Showing posts with label Slide. Show all posts
Showing posts with label Slide. Show all posts

"Ngalir Saja" dalam Hidup!

Kajian Ahad pagi, 14 Desember 2025, di Masjid Al Mu’minun Perumahan Gayam Permai setelah Sholat Subuh, menghadirkan Ustadz Syafrudin, LC. Dalam ceramahnya, beliau menyoroti isu yang menurutnya menjadi krisis terbesar yang melanda umat hari ini: Krisis Makna dan Krisis Identitas. Sebuah krisis yang membuat seseorang kehilangan orientasi dan tujuan hidup yang jelas. 
Ustadz Syafrudin menyebut, krisis ini sering diekspresikan dalam ungkapan populer, "ngalir saja," sebuah jawaban yang terdengar pasrah namun menyimpan bahaya keputusasaan yang naif. Krisis ini adalah tanda kehancuran sistem keyakinan (yakin) yang tidak diterjemahkan dengan baik dalam kehidupan sehari-hari.

Krisis "Ngalir Saja": 
Dari Cita-cita Menuju Kepasrahan Naif 
Ustadz Syafrudin, LC. menggambarkan pergeseran dramatis dalam orientasi hidup. Tujuan hidup yang spesifik di masa kecil (seperti ingin menjadi pahlawan atau polisi) seringkali hilang seiring berjalannya waktu. Ketika ditanya mengenai tujuan hidup di masa dewasa, jawaban yang dominan adalah, "Ngalir aja, lah." Ungkapan "ngalir saja," menurut Ustadz, bukanlah tanda kepasrahan yang Islami (tawakal), melainkan manifestasi dari: 
  • Keletihan (Capek): Respon ini muncul karena "capek sekali menjalani hidup." 
  • Ketidaktahuan: Ini adalah bahasa lain dari ketidaktahuan akan jalan mana yang harus dipilih. 
  • Kepasrahan Naif: Beliau menyebutnya perkataan yang Naif. 
Seseorang mengerti bahwa situasinya tidak baik, tetapi memilih untuk tidak berbuat apa-apa, yang menunjukkan krisis makna telah merusak pondasi keyakinan. 

Kontradiksi Keyakinan (Yakin) dan Realita Amal 
Keyakinan (yakin) kepada Allah SWT adalah kebenaran dasar yang tidak dapat dibatalkan (axiomatic belief). Namun, Ustadz Syafrudin menyoroti bahwa makna keyakinan ini tidak diterjemahkan dengan baik dalam sistem kehidupan saat ini. Hal ini terlihat dari banyaknya kasus di mana keyakinan dasar tidak selaras dengan perilaku. Meskipun yakin akan Allah SWT, sering kali disaksikan perilaku yang kontraproduktif seperti melakukan tindak pidana yang secara nyata melanggar keyakinan dasar tersebut. Ini menunjukkan adanya keretakan besar antara iman di hati dan amal di dunia nyata. 

Solusi Islam: 
Membangun Keyakinan Melalui Kehadiran Abadi 
Setelah mendiagnosa krisis makna dan kontradiksi iman, Ustadz Syafrudin menawarkan solusi fundamental dalam Islam. Jembatan untuk membangun keyakinan yang kokoh dan diterjemahkan menjadi amal yang lurus adalah dengan menghadirkan Allah SWT pada setiap saat dalam hidup. Konsep Kehadiran dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala ini merupakan inti dari ajaran ihsan. Ia menuntut kesadaran penuh bahwa di setiap langkah, keputusan, dan keadaan, seseorang berada di bawah pengawasan-Nya. Kehadiran konstan ini secara otomatis menghilangkan ruang bagi sikap "ngalir saja" dan mencegah tindakan yang kontraproduktif. 
Menariknya, Ustadz Syafrudin mengaitkan konsep ini dengan istilah populer hari ini, Mindfulness. Mindfulness didefinisikan sebagai kondisi "hadir saat ini," tidak terbebani kenangan masa lalu, dan tidak pula silau dengan masa depan. Islam, melalui konsep ihsan dan muraqabah (merasa diawasi), telah menawarkan jalan ini sebagai metode praktis untuk membangun keyakinan yang selalu hidup dan membimbing perbuatan, jauh sebelum istilah modern itu muncul. 

Krisis makna dan identitas hari ini adalah panggilan bagi umat untuk kembali memeriksa kualitas keyakinan kita. Keyakinan bukan hanya pernyataan lisan, tetapi harus diterjemahkan menjadi tindakan yang konsisten. Solusinya adalah dengan mempraktikkan Kehadiran Abadi dengan Allah SWT (Mindfulness Islami) di setiap waktu, sehingga keyakinan dapat menjadi peta jalan yang sejati, bukan sekadar teori yang usang.















Share:

Meneladani Kekuatan dan Amanah Nabi Musa Menjemput Kebaikan Allah

Ringkasan Pengajian Subuh | Ustadz Retno Ahmad Pujiono, Lc. Ahad Pon, 7 Desember 2025.

Oleh: Dwi Budi Prasojo,SKM
Pengajian Subuh kali ini menyoroti pentingnya syukur sebagai tanda bahwa kita adalah hamba yang "tahu diri" di hadapan Allah SWT. Karunia nikmat yang telah diberikan kepada kita bernafas, melihat, dan berbagai nikmat tak terhingga lainnya adalah anugerah yang luar biasa. Kita memohon agar Allah menetapkan kita sebagai hamba-hamba yang senantiasa pandai bersyukur, terutama atas perlindungan-Nya dari segala musibah, baik fisik maupun batin. 

Musibah Batin, Dosa, dan Rasa Malu 
Ustadz Retno mengingatkan bahwa musibah tidak hanya bersifat fisik, namun ada pula musibah batin yang dampaknya jauh lebih berat. 
  • Ketinggalan salat Subuh. 
  • Terhalang untuk membaca Al-Qur'an, bahkan hanya beberapa ayat. 
  • Tidak bisa berzikir dan wirid, padahal dosa kita sangat banyak.  
Semua hal ini pada hakikatnya adalah musibah batin. 
Perkataan para Salaf menyebutkan, seandainya dosa kita memiliki bau yang tercium, niscaya tidak akan ada seorang pun yang mau mendekat kepada kita. Mengingat hal ini, marilah kita mencontoh teladan Nabi Muhammad SAW yang beristighfar 70 hingga 100 kali sehari. Semoga kita semua terhindar dari musibah fisik maupun batin.
Salah satu sifat penting yang dibahas adalah rasa malu, yang juga disinggung dalam hadis riwayat Bukhari terkait materi yang sering diulang-ulang. Kurangnya rasa malu dapat menjadi pintu masuk berbagai dosa.

Kisah Nabi Musa AS di Madyan: 
Kekuatan, Amanah, dan Rasa Malu Pengajian Subuh kemudian mengambil hikmah dari kisah Nabi Musa AS di Kota Madyan (atau Madinah), yang diabadikan dalam Surah Al-Qasas (28), ayat 23-28. Bantuan dan Doa di Tengah Keterasingan Ketika Nabi Musa tiba dan melihat dua orang perempuan sedang mengantre untuk memberi minum ternak mereka, beliau dengan sigap berusaha membantu mereka. 
Setelah menunaikan pertolongan itu, Nabi Musa berteduh dan berdialog dengan Allah SWT, memohon dalam kerendahan hati: QS Al-Qasas [28]: 24: 
"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku."  
Ini adalah doa yang menunjukkan kepasrahan total dan keyakinan bahwa segala kebaikan hanya berasal dari Allah. Pemenuhan Undangan dan Bukti Rasa Malu Setelahnya, sesuai ayat 25 Surah Al-Qasas, salah satu putri Nabi Syu’aib AS (ayah dari kedua perempuan tersebut) datang menemui Musa atas perintah ayahnya. 
Putrinya itu datang dengan menjaga rasa dan sifat malunya, serta penuh wibawa. Ia mengundang Musa untuk makan sebagai balasan atas jasa baiknya memberi minum ternak. Musa memenuhi undangan tersebut, dan kepada Nabi Syu'aib, ia menceritakan kisahnya dikejar Firaun. Nabi Syu'aib menenangkan Musa bahwa ia telah selamat dari kaum zalim karena kekuasaan Firaun tidak sampai ke negeri Madyan. 
Kriteria Calon Suami dan Pekerja Dalam ayat ke-26, putri Nabi Syu’aib menyampaikan usul kepada ayahnya: 
 "Wahai ayahku, jadikan tamu ini orang yang bekerja pada kita... orang yang kuat lagi terpercaya." 
 
Usulan ini menekankan dua kriteria utama: kekuatan dan kepercayaan (amanah). 

Pernikahan dan Kesepakatan Jasa 
Ayat ke-27 menceritakan Nabi Syu’aib yang berdialog dengan Musa: 
 "Wahai pemuda, saya ingin menikahkan salah satu putriku ini dengan imbalan bekerja di rumahnya selama delapan musim haji. Dan saya tidak memberatkan engkau, dan semoga kamu termasuk orang-orang yang saleh." 
Dalam ayat ke-28, Nabi Musa menyepakati tawaran tersebut, bahkan memilih untuk bekerja selama sepuluh musim haji (sebagai tambahan dari delapan yang ditawarkan), menunjukkan kesungguhan dan kebutuhannya akan pertolongan, naungan, dan tempat berteduh. Ia menikahi putri Nabi Syu’aib yang paling kecil. Meneladani Kekuatan & Amanah Nabi Musa Menjemput Kebaikan Allah Ancaman bagi yang Hilang Rasa Malu
Ustadz Retno menyampaikan hadis riwayat Muslim mengenai ancaman Nabi Muhammad SAW terhadap dua kelompok di neraka yang tidak akan mencium bau surga: Kelompok orang yang memiliki cambuk (penganiaya).
Kelompok perempuan yang berpakaian tapi tidak berpakaian, yaitu mereka yang berlenggak-lenggok dan tidak menjaga kehormatan diri.
Musibah batin berupa hilangnya rasa malu dan terjerumus dalam dosa adalah hal yang harus kita hindari agar kita senantiasa termasuk dalam golongan hamba yang bersyukur dan diselamatkan Allah SWT di dunia dan akhirat.
Share:

Syi'ar Al-Qur'an Bersemi Setiap Awal Bulan!



Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. 
Mari kita bersama-sama meraih keberkahan di awal bulan dengan menghadiri kegiatan rutin Jami'yyatul Qur'an di Perumahan Gayam Permai! 
Apa kegiatannya? 
  • KHOTMIL QUR'AN (Penamatan Pembacaan Al-Qur'an 30 Juz secara berjamaah). 
  • Kapan? SENIN, 1 DESEMBER 2025, Kegiatan ini rutin diselenggarakan setiap tanggal 1 setiap bulannya. 
  • Di mana? MASJID AL-MU'MINUN, Perumahan Gayam Permai. 
Kegiatan ini merupakan sarana bagi kita untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT, merutinkan interaksi dengan Kalamullah, dan mempererat tali silaturahmi antar warga dan jamaah. Semoga dengan berkumpulnya kita untuk mengkhatamkan Al-Qur'an, Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat, ketenangan, dan keberkahan bagi kita, keluarga, serta lingkungan Perumahan Gayam Permai. 
Jangan lewatkan kesempatan emas ini! Ajak keluarga, tetangga, dan sahabat untuk bersama-sama menghidupkan majelis mulia ini. “Barangsiapa membaca satu huruf dari Kitabullah (Al-Qur'an), maka baginya satu kebaikan. Dan satu kebaikan akan dilipatgandakan menjadi sepuluh kebaikan.” (HR. Tirmidzi) 

 🏷️ Hashtag: #Jami'yyatulQur'an #KhotmilQur'an #MasjidAlMu'minun #GayamPermai #MajelisIlmu #Syi'arIslam #1Desember #RutinBulanan
Share:

Pengajian Rutin Ahad Pagi, 30 November 2025



Kegiatan rutin Pengajian Ahad Subuh pada tanggal 30 November 2025 menjadi momen penting bagi jamaah untuk kembali menyegarkan ruhani dan mengokohkan pondasi keimanan. Dalam suasana sejuk pagi hari, Ustadz Ulil Albab menyampaikan tausiah yang padat makna, berfokus pada urgensi cinta kasih sebagai penyempurna iman dan pentingnya memanfaatkan waktu sesuai tuntunan Surat Al-Ashr. 



💖 Hadits Nabi: Fondasi Cinta dalam Kesempurnaan Iman 
Ustadz Ulil Albab memulai kajian dengan mengutip hadits Rasulullah ﷺ yang sangat fundamental mengenai syarat masuk surga dan kesempurnaan iman. Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim tersebut berbunyi: 
 "Kalian tidak akan masuk surga sehingga kalian beriman. Dan tidak sempurna iman kalian sehingga kalian saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan satu amal perbuatan yang jika kalian mengerjakannya niscaya kalian akan saling mencintai? Tebarkanlah salam di antara kamu sekalian." (HR. Muslim) 
Beliau menekankan bahwa cinta sejati adalah tali pengikat keimanan yang paling kokoh. Hadits ini secara gamblang menghubungkan antara keimanan yang menjadi kunci surga, dengan sikap saling mencintai sesama. Lebih jauh, Ustadz Ulil Albab menjelaskan bahwa cakupan kasih sayang dalam Islam tidak hanya berhenti pada sesama muslim (ukhuwah Islamiyah), namun juga menuntun pada sikap baik, adil, dan santun kepada seluruh umat manusia (ukhuwah insaniyah), meskipun pintu surga mutlak hanya dimasuki oleh jiwa-jiwa yang beriman. 
Sikap saling mengasihi dan menasihati dalam kebaikan menjadi cerminan nyata dari keimanan yang sempurna di tengah masyarakat yang majemuk. 

⏳ Intisari Surat Al-Ashr: 
Peringatan dari Sang Pencipta Waktu Setelah mengupas Hadits tentang cinta, kajian dilanjutkan dengan pendalaman Surat Al-Ashr (Surat ke-103), yang menurut Imam Syafi'i sudah cukup menjadi pedoman hidup bagi seluruh umat manusia karena kandungan maknanya yang sangat komprehensif. Empat Pilar Keselamatan dari Kerugian Inti sari dari surat yang hanya terdiri dari tiga ayat ini adalah bahwa manusia pada dasarnya akan berada dalam kerugian, kecuali mereka yang tegak di atas empat pilar utama:

  • Beriman (إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا): Memiliki keyakinan yang kokoh kepada Allah dan Rasul-Nya. Ini adalah syarat mutlak yang menjadi fondasi segala amal. 
  • Beramal Saleh (وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ): Melakukan segala bentuk perbuatan baik sesuai ajaran agama, baik yang bersifat vertikal (ibadah kepada Allah) maupun horizontal (interaksi dengan sesama manusia dan alam). 
  • Saling Menasihati untuk Kebenaran (وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ): Aktif saling mengingatkan, membimbing, dan mengajak kepada jalan kebenaran (kebaikan). Ini adalah perwujudan dari cinta kasih yang sempurna. 
  • Saling Menasihati untuk Kesabaran (وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ): Saling menguatkan dalam menghadapi ujian, godaan, dan ketaatan. 

Kesabaran adalah kunci agar keimanan dan amal saleh dapat dipertahankan hingga akhir hayat. Sumpah Allah dengan Waktu Ustadz Ulil Albab menekankan bahwa diawali dengan sumpah Allah, “Wal 'Ashr” (Demi Masa/Waktu Asar), menunjukkan betapa berharganya waktu yang diberikan kepada manusia. Waktu adalah modal utama yang jika disia-siakan, hanya akan membawa penyesalan dan kerugian di akhirat. "Berusahalah sekuat tenaga, sampai kalian meninggal dalam keimanan, berpegang teguhlah dan satukanlah diri kalian dengan agama Allah.

 Ustadz Ulil Albab menegaskan pentingnya konsistensi (istiqamah) dalam menjalankan iman dan amal saleh. Hanya dengan berpegang teguh pada tali agama Allah, menjalin persaudaraan, dan mengisi waktu dengan empat pilar Surah Al-Ashr, seorang muslim akan meraih fadilah (keutamaan) baik di dunia maupun di akhirat kelak.













Share:

Undangan Kajian Rutin Ahad Pagi, 30 November 2025


BANJARNEGARA – Akhir bulan November tahun 2025 menjadi momen yang sangat istimewa bagi jamaah di Perumahan Gayam Permai dan sekitarnya. Masjid Al Mu'minun kembali mengundang kaum muslimin dan muslimat untuk hadir dalam Kajian Rutin Ahad Pagi yang selalu dinanti. Kajian kali ini terasa lebih hangat karena selain mendapatkan asupan ruhani, jamaah juga akan menikmati santapan fisik dalam acara Sarapan Pagi Bersama setelah sesi ilmu selesai! 

🎙️ Bersama Ustadz Ulil Albab Al Hafidz dari Ponpes Noto Ati 
Kajian yang akan dilaksanakan pada Ahad, 30 November 2025 ini akan diisi oleh narasumber yang sangat kompeten, yaitu Al-Ustadz Ulil Albab Al Hafidz. Beliau adalah salah satu ulama muda yang mengasuh di Pondok Pesantren Noto Ati, Banjarnegara. Sebagai seorang Al Hafidz, Ustadz Ulil Albab dikenal dengan materi yang selalu berlandaskan dalil yang kuat dari Al-Qur'an, disajikan dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami oleh semua lapisan usia. 

⏰ Catat Tanggal dan Waktunya! 
 Hari/Tanggal: Ahad, 30 November 2025 
 Pukul: 04.30 WIB (Dimulai tepat setelah Shalat Subuh Berjamaah) 
 Lokasi: Masjid Al Mu'minun, Perumahan Gayam Permai 

Ilmu Kenyang, Perut Pun Kenyang! 
Sarapan Bersama Jadi Penutup Panitia Masjid Al Mu'minun telah menyiapkan agenda istimewa untuk menutup rangkaian kajian ini: Sarapan Pagi Bersama! Setelah mendapatkan pencerahan dan ilmu yang menyejukkan hati, jamaah dipersilakan untuk menikmati hidangan sarapan yang telah disediakan. 

Keutamaan Sarapan Bersama: Selain menjalin silaturahmi, makan bersama dalam majelis ilmu adalah salah satu tradisi yang mempererat ukhuwah Islamiyah, mengubah kegiatan biasa menjadi ladang pahala. Panitia berharap momen ini dapat menjadi ajang saling sapa dan memperkuat persaudaraan antar-jamaah. 

Share:

Ustadz Susianto, SKM: Jodoh Itu Rezeki!


Ahad, 9 November 2025
Jama'ah kajian rutinAhad pagi pada tanggal 9 November 2025 mengalami sedikit perubahan jadwal terkait pengisi materi. Ustadz Andi Yulianto yang semula dijadwalkan hadir, berhalangan hadir sehingga posisi beliau diisi sementara oleh Ustadz Susianto. Ustadz Susianto hadir untuk mengisi kekosongan tersebut dan menyampaikan materi yang sangat relevan dan mendalam, berfokus pada konsep "4 Jenis Rezeki (Rizki)" dalam Islam. 


Meskipun terjadi perubahan, semangat para jamaah tetap tinggi dalam menimba ilmu.
📚 Sorotan Materi Kajian: 
4 Jenis RezekiDalam kajian yang disampaikan dengan penuh hikmah, Ustadz Susianto mengupas tuntas empat tingkatan atau jenis rezeki yang diberikan Allah SWT kepada hamba-Nya. Poin-poin utama yang beliau sampaikan adalah:
1. Rizki Ketika Dalam Kandungan
Ini adalah rezeki fundamental yang sifatnya mutlak dan sudah ditetapkan. Ustaz Susianto mengingatkan bahwa sebelum kita lahir, Allah telah menentukan segalanya: kapan kita lahir, di mana, dan bahkan siapa orang tua kita.“Kita pasrah dan sudah ditentukan kapan lahir, di mana, dan dari orang tua siapa? Inilah rezeki pertama, yang tidak bisa kita ubah, sebuah ketetapan ilahi,” jelas beliau.

2. Rizki Ketika Kita Diberikan Jodoh
Rezeki ini terkait dengan pasangan hidup. Jodoh adalah bagian dari takdir Allah yang merupakan karunia besar. Seseorang yang mendapatkan pasangan yang sholeh/sholehah sejatinya sedang menerima rezeki yang tak ternilai harganya.

3. Rizki yang Kita Miliki (Rezeki Ma'isyah/Penghidupan)
Ini adalah jenis rezeki yang paling umum dipahami, yaitu segala harta benda, pekerjaan, kesehatan, dan kebutuhan sehari-hari yang kita nikmati saat ini. Rezeki ini didapatkan melalui ikhtiar dan usaha, namun hakikatnya tetap anugerah dari Allah.

4. Rizki yang Diberikan Kepada Orang-Orang yang Bertaqwa
Ini merupakan jenis rezeki tertinggi dan paling istimewa. Rezeki ini bukan hanya bersifat materi, tetapi juga ketenangan hati, keberkahan hidup, kemudahan urusan, dan jalan keluar dari setiap kesulitan 
Rezeki ini diberikan sebagai buah dari ketaqwaan dan kesabaran seorang hamba.


Keistiqomahan di Tengah Ujian. 
Di penghujung kajian, Ustadz Susianto memberikan pesan penutup yang sangat menguatkan hati. Beliau menekankan pentingnya keistiqomahan dalam berbuat kebaikan meskipun sedang diterpa cobaan hidup.“Jangan tinggalkan kebaikan karena Musibah,” tegas Ustadz Susianto. Musibah tidak boleh menjadi alasan untuk berhenti beribadah, bersedekah, atau menuntut ilmu. 
Justru dalam kesulitan, kebaikanlah yang akan menjadi penyelamat dan pembuka pintu rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka, sejalan dengan rezeki jenis keempat.Kajian Ahad pagi ini ditutup dengan harapan agar seluruh jamaah dapat merenungkan kembali hakikat rezeki dan senantiasa berusaha menjadi hamba yang bertaqwa, terlepas dari segala ujian dan perubahan yang terjadi dalam hidup, termasuk perubahan pengisi kajian.




Share:

"Yuk Subuhan & Ngaji Bareng!"


Dua undangan di kalender Anda untuk hari Ahad, 9 November 2025: 

Sholat Subuh Berjama'ah Waktu: 04.00 WIB 
 Lokasi: Masjid Al Mu'minun Perumahan Gayam Permai 

Ngaji Bareng Waktu: 04.30 WIB (Setelah Sholat Subuh) 
 Deskripsi: Pengajian bersama Ustadz Andy Yulianto 
 Lokasi: Masjid Al Mu'minun Perumahan Gayam Permai 


Sholat Subuh Berjama'ah Minggu, 9 Nov 2025 • 04.00 – 04.30 Masjid Al Mu'minun Perumahan Gayam Permai
Ngaji Bareng Minggu, 9 Nov 2025 • 04.30 – 05.30 Masjid Al Mu'minun Perumahan Gayam Permai Pengajian bersama Ustadz Andy Yulianto

Share:

Strategi Survival Nabi Musa dari Ancaman Kekuasaan

Ahad pagi di Masjid Al Mu'minun, Perumahan Gayam Permai, kembali menjadi oase ilmu dan ketenangan. Melalui Kajian Rutin Ahad Pagi, kita berkesempatan menyelami mutiara hikmah Al-Qur'an di bawah bimbingan Ustadz Retno Ahmad P, Lc. Kali ini, fokus kajian tertuju pada Surah Al-Qashash ayat 21 sampai 24, sebuah fragmen kisah heroik dan penuh makna dari perjalanan awal Nabi Musa ’alaihissalam.
Ayat-ayat ini mengisahkan momen kritis dalam hidup Nabi Musa. Setelah tanpa sengaja membunuh seorang Qibthi (kaum Firaun), beliau harus meninggalkan Mesir negeri tempatnya dibesarkan demi menyelamatkan diri dari ancaman pembunuhan. 
Peristiwa ini melahirkan tiga pelajaran fundamental yang sangat relevan bagi kehidupan kita.

1. Pelarian yang Penuh Tawakal (Ayat 21)

فَخَرَجَ مِنْهَا خَآىِٕفًا يَّتَرَقَّبُ ۖ قَالَ رَبِّ نَجِّنِيْ مِنَ الْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَ
Keluar dari Mesir, Nabi Musa berada dalam dua keadaan kontradiktif namun sejalan: Takut (khāifan) dan Berharap/Waspada (yataraqqabu). Ketakutan adalah fitrah manusiawi saat menghadapi bahaya, namun ia tidak berujung pada keputusasaan. Rasa takut itu segera diimbangi dengan doa yang tulus, 

"Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu."

Ibrah: 
Ustadz Retno menekankan, rasa takut yang dibenarkan dalam Islam adalah rasa takut yang mendorong kita untuk bertindak, berusaha (seperti melarikan diri), dan diakhiri dengan penyerahan diri total kepada Allah (tawakal). Di tengah badai masalah, solusi pertama seorang mukmin adalah memohon pertolongan langsung dari Rabbul 'Alamin.

2. Harapan di Tengah Ketidakpastian (Ayat 22-23)
Dalam perjalanannya menuju negeri Madyan, Nabi Musa tidak memiliki peta, bekal yang cukup, atau jaminan keselamatan. Di tengah kelelahan, beliau berdoa: 

“Mudah-mudahan Tuhanku membimbingku ke jalan yang benar.”

Ketika tiba di sumur Madyan, beliau melihat dua orang perempuan yang menahan ternak mereka. Kisah interaksi ini mengajarkan kita tentang:
  • Pentingnya Nasehat (Kepedulian Sosial): Nabi Musa bertanya tentang masalah yang dihadapi kedua perempuan itu, menunjukkan kepedulian sosial yang tinggi.
  • Keadilan dan Kesopanan: Dua perempuan tersebut menjawab dengan sopan, menjelaskan bahwa mereka tidak bisa memberi minum ternak karena ayah mereka sudah tua dan mereka harus menunggu para penggembala laki-laki selesai.

Ibrah: 
Dalam keadaan sulit sekalipun, prinsip kebaikan dan tolong-menolong tidak boleh luntur. Pertolongan dari Allah sering datang melalui sebab yang tidak kita duga, asalkan kita tetap memelihara adab, kepedulian, dan kejujuran.

3. Kekuatan Doa dalam Keterbatasan (Ayat 24)
Setelah membantu dua perempuan itu, Nabi Musa berbalik ke tempat teduh. Dalam kondisi lapar, lelah, dan tanpa bekal, beliau memanjatkan doa yang masyhur dan indah:

رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ
"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku."

Doa ini bukan permintaan spesifik (misalnya, "beri aku makanan"), melainkan pengakuan total atas kefakiran (kebutuhan) kepada segala jenis kebaikan dari Allah. Doa ini adalah puncak dari tawakal: setelah berusaha (berlari dari Mesir dan membantu orang lain), sisanya adalah pasrah dan mengharap kebaikan dari-Nya.Ibrah: Doa Nabi Musa ini adalah etika meminta yang ideal. Ia mengajarkan bahwa Allah mencintai hamba-Nya yang mengakui kelemahan dan kemiskinannya, dan meyakini bahwa segala kebaikan hanya berasal dari-Nya. Setelah doa ini dipanjatkan, Allah segera menjawab dengan mempertemukan beliau dengan calon mertua (Nabi Syu’aib) dan rezeki yang baik.

Kisah Nabi Musa di awal Surah Al-Qashash adalah cetak biru bagi setiap Muslim yang sedang berjuang. Ia mengajarkan kita untuk menghadapi ketakutan dengan doa, mencari jalan keluar dengan usaha, dan menyempurnakan segala ikhtiar dengan tawakal dan keikhlasan.Mari kita jadikan perjalanan Nabi Musa ini sebagai motivasi untuk senantiasa berbuat baik dan memperkuat ikatan batin kita dengan Allah, karena sesungguhnya segala kebaikan yang kita butuhkan, hanya datang dari-Nya.Sampai jumpa pada Kajian Ahad Pagi berikutnya!

Share:

Subuh Berjama'ah : Ahad, 2 November 2025

 


Ahadmu harus diawali dengan langkah penuh berkah! 
Mari bersama-sama meraih keutamaan Shalat Subuh berjamaah dan menuntut ilmu. 
 Kajian Ahad Pagi Spesial! 
 Bersama: 👤 Ustadz Retno Ahmad Pujiono, LC. 
🗓️ WAKTU: Hari: Ahad, 2 November 2025 
 Waktu: Dimulai Shalat Subuh Berjamaah (Tepat Waktu!) 
 Tempat: Masjid Al Mu'minun, Perumahan Gayam Permai, Banjarnegara 
 Mari kita kokohkan akidah dan tingkatkan iman di awal pekan ini. 
Ajak keluarga, tetangga, dan sahabat Anda! 

📍 Lokasi: Masjid Al Mu'minun Perumahan Gayam Permai Banjarnegara
#gayampermai #masjidalmuminun #kajianahadpagi #kajiansubuh #kajianislam #ustadzretnoahmadpujiono #banjarnegara #infokajian #ngajiyuk #subuhberjamaah
Share:

Kebaikan adalah Investasi Abadi!


Kajian Rutin Ahad Pagi : 26 Oktober 2025
Penceramah : Ustadz Ulil Albab Al Hafidz

Al-Qur'an adalah Al-Furqan, kriteria pembeda antara yang benar. Sebagai petunjuk universal, ia tidak hanya menetapkan hukum, tetapi juga membentuk karakter dan moral, memastikan bahwa setiap aspek kehidupan seorang mukmin, mulai dari doa yang terucap hingga tindakan yang diperbuat, selaras dengan kehendak Ilahi. Dalam Surah Al-Furqan, Allah SWT menguraikan sifat-sifat Ibadurrahman (hamba-hamba Allah Yang Maha Pengasih), menunjukkan bahwa keimanan sejati tercermin dalam kualitas luhur jiwa dan amal perbuatan.
Salah satu sifat paling mulia dari Ibadurrahman adalah doa mereka untuk keluarga, sebuah permohonan yang menunjukkan orientasi hidup yang melampaui kepentingan duniawi:

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا 
 (“Rabbana hab lana min azwajina wa dzurriyatina qurrata a’yun, waj'alna lil muttaqina imama.”)

Artinya: "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Al-Furqan: 74)
Makna Mendalam: 
Kebaikan yang Bersambung
"Qurrata A’yun" (Penyenang Hati): Tafsir ulama menjelaskan bahwa "penyenang hati" di sini secara spesifik adalah anak yang taat kepada Allah (sholeh) dan menjalankan sunnah Rasulullah SAW. Doa ini adalah permohonan agar anak-anak kami menjadi manusia yang sholeh, yang kehadirannya di dunia dan akhirat membawa ketenangan, bukan kegelisahan.
Kebaikan Berkesinambungan: Doa ini secara implisit memohon agar Allah menjadikan kebaikan yang bersambung-menyambung pada keturunan-keturunan kita semua. Sebab, ketika keturunan menjadi sholeh, amal kebaikan mereka akan menjadi pahala jariyah yang tak terputus bagi orang tua yang mendidik dan mendoakannya.
Kepemimpinan Takwa: Puncak doa ini adalah permintaan untuk dijadikan "Imam bagi orang-orang yang bertakwa." Ini menuntut kita untuk menjadi panutan dalam keimanan dan ketaatan, membuktikan bahwa ucapan doa kita didukung oleh tindakan ketakwaan yang nyata.
Kisah keimanan juga mengajarkan tentang ketekunan dalam kebaikan, bahkan ketika hasilnya baru terlihat setelah rentang waktu yang sangat lama. Diriwayatkan dalam beberapa sumber Islam, Nabi Ibrahim AS pernah memanjatkan doa bersama putranya, Nabi Ismail AS, setelah selesai meninggikan pondasi Ka'bah: 
 "Ya Tuhan kami, utuslah di antara mereka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat-Mu dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah serta menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana." (QS. Al-Baqarah: 129)

Kisah ini menyoroti sebuah keajaiban waktu: Nabi Muhammad SAW yang merupakan keturunan Nabi Ismail AS lahir dan diutus menjadi Rasul, yang sebagian ulama menafsirkan bahwa itu adalah bukti terkabulnya doa Nabi Ibrahim AS setelah rentang waktu yang diperkirakan mencapai sekitar 3.000 tahun.














Share:

Footer Link

Pengumuman

  1. Tamu yang menginap 1x24 jam harus lapor RT.
  2. Dilarang Parkir Mobil di Jalan Perumahan
  3. Segala Jenis Truk dilarang Memasuki Jalan Perumahan

info ronda

Pelaksanaan Ronda lingkungan dimulai pukul 22.00 WIB s.d. Menyesuaikan Kondisi

Recent Posts

POSTINGAN TERBARU

Recent Posts Widget