangka kepada ketetapan-Nya.

Sesi kajian yang mencerahkan ini ditutup dengan ramah-tamah yang hangat, yaitu makan Sate Ayam bersama yang dipersiapkan dengan penuh keikhlasan oleh Ibu-ibu Pengajian Asy Syifa. Lebih dari sekadar hidangan, momen ini menjadi simbol eratnya ukhuwah islamiyah dan kebersamaan di antara warga Perumahan Gayam Permai, menegaskan bahwa ilmu dan iman akan semakin kokoh jika diiringi dengan jalinan silaturahmi dan amal saleh.
Semoga ruh keimanan dan tawakal yang kita dapatkan dari Surah At-Taghabun ini dapat terus kita implementasikan dalam kehidupan sehari-hari, menjadi bekal untuk menghadapi setiap ketetapan Allah dengan hati yang sabar dan bersyukur. Wallahu a'lam bish-shawab.

















Share:

Undangan Subuh Berjama'ah, 19 Oktober 2025

 


Undangan Subuh Berjama'ah dilanjutkan dengan Kajian rutin Ahad Pagi, 19 Oktober 2025. Bersama Ustadz Yusman, SHI. Selaku Ketua Takmir Masjid Al Mu'minun Perumahan Gayam Permai Banjarnegara

Share:

Kisah Pangeran Yang Menolak Fasilitas Negara



Judul Kajian: Kesehatan dan Waktu: Cermin Kezuhudan Seorang Pangeran
Pemateri : Ustadz Firdaus Maulana Akbar, Lc.
Waktu : Ahad, 12 Oktober 2025 (Pukul 05.00 - Selesai)
Tempat: Masjid Al-Mu'minun, Perumahan Gayam Permai, Banjarnegara

Pengajian Ahad Pagi di Masjid Al-Mu'minun, 12 Oktober 2025, menghadirkan Ustadz Firdaus Maulana Akbar, Lc., dengan materi yang membumi namun menggugah: Kesehatan dan Waktu. Kedua nikmat ini seringkali terlupakan nilainya hingga keduanya dicabut. Ustadz menekankan bahwa dalam Islam, pengelolaan diri (termasuk tubuh dan waktu) adalah bentuk ketaatan, sebuah filosofi hidup yang sempurna tercermin dalam kisah-kisah para pendahulu yang luhur.

Ustadz Firdaus Maulana Akbar memulai kajian dengan mengingatkan hadits Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam tentang dua nikmat yang sering dilalaikan manusia, yakni kesehatan dan waktu luang. Kesehatan adalah modal utama ibadah dan produktivitas, sementara waktu adalah bejana tempat amal saleh diletakkan. Keduanya menuntut tanggung jawab dan manajemen yang baik dari setiap Muslim.
Poin kunci dari kajian ini kemudian dikaitkan dengan makna zuhud (meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat di akhirat), khususnya dalam konteks profesionalisme dan integritas. Ustadz kemudian mengangkat kisah yang sangat inspiratif:

Kisah Pangeran Penolak Fasilitas Negara
Dalam kemegahan Dinasti Abbasiyah, putra Khalifah Harun Ar-Rasyid memilih jalan sunyi. Ia menolak fasilitas istana dan hidup mandiri sebagai buruh harian. Ia bekerja dengan upah sangat sederhana 1/6 Dirham atau kurang lebih 600 ribu rupuah, tinggal di rumah yang selayaknya disebut sebuah gubug, dan menetapkan syarat kerja yang tegas: 
  • Ia hanya bekerja 1 hari yaitu di hari Sabtu dari pukul 05.00 s.d. 22.00. 
  • Ia harus berhenti bekerja tepat saat azan berkumandang untuk menunaikan salat berjamaah.
Kisah yang diriwayatkan Abdullah bin Al-Faraj ini menjadi sorotan Ustadz. Pangeran itu tidak hanya bekerja profesional, Ia bahkan menolak uang tip, hanya mau menerima upah yang menjadi haknya. Hidupnya penuh integritas, menunjukkan keseimbangan sempurna antara mencari rezeki halal (dunia) dan ketaatan beribadah (akhirat). 

Bahkan saat terbaring sakit, ia hanya berbantalkan batu dan wasiatnya hanya sehelai kain kafan dari baju yang ia pakai. Identitasnya baru terungkap setelah ia meninggal. Sebelum meninggal ia memberi wasiat kepada Abdullah Bin Al Faraj agar menyerahkan mutiara untuk diserahkan kepada Khalifah, Harun Al Rasyid. Hal inilah yang membuat sang Khalifah menangis haru di pusara anaknya.
Jadi selama ini sang anak Khalifah rela untuk menujukan jatidirinya tanpa membawa nama ayahnya. Saat berpamitan dulu anaknya memohon ijin kepada Ayahnya (Harun Al Rasyid) untuk menuntut ilmu dan Sang Ayah membekali dengan sebutir Mutiara sebesar bola tenis.

Ustadz Firdaus menjelaskan bahwa zuhud bukanlah kemiskinan, melainkan kekayaan jiwa yang tidak bergantung pada fasilitas dunia. Pangeran itu mengajarkan nilai-nilai penting:
  • Prioritas Waktu: Tidak ada kesibukan duniawi yang boleh menunda panggilan Allah (salat tepat waktu).
  • Integritas Harta: Hanya menerima hak yang telah disepakati (menolak uang tip) adalah cermin jiwa yang mulia.
  • Kemandirian: Anak seorang tokoh besar memilih berdiri di atas kakinya sendiri, sebuah teladan yang patut dicontoh oleh generasi muda.
Ustadz Firdaus Maulana Akbar menekankan bahwa kesehatan dan waktu harus dimanfaatkan untuk mencapai kualitas hidup tertinggi, yaitu hidup yang seimbang antara dunia dan akhirat.
Kisah putra Harun Ar-Rasyid adalah teguran keras bagi kita semua. Jika seorang pangeran pewaris tahta mampu menanggalkan kemewahan demi integritas dan ketaatan, maka seharusnya kita yang memiliki tanggung jawab yang lebih ringan mampu mengelola waktu, menjaga kesehatan, dan menjalani hidup dengan profesionalisme serta ketaatan yang sama.
Pengajian di Masjid Al-Mu'minun pagi itu bukan hanya menambah ilmu, tetapi juga menumbuhkan semangat untuk menjadi pribadi yang mandiri, berintegritas, dan selalu menempatkan urusan akhirat di atas godaan dunia. Ini adalah cermin dari sabda Sayyidina Ali: "Pemuda itu ialah yang berani berkata inilah aku, dan bukanlah pemuda itu yang berkata inilah ayahku."



Share:

Subuh Berjama'ah dan Manisnya Majelis Ilmu di Ahad Pagi

Waktu subuh seringkali menjadi medan pertempuran terbesar melawan hawa nafsu dan kenyamanan bantal. Namun, bagi seorang Muslim, Sholat Subuh adalah gerbang emas menuju keberkahan sepanjang hari. Lebih dari itu, Subuh berjamaah yang dilanjutkan dengan kajian rutin Ahad Pagi adalah kombinasi amalan istimewa untuk memulai pekan dengan fondasi iman dan ilmu.
1. Keistimewaan Shalat Subuh Berjamaah: Jaminan dan Cahaya
Salat Subuh adalah salat fardhu yang paling disaksikan oleh para malaikat, sebagaimana firman Allah dalam Surah Al-Isra' ayat 78:
"...dan (dirikanlah pula salat) Subuh. Sesungguhnya shalat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat)."
Keutamaan bagi mereka yang berjuang melawan kantuk dan dingin untuk melaksanakannya secara berjamaah di masjid sungguh luar biasa:

A. Pahala Shalat Semalam Penuh
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:
"Barangsiapa yang shalat Isya’ berjamaah maka seolah-olah dia telah salat malam selama separuh malam. Dan barangsiapa yang shalat Subuh berjamaah maka seolah-olah dia telah shalat seluruh malamnya."(HR. Muslim)
B. Berada dalam Jaminan Allah
Orang yang melaksanakan shalat Subuh berjamaah akan berada di bawah perlindungan dan jaminan Allah SWT. Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:
"Barangsiapa yang mengerjakan shalat Subuh, maka ia berada di dalam jaminan Allah."(HR. Muslim)
C. Mendapatkan Cahaya Sempurna di Hari Kiamat
Bagi mereka yang berjalan dalam kegelapan (menuju masjid saat Subuh) akan diberikan ganjaran cahaya yang sempurna pada Hari Kiamat.

2. Menyambut Berkah dengan Kajian Rutin Ahad Pagi
Setelah meraih keutamaan Subuh berjamaah, melanjutkan momen berharga tersebut dengan duduk di majelis ilmu (kajian rutin Ahad Pagi) adalah sebuah kesempurnaan. Majelis ilmu di waktu pagi merupakan momentum terbaik untuk menanamkan ilmu di hati, pikiran, dan jiwa.
A. Jalan yang Dimudahkan Menuju Surga
Menghadiri majelis ilmu di masjid adalah salah satu jalan termudah menuju Surga. Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:
"Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju Surga."(HR. Muslim)
B. Majelis Ilmu Adalah Taman Surga
Majelis ilmu, di mana Al-Qur'an dibaca dan dipelajari, disamakan oleh Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam sebagai Riyadhul Jannah (Taman Surga). Di tempat ini, kaum Muslim akan dilingkupi oleh ketenangan (sakinah), dinaungi rahmat, dikelilingi oleh para malaikat, dan bahkan Allah subhanahu wa ta’ala akan menyebut-nyebut mereka di sisi makhluk yang mulia.
C. Fondasi Spiritual untuk Seminggu ke Depan
Mengawali Ahad pagi dengan ilmu dan dzikir memberikan bekal spiritual yang kokoh. Ilmu yang didapat akan menjadi pengingat (zikra) dan penasihat (nasihat) agar kita mampu menjalani aktivitas dan menghadapi godaan dunia selama sepekan ke depan dengan keimanan yang stabil. Momen ini juga mempererat tali silaturahmi antarjamaah, membangun kekuatan sosial di lingkungan perumahan atau desa.

Menggabungkan Subuh berjamaah dan Kajian Rutin Ahad Pagi adalah paket sempurna untuk mengoptimalkan awal hari dan awal pekan Anda. Ini bukan hanya rutinitas, melainkan investasi akhirat yang akan mendatangkan keberkahan, jaminan perlindungan, hingga pahala yang berlimpah dari Allah subhanahu wa ta’ala. Mari jadikan Ahad Pagi bukan hanya hari libur, melainkan hari untuk mengisi ruh dan akal dengan petunjuk-Nya, demi meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.

Share:

Ketika Ibadah Bukan Soal Banyak, Tetapi Istiqomah

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna berkata, telah menceritakan kepada kami Yahya dari Hisyam berkata, telah mengabarkan bapakku kepadaku dari Aisyah bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mendatanginya dan bersamanya ada seorang wanita lain, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "siapa ini?" Aisyah menjawab: "si fulanah", Lalu diceritakan tentang shalatnya. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "tinggalkanlah apa yang tidak kalian sanggupi, demi Allah, Allah tidak akan bosan hingga kalian sendiri yang menjadi bosan, dan agama yang paling dicintai-Nya adalah apa yang senantiasa dikerjakan secara rutin dan kontinyu".
Share:

Footer Link

Pengumuman

  1. Tamu yang menginap 1x24 jam harus lapor RT.
  2. Dilarang Parkir Mobil di Jalan Perumahan
  3. Segala Jenis Truk dilarang Memasuki Jalan Perumahan

info ronda

Pelaksanaan Ronda lingkungan dimulai pukul 22.00 WIB s.d. Menyesuaikan Kondisi

Recent Posts

POSTINGAN TERBARU

Recent Posts Widget