Showing posts with label Slide. Show all posts
Showing posts with label Slide. Show all posts

Tentang Hadits

Hadis merupakan rujukan kedua umat muslim setelah Al-Qur'an, meliputi persoalan duniawi dan ukhrawi. Hadis bermakna sabda, perbuatan, takrir Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh sahabat untuk menjelaskan hukum Islam. Kata "hadis" merupakan kata serapan dari "hadits" ke dalam bahasa Indonesia tanpa huruf T di belakang atau sebelum huruf s.
Secara etimologis, hadis dapat kita maknai sebagai periwayatan atau ikhbar yang bermakna mengabarkan. Dalam KBBI sendiri, hadis memiliki makna sabda, perbuatan, takrir (ketetapan) Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan atau diceritakan oleh sahabat untuk menjelaskan dan menentukan hukum Islam. Beberapa sahabat Rasulullah SAW yang diperbolehkan untuk menulis hadis, yaitu Abdullah bin Amr, Abu Syah, dan Ali bin Abi Thalib. Gak cuman bersumber dari Rasulullah SAW, hadis yang kita ketahui saat ini juga berasal dari sahabat terdekat dan keluarga Nabi Muhammad SAW.

Hadits adalah sumber hukum Islam selain Al-Quran yang berasal dari segala perkataan, perbuatan dan ketetapan Nabi Muhammad SAW. Segala perkataan dan perbuatan juga ketetapan Nabi Muhammad SAW tentunya diriwayatkan oleh para sahabat yang hidup pada zamannya. Dalam sejarah Islam, banyak sahabat Nabi yang menjadi periwayat hadits karena mereka yang tahu persis secara langsung, bagaimana rupa dan perilaku Nabi Muhammad SAW. Di antara sekian banyak sahabat Nabi, ada 7 nama sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits.
Perawi dari kalangan Sahabat Nabi: 
  1. Abu Hurairah: Sahabat Nabi yang paling banyak meriwayatkan hadis, sekitar 5.374 hadis. 
  2.  Abdullah bin Umar: Sahabat yang meriwayatkan 2.630 hadis. 
  3.  Aisyah binti Abu Bakar: Istri Nabi Muhammad SAW yang meriwayatkan sekitar 2.210 hadis. 
  4.  Anas bin Malik: Sahabat yang meriwayatkan hadis, termasuk periwayat hadis termuda di antara para sahabat yang banyak meriwayatkan hadis. 
  5.  Jabir bin Abdullah: Sahabat yang meriwayatkan sekitar 1.540 hadis.
Perawi dari kalangan Imam Perawi Hadis: 
  1. Imam Bukhari: Menyusun kitab hadis terkenal Shahih Bukhari, yang berisi hadis-hadis pilihan. 
  2. Imam Muslim: Menyusun kitab hadis Shahih Muslim. 
  3. Imam Abu Dawud: Menyusun kitab hadis Sunan Abu Dawud. 
  4. Imam Tirmidzi: Menyusun kitab hadis Sunan Tirmidzi. 
  5. Imam An-Nasa'i: Menyusun kitab hadis Sunan Nasa'i. 
  6. Imam Ibnu Majah: Menyusun kitab hadis Sunan Ibnu Majah. 
  7. Imam Ahmad bin Hanbal: Menyusun kitab hadis Musnad Ahmad. 
  8. Imam Malik bin Anas: Menyusun kitab hadis Muwatha' Malik.
Share:

Perjalanan Tanpa Batas di Padang Mahsyar


Kajian Rutin Ahad Pagi, 7 September 2025
Ustadz : Zein Faqih
Tempat : Masjid Al mu'minun Perumahan Gayam Permai

Hari itu adalah hari yang tak terhindarkan. Hari di mana semua manusia dari awal penciptaan hingga akhir akan dikumpulkan di sebuah tempat yang luas, tanpa batas, yang disebut Padang Mahsyar. Di sana, tak ada pohon, tak ada bangunan, dan tak ada tempat bernaung. Manusia akan berdiri telanjang dan tidak beralas kaki, sama seperti saat mereka dilahirkan.
Matahari akan didekatkan, hanya berjarak satu mil di atas kepala. Panasnya tak terbayangkan, seolah-olah seluruh panas dunia dikumpulkan menjadi satu. Dalam kondisi seperti ini, setiap manusia akan mengeluarkan keringat sesuai dengan amal perbuatannya. Keringat ini menjadi cerminan dari dosa-dosa yang pernah dilakukan.
Ada yang keringatnya hanya sampai mata kaki, tanda dosanya tidak terlalu banyak. Namun, ada pula yang keringatnya mencapai lutut, pinggang, bahkan sampai tenggelam di dalamnya. Semakin banyak dosa yang diperbuat, semakin banyak pula keringat yang membanjiri tubuhnya. Keringat ini adalah saksi bisu dari segala perbuatan buruk yang pernah dilakukan di dunia.


Tujuh Golongan Manusia yang Mendapat Naungan
Di tengah kondisi yang sangat mencekam itu, ada kabar gembira. Nabi Muhammad SAW bersabda, seperti yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, bahwa ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan dari Allah SWT pada hari itu, di mana tidak ada naungan lain selain naungan-Nya. Mereka adalah orang-orang yang telah menjalani hidupnya dengan penuh ketaatan dan keikhlasan. 
  1. Pemimpin yang Adil: Seorang pemimpin yang selalu bijaksana, mengedepankan keadilan, dan menunaikan hak-hak rakyatnya tanpa memandang status. Setiap kita adalah pemimpin, minimal untuk diri sendiri dan keluarga. 
  2. Seorang Pemuda yang Tumbuh dalam Ketaatan: Masa muda adalah masa penuh godaan. Pemuda yang memilih untuk mengisi hidupnya dengan ibadah, menjauhi maksiat, dan taat kepada Allah adalah orang yang istimewa. 
  3. Laki-laki yang Hatinya Terpaut pada Masjid: Seseorang yang selalu merasa rindu dan nyaman berada di masjid. Ia selalu bergegas ke masjid saat mendengar azan dan merasa tenang saat beribadah di sana. 
  4. Dua Orang yang Saling Mencintai karena Allah: Dua orang yang berteman atau bersaudara bukan karena harta, jabatan, atau kepentingan dunia, melainkan hanya karena keimanan dan ketaatan kepada Allah. 
  5. Seorang Laki-laki yang Menolak Maksiat: Seseorang yang dirayu oleh wanita berkedudukan dan cantik, namun ia menolak dengan tegas sambil berkata, "Aku takut kepada Allah." Ia lebih memilih menjauhi dosa demi menjaga imannya. 
  6. Orang yang Bersedekah Secara sembunyi-sembunyi: Seseorang yang berinfak atau bersedekah dengan ikhlas, tanpa ingin diketahui orang lain. Sedekah tersebut begitu tersembunyi, hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya. 
  7. Seseorang yang Berdzikir dalam Kesunyian: Seorang laki-laki yang beribadah kepada Allah dalam keadaan sepi. Di saat tak ada yang melihat, ia meneteskan air mata karena menyadari dosa-dosa dan keagungan Tuhannya.

Nikmat Dunia Hanya Seujung Jari
Di hadapan semua kengerian dan ketaatan itu, kita diajarkan untuk merenungkan kembali arti kehidupan di dunia. Nikmat dunia yang kita kejar dan perjuangkan sesungguhnya sangatlah sedikit dan tak sebanding dengan kenikmatan abadi di akhirat. Nabi Muhammad SAW memberikan perumpamaan yang sangat sederhana, namun mendalam. 
Beliau bersabda, "Perumpamaan nikmat dunia dengan nikmat akhirat ibarat seseorang yang memasukkan jarinya ke dalam lautan, lalu ia mengangkatnya kembali. Lihatlah, air yang menetes dari jarinya itulah nikmat dunia, sedangkan sisanya adalah nikmat akhirat."
Perumpamaan ini mengingatkan kita bahwa apa pun yang kita miliki di dunia harta, jabatan, atau kebahagiaan adalah setetes air yang sangat kecil. Kenikmatan sejati yang tak terbatas hanya akan kita temukan di surga. Maka, sudah sepantasnya kita lebih fokus mengumpulkan bekal untuk perjalanan tanpa batas di Padang Mahsyar, agar kita bisa menjadi salah satu dari tujuh golongan yang beruntung.










Share:

Kajian Rutin Ahad Pagi Ustadz Zein Faqih

Flyer Kajian Rutin Ahad Pagi

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, 
Mari merajut iman dan menimba ilmu bersama! 
Hadirilah Kajian Rutin Ahad Pagi, sebuah kesempatan berharga untuk memperdalam pemahaman agama dan mempererat ukhuwah Islamiyah. 

Waktu: Ahad, 7 September 2025 
Pukul: Ba'da Shalat Subuh Berjamaah 
Tempat: Masjid Al Mu'minun, Perumahan Gayam Permai, Banjarnegara 
Pemateri: Ustadz Zein Faqih 

Ajak keluarga, kerabat, dan sahabat Anda untuk bersama-sama hadir. Semoga langkah kita menuju majelis ilmu dicatat sebagai amal kebaikan di sisi Allah Subhanahu Wa Ta'ala. 
Jazakumullah Khairan Katsiran. 
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Share:

Tiga Hal yang Membuat Kita Tidak Pantas Mengeluh

Bazar

Dalam menjalani hidup, kita sering kali lupa bahwa banyak kenikmatan besar yang Allah berikan kepada kita setiap hari. Kita sibuk mengeluhkan masalah-masalah kecil hingga luput mensyukuri anugerah luar biasa yang sebenarnya selalu kita terima.
Seperti yang disampaikan dalam tausiyah pagi, ada tiga hal utama yang seharusnya membuat kita tidak pantas mengeluh. Mengenali dan mensyukuri ketiganya akan mengubah cara pandang kita terhadap hidup dan membuat hati kita lebih tentram.

1. Bangun Tidur dalam Kondisi Aman 
Nikmat pertama yang sering kita lupakan adalah rasa aman saat bangun tidur. Kita membuka mata di pagi hari tanpa rasa tertekan, terancam, atau dikejar-kejar. Kita bisa melangkahkan kaki dari rumah dengan tenang, bahkan untuk menjalankan shalat Subuh berjamaah, tanpa kekhawatiran akan bahaya.
Coba bayangkan saudara-saudara kita yang hidup di daerah konflik, di mana bunyi bom atau tembakan adalah hal biasa. Mereka tidak pernah tahu apakah esok pagi mereka masih bisa melihat dunia atau apakah rumah mereka akan hancur lebur. Rasa aman yang kita miliki setiap hari adalah kenikmatan yang sangat besar, bahkan lebih berharga dari harta benda.
Maka, saat membuka mata, ucapkanlah, “Alhamdulillahilladzi ahyana ba’da ma amatana wa ilaihin nusyur”. Ya Allah, terima kasih Engkau telah menghidupkan aku setelah Engkau ‘matikan’ (tidur). Ini adalah pengakuan bahwa kita diberi kesempatan hidup lagi untuk berbekal, beramal, dan beristighfar.

2. Kondisi Badan yang Sehat dan Bugar
Nikmat besar kedua yang wajib kita syukuri adalah kesehatan. Tubuh kita memiliki 360 persendian yang berfungsi dengan baik. Jika satu saja persendian bermasalah, hidup kita akan terasa sulit. Bayangkan jika lutut sakit, mata rabun, atau telinga tidak bisa mendengar—semua aktivitas akan terganggu.
Udara Subuh, yang merupakan udara paling bersih karena belum tercampur dengan nafas orang-orang kafir dan munafik yang tidak bangun pagi, adalah karunia yang luar biasa. Menghirup udara bersih ini menyehatkan paru-paru dan memberi asupan terbaik untuk tubuh kita. Orang-orang yang berjuang melawan kantuk, dingin, dan rasa malas untuk shalat atau menuntut ilmu di waktu Subuh pantas mendapatkan gelar Mujahidin Fajar, pejuang di waktu Subuh.
Sebagai wujud rasa syukur atas nikmat sehat, Rasulullah menganjurkan kita untuk mengerjakan shalat Dhuha. Minimal dua rakaat, shalat ini adalah cara kita membayar ‘hak’ dari 360 persendian di tubuh kita. Shalat Dhuha adalah ibadah tingkat tinggi, yang merupakan perwujudan syukur kita kepada Allah dengan bersujud di waktu Dhuha.

3. Masih Memiliki Bahan Makanan untuk Hari Ini
Kenikmatan ketiga adalah saat kita masih memiliki makanan untuk dikonsumsi hari ini. Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang bangun tidur dalam keadaan aman, sehat badannya, dan ia memiliki bahan makanan untuk satu hari itu, maka seakan-akan ia telah memiliki seluruh dunia.”
Ini adalah pengingat bahwa kita sering mengeluh hanya karena masalah kecil, seperti kurangnya uang atau keinginan yang belum tercapai, padahal tiga kenikmatan besar ini—keamanan, kesehatan, dan ketersediaan makanan—sudah kita miliki.
Sering kali kita tidak sadar akan besarnya nikmat ini. Kita bahkan khawatir nikmat tersebut akan dicabut oleh Allah, karena Allah telah berfirman, “Jika kalian tidak bersyukur atas nikmat-Ku, sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”

Definisi Syukur yang Sesungguhnya
Syukur bukanlah sekadar ucapan “terima kasih”, tetapi sebuah tindakan. Definisi syukur yang paling tepat adalah menggunakan nikmat Allah untuk taat kepada-Nya.
Jika kita memiliki kesehatan, gunakan untuk beribadah dan beramal shaleh. Jika kita memiliki waktu luang, gunakan untuk menuntut ilmu. Seorang pensiunan yang dulu sibuk bekerja kini bisa menggunakan waktu luangnya untuk mencari ‘jalan pulang’ ke hadirat Allah. Ia menggunakan waktu luangnya untuk mendatangi majelis ilmu dan berbekal untuk perjalanan panjang menuju akhirat.
Mari kita renungkan tiga nikmat besar ini setiap hari. Dengan begitu, kita akan merasa lebih damai dan menyadari betapa melimpahnya karunia Allah, sehingga tidak ada lagi alasan untuk mengeluh.
Share:

4 Amalan Di Pagi Hari


@perumahangayampermai

4 Amalan di Pagi Hari

♬ original sound - perumahangayampermai
Share:

Perbaiki Hidupmu Dengan Sholat


Perbaiki Hidupmu Dengan Sholat- 
Ustadz Syafiq Riza Basalamah, L.C., M.A, 
Masjid At Taqwa Banjarnegara 

Hidup di era modern yang serba cepat ini tak jarang membuat kita merasa lelah dan kehilangan arah. Berbagai masalah, mulai dari tekanan pekerjaan, tuntutan sosial, hingga guncangan mental, seolah menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian. Fenomena ini diperkuat oleh data WHO yang menyebutkan bahwa satu miliar penduduk dunia mengalami gangguan mental. Namun, di tengah hiruk pikuk ini, ada satu ibadah yang menawarkan solusi spiritual dan batin: Sholat.
Sholat, ibadah yang diwajibkan lima kali sehari semalam, bukanlah sekadar ritual. Ia adalah sebuah kebutuhan yang sangat penting bagi setiap Muslim untuk menjaga kesehatan fisik dan mentalnya. Rasulullah SAW bahkan memerintahkan orang tua untuk melatih anak-anaknya sholat sejak usia tujuh tahun, jauh sebelum mereka baligh. Perintah ini menunjukkan betapa esensialnya sholat dalam membangun karakter dan spiritualitas sejak dini.
Sholat menjadi tiang agama yang membedakannya dari ibadah lain. Jika puasa hanya diwajibkan setahun sekali, dan haji sekali seumur hidup bagi yang mampu, salat hadir setiap hari dan berulang kali. Ini menunjukkan bahwa manusia membutuhkan sholat secara terus-menerus untuk menjaga hubungan dengan Allah SWT dan menemukan ketenangan dalam hidupnya.

Kajian ini mengungkapkan beberapa poin penting terkait salat:
Sholat adalah Kewajiban yang Terikat Waktu
sholat memiliki waktu yang telah ditetapkan. Kita tidak bisa melaksanakannya di luar waktu yang telah ditentukan, karena Allah SWT telah menyusun jadwalnya dengan sempurna. Dimulai dari salat Subuh, yang menandai awal kehidupan baru, hingga sholat Isya yang mengakhirinya. Waktu-waktu salat ini bukan sekadar jadwal, melainkan sebuah pengingat agar kita selalu terhubung dengan-Nya di setiap fase kehidupan.
Kesehatan Fisik dan Mental dalam Setiap Gerakan Sholat
Selain menjadi sebuah kewajiban, sholat juga membawa manfaat luar biasa bagi kesehatan fisik dan mental. Setiap gerakan, mulai dari takbiratul ihram hingga salam, dirancang untuk menenangkan jiwa dan memberikan kesegaran fisik. Waktu-waktu salat yang teratur juga membentuk disiplin diri, mencegah kita dari kelalaian. Sholat Subuh, misalnya, merupakan cara untuk mengawali hari dengan bersyukur dan penuh keberkahan, jauh dari sifat malas dan tidur berlebihan. Mensyukuri Nikmat Sehat dan Waktu Luang
Dalam kehidupan ini, kita sering kali lalai akan dua nikmat besar yang dianugerahkan Allah: kesehatan dan waktu luang. Kesehatan adalah harta yang jauh lebih berharga daripada uang triliunan. Kita baru menyadari betapa berharganya kesehatan saat kita sakit dan harus mengeluarkan biaya besar untuk berobat.
Sama halnya dengan waktu luang. Bagi sebagian orang, waktu luang mungkin dianggap sebagai hal yang sia-sia, namun sebenarnya ia adalah kesempatan emas untuk meningkatkan diri. Waktu luang dapat digunakan untuk beribadah, membaca Al-Qur'an, atau melakukan hal-hal positif lainnya. Umar bin Khattab membenci pemuda yang menganggur, bukan karena tidak bekerja, tetapi karena waktu luangnya tidak dimanfaatkan untuk hal-hal yang bermanfaat, baik untuk dunia maupun akhirat. Dengan demikian, sholat menjadi cara terbaik untuk mensyukuri nikmat sehat dan mengisi waktu luang dengan kegiatan yang mendekatkan diri kepada Allah.
Dengan menunaikan sholat secara khusyuk dan tepat waktu, kita tidak hanya menjalankan kewajiban sebagai hamba, tetapi juga memperbaiki kualitas hidup kita secara menyeluruh. Mari jadikan sholat sebagai poros kehidupan kita, agar kita selalu berada dalam bimbingan Allah SWT dan mendapatkan kebahagiaan sejati di dunia dan akhirat.
Share:

Menghidupkan Malam, Meraih Kenikmatan Abadi: Tausiyah Mendalam Ustadz Retno tentang Qiyamul Lail

Pada hari Ahad Pon, 24 Agustus 2025, Ustadz Retno Ahmad Pujiono, Lc., menyampaikan tausiyah yang mendalam mengenai keutamaan qiyamul lail dan kaitannya dengan semangat kemerdekaan Indonesia. Beliau mengawali dengan mengingatkan bahwa 17 Agustus 1945 bertepatan dengan 9 Ramadhan 1364 H, hari Jumat Manis. Beliau menyoroti signifikansi tanggal tersebut, yang dipilih karena mayoritas penduduk Indonesia adalah Muslim. Angka 17 juga memiliki makna khusus dalam Islam, identik dengan tanggal diturunkannya Al-Qur'an dan jumlah rakaat shalat fardhu dalam sehari.

Perbedaan Qiyamul Lail dan Tahajud
Ustadz Retno menjelaskan bahwa qiyamul lail dan tahajud sering dianggap sama, padahal memiliki makna yang berbeda.
Qiyamul Lail adalah istilah yang lebih umum, mencakup segala aktivitas untuk "menghidupkan malam" dengan mengingat Allah. Ini tidak hanya terbatas pada shalat, tetapi juga bisa berupa membaca Al-Qur'an, bersedekah di malam hari, merenung (tafakkur), dan ibadah lainnya di masjid.
Tahajud adalah bentuk shalat malam yang lebih spesifik, yaitu shalat yang dilakukan setelah seseorang tidur terlebih dahulu.

Fadilah-Fadilah Qiyamul Lail
Ustadz Retno menguraikan beberapa keutamaan (fadilah) dari qiyamul lail, yang semuanya merupakan pintu-pintu kebaikan bagi seorang Muslim.
1. Pembuka Pintu Kebaikan
Beliau mengutip sebuah hadits di mana Rasulullah ï·º menunjukkan Mu'adz bin Jabal tentang pintu-pintu kebaikan. Hadits tersebut menyebutkan tiga amalan utama: puasa sebagai perisai, sedekah yang dapat memadamkan kemaksiatan, dan shalat malam yang membuka pintu-pintu kebaikan. Sebagaimana firman Allah dalam QS. As-Sajadah, "Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya," yang menggambarkan betapa orang-orang yang dekat dengan Allah rela meninggalkan kenyamanan tidur demi beribadah.
Shalat malam adalah bentuk pengakuan atas dosa dan kelalaian kita. Sebagai balasannya, Allah akan memberikan kenikmatan yang begitu besar di surga kelak, yang akan membuat mata kita terbelalak saking gembiranya. Amalan yang dilakukan secara rahasia ini akan dibalas dengan pahala yang juga dirahasiakan oleh Allah, membuat hamba-Nya terkejut dengan kebahagiaan yang tak terduga.
2. Jalan Menuju Surga dan Terhindar dari Neraka
Ustadz Retno mengisahkan seorang hamba yang terakhir keluar dari neraka dan akhirnya masuk surga karena rahmat Allah. Meskipun pada awalnya hanya berada di pinggir surga, keinginannya untuk mendapatkan yang lebih baik mendorongnya untuk terus berdoa. Ini menunjukkan bahwa meskipun kenikmatan surga sudah terbayang, tabiat manusia adalah selalu menginginkan yang terbaik.
Qiyamul lail juga merupakan salah satu ciri dari hamba-hamba yang beribadah dengan ihsan, seolah-olah mereka melihat Allah. Mereka menghidupkan malam dengan shalat dan tilawah Al-Qur'an.
Ustadz Retno mengingatkan bahwa banyak orang yang mengetahui betapa mengerikannya siksa neraka, namun justru lebih memilih tidur daripada beribadah. Padahal, shalat tahajud adalah amalan para wali Allah.
Selain manfaat spiritual, tahajud juga memiliki manfaat fisik. Ustadz Retno menyebutkan bahwa tahajud dapat membuat badan lebih sehat. Beliau mengaitkannya dengan para sahabat Nabi yang dikenal sangat sehat dan kuat saat berperang melawan musuh Islam, yang tidak lepas dari kebiasaan mereka menghidupkan malam dengan ibadah.
Semoga kita semua dapat mengambil pelajaran dari tausiyah Ustadz Retno Ahmad Pujiono, Lc., dan semakin termotivasi untuk menghidupkan malam dengan qiyamul lail.




Share:

Lomba 17-an: Video Meriahkan HUT RI Ke-80 dengan Semangat Anak-Anak!

Perumahan Gayam Permai Banjarnegara baru saja disemarakkan oleh tawa riang dan semangat juang anak-anak dalam merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-80. Lomba 17-an yang diselenggarakan oleh para remaja Gayam Permai ini sukses besar, membuktikan bahwa semangat gotong royong dan kreativitas bisa menciptakan perayaan yang tak terlupakan.
Acara yang berlangsung dari tanggal 5 hingga 10 Agustus 2025 ini berhasil menarik perhatian puluhan anak-anak yang antusias mengikuti berbagai perlombaan unik. Panitia remaja Gayam Permai menunjukkan dedikasi luar biasa dalam mengelola seluruh rangkaian acara. Dengan persiapan matang dan ide-ide kreatif, mereka berhasil menyulap area perumahan menjadi arena permainan yang seru.
Ada beberapa mata lomba yang dipertandingkan, dan semuanya dijamin menguji ketangkasan serta kesabaran para peserta cilik.
Memasukkan Sedotan ke dalam Botol:
Lomba ini menuntut ketelitian dan fokus. Anak-anak harus beradu cepat memasukkan sedotan satu per satu ke dalam botol dengan tangan di belakang. Setiap sedotan yang masuk disambut sorak sorai penonton, menambah keseruan kompetisi.
Parak Lele:
Dalam lomba ini, anak-anak harus berjalan di atas tali sambil membawa ember berisi air. Keseimbangan dan konsentrasi jadi kunci untuk tidak menumpahkan air. Tawa pecah saat ada peserta yang goyah, namun semangat pantang menyerah mereka patut diacungi jempol.
Pecah Air:
Lomba ini mungkin yang paling seru dan mengundang gelak tawa. Dengan mata tertutup, anak-anak harus memecahkan plastik berisi air yang digantung. Komando dari teman-teman di sekitar jadi panduan penting, menciptakan momen-momen lucu yang menghibur.
Tiup Botol:
Tak kalah menantang, lomba tiup botol menguji kekuatan napas. Peserta harus meniup botol hingga jatuh. Meski terlihat mudah, butuh strategi dan napas panjang untuk bisa jadi pemenangnya.
Makan Kerupuk:
Lomba klasik yang tak pernah absen! Anak-anak berjuang menghabiskan kerupuk yang digantung tanpa bantuan tangan. Lomba ini selalu jadi primadona, di mana wajah-wajah serius saat mencoba menggigit kerupuk berpadu dengan tawa saat kerupuk bergoyang tak mau diam.
Suksesnya acara ini tak lepas dari kerja keras panitia remaja. Mereka membuktikan bahwa kepercayaan yang diberikan oleh warga Gayam Permai untuk mengelola lomba anak-anak ini dijalankan dengan baik. Mereka tidak hanya mengorganisir, tapi juga menciptakan suasana yang penuh kehangatan dan semangat kebersamaan.
Lomba 17-an di Gayam Permai bukan sekadar ajang mencari pemenang, tapi juga sarana untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan semangat kebersamaan sejak dini. Ini adalah bukti nyata bahwa kemerdekaan bisa dirayakan dengan cara yang sederhana namun bermakna, menanamkan nilai-nilai luhur perjuangan kepada generasi penerus. 
Selamat ulang tahun, Indonesiaku! Mari terus gelorakan semangat ini di setiap langkah kita.
Share:

Laporan Kegiatan Lomba HUT RI ke-80 Perumahan Gayam Permai Banjarnegara

Perumahan Gayam Permai Banjarnegara menyelenggarakan beragam perlombaan seru untuk memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia. Acara ini berhasil membangkitkan semangat kebersamaan dan keceriaan di antara seluruh warga, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

Pekan Lomba Anak-anak (5-10 Agustus 2025)

Semangat kemerdekaan terasa begitu kuat di Perumahan Gayam Permai dengan adanya Pekan Lomba Anak-anak yang berlangsung meriah dari tanggal 5 hingga 10 Agustus 2025. Berbagai jenis lomba yang kreatif dan menghibur telah sukses diselenggarakan, seperti lomba tepung, spons air, dan pecah air, yang menguji ketangkasan dan kerja sama tim. 
 Ada pula lomba makan kerupuk dan balap bola pingpong yang selalu berhasil mengundang tawa. Tidak ketinggalan, lomba balap belut dan estafet air menjadi tantangan tersendiri yang membuat anak-anak semakin antusias. Semua lomba ini dirancang tidak hanya untuk bersenang-senang, tetapi juga untuk melatih sportivitas dan kekompakan sejak dini.




Lomba Bapak-bapak dan Ibu-ibu (10 Agustus 2025)

Tidak hanya anak-anak, para orang tua juga turut serta dalam kemeriahan HUT RI. Setelah berhasil menyelesaikan kegiatan jalan sehat yang menyegarkan pada 10 Agustus 2025, giliran bapak-bapak dan ibu-ibu menunjukkan kekompakan mereka dalam serangkaian lomba yang tak kalah menarik. 
Lomba estafet sarung, gendong ember, Nyunggi tampah dan estafet lagu menjadi ajang hiburan yang mengundang tawa riuh penonton. Semangat juang dan kekompakan para peserta lomba membuat suasana menjadi semakin hangat dan akrab. Kegiatan ini membuktikan bahwa semangat kemerdekaan tidak mengenal usia dan menjadi momen berharga untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga. 
Rangkaian acara lomba ini berjalan dengan lancar dan sukses berkat antusiasme serta partisipasi aktif dari seluruh warga Perumahan Gayam Permai. Semoga semangat kebersamaan ini terus terjaga dan menjadi tradisi positif di tahun-tahun mendatang.

Share:

Kegiatan HUT RI Ke-80

RUNDOWN HUT RI KE-80
Share:

Video Sambung Lagu HUT RI ke-80



Semarak menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia di Perumahan Gayam Permai, Banjarnegara, diawali pada Minggu, 10 Agustus 2025. Salah satu lomba yang paling dinanti adalah Lomba Sambung Lagu yang diikuti oleh para ibu-ibu dari setiap Dasa Wisma (Dawis). Lomba ini tidak hanya menguji memori dan kekompakan tim, tetapi juga membawa kembali kenangan nostalgia melalui lagu-lagu populer dari masa lalu.
Lomba yang diadakan di lapangan terbuka ini dipenuhi sorak sorai dan tawa riang. Setiap tim Dawis memiliki ciri khas dan lagu andalan yang berbeda.
Dawis 1 Anggrek memulai lomba dengan penuh percaya diri. Mereka membawakan lagu "Bukalah Kacamatamu" dari Rano Karno. Dengan suara yang kompak, mereka berhasil menyanyikan lagu tersebut hingga selesai. 
Dawis 2 Anyelir tidak mau kalah. Mereka mengambil tantangan dengan lagu "Kisah Kasih di Sekolah" yang dipopulerkan oleh Obbie Messakh. Lirik lagu yang puitis dan melodi yang sendu membuat penonton ikut bernyanyi. 
Dawis 3 Bougenville menyajikan penampilan yang tak kalah menarik. Mereka membawakan lagu "Rindu Aku Rindu Kamu" dari Doel Sumbang. Penampilan mereka berhasil membuat suasana menjadi lebih meriah dan penuh semangat. 
Dawis 4 Wijaya Kusuma menutup lomba dengan lagu "Madu dan Racun" dari Bill n Brod. Lirik lagu yang sederhana namun bermakna membuat penonton terbawa suasana.
Meskipun persaingan berlangsung sengit, semangat kekeluargaan dan sportivitas tetap menjadi yang utama. Semua peserta menunjukkan bakat dan kreativitas mereka dalam menyanyikan lagu-lagu tersebut. Lomba Sambung Lagu ini tidak hanya sekadar ajang kompetisi, melainkan juga wadah untuk mempererat tali silaturahmi antar-warga.
Melalui kegiatan ini, warga Perumahan Gayam Permai menunjukkan bahwa semangat kemerdekaan dapat diwujudkan melalui kebersamaan dan keceriaan. Lomba Sambung Lagu berhasil menjadi penutup yang manis untuk rangkaian perayaan HUT RI ke-80.


Video 1: Bukalah Kacamatamu .

Video 2: Kisah Kasih di Sekolah

Video 3 : Rindu Aku Rindu Kamu

Video 4 : Madu dan Racun
Share:

Jalan Santai HUT RI Ke-80 Gayam Permai


Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia di Perumahan Gayam Permai, Banjarnegara, pada Minggu, 10 Agustus 2025, berlangsung dengan penuh semangat dan kemeriahan. Warga beramai-ramai tumpah ruah di jalanan untuk mengikuti serangkaian kegiatan yang mempererat tali silaturahmi dan menumbuhkan rasa kebersamaan. Acara yang diawali dengan senam sehat bersama ini menjadi momentum berharga untuk mengenang jasa para pahlawan sambil bersenang-senang.
Rangkaian acara dimulai tepat pukul 06.30 pagi, di mana seluruh warga, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, berkumpul di area lapangan terbuka. Dipandu oleh instruktur yang energik, mereka semua mengikuti senam sehat bersama dengan antusias. Gerakan senam yang dinamis dan irama musik yang ceria berhasil membangkitkan semangat pagi. Keringat yang bercucuran tak menyurutkan semangat, justru menambah kehangatan suasana.
Setelah senam, warga melanjutkan kegiatan dengan jalan sehat mengelilingi area perumahan. Sambil berjalan santai, mereka saling menyapa, bercanda, dan berinteraksi. Momen ini bukan hanya sekadar olahraga, melainkan juga ajang untuk mempererat hubungan antar-tetangga. Bendera merah putih kecil yang dipegang oleh sebagian warga turut menambah semarak suasana kemerdekaan.
Puncak kemeriahan terjadi pada sesi lomba antar-Dasa Wisma (Dawis). Berbagai lomba tradisional yang menguji kekompakan dan kelincahan disiapkan. Diantaranya ada:
  • Lomba Estafet Karung: Para peserta harus berlomba melompat dengan karung dari satu titik ke titik lain, kemudian menyerahkannya kepada rekan satu tim. Lomba ini tak hanya menguji kecepatan, tetapi juga keseimbangan dan kelincahan. 
  • Lomba Estafet Tampah: Saling berkejaran sambil membawa tampah yang di atasnya diletakkan bola pimpong. Lomba ini menuntut fokus dan kerja sama tim agar bola tidak jatuh sebelum mencapai garis akhir. 
  • Lomba Gendong Ember: Para bapak-bapak berlomba menggendong ember berisi air sambil berjalan secepat mungkin tanpa menumpahkan isinya. Tawa dan sorak sorai penonton mengiringi perjuangan para peserta. 
  • Lomba Sambung Lagu: Kreativitas dan memori para ibu-ibu diuji dalam lomba ini. Setiap tim harus melanjutkan lirik lagu yang dinyanyikan oleh tim lain dengan cepat dan tepat.
Setiap Dawis menampilkan kekompakan dan semangat juang yang luar biasa. Sorak sorai dari para pendukung semakin memeriahkan suasana. Tidak ada yang merasa kalah atau menang, karena tujuan utama dari acara ini adalah kebersamaan dan kegembiraan.
Perayaan HUT RI ke-80 di Perumahan Gayam Permai ini menjadi bukti nyata bahwa semangat kemerdekaan tidak pernah pudar. Melalui kegiatan-kegiatan sederhana seperti ini, nilai-nilai persatuan dan gotong royong semakin kokoh. Semoga semangat kebersamaan ini terus terjaga dan menjadi inspirasi bagi lingkungan lain. Dirgahayu Republik Indonesia!
Share:

Jam'iyyatul Qur'an: Komitmen Warga Mengkhatamkan Al-Qur'an Bulanan

Di tengah kesibukan sehari-hari, ada sebuah kegiatan mulia yang rutin dilaksanakan di Masjid Al-Mu'minun, Perumahan Gayam Permai, Banjarnegara. Setiap tanggal 1 setiap bulannya, jemaah dari berbagai usia berkumpul untuk melaksanakan sebuah agenda sakral, yaitu Khotmil Qur'an yang merupakan bagian dari kegiatan Jam'iyyatul Qur'an.
Kegiatan ini bukan sekadar rutinitas, melainkan wujud nyata dari komitmen kuat para jemaah untuk selalu menjaga interaksi dengan Al-Qur'an. Dalam era digital yang serba cepat, di mana perhatian sering kali teralihkan, adanya majelis Khotmil Qur'an menjadi pengingat penting akan keutamaan membaca dan memahami kitab suci.
Tujuan dan Manfaat Kegiatan
Jam'iyyatul Qur'an melalui kegiatan Khotmil Qur'an bulanan ini memiliki beberapa tujuan utama: 
Menumbuhkan Cinta Al-Qur'an: Dengan rutin membaca dan mengkhatamkan Al-Qur'an, jemaah diharapkan dapat menumbuhkan kecintaan yang lebih dalam terhadap firman Allah SWT. 
Mempererat Silaturahmi: Kegiatan ini menjadi ajang berkumpulnya para jemaah. Di sela-sela membaca Al-Qur'an, mereka juga bisa saling bertegur sapa, berbagi cerita, dan mempererat tali persaudaraan. 
Memperoleh Keberkahan: Keyakinan akan keberkahan membaca Al-Qur'an secara berjamaah menjadi motivasi utama. Setiap huruf yang dibaca akan dilipatgandakan pahalanya, dan suasana Khotmil Qur'an dipercaya mendatangkan ketenangan serta rahmat dari Allah SWT. 
Memakmurkan Masjid: Rutinitas ini turut menghidupkan suasana Masjid Al-Mu'minun, menjadikannya tidak hanya sebagai tempat shalat, tetapi juga sebagai pusat kegiatan keagamaan dan pengembangan diri. 

Mekanisme Pelaksanaan
Pelaksanaan Khotmil Qur'an ini terbilang sederhana namun penuh khidmat. Jama'ah telah membaca Al Qur'ana dirumah selama satu bulan diharapkan pada tanggal 1 bulan berikutkan dapat melaksanakan Khotmil Qur'an bersama.Setelah selesai membaca, kegiatan ditutup dengan doa bersama. Doa ini tidak hanya berisi permohonan agar amal ibadah diterima, tetapi juga mendoakan keselamatan, keberkahan, dan kemaslahatan bagi seluruh warga Perumahan Gayam Permai.
Kegiatan rutin Jam'iyyatul Qur'an ini menjadi contoh yang baik tentang bagaimana sebuah komunitas dapat membangun kebiasaan positif yang tidak hanya bermanfaat bagi individu, tetapi juga memperkuat ikatan sosial dan keagamaan. Semoga kegiatan ini terus berlanjut dan menjadi inspirasi bagi masjid-masjid lainnya.
Pada bulan Agustus ini agendanya dilaksanakan pada :
Hari        :    Jumat
Tanggal  : 1 Agustus 2025
Waktu    : Pkl 19.30 (ba'da Sholat 'Isya)
Share:

Rapat Pengurus RT 06 RW 05 Kutabanjarnegara: Persiapan HUT RI ke-80

Ketua Rt 06 Rw 05 Memimpin Rapat

Banjarnegara, 22 Juli 2025 – Pengurus RT 06 RW 05 Kelurahan Kutabanjarnegara pada hari ini mengadakan rapat rutin dua bulanan yang bertempat di kediaman Ketua RT, Bapak Dwi Budi Prasojo, SKM. Rapat yang dihadiri oleh seluruh jajaran pengurus ini secara khusus membahas persiapan menyambut Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-80.
Dalam sambutannya, Bapak Dwi Budi Prasojo, SKM, menekankan pentingnya peran aktif seluruh pengurus dalam menyukseskan perayaan HUT RI tahun ini. "Momen kemerdekaan adalah saat yang tepat untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga dan menumbuhkan semangat kebersamaan," ujar beliau.
Beberapa agenda utama yang menjadi fokus pembahasan dalam rapat ini meliputi:
  1. Pembentukan Panitia Pelaksana: Untuk memastikan kelancaran seluruh rangkaian kegiatan, disepakati akan segera dibentuk panitia pelaksana yang melibatkan perwakilan dari setiap seksi di RT 06. 
  2.  Jenis Perlombaan dan Kegiatan: Rapat merumuskan berbagai jenis perlombaan dan kegiatan yang akan diadakan, mulai dari lomba anak-anak hingga dewasa, serta kegiatan kebersamaan seperti kerja bakti dan malam tirakatan. 
  3.  Estimasi Anggaran dan Sumber Dana: Pengurus juga mulai menghitung estimasi anggaran yang dibutuhkan serta membahas potensi sumber dana, baik dari swadaya masyarakat maupun donasi.
  4.  Jadwal Pelaksanaan: Jadwal tentatif untuk setiap kegiatan juga mulai disusun, dengan harapan dapat diumumkan kepada seluruh warga dalam waktu dekat.
Rapat berlangsung dengan suasana yang interaktif dan penuh antusiasme. Berbagai usulan dan ide-ide kreatif muncul dari para pengurus, menunjukkan semangat gotong royong yang kuat di lingkungan RT 06 RW 05. Diharapkan dengan persiapan yang matang ini, perayaan HUT RI ke-80 di RT 06 RW 05 Kelurahan Kutabanjarnegara dapat berjalan sukses, meriah, dan berkesan bagi seluruh warga.
Share:

Kerja Bhakti Menyambut HUT RI Ke-80 Tahun 2025

 

Gema Kemerdekaan di Gayam Permai: Warga Gelar Kerja Bakti Sambut HUT RI ke-80 Banjarnegara, 27 Juli 2025 – Semangat gotong royong dan nasionalisme berkobar di Perumahan Gayam Permai, Banjarnegara. Ratusan warga tumpah ruah mengikuti kerja bakti massal pada hari Ahad, 27 Juli 2025, dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80. Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Ketua RT Bapak Dwi Budi P, SKM, yang terlihat aktif membaur bersama warganya. 
Sejak pagi hari, suasana Gayam Permai sudah semarak. Warga dari berbagai usia, mulai dari anak-anak hingga lansia, antusias berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang telah dicanangkan. Fokus utama kerja bakti ini adalah kebersihan lingkungan. Bahu-membahu, warga membersihkan selokan, menyapu jalan, dan memangkas rumput liar yang tumbuh di sekitar area perumahan. 
Sampah-sampah dikumpulkan dan diangkut, menjadikan Gayam Permai semakin asri dan nyaman. Tidak hanya kebersihan, keindahan lingkungan juga menjadi perhatian utama. Sejumlah warga terlihat sibuk mengecat marka jalan lingkungan, memastikan garis-garis pembatas jalan dan area parkir terlihat jelas dan rapi. Sentuhan warna baru ini menambah estetika lingkungan perumahan. Puncak semangat menyambut kemerdekaan terlihat saat warga mulai memasang bendera Merah Putih dan layur di sepanjang jalan utama dan di depan rumah masing-masing. 
Nuansa merah putih seketika mendominasi Gayam Permai, menciptakan atmosfer patriotisme yang kental. Tak ketinggalan, untuk memeriahkan suasana malam, warga juga bergotong royong memasang lampu hias di berbagai sudut perumahan, menjanjikan malam-malam yang indah selama perayaan kemerdekaan. Bapak Dwi Budi P, SKM, dalam kesempatan tersebut menyampaikan apresiasinya kepada seluruh warga yang telah berpartisipasi aktif. "Kegiatan kerja bakti ini adalah wujud nyata kecintaan kita kepada bangsa dan negara. 
Selain membersihkan lingkungan, ini juga menjadi ajang mempererat tali silaturahmi antarwarga. Semoga semangat kebersamaan ini terus terjaga, tidak hanya saat menyambut HUT RI saja," ujarnya dengan senyum. Kerja bakti ini tidak hanya sekadar membersihkan dan mempercantik lingkungan, tetapi juga menjadi simbol kebersamaan dan kekompakan warga Gayam Permai dalam menyambut hari bersejarah bangsa. Semangat gotong royong yang telah lama menjadi ciri khas bangsa Indonesia, hidup dan terus lestari di Perumahan Gayam Permai, Banjarnegara, menjelang perayaan delapan dekade kemerdekaan.
Ibu-ibu PKK mensupport dengan menyediakan minum, snak/jajan dan makan siang untuk Bapak-bapak.













Share:

Mengungkap Sisi Lain Kisah Nabi Musa dalam Surah Al-A'raf

Kajiann rutin Ahad Pagi, 27 Juli 2025
Masjid Al Mu'minun Perumahan Gayam Permai
Ustadz Syafrudin Maulana, LC

Kisah Nabi Musa 'alaihissalam‘ adalah salah satu narasi paling kaya makna dalam Al-Qur'an, menawarkan pelajaran mendalam tentang keimanan, kesabaran, dan bahaya kelalaian. Surah Al-A'raf secara khusus menguraikan fase-fase penting dalam perjalanan dakwah Nabi Musa, terutama menyoroti respons Bani Israil yang seringkali apatis dan tidak bersyukur, bahkan setelah menyaksikan mukjizat yang luar biasa. Mari kita telaah kisah ini, mengambil hikmah agar kita tidak mengulang kesalahan masa lalu.
Fase 1: Bani Israil di Bawah Penindasan Firaun
Kisah Nabi Musa dimulai saat Bani Israil hidup di bawah kekejaman Firaun, yang diidentifikasi oleh beberapa penafsir sebagai Ramses III, "anak dewa matahari." Penindasan ini mencapai puncaknya dengan perintah Firaun untuk membunuh setiap anak laki-laki Bani Israil yang lahir, sebagaimana disebutkan dalam Surah Al-Baqarah. Ini adalah masa-masa penuh ketakutan dan penderitaan, di mana harapan seolah padam. Namun, di tengah kegelapan itulah, takdir ilahi sedang merajut kelahiran seorang pemimpin yang akan membebaskan mereka.
Fase 2: Nabi Musa Menjadi Rasul
Setelah pengasingan dan pelatihan di Madyan, Allah ‘Subhanahuwa ta′ala‘ memilih Nabi Musa untuk menjadi rasul-Nya. Dengan mukjizat tongkat yang berubah menjadi ular dan tangan yang bersinar, Nabi Musa diutus untuk menghadapi Firaun dan kaumnya yang zalim, menyeru mereka untuk beriman kepada Allah dan membebaskan Bani Israil. Ini adalah fase di mana Nabi Musa diuji dengan tugas yang berat, menghadapi penguasa yang sombong dan rakyatnya yang ingkar.
Fase 3: Penyelamatan Nabi Musa dan Bani Israil
Puncak dari pertarungan antara kebenaran dan kebatilan terjadi ketika Allah ‘SubhanahuwaTa ′ ala‘ menyelamatkan Nabi Musa dan Bani Israil dengan membelah Laut Merah, menenggelamkan Firaun dan bala tentaranya. Momen penyelamatan yang luar biasa ini adalah mukjizat yang tak terbantahkan, bukti nyata akan kekuasaan dan kasih sayang Allah. Dalam konteks ini, Surah Al-A'raf (ayat 205) mengingatkan kita untuk mengingat Tuhanmu dalam hatimu dengan rendah diri dan rasa takut, dan tanpa mengeraskan suara, pada waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lengah. Ini adalah seruan untuk senantiasa berdzikir dan tidak melupakan nikmat Allah, terutama setelah melalui cobaan berat.
Fase 4: Pasca Penyelamatan dan Apatisme Bani Israil
Sayangnya, setelah diselamatkan dari penindasan Firaun, Bani Israil menunjukkan sikap yang sangat disayangkan: ketidakbersyukuran dan apatisme. Meskipun telah diberi makanan segar seperti manna dan salwa langsung dari langit, mereka mulai mengeluh dan merindukan makanan yang lebih "bervariasi" seperti bawang dan mentimun. Ini adalah gambaran dari kesadaran apatis yang tidak bisa membuka diri terhadap perubahan dan nikmat yang ada di hadapan mata.
Mereka terjebak dalam 'autopilot model' kehidupan, melakukan segala sesuatu tanpa makna dan tanpa korelasi refleksi diri dengan mengingat Allah. Mereka kehilangan diri dalam rutinitas dan keinginan duniawi, melupakan tujuan utama keberadaan mereka. Pentingnya berdzikir kepada Allah menjadi sangat relevan di sini. Ketika manusia kehilangan koneksi dengan Penciptanya, hati menjadi keras dan cenderung abai terhadap tanda-tanda kebesaran-Nya. Kisah Bani Israil adalah peringatan bagi kita: jangan sampai kita terjebak dalam kelalaian (ghoflah), melupakan nikmat dan petunjuk Tuhan.

Kisah Nabi Musa dalam Surah Al-A'raf mengajarkan kita bahwa ujian tidak hanya datang dalam bentuk kesulitan, tetapi juga dalam bentuk nikmat dan kelapangan. Bersyukur, berdzikir, dan senantiasa menghubungkan diri dengan Allah adalah kunci untuk menghindari apatisme dan hidup yang tanpa makna. Marilah kita ambil pelajaran dari kisah ini, menjadikan setiap momen sebagai kesempatan untuk mengingat Allah dan tidak terjebak dalam 'autopilot' kehidupan yang melalaikan. Apa langkah kecil yang bisa kita ambil hari ini untuk lebih sering mengingat Allah dan keluar dari zona "autopilot" kita?










Share:

Footer Link

Pengumuman

  1. Tamu yang menginap 1x24 jam harus lapor RT.
  2. Dilarang Parkir Mobil di Jalan Perumahan
  3. Segala Jenis Truk dilarang Memasuki Jalan Perumahan

info ronda

Pelaksanaan Ronda lingkungan dimulai pukul 22.00 WIB s.d. Menyesuaikan Kondisi

Recent Posts

POSTINGAN TERBARU

Recent Posts Widget