Demi melindungi warga terhadap penyakit dampak dari merokok, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara menetapkan kawasan tanpa rokok (KTR). Kawasan yang diberlakukan terutama untuk kawasan publik. KTR tersebut berdasarkan pada Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2019 tentang kawasan tanpa rokok. Sekda Banjarnegara, Indarto sosialisasikan aturan teknis yang membatasi area iklan rokok dan melarang promosi produk tembakau di fasilitas umum pada Perda No 3 Tahun 2019 merupakan penataan kawasan bebas asap rokok dan berikan perlindungan kelompok rentan seperti anak-anak dan ibu hamil.
Showing posts with label Slide. Show all posts
Showing posts with label Slide. Show all posts
Kawasan Tanpa Rokok: Udara Sehat, Hidup Lebih Baik
Demi melindungi warga terhadap penyakit dampak dari merokok, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara menetapkan kawasan tanpa rokok (KTR). Kawasan yang diberlakukan terutama untuk kawasan publik. KTR tersebut berdasarkan pada Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2019 tentang kawasan tanpa rokok. Sekda Banjarnegara, Indarto sosialisasikan aturan teknis yang membatasi area iklan rokok dan melarang promosi produk tembakau di fasilitas umum pada Perda No 3 Tahun 2019 merupakan penataan kawasan bebas asap rokok dan berikan perlindungan kelompok rentan seperti anak-anak dan ibu hamil.
Disampaikan oleh Sekda bahwa kawasan tanpa rokok sebagai upaya perlindungan kesehatan bagi masyarakat untuk Banjarnegara yang sehat dan layak anak, dalam sosialisasi terkait dengan kawasan tanpa rokok pada hari rabu 30 Oktober 2024.
Aturan teknis terkait pembatasan area iklan rokok dan larangan promosi produk tembakau di dekat fasilitas umum turut diperkenalkan kepada masyarakat. Indarto menekankan bahwa kebijakan ini memerlukan tindakan nyata untuk mengurangi paparan iklan rokok, khususnya pada anak-anak usia sekolah.
Pada kegiatan itu dilaporkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Banjarnegara, dr. Latifah Hesti Purwaningtyas bahwa tingkat kepatuhan dalam penerapan KTR mulai dimonitor melalui aplikasi e-monev dari Kementerian Kesehatan, yang menempatkan Banjarnegara pada peringkat 32 dari 514 kabupaten/kota. hal ini masih diperlukan peningkatan, terutama pada fasilitas pendidikan.
Dalam Perda tersebut yang termasuk kawasan tanpa rokok meliputi semua fasilitas umum yang digunakan oleh masyarakat termasuk di dalamnya antara lain fasilitas kesehatan, tempat belajar mengajar, tempat ibadah dan angkutan umum.
Keluarga Imran: Teladan Keimanan dan Ketaatan
Ustadz Ulil Albab Al Hafidz
10 November 2024
Keluarga Imran yang namanya diabadikan menjadi surat ketiga dalam Al-Qur'an. Dalam Al Qur'an diabdikan pada surat ke 33-34 nama Ali Imran tersurat. nama Keluarga Imran tertera dalam Surat Ali Imran karena keluarganya mempunyai keutamaan, yaitu:
"Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan Keluarga 'Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing), (sebagai) satu keturunan yang sebagiannya adalah (keturunan) dari sebagian yang lain. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui." (QS Ali Imran Ayat 33-34)
Keluarga Imran dinisbatkan kepada seseorang yang bernama Imran bin Matsan bin al-Azar bin Sahim bin Misyam bin Hizkil bin Ahrif bin Au'am Izazaya bin Amsaya bin Nawas bin Nausa bin Sulaiman bin Daud bin Yehuda bin Lewi bin Yaqub bin Ishaq bin Ibrahim 'alaihissalam.
Imran menikah dengan Hannah yang dikarunia seorang perempuan yang mulia yaitu Maryam. Ibu maryam inilah yang melahirkan Nabi 'Isa AS.
Imran dan Hannah lama tidak mendapatkan anak. baru diberikan anak dan mengandungnya setelah usia Hannah sudah memasuki masa "menapouse", masa di mana wanita secara medis sudah tidak bisa mengandung, namun Allah berkehendak. Dalam kebahagiaan keluarga Imran yang menanti kelahiran sang anak, Imran wafat sebelum masa kelahiran anaknya.
Hannah tetap selalu bersabar ketika suaminya meninggal, merawat janin yang ada dalam kandungannya. Hannah sangat menginginkan anak yang ada dalam kandungannya anak laki-laki.
Dan Hannah bernazar bahwa anaknya ini untuk mengabdi kepada Alloh SWT atau menjadi Marbot di Masjid Alloh SWT (baitul Maqdis).
"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku (untuk) menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah nazar itu dariku. Sesungguhnya Engkaulah Tuhan Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui".
Alloh menghendaki lain bahwa yang lahir adalah bayi perempuan yang diberi nama Maryam.
QS Ali 'Imran : 36
Ketika melahirkannya, dia berkata, “Wahai Tuhanku, aku telah melahirkan anak perempuan.” Padahal, Allah lebih tahu apa yang dia (istri Imran) lahirkan. “Laki-laki tidak sama dengan perempuan. Aku memberinya nama Maryam serta memohon perlindungan-Mu untuknya dan anak cucunya dari setan yang terkutuk.”(QS. Ali 'Imran :36)
Tafsirnya:
Setelah bernazar untuk mempersembahkan anaknya untuk mengurus rumah-Nya (Marbot Baitul Maqdis), maka ketika istri Imran melahirkan anak-nya, dia bermunajat kepada Allah seraya berkata," Tuhanku, aku telah melahirkan anak perempuan." Padahal Allah lebih tahu apa yang terbaik atas apa yang dia lahirkan, yakni perempan. Dan anak laki-laki yang diharapkan tidak sama dengan, yakni tidak lebih baik daripada, perempuan yang diberikan Allah. Istri Imran berkata, "Dan aku memberinya nama Maryam, dan aku mohon perlindungan-Mu untuknya dan anak cucunya dari gangguan setan yang terkutuk." Ini mengisyaratkan atas besarnya karunia yang diberikan kepada keluarga Imran, sekaligus misteri besar di balik kelahiran anak perempuannya, sementara ia berharap anak laki-laki karena terkait nazarnya.
Atas kehendak Allah SWT Maryam tidak mengalami Haid seperti wanita. Sehingga atas ijin-Nya Maryam menjadi Marbot untuk mengurus rumah Allah SWT (Baitul Maqdis). Maryam wanita yang Shalihah, utama. Sosok Maryam yang memiliki banyak keikhlasan karena penjagaan atas dirinya dan penghambaannya pada Allah SWT yang penuh kekhusyukan. Sehingga Beliau diberikan oleh Alloh SWT keturunan yang menjadi Nabi yaitu Nabi 'Isa AS.
Kegiatan Jami'yyatul Qur'an
Alhamdulillah kegiatan Jami'yyatul Qur'an untuk Bulan Nopember 2024 terlaksana dengan lancar. Suport dari Jama'ah Sholat Isya' sehingga pelaksanaannya tetap istiqomah.
Pelaksanaan Jami'yyatul Qur'an dilaksanakan setiap bulan. Tepat ditanggal 1. Kegiatan ini telah terlaksana selama 2 tahun. Pelaksanaan pertama kali pada tanggal 1 Bulan Januari Tahun 2023.
Kegiatan CMH : Cek Makhorijul Huruf Tahsinul Qur'an
Membaca Alquran merupakan langkah awal seseorang bermuamalah dengan Alquran. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan agar kita rajin membacanya, sebagaimana tertuang dalam sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.
“Bacalah Alquran, karena ia akan datang pada hari Kiamat sebagai pemberi
syafaat bagi orang yang membacanya…” (HR Muslim).
Membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar adalah suatu hal yang sangat penting bagi setiap muslim. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas bacaan Al-Qur’an dengan mengikuti pelatihan tahsin, khususnya makharijul huruf, dapat meningkatkan kualitas bacaan. Berdasarkan observasi di Desa Napo, banyak anak kesulitan membaca Al-Qur'an terutama melafalkan huruf hijaiyah. Hal tersebut karena kurangnya pemahaman makharijul huruf.
Pada Hari Jumat, 1 November 2024 diadakan CMH (Cek Makhorijul Huruf) tahsin Qur'an dengan fokus pada makharijul huruf untuk Ibu-ibu di Perumahan Gayam Permai.Dipandu oleh
Ustadzah Erni, Ustadzah Supri dan Ustadzah Fitri dari LTQ Cahaya Qur'an.
Pada tahap cek, dilakukan tes untuk mengetahui kemampuan peserta dalam melafalkan huruf hijaiyah sesuai dengan makharijulnya. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa setelah mengikuti pelatihan, peserta dapat menyebutkan huruf hijaiyah dengan lebih baik dan benar sesuai dengan makharijulnya. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil tes yang menunjukkan peningkatan kemampuan peserta dalam melafalkan huruf hijaiyah. Pelatihan tahsin Qur'an dengan fokus pada makharijul huruf memperoleh respon positif dari peserta dan masyarakat dan mampu memberikan pengetahuan dan pemahaman terhadap makharijul huruf.
|
Ibadah Qurban dan Ibadah Haji
Ibadah Qurban dan Haji adalah dua Ibadah yang tidak terisahkan. Dalam Hal waktu dan kesamaan masalah pendanaan. Ibadah kurban memiliki makna yang mendalam dalam agama Islam. Selain sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT, kurban juga mengandung nilai sosial dan kepedulian terhadap sesama. Melalui kurban, umat Muslim diajarkan untuk berbagi rezeki dengan orang lain, terutama mereka yang kurang beruntung. Sedangkan ibadah haji salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh umat Muslim yang mampu secara fisik, finansial, dan hukum. Ibadah haji dilakukan di Kota Makkah, Saudi Arabia, pada bulan Dzulhijjah. Haji memiliki rangkaian ibadah yang meliputi tawaf di sekitar Ka'bah, sai antara bukit Safa dan Marwah, wukuf di Arafah, melempar jumrah, dan lain sebagainya. Meskipun kurban dan ibadah haji memiliki keterkaitan dalam segi waktu pelaksanaan, yaitu pada bulan Dzulhijjah, dan keduanya adalah ibadah yang dianjurkan dalam agama Islam, tetapi mereka berbeda dari segi tempat dan pelaksanaannya. Kurban dilakukan di berbagai belahan dunia oleh umat Muslim yang mampu, sedangkan ibadah haji hanya dilaksanakan di Makkah oleh mereka yang telah memenuhi persyaratan dan mampu untuk melaksanakannya.
Sebagaimana pesan dalam teks-teks agama, Kurban dalam bahasa Arab adalah kurban yang berarti mendekatkan diri kepada Tuhan. Kurban tahunan yang dirayakan oleh umat Islam di seluruh dunia seharusnya tidak lagi dimaknai sebagai ibadah yang sebatas proses ritual. Sebaliknya, itu harus ditafsirkan sebagai penegasan nilai-nilai kemanusiaan dan semangat pembebasan.
Setelah kami menyelesaikan semua layanan, perilaku kami tetap sama atau berubah. Kita tidak khawatir tentang orang lain atau khawatir tentang peringatan-Nya atau sebaliknya. Kemudian kami terus merugikan sejumlah kecil orang atau tidak. Gaya hidup jor-rod juga memudar atau digantikan dengan gaya hidup berbagi. Penulis bermaksud untuk menganalisis hal ini, dengan alasan bahwa pengorbanan juga harus dipahami sebagai kebebasan sosial. Pertanyaan yang ada adalah kebebasan sosial—sikap positif terhadap orang lain yang harus disingkirkan dari rumah kita bersama (ego).
Kebebasan dan kesadaran pada manusia kini menjadi bagian dari alam. Manusia akan selalu berkembang dan maju menuju keunggulan jika standar ini ditegakkan. Jika tujuan pembebasan sosial adalah memandang alam semesta sebagai satu kesatuan untuk memahami segalanya. Alam semesta tidak membedakan antara dunia dan akhirat, alam dan sura alam, atau substansi dan esensi karena semuanya adalah satu organisme, sedangkan dunia ini dianggap sebagai emporium tunggal. Salah satu non-pembebasan sosial adalah pemahaman syirik, yang menggunakan sistem feodal yang berbeda dan memandang dunia terbagi, kacau, dan kontradiktif. Pandangan dunia Tauhid adalah pandangan yang memandang realitas sebagai integral, holistik, monoteistik, dan universal.
Sumber : https://www.iainpare.ac.id/
Jami'yyatul Qir'an, 01 November 2024
Kegiatan Jami'yyatul Qur'an dilaksanakan setiap bulan dilaksanakan tanggal 1 setia bulannya.. Kegiatan ini salah satunya adalah untuk khataman bagi warga/ jama'ah Masjid Al Mu'minun Perumahan Gayam Permai yang telah menyelesaikan bacaan Al Qur'an.
“Barangsiapa membaca satu huruf dari kitabullah, baginya satu kebaikan. Satu kebaikan akan dilipatgandakan sepuluh. Aku tidak mengatakan ‘alif laam miim’ itu satu huruf, akan tetapi, alif satu huruf, laam satu huruf dan miim satu huruf” (HR. Tirmidzi no. 2915.)
Progres RLH (Rumah Layak Huni)
Gerakan Sedekah Beras segenggam (SEBERKAH)
Assalamu’alaikum wr wb Ibu Ibu anggota Majelis Ta’lim Asy Syifa yang berbahagia. Berdasarkan musyawarah pada hari Jumat, 25 Oktober 2024 (setelah pengajian rutin), maka Gerakan Sedekah Beras segenggam setiap hari (SEBERKAH) mulai bisa dilaksanakan hari ini dengan ketentuan :
- Ibu-ibu menyisihkan satu (1) genggam beras setiap hari di rumah.
- Beras tersebut dikumpulkan pada saat pengajian rutin Asy Syifa setiap hari Jumat di mushola.
- Jika ibu-ibu lupa mengumpulkan pada hari Jumat, bisa dikumpulkan pada hari Ahad setelah Kajian Ahad pagi.
- Sedekah beras yang terkumpul akan langsung didistribusikan kepada warga yang membutuhkan baik di lingkungan Perumahan Gayam Permai dan sekitarnya.
Jazakumulloh khayr atas keikhlasan ibu-ibu semua, teriring doa semoga Allah mengganti dengan pahala yang berlipat.
Wassalamu’alaikum wr wb
Mengajarkan Ilmu dalam Islam: Kewajiban Berdasarkan Al-Qur'an
Ilmu pengetahuan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan umat Islam. Dalam Al-Qur'an, terdapat banyak ayat yang menekankan pentingnya ilmu dan kewajiban mengajarkannya. Berikut adalah beberapa poin penting mengenai pengajaran ilmu dalam Islam berdasarkan Al-Qur'an.
Kewajiban Menuntut Ilmu
Al-Qur'an menekankan bahwa menuntut ilmu adalah kewajiban setiap Muslim. Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad SAW bersabda,
“Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim.”
Ini menunjukkan bahwa mencari ilmu tidak hanya dianjurkan, tetapi merupakan kewajiban.
Perintah Membaca dan Belajar
Salah satu perintah pertama yang diturunkan dalam Al-Qur'an adalah perintah untuk membaca. Dalam Surah Al-Alaq (96:1-5), Allah berfirman:
"Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu adalah Yang Maha Pemurah. Yang mengajarkan manusia dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya."
Ayat ini menunjukkan betapa pentingnya membaca dan belajar sebagai bagian dari pengembangan ilmu.
Ilmu sebagai Sumber Kebijaksanaan
Al-Qur'an juga menggambarkan ilmu sebagai sumber kebijaksanaan dan petunjuk. Dalam Surah Al-Ankabut (29:43), Allah berfirman:
"Dan tidak ada yang mengetahui takdir (hukum) Allah selain Dia. Dan Allah memberikan petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki."
Hal ini menunjukkan bahwa ilmu yang diperoleh dapat menjadi petunjuk bagi kehidupan seseorang.
Tanggung Jawab Mengajarkan Ilmu
Setelah memperoleh ilmu, umat Islam memiliki tanggung jawab untuk mengajarkannya kepada orang lain. Dalam Surah Al-Baqarah (2:269), Allah berfirman:
"Dia memberikan ilmu yang luas kepada siapa yang Dia kehendaki."
Kewajiban ini mencakup pengajaran kepada generasi berikutnya, sehingga ilmu dapat diwariskan dan dimanfaatkan untuk kebaikan umat.
Ilmu dan Amal
Mengajarkan ilmu tidak cukup hanya dengan menyampaikan informasi. Ilmu harus diaplikasikan dalam amal baik. Dalam Surah Al-Mujadila (58:11), Allah berfirman:
"Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberikan ilmu beberapa derajat."
Ini menunjukkan bahwa ilmu yang bermanfaat harus diiringi dengan amal, dan mengajarkannya merupakan salah satu bentuk amal yang baik.
Ilmu untuk Masyarakat
Pengajaran ilmu juga berkontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat. Dalam konteks ini, pendidikan yang baik dapat membentuk karakter dan moral masyarakat. Umat Islam diajarkan untuk tidak hanya mencari ilmu untuk kepentingan pribadi, tetapi juga untuk kemaslahatan umat.
Mengajarkan ilmu dalam Islam merupakan kewajiban yang harus diemban oleh setiap Muslim. Al-Qur'an memberikan banyak petunjuk mengenai pentingnya ilmu, tanggung jawab dalam mengajarkannya, serta penerapan ilmu dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menuntut dan mengajarkan ilmu, umat Islam dapat berkontribusi untuk menciptakan masyarakat yang berpengetahuan, beradab, dan berakhlak mulia.
Pelatihan Penyembelihan Hewan Qurban halal
Ustadz Yusman,SHI melakukan penyembelihan Kambing |
Pada tanggal 15 Oktober 2024 perwakilan warga dari Perumahan Gayam Permai Banjarnegara mengikuti pelatihan penyembelihan halal bersama JULEHA (Juru Sembelih Halal). Diwakili oleh Ustadz Yusman,SHI, Perumahan Gayam Permai telah 3 kali melaksanakan kegiatan pemotongan hewan qurban mandiri. Untuk kegiatan ini sebagai ikhtiar agar pemotongannya halal.
Ustadz Epung (Dari Juleha) |
Undangan Kajian Rutin Ahad Pagi, 27 Oktober 2024
Undangan Sholat Subuh berjamaan dilanjutkan dengan Kajian Rutin Ahad Pagi, 27 Oktober 2024 bersama Ustadz Muhammad Akmal. Pelaksanaan di Masjid Al Mu'minun Perumahan Gayam Permai Banjarnegara.
Fase Perkembangan Manusia di Rahim: Keajaiban Sains dalam Al-Qur'an
Al-Qur'an, kitab suci umat Islam, tidak hanya memuat petunjuk hidup, tetapi juga mengandung berbagai fakta ilmiah yang baru terungkap oleh ilmu pengetahuan modern. Salah satu di antaranya adalah penjelasan mengenai proses penciptaan manusia, khususnya pada fase perkembangan di dalam rahim.
Surat Al-Mu'minun ayat 14-15 secara detail menggambarkan tahapan-tahapan tersebut, jauh sebelum ilmu embriologi modern mengungkapnya.
Ayat Al-Qur'an
“Kemudian Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain.” (QS. Al-Mu’minun: 14)
Tafsir dan Penjelasan Ilmiah
Ayat di atas menggambarkan secara ringkas namun sangat akurat proses perkembangan janin di dalam rahim. Mari kita bahas satu per satu:
Sesuatu yang Melekat (Alaqah):
Tafsir: Setelah proses pembuahan, sel telur yang telah dibuahi akan menempel pada dinding rahim. Tahap ini disebut dengan 'alaqah, yang dalam bahasa Arab berarti sesuatu yang melekat atau segumpal darah.
Ilmu Kedokteran: Penjelasan Al-Qur'an ini sejalan dengan temuan ilmu embriologi modern. Setelah pembuahan, zigot akan membelah dan bergerak menuju dinding rahim untuk menempel. Pada tahap ini, embrio mendapatkan nutrisi dari dinding rahim dan mulai berkembang.
Tulang Belulang:
Tafsir: Setelah tahap 'alaqah, embrio mulai membentuk tulang-tulang. Tulang ini awalnya lunak dan kemudian mengeras seiring berjalannya waktu.
Ilmu Kedokteran: Pembentukan rangka merupakan salah satu tahap penting dalam perkembangan embrio. Tulang-tulang mulai terbentuk pada minggu ke-8 kehamilan dan terus berkembang hingga bayi lahir.
Daging:
Tafsir: Setelah rangka terbentuk, embrio mulai dilapisi oleh daging atau otot. Tubuh janin semakin sempurna bentuknya.
Ilmu Kedokteran: Otot-otot mulai berkembang setelah pembentukan tulang. Otot-otot ini akan memungkinkan janin untuk bergerak dan berfungsi setelah lahir.
Makhluk yang (Berbentuk) Lain:
Tafsir: Tahap terakhir dalam ayat ini menunjukkan bahwa janin telah berkembang menjadi makhluk yang sempurna bentuknya dan siap dilahirkan.
Ilmu Kedokteran: Setelah semua organ dan sistem tubuh terbentuk dengan sempurna, janin siap untuk dilahirkan.
Keajaiban dan Implikasi
Sungguh menakjubkan bagaimana Al-Qur'an telah menjelaskan proses perkembangan manusia di dalam rahim dengan sangat detail, ribuan tahun sebelum manusia memiliki teknologi untuk mengamatinya. Pengetahuan ini menunjukkan kebesaran Allah sebagai Pencipta dan menguatkan iman kita kepada-Nya.
Implikasi bagi Kehidupan:
Kesadaran akan keajaiban penciptaan: Memahami proses perkembangan manusia di dalam rahim akan membuat kita lebih menghargai kehidupan dan menyadari betapa sempurna ciptaan Allah.
Tanggung jawab terhadap janin: Pengetahuan ini juga mengingatkan kita akan pentingnya menjaga kesehatan ibu hamil agar janin dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
Pentingnya menuntut ilmu: Al-Qur'an mendorong kita untuk terus belajar dan menggali ilmu pengetahuan.
Kesimpulan
Ayat Al-Mu'minun ayat 14-15 memberikan gambaran yang sangat akurat tentang fase perkembangan manusia di dalam rahim. Pengetahuan ini merupakan bukti nyata dari kebenaran Al-Qur'an dan keagungan Allah SWT. Dengan memahami ayat ini, kita dapat semakin mensyukuri nikmat Allah dan meningkatkan keimanan kita.
Usia 40 Tahun ke Atas Menurut Islam
Usia 40 tahun sering dianggap sebagai tonggak penting dalam kehidupan seseorang. Dalam perspektif Islam, usia ini memiliki makna yang mendalam dan menjadi waktu yang tepat untuk melakukan introspeksi diri serta meningkatkan kualitas ibadah.
Mengapa Usia 40 Tahun Istimewa?
- Kematangan Akal dan Pikiran: Pada usia ini, seseorang umumnya telah mencapai kematangan dalam berpikir dan bertindak. Hal ini memungkinkan mereka untuk lebih memahami makna hidup dan tujuan keberadaan.
- Pengalaman Hidup: Dengan pengalaman hidup yang lebih banyak, seseorang diharapkan telah memiliki hikmah dan pelajaran berharga yang dapat dijadikan pedoman hidup.
- Tanggung Jawab yang Lebih Besar: Usia 40 tahun seringkali diiringi dengan tanggung jawab yang lebih besar, baik dalam keluarga, pekerjaan, maupun masyarakat.
Apa yang Sebaiknya Dilakukan?
Introspeksi Diri:
Evaluasi Diri: Menilai kembali perjalanan hidup, prestasi yang telah dicapai, serta kesalahan yang pernah dilakukan.
Mencari Kekurangan: Identifikasi kekurangan diri dan berusaha untuk memperbaikinya.
Mensyukuri Nikmat: Bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah berikan.
Meningkatkan Ibadah:
Konsisten dalam Ibadah: Menjalankan ibadah wajib dan sunnah secara konsisten.
Mendalami Ilmu Agama: Memperdalam pemahaman tentang agama Islam agar ibadah semakin berkualitas.
Menghadiri Majelis Ilmu: Aktif mengikuti kajian-kajian agama untuk menambah pengetahuan dan wawasan.
Berbuat Baik:
Beramal Saleh: Meningkatkan amal saleh, baik yang bersifat materi maupun non-materi.
Membantu Sesama: Memberikan bantuan kepada orang yang membutuhkan.
Menjaga Silaturahmi: Mempererat tali silaturahmi dengan keluarga, kerabat, dan sesama muslim.
Menyiapkan Diri untuk Akhirat:
Bertaubat: Meminta ampunan kepada Allah atas segala dosa yang telah dilakukan.
Memperbanyak Istighfar: Meminta ampunan kepada Allah secara terus-menerus.
Berwasiat: Membuat wasiat agar harta dan urusan setelah meninggal dunia dapat berjalan dengan baik.
Menjadi Teladan:
Menjadi Contoh yang Baik: Menjadi teladan bagi orang-orang di sekitar, terutama bagi keluarga.
Menebarkan Kebaikan: Menebarkan kebaikan dan nilai-nilai Islam di lingkungan sekitar.
Hadis Terkait
Rasulullah SAW bersabda:
“Seorang hamba yang muslim apabila usianya mencapai empat puluh tahun, Allah meringankan hisabnya; dan apabila usianya mencapai enam puluh tahun, Allah memberinya rezeki Inabah (kembali ke jalan-Nya).”
Usia 40 tahun adalah fase kehidupan yang penuh berkah. Dengan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya, seseorang dapat meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang telah memasuki usia 40 tahun.
Meningkatkan Ibadah di Usia 40 Tahun ke Atas: Sebuah Investasi Abadi
Ustadz : Yusman, SHI
Ahad, 20 Oktober 2024
Usia 40 tahun adalah fase di mana seseorang telah memiliki pengalaman hidup yang cukup. Dengan kematangan usia, seharusnya ibadah menjadi prioritas utama.
Mengapa demikian?
Kesadaran akan Kehidupan: Seiring bertambahnya usia, seseorang semakin menyadari fana-nya kehidupan dunia dan pentingnya bekal untuk akhirat.
Waktu yang Lebih Luas: Dengan berbagai tanggung jawab yang mungkin sudah berkurang, seperti mengasuh anak kecil, waktu yang dimiliki bisa dialokasikan lebih banyak untuk ibadah.
Kualitas Ibadah yang Lebih Mendalam: Dengan pengalaman hidup yang lebih kaya, ibadah yang dilakukan akan lebih penuh makna dan khusyuk.
Cara Meningkatkan Ibadah
1. Konsisten dalam Ibadah Wajib:
- Sholat 5 waktu dengan tepat waktu dan khusyuk.
- Puasa Ramadhan dengan penuh keikhlasan.
- Menunaikan zakat jika telah memenuhi syarat.
- Melaksanakan ibadah haji jika mampu.
2. Memperbanyak Ibadah Sunnah:
- Sholat sunnah rawatib, tahajjud, dhuha, dan witir.
- Puasa sunnah, seperti puasa Senin-Kamis, Ayyamul Bidh, dan puasa Dzulhijjah.
- Membaca Al-Qur'an secara rutin.
- Berdzikir dan berdoa.
3. Mendalami Ilmu Agama:
- Mengikuti kajian-kajian ilmu agama.
- Membaca buku-buku agama.
- Berguru kepada ulama.
4. Berjamaah:
- Sholat berjamaah di masjid.
- Mengikuti pengajian bersama.
5. Beramal Saleh:
- Membantu sesama yang membutuhkan.
- Menjaga silaturahmi.
- Berdakwah dengan cara yang baik.
6. Muhasabah Diri:
- Menilai diri sendiri secara berkala.
- Berusaha memperbaiki diri.
- Meminta ampunan kepada Allah SWT.
Manfaat Meningkatkan Ibadah
Ketenangan Hati:
- Ibadah dapat memberikan ketenangan jiwa dan menghilangkan segala bentuk kekhawatiran. Peningkatan Iman: Semakin sering beribadah, iman seseorang akan semakin kuat.
- Kebahagiaan Dunia dan Akhirat: Orang yang rajin beribadah akan mendapatkan keberkahan hidup di dunia dan kebahagiaan di akhirat.
- Menjadi Teladan: Orang yang saleh akan menjadi panutan bagi orang lain.
Tantangan dan Solusinya
Kesibukan: Atur waktu sebaik mungkin agar ibadah tetap menjadi prioritas.
Kesehatan: Jaga kesehatan tubuh agar ibadah bisa dilakukan dengan lancar.
Rayuan Dunia: Hindari godaan duniawi yang dapat menghambat ibadah.
Hadis yang Terkait
Rasulullah SAW bersabda:
“Seorang hamba yang muslim apabila usianya mencapai empat puluh tahun, Allah meringankan hisabnya; dan apabila usianya mencapai enam puluh tahun, Allah memberinya rezeki Inabah (kembali ke jalan-Nya).”
Meningkatkan ibadah di usia 40 tahun ke atas adalah investasi terbaik yang bisa kita lakukan. Dengan konsisten beribadah dan memperbaiki diri, kita akan mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
|
Keluarga Pra Sejahtera: Memahami dan Mencari Solusi
Keluarga Pra Sejahtera (KPS) adalah istilah yang sering kita dengar, terutama dalam konteks program-program sosial. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan keluarga pra sejahtera? Bagaimana kondisi hidup mereka? Dan apa saja upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka? Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai keluarga pra sejahtera.
Siapa Itu Keluarga Pra Sejahtera?
Secara sederhana, keluarga pra sejahtera adalah keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara optimal. Kebutuhan dasar ini mencakup pangan, sandang, papan, kesehatan, dan pendidikan.
Keluarga dalam kategori ini seringkali memiliki keterbatasan akses terhadap sumber daya, baik itu ekonomi, sosial, maupun lingkungan.
Ciri-ciri Keluarga Pra Sejahtera:
- Pendapatan rendah: Penghasilan keluarga tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kualitas hidup rendah: Tinggal di rumah yang tidak layak, akses terbatas terhadap air bersih dan sanitasi, serta kurangnya fasilitas kesehatan.
- Pendidikan rendah: Tingkat pendidikan anggota keluarga rendah, sehingga sulit mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan yang baik.
- Kesehatan kurang baik: Rentan terhadap penyakit akibat gizi buruk dan kurangnya akses layanan kesehatan.
Faktor Penyebab Kemiskinan
Beberapa faktor yang menyebabkan seseorang atau keluarga menjadi pra sejahtera antara lain:
- Faktor ekonomi: Tingkat pengangguran tinggi, upah rendah, dan ketidakstabilan ekonomi. Faktor sosial: Diskriminasi, ketidaksetaraan gender, dan kurangnya akses terhadap pendidikan dan pelatihan.
- Faktor lingkungan: Bencana alam, perubahan iklim, dan kerusakan lingkungan.
Dampak Menjadi Keluarga Pra Sejahtera
Kondisi sebagai keluarga pra sejahtera memiliki dampak yang signifikan terhadap kualitas hidup individu dan masyarakat secara keseluruhan. Beberapa dampak negatif yang sering terjadi antara lain:
- Stunting dan gizi buruk: Anak-anak dari keluarga pra sejahtera cenderung mengalami stunting dan gizi buruk yang dapat menghambat pertumbuhan fisik dan mental.
- Kualitas pendidikan rendah: Anak-anak kesulitan untuk bersekolah dan konsentrasi belajar karena kondisi ekonomi keluarga yang sulit.
- Kesehatan yang buruk: Keluarga pra sejahtera rentan terhadap penyakit menular dan tidak menular.
- Siklus kemiskinan: Kemiskinan seringkali menjadi siklus yang sulit diputus, karena anak-anak dari keluarga miskin cenderung mengalami kesulitan yang sama ketika dewasa.
Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga Pra Sejahtera
Untuk mengatasi masalah kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan keluarga pra sejahtera, diperlukan berbagai upaya yang komprehensif, baik dari pemerintah, masyarakat, maupun individu. Beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain:
- Program bantuan sosial: Pemerintah perlu memberikan bantuan sosial yang tepat sasaran dan berkelanjutan.
- Pemberdayaan masyarakat: Memberikan pelatihan keterampilan, akses modal, dan dukungan untuk memulai usaha.
- Peningkatan akses terhadap pendidikan: Memastikan semua anak memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan berkualitas.
- Peningkatan akses terhadap layanan kesehatan: Menyediakan fasilitas kesehatan yang terjangkau dan berkualitas.
- Perlindungan sosial: Memberikan perlindungan sosial bagi kelompok rentan, seperti anak-anak, perempuan, dan lansia.
Keluarga pra sejahtera merupakan masalah kompleks yang membutuhkan solusi yang komprehensif. Dengan kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan individu, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih baik bagi mereka.
Juleha (Juru Sembelih Halal)
Juru sembelih halal adalah individu terlatih secara khusus dalam proses penyembelihan hewan sesuai prinsip syariah, memastikan pemotongan leher dengan pisau tajam untuk kematian instan tanpa rasa sakit berlebihan. Keahlian ini penting untuk memenuhi standar halal dalam produksi daging untuk konsumsi umat Muslim.
Pelatihan juru sembelih kurban halal menjadi sangat penting, terutama menjelang hari raya Idul Adha. Kurban adalah salah satu ibadah yang sangat dianjurkan dalam agama Islam, dan pelaksanaan yang sesuai syariat adalah suatu keharusan. Pelatihan ini tidak hanya bertujuan untuk mengajarkan teknik sembelih yang benar, tetapi juga untuk meningkatkan pemahaman tentang aspek halal dan thayyib.
Pentingnya Pelatihan Juru Sembelih :
- Kepatuhan Terhadap Syariat Sebagai juru sembelih, pemahaman yang mendalam tentang hukum-hukum syariat sangatlah penting.
- Pelatihan memberikan pengetahuan mengenai cara penyembelihan yang benar, termasuk syarat-syarat hewan yang boleh dijadikan kurban.
- Kesehatan dan Keamanan Hewan Pelatihan juga menekankan pentingnya kesejahteraan hewan.
- Teknik sembelih yang benar tidak hanya memastikan hewan disembelih dengan cara yang halal, tetapi juga meminimalkan stres dan rasa sakit pada hewan.
- Kualitas Daging Proses penyembelihan yang baik akan menghasilkan daging yang berkualitas. Dengan pelatihan yang tepat, juru sembelih dapat memastikan bahwa daging yang dihasilkan memenuhi standar kebersihan dan keamanan pangan.
Materi Pelatihan
- Pelatihan juru sembelih biasanya mencakup beberapa materi penting, antara lain:
- Dasar-dasar Hukum Halal Memahami prinsip-prinsip halal dan thayyib, serta syarat-syarat hewan kurban.
- Teknik Sembelih yang Benar Pelatihan praktik penyembelihan sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad SAW, termasuk cara menggunakan alat sembelih yang tepat.
- Pengelolaan Daging Proses penanganan dan penyimpanan daging setelah sembelih, agar tetap higienis dan berkualitas.
- Kesejahteraan Hewan Pengetahuan tentang cara merawat hewan kurban sebelum dan sesudah penyembelihan.
Manfaat Pelatihan
- Meningkatkan Kepercayaan Masyarakat Dengan adanya juru sembelih yang terlatih, masyarakat akan lebih percaya bahwa proses kurban dilakukan dengan cara yang benar dan sesuai syariat.
- Mengurangi Risiko Kesalahan Pelatihan yang baik dapat mengurangi risiko kesalahan dalam penyembelihan yang dapat berdampak pada status kehalalan daging.
- Mendukung Keselamatan Pangan Juru sembelih yang terlatih dapat membantu memastikan bahwa daging yang dihasilkan aman untuk dikonsumsi.
Pelatihan juru sembelih kurban halal adalah langkah penting dalam menjamin bahwa ibadah kurban dilakukan sesuai dengan ajaran Islam. Dengan pelatihan yang tepat, kita dapat meningkatkan kualitas penyembelihan, menjamin kehalalan daging, serta memastikan kesejahteraan hewan. Diharapkan, setiap juru sembelih yang dilatih dapat menjalankan tugasnya dengan baik, sehingga ibadah kurban menjadi lebih bermakna bagi seluruh umat Islam.