Showing posts with label Kajian. Show all posts
Showing posts with label Kajian. Show all posts

Hak Bertetangga

Hak dan kedudukan tetangga bagi seorang muslim sangatlah besar dan mulia. Sampai-sampai sikap terhadap tetangga dijadikan sebagai indikasi keimanan.
Semua bentuk akhlak yang baik adalah sikap yang selayaknya diberikan kepada tetangga kita. Diantaranya adalah bersedekah kepada tetangga jika memang membutuhkan. Bahkan anjuran bersedekah kepada tetangga ini sangat ditekankan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi wasalam.
. Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah beriman kepadaku orang yang kenyang semalaman sedangkan tetangganya kelaparan di sampingnya, padahal ia mengetahuinya." (HR At-Thabrani).

Dan juga segala bentuk akhlak yang baik lainnya, seperti memberi salam, menjenguknya ketika sakit, membantu kesulitannya, berkata lemah-lembut, bermuka cerah di depannya, menasehatinya dalam kebenaran, dan sebagainya.
Share:

Undangan Subuh Berjama'ah, 17 November 2024

 


Share:

Keluarga Imran: Teladan Keimanan dan Ketaatan

Kajian Pagi
Ustadz Ulil Albab Al Hafidz
10 November 2024

Keluarga Imran yang namanya diabadikan menjadi surat ketiga dalam Al-Qur'an. Dalam Al Qur'an diabdikan pada surat ke 33-34 nama Ali Imran tersurat. nama Keluarga Imran tertera dalam Surat Ali Imran karena keluarganya mempunyai keutamaan, yaitu: 
"Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan Keluarga 'Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing), (sebagai) satu keturunan yang sebagiannya adalah (keturunan) dari sebagian yang lain. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui." (QS Ali Imran Ayat 33-34) 
Keluarga Imran dinisbatkan kepada seseorang yang bernama Imran bin Matsan bin al-Azar bin Sahim bin Misyam bin Hizkil bin Ahrif bin Au'am Izazaya bin Amsaya bin Nawas bin Nausa bin Sulaiman bin Daud bin Yehuda bin Lewi bin Yaqub bin Ishaq bin Ibrahim 'alaihissalam.
Imran menikah dengan Hannah yang dikarunia seorang perempuan yang mulia yaitu Maryam. Ibu maryam inilah yang melahirkan Nabi 'Isa AS. 
Imran dan Hannah lama tidak mendapatkan anak. baru diberikan anak dan mengandungnya setelah usia Hannah sudah memasuki masa "menapouse", masa di mana wanita secara medis sudah tidak bisa mengandung, namun Allah berkehendak. Dalam kebahagiaan keluarga Imran yang menanti kelahiran sang anak, Imran wafat sebelum masa kelahiran anaknya.
Hannah tetap selalu bersabar ketika suaminya meninggal, merawat janin yang ada dalam kandungannya. Hannah sangat menginginkan anak yang ada dalam kandungannya anak laki-laki.
Dan Hannah bernazar bahwa anaknya ini untuk mengabdi kepada Alloh SWT atau menjadi Marbot di Masjid Alloh SWT (baitul Maqdis).
 "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku (untuk) menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah nazar itu dariku. Sesungguhnya Engkaulah Tuhan Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui".
Alloh menghendaki lain bahwa yang lahir adalah bayi perempuan yang diberi nama Maryam.

QS Ali 'Imran : 36

Ù„َÙ…َّا ÙˆَضَعَتْÙ‡َا Ù‚َالَتْ رَبِّ اِÙ†ِّÙŠْ ÙˆَضَعْتُÙ‡َآ اُÙ†ْØ«ٰÙ‰ۗ ÙˆَاللّٰÙ‡ُ اَعْÙ„َÙ…ُ بِÙ…َا Ùˆَضَعَتْۗ ÙˆَÙ„َÙŠْسَ الذَّÙƒَرُ ÙƒَالْاُÙ†ْØ«ٰÙ‰ۚ ÙˆَاِÙ†ِّÙŠْ سَÙ…َّÙŠْتُÙ‡َا Ù…َرْÙŠَÙ…َ ÙˆَاِÙ†ِّÙŠْٓ اُعِÙŠْØ°ُÙ‡َا بِÙƒَ ÙˆَØ°ُرِّÙŠَّتَÙ‡َا Ù…ِÙ†َ الشَّÙŠْØ·ٰÙ†ِ الرَّجِÙŠْÙ…ِ ۝٣٦ 

Ketika melahirkannya, dia berkata, “Wahai Tuhanku, aku telah melahirkan anak perempuan.” Padahal, Allah lebih tahu apa yang dia (istri Imran) lahirkan. “Laki-laki tidak sama dengan perempuan. Aku memberinya nama Maryam serta memohon perlindungan-Mu untuknya dan anak cucunya dari setan yang terkutuk.”(QS. Ali 'Imran :36)

Tafsirnya:
Setelah bernazar untuk mempersembahkan anaknya untuk mengurus rumah-Nya (Marbot Baitul Maqdis), maka ketika istri Imran melahirkan anak-nya, dia bermunajat kepada Allah seraya berkata," Tuhanku, aku telah melahirkan anak perempuan." Padahal Allah lebih tahu apa yang terbaik atas apa yang dia lahirkan, yakni perempan. Dan anak laki-laki yang diharapkan tidak sama dengan, yakni tidak lebih baik daripada, perempuan yang diberikan Allah. Istri Imran berkata, "Dan aku memberinya nama Maryam, dan aku mohon perlindungan-Mu untuknya dan anak cucunya dari gangguan setan yang terkutuk." Ini mengisyaratkan atas besarnya karunia yang diberikan kepada keluarga Imran, sekaligus misteri besar di balik kelahiran anak perempuannya, sementara ia berharap anak laki-laki karena terkait nazarnya.
Atas kehendak Allah SWT Maryam tidak mengalami Haid seperti wanita. Sehingga atas ijin-Nya Maryam menjadi Marbot untuk mengurus rumah Allah SWT (Baitul Maqdis). Maryam wanita yang Shalihah, utama. Sosok Maryam yang memiliki banyak keikhlasan karena penjagaan atas dirinya dan penghambaannya pada Allah SWT yang penuh kekhusyukan. Sehingga Beliau diberikan oleh Alloh SWT keturunan yang menjadi Nabi yaitu Nabi 'Isa AS.
Share:

Undangan Subuh Berjama'ah

 


Share:

Mengajarkan Ilmu dalam Islam: Kewajiban Berdasarkan Al-Qur'an


Kajian Rutin Ahad Pagi bersama Ustadz Muhammad Akmal dari Pondok Pesantren NUSA, Banjarnegara

Ilmu pengetahuan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan umat Islam. Dalam Al-Qur'an, terdapat banyak ayat yang menekankan pentingnya ilmu dan kewajiban mengajarkannya. Berikut adalah beberapa poin penting mengenai pengajaran ilmu dalam Islam berdasarkan Al-Qur'an. 
Kewajiban Menuntut Ilmu Al-Qur'an menekankan bahwa menuntut ilmu adalah kewajiban setiap Muslim. Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad SAW bersabda, 
“Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim.” 
Ini menunjukkan bahwa mencari ilmu tidak hanya dianjurkan, tetapi merupakan kewajiban. 
Perintah Membaca dan Belajar Salah satu perintah pertama yang diturunkan dalam Al-Qur'an adalah perintah untuk membaca. Dalam Surah Al-Alaq (96:1-5), Allah berfirman: 

 "Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu adalah Yang Maha Pemurah. Yang mengajarkan manusia dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya." 

 Ayat ini menunjukkan betapa pentingnya membaca dan belajar sebagai bagian dari pengembangan ilmu. 
Ilmu sebagai Sumber Kebijaksanaan Al-Qur'an juga menggambarkan ilmu sebagai sumber kebijaksanaan dan petunjuk. Dalam Surah Al-Ankabut (29:43), Allah berfirman: 

 "Dan tidak ada yang mengetahui takdir (hukum) Allah selain Dia. Dan Allah memberikan petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki." 

Hal ini menunjukkan bahwa ilmu yang diperoleh dapat menjadi petunjuk bagi kehidupan seseorang. 

Tanggung Jawab Mengajarkan Ilmu Setelah memperoleh ilmu, umat Islam memiliki tanggung jawab untuk mengajarkannya kepada orang lain. Dalam Surah Al-Baqarah (2:269), Allah berfirman: 

 "Dia memberikan ilmu yang luas kepada siapa yang Dia kehendaki." 

 Kewajiban ini mencakup pengajaran kepada generasi berikutnya, sehingga ilmu dapat diwariskan dan dimanfaatkan untuk kebaikan umat. 

Ilmu dan Amal Mengajarkan ilmu tidak cukup hanya dengan menyampaikan informasi. Ilmu harus diaplikasikan dalam amal baik. Dalam Surah Al-Mujadila (58:11), Allah berfirman: 

 "Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberikan ilmu beberapa derajat."

 Ini menunjukkan bahwa ilmu yang bermanfaat harus diiringi dengan amal, dan mengajarkannya merupakan salah satu bentuk amal yang baik. 
Ilmu untuk Masyarakat Pengajaran ilmu juga berkontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat. Dalam konteks ini, pendidikan yang baik dapat membentuk karakter dan moral masyarakat. Umat Islam diajarkan untuk tidak hanya mencari ilmu untuk kepentingan pribadi, tetapi juga untuk kemaslahatan umat. 
Mengajarkan ilmu dalam Islam merupakan kewajiban yang harus diemban oleh setiap Muslim. Al-Qur'an memberikan banyak petunjuk mengenai pentingnya ilmu, tanggung jawab dalam mengajarkannya, serta penerapan ilmu dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menuntut dan mengajarkan ilmu, umat Islam dapat berkontribusi untuk menciptakan masyarakat yang berpengetahuan, beradab, dan berakhlak mulia.

Share:

Undangan Kajian Rutin Ahad Pagi, 27 Oktober 2024

 Undangan Sholat Subuh berjamaan dilanjutkan dengan Kajian Rutin Ahad Pagi, 27 Oktober 2024 bersama Ustadz Muhammad Akmal. Pelaksanaan di Masjid Al Mu'minun Perumahan Gayam Permai Banjarnegara.



Share:

Fase Perkembangan Manusia di Rahim: Keajaiban Sains dalam Al-Qur'an

Al-Qur'an, kitab suci umat Islam, tidak hanya memuat petunjuk hidup, tetapi juga mengandung berbagai fakta ilmiah yang baru terungkap oleh ilmu pengetahuan modern. Salah satu di antaranya adalah penjelasan mengenai proses penciptaan manusia, khususnya pada fase perkembangan di dalam rahim. 
Surat Al-Mu'minun ayat 14-15 secara detail menggambarkan tahapan-tahapan tersebut, jauh sebelum ilmu embriologi modern mengungkapnya. Ayat Al-Qur'an 

 “Kemudian Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain.” (QS. Al-Mu’minun: 14)   

Tafsir dan Penjelasan Ilmiah Ayat di atas menggambarkan secara ringkas namun sangat akurat proses perkembangan janin di dalam rahim. Mari kita bahas satu per satu: Sesuatu yang Melekat (Alaqah): Tafsir: Setelah proses pembuahan, sel telur yang telah dibuahi akan menempel pada dinding rahim. Tahap ini disebut dengan 'alaqah, yang dalam bahasa Arab berarti sesuatu yang melekat atau segumpal darah. 
Ilmu Kedokteran: Penjelasan Al-Qur'an ini sejalan dengan temuan ilmu embriologi modern. Setelah pembuahan, zigot akan membelah dan bergerak menuju dinding rahim untuk menempel. Pada tahap ini, embrio mendapatkan nutrisi dari dinding rahim dan mulai berkembang. 
Tulang Belulang: Tafsir: Setelah tahap 'alaqah, embrio mulai membentuk tulang-tulang. Tulang ini awalnya lunak dan kemudian mengeras seiring berjalannya waktu. Ilmu Kedokteran: Pembentukan rangka merupakan salah satu tahap penting dalam perkembangan embrio. Tulang-tulang mulai terbentuk pada minggu ke-8 kehamilan dan terus berkembang hingga bayi lahir. Daging: Tafsir: Setelah rangka terbentuk, embrio mulai dilapisi oleh daging atau otot. Tubuh janin semakin sempurna bentuknya. 
Ilmu Kedokteran: Otot-otot mulai berkembang setelah pembentukan tulang. Otot-otot ini akan memungkinkan janin untuk bergerak dan berfungsi setelah lahir. Makhluk yang (Berbentuk) Lain: Tafsir: Tahap terakhir dalam ayat ini menunjukkan bahwa janin telah berkembang menjadi makhluk yang sempurna bentuknya dan siap dilahirkan. Ilmu Kedokteran: Setelah semua organ dan sistem tubuh terbentuk dengan sempurna, janin siap untuk dilahirkan. 
Keajaiban dan Implikasi Sungguh menakjubkan bagaimana Al-Qur'an telah menjelaskan proses perkembangan manusia di dalam rahim dengan sangat detail, ribuan tahun sebelum manusia memiliki teknologi untuk mengamatinya. Pengetahuan ini menunjukkan kebesaran Allah sebagai Pencipta dan menguatkan iman kita kepada-Nya. Implikasi bagi Kehidupan: Kesadaran akan keajaiban penciptaan: Memahami proses perkembangan manusia di dalam rahim akan membuat kita lebih menghargai kehidupan dan menyadari betapa sempurna ciptaan Allah. Tanggung jawab terhadap janin: Pengetahuan ini juga mengingatkan kita akan pentingnya menjaga kesehatan ibu hamil agar janin dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. 
Pentingnya menuntut ilmu: Al-Qur'an mendorong kita untuk terus belajar dan menggali ilmu pengetahuan. Kesimpulan Ayat Al-Mu'minun ayat 14-15 memberikan gambaran yang sangat akurat tentang fase perkembangan manusia di dalam rahim. Pengetahuan ini merupakan bukti nyata dari kebenaran Al-Qur'an dan keagungan Allah SWT. Dengan memahami ayat ini, kita dapat semakin mensyukuri nikmat Allah dan meningkatkan keimanan kita.
Share:

Usia 40 Tahun ke Atas Menurut Islam

Usia 40 tahun sering dianggap sebagai tonggak penting dalam kehidupan seseorang. Dalam perspektif Islam, usia ini memiliki makna yang mendalam dan menjadi waktu yang tepat untuk melakukan introspeksi diri serta meningkatkan kualitas ibadah. 

Mengapa Usia 40 Tahun Istimewa? 
  • Kematangan Akal dan Pikiran: Pada usia ini, seseorang umumnya telah mencapai kematangan dalam berpikir dan bertindak. Hal ini memungkinkan mereka untuk lebih memahami makna hidup dan tujuan keberadaan. 
  • Pengalaman Hidup: Dengan pengalaman hidup yang lebih banyak, seseorang diharapkan telah memiliki hikmah dan pelajaran berharga yang dapat dijadikan pedoman hidup. 
  • Tanggung Jawab yang Lebih Besar: Usia 40 tahun seringkali diiringi dengan tanggung jawab yang lebih besar, baik dalam keluarga, pekerjaan, maupun masyarakat. 

Apa yang Sebaiknya Dilakukan?
Introspeksi Diri: Evaluasi Diri: Menilai kembali perjalanan hidup, prestasi yang telah dicapai, serta kesalahan yang pernah dilakukan. 
Mencari Kekurangan: Identifikasi kekurangan diri dan berusaha untuk memperbaikinya. 
Mensyukuri Nikmat: Bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah berikan. 

Meningkatkan Ibadah: 
 Konsisten dalam Ibadah: Menjalankan ibadah wajib dan sunnah secara konsisten. 
Mendalami Ilmu Agama: Memperdalam pemahaman tentang agama Islam agar ibadah semakin berkualitas. 
Menghadiri Majelis Ilmu: Aktif mengikuti kajian-kajian agama untuk menambah pengetahuan dan wawasan. 
Berbuat Baik: Beramal Saleh: Meningkatkan amal saleh, baik yang bersifat materi maupun non-materi. 
Membantu Sesama: Memberikan bantuan kepada orang yang membutuhkan. 

Menjaga Silaturahmi: Mempererat tali silaturahmi dengan keluarga, kerabat, dan sesama muslim. 
Menyiapkan Diri untuk Akhirat: Bertaubat: Meminta ampunan kepada Allah atas segala dosa yang telah dilakukan. 
Memperbanyak Istighfar: Meminta ampunan kepada Allah secara terus-menerus. 
Berwasiat: Membuat wasiat agar harta dan urusan setelah meninggal dunia dapat berjalan dengan baik. 
Menjadi Teladan: Menjadi Contoh yang Baik: Menjadi teladan bagi orang-orang di sekitar, terutama bagi keluarga. Menebarkan Kebaikan: Menebarkan kebaikan dan nilai-nilai Islam di lingkungan sekitar. 
Hadis Terkait Rasulullah SAW bersabda: “Seorang hamba yang muslim apabila usianya mencapai empat puluh tahun, Allah meringankan hisabnya; dan apabila usianya mencapai enam puluh tahun, Allah memberinya rezeki Inabah (kembali ke jalan-Nya).”   

Usia 40 tahun adalah fase kehidupan yang penuh berkah. Dengan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya, seseorang dapat meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang telah memasuki usia 40 tahun.
Share:

Meningkatkan Ibadah di Usia 40 Tahun ke Atas: Sebuah Investasi Abadi


Kajian Rutin Ahad
Ustadz : Yusman, SHI
Ahad, 20 Oktober 2024

Usia 40 tahun adalah fase di mana seseorang telah memiliki pengalaman hidup yang cukup. Dengan kematangan usia, seharusnya ibadah menjadi prioritas utama. 
Mengapa demikian? 
Kesadaran akan Kehidupan: Seiring bertambahnya usia, seseorang semakin menyadari fana-nya kehidupan dunia dan pentingnya bekal untuk akhirat. 
Waktu yang Lebih Luas: Dengan berbagai tanggung jawab yang mungkin sudah berkurang, seperti mengasuh anak kecil, waktu yang dimiliki bisa dialokasikan lebih banyak untuk ibadah. 
Kualitas Ibadah yang Lebih Mendalam: Dengan pengalaman hidup yang lebih kaya, ibadah yang dilakukan akan lebih penuh makna dan khusyuk. 

Cara Meningkatkan Ibadah 
1. Konsisten dalam Ibadah Wajib: 
  • Sholat 5 waktu dengan tepat waktu dan khusyuk. 
  • Puasa Ramadhan dengan penuh keikhlasan. 
  • Menunaikan zakat jika telah memenuhi syarat. 
  • Melaksanakan ibadah haji jika mampu. 

2. Memperbanyak Ibadah Sunnah: 
  • Sholat sunnah rawatib, tahajjud, dhuha, dan witir. 
  • Puasa sunnah, seperti puasa Senin-Kamis, Ayyamul Bidh, dan puasa Dzulhijjah. 
  • Membaca Al-Qur'an secara rutin. 
  • Berdzikir dan berdoa. 

3. Mendalami Ilmu Agama: 
  • Mengikuti kajian-kajian ilmu agama. 
  • Membaca buku-buku agama. 
  • Berguru kepada ulama. 

4. Berjamaah: 
  •  Sholat berjamaah di masjid. 
  • Mengikuti pengajian bersama. 

5. Beramal Saleh: 
  • Membantu sesama yang membutuhkan. 
  • Menjaga silaturahmi. 
  • Berdakwah dengan cara yang baik. 

6. Muhasabah Diri: 
  • Menilai diri sendiri secara berkala. 
  • Berusaha memperbaiki diri. 
  • Meminta ampunan kepada Allah SWT. 

Manfaat Meningkatkan Ibadah Ketenangan Hati: 
  • Ibadah dapat memberikan ketenangan jiwa dan menghilangkan segala bentuk kekhawatiran. Peningkatan Iman: Semakin sering beribadah, iman seseorang akan semakin kuat. 
  • Kebahagiaan Dunia dan Akhirat: Orang yang rajin beribadah akan mendapatkan keberkahan hidup di dunia dan kebahagiaan di akhirat. 
  • Menjadi Teladan: Orang yang saleh akan menjadi panutan bagi orang lain. 

Tantangan dan Solusinya 
Kesibukan: Atur waktu sebaik mungkin agar ibadah tetap menjadi prioritas. 
Kesehatan: Jaga kesehatan tubuh agar ibadah bisa dilakukan dengan lancar. 
Rayuan Dunia: Hindari godaan duniawi yang dapat menghambat ibadah. 

Hadis yang Terkait Rasulullah SAW bersabda: 
 “Seorang hamba yang muslim apabila usianya mencapai empat puluh tahun, Allah meringankan hisabnya; dan apabila usianya mencapai enam puluh tahun, Allah memberinya rezeki Inabah (kembali ke jalan-Nya).”   
Meningkatkan ibadah di usia 40 tahun ke atas adalah investasi terbaik yang bisa kita lakukan. Dengan konsisten beribadah dan memperbaiki diri, kita akan mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.



Share:

Undangan Subuh Berjama'ah dilanjutkan Kajian Rutin Ahad Pagi

 


Undangan Subuh Berjama'ah dilanjutkan Kajian Rutin Ahad Pagi pada, Ahad 20 Oktober 2024. Di Masjid Al Mu'minun Perumahan Gayam Permai Banjarnegara. Bersama Ustadz Akmal.

Share:

Demi Masa

Ustd Retno Ahmad Pujiono, Lc 
Ahad Pon 13 Okt 2024 

Allah bersumpah demi massa/waktu. Karena manusia banyak berkutat dengan waktu, karena waktu kita begitu berharga, umur kita begitu mahalnya, tidak bisa dituker tuker. Naeshat Imam Al Gozali dalam kitab "Ayyuhal Walad" tanda diantara tanda Allah berpaling dari hamba adalah tidak memperhatikan, tidak Allah berilakan keberkahan dan ridhonya ketika hamba hamba yang hidupnya waktunya di dunia ini dihabiskan hanya untuk sesuatu yang tidak bermanfaat. Tidak bermanfaat utk dirinya, keluargannya atau masyarakat. 
Untuk hal yang sia-sia. Banyak dampak2 yang kita melalaikan istri, istri menggugat cerai, karena kegiatan waktu kita yg sia2kan untuk misal game online, sibuk dengan sesuatu yg tidak bermanfaat. 
Melalaikan pikirannya, melalaikan tanggjwbnya akan menyebabkan penyakit hati, malas. Kita dianjurkan untuk berlindung dari kegundahan hati, cemas dan rasa malas. Rosulullah menyampaikan salah satu tanda kebaikan seorang muslim adalah meninggalkan sesuatu yg tidak bermanfaat. 
Imam al Gozali... bahwa seseorang yang umurnya terlewat barang 1 menit, atau jam atau hari...tapi tidak sesuai dengan tujuan Allah menciptakan maka orang tersebut berhak mendapat kerugian untuk selama lamanya. Menyesal berkepanjangan. karen hasilnya tidak maksimal. Ini baru penyesalan didunia apalagi nanti di akhirat. 
Tidaklah saya menciptakan Jin dan Manusia utk beribadah maksimal kpd Alloh SWT. Imam Al Gozali..barang siapa manusia sudah mencapai usia 40th tp tidak mendominasi prilaku ketaatannya kpd Allah, banyak maksiat maka hendaklah bersiap2 untuk masuk neraka. 
40 th usia kematangan dari pengalaman mana yg baik buruk tapi banyak maksiat tidak pernah ke masjid berat utk beribadah padahal pikirannya sudah sempurna maka kecelakaan lah dia. Marilah umur yang masih tersisa jangan sia-siakn gunakan waktu utk hal2 yg bermanfaat dan jangan melalaikan Allah.





Share:

Subuh Berjama'ah, 13 Oktober 2024

 


Tidak sedikit umat Islam yang memilih untuk tidur hingga terbitnya matahari dan meninggalkan salat wajib Subuh. Padahal, Rasulullah saw mengkhususkan shalat mulia ini dengan keistimewaan tunggal dan sifat-sifat tertentu yang tidak terulang pada salat lainnya.
Nabi Muhammad SAW bersabda, 
"Salat terberat bagi orang-orang munafik adalah salat Isya dan Subuh. Padahal seandainya mereka mengetahui pahala pada kenya salat tersebut, tentunya mereka akan mendatanginya walaupun harus merangkak." (HR Ahmad).
Shalat yang dikerjakan 2 rakaat ini memiliki banyak keutamaan yang luar biasa. Jika saja setiap muslim tahu keutamaan tersebut, maka mungkin saja setiap masjid di setiap daerah akan dipenuhi oleh jamaah yang melaksanakan shalat Subuh berjamaah.
Jama'ah Ta'mir Masjid Al Mu'minun secara rutin mengadakan kegiatan rutin dengan mengundang Jama'ah untuk melaksanakan Sholat Subuh Berjama'ah dilanjutkan dengan Kajian rutin Ahad Pagi. Kegiatan ini telah berlangsung.
Share:

Rasulullah: Teladan Sempurna Seorang Ayah


Rasulullah Muhammad SAW tidak hanya dikenal sebagai Nabi dan Rasul, namun juga sebagai seorang ayah yang penuh kasih sayang dan teladan. Beliau memberikan contoh nyata tentang bagaimana seharusnya seorang ayah memperlakukan anak-anaknya. 
Berikut adalah beberapa sisi keteladanan Rasulullah sebagai seorang ayah: 
1. Kasih Sayang yang Mendalam Perhatian terhadap anak: 
  • Rasulullah selalu menyempatkan waktu untuk bermain dan berinteraksi dengan anak-anaknya. Beliau tidak ragu untuk mencium dan merangkul mereka. 
  • Doa untuk anak: Rasulullah senantiasa memanjatkan doa untuk anak-anaknya, memohon kebaikan dan perlindungan dari Allah SWT. 
  • Menjaga hubungan baik: Hubungan Rasulullah dengan anak-anaknya sangatlah dekat. Beliau selalu memberikan perhatian dan kasih sayang yang tulus. 

2. Pendidikan yang Komprehensif 
Mengajarkan akhlak mulia: Rasulullah mengajarkan anak-anaknya tentang akhlak yang baik, seperti jujur, amanah, dan rendah hati. 
Menanamkan nilai-nilai agama: Sejak dini, Rasulullah telah menanamkan nilai-nilai agama dalam diri anak-anaknya. Beliau mengajarkan mereka tentang pentingnya shalat, puasa, dan zakat. 
Memberikan contoh yang baik: Rasulullah adalah contoh terbaik bagi anak-anaknya. Beliau menunjukkan bagaimana seharusnya hidup sebagai seorang muslim yang taat. 

3. Ketegasan dan Keadilan 
Memberikan nasihat: Ketika anak-anaknya melakukan kesalahan, Rasulullah tidak segan untuk memberikan nasihat dan teguran. 
Bersikap adil: Rasulullah selalu bersikap adil terhadap semua anak-anaknya. Beliau tidak pernah pilih kasih. 

4. Menghormati Anak Mendengarkan pendapat anak: 
Rasulullah selalu mendengarkan pendapat anak-anaknya dan menghargai pemikiran mereka. 
Memberikan kebebasan: Rasulullah memberikan kebebasan kepada anak-anaknya untuk memilih jalan hidupnya, namun tetap memberikan bimbingan. 

Pelajaran yang Dapat Kita Ambil 
Dari sosok Rasulullah sebagai seorang ayah, kita dapat mengambil banyak pelajaran berharga. Di antaranya adalah: 
 Pentingnya kasih sayang: Kasih sayang adalah fondasi yang kuat dalam membangun keluarga yang harmonis. 
Pendidikan yang seimbang: Pendidikan tidak hanya tentang ilmu pengetahuan, tetapi juga tentang akhlak dan agama. 
Ketegasan dan keadilan: Seorang ayah harus tegas dalam mendidik anak-anaknya, namun tetap bersikap adil. 
Menghormati anak: Anak-anak adalah amanah dari Allah SWT, maka sudah seharusnya kita menghormati mereka. 
Rasulullah SAW adalah teladan sempurna bagi seorang ayah. Kasih sayang, pendidikan, ketegasan, dan penghormatan yang beliau berikan kepada anak-anaknya dapat menjadi inspirasi bagi kita semua. Dengan meneladani Rasulullah, kita dapat menjadi ayah yang lebih baik bagi anak-anak kita.
Share:

Rasulullah Muhammad SAW: Teladan Utama Umat Islam

Kajian Rutin Ahad Pagi, 6 Oktober 2024 : Ustadz Ulil Albab
Ustad Ulil Albab, Pondok Pesantren Noto Ati Banjarnegara

Rasulullah SAW bukan hanya seorang nabi, tetapi juga seorang pemimpin, suami, ayah, dan sahabat yang sempurna. Beliau adalah sosok yang patut dicontoh dalam segala aspek kehidupan. Berikut beberapa keteladanan beliau yang bisa kita ambil: 
Akhlak Mulia: Rasulullah SAW dikenal dengan akhlaknya yang sangat mulia. Beliau selalu bersikap jujur, amanah, sabar, dan penyayang. Sifat-sifat terpuji ini menjadi panutan bagi seluruh umat manusia. 
Kepemimpinan yang Adil: Beliau memimpin umat dengan adil dan bijaksana. Setiap keputusan yang beliau ambil selalu didasarkan pada Al-Qur'an dan Sunnah. 
Kasih Sayang pada Sesama: Rasulullah SAW sangat menyayangi seluruh umat manusia, baik itu sahabat, keluarga, maupun musuh. Beliau selalu berusaha untuk berbuat baik kepada siapapun. 
Kesederhanaan: Meskipun beliau adalah seorang nabi, Rasulullah SAW hidup sangat sederhana. Beliau tidak pernah berlebih-lebihan dalam segala hal. 
Ketaatan pada Allah: Rasulullah SAW selalu taat kepada perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Ketaatan beliau menjadi contoh bagi kita untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Allah. 

Keteladanan Rasulullah SAW dalam Kehidupan Sehari-hari Dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa meneladani Rasulullah SAW dalam berbagai hal, seperti: 
 Cara Beribadah: Sholat, puasa, zakat, dan haji adalah ibadah-ibadah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Kita harus melaksanakan ibadah-ibadah tersebut dengan ikhlas dan sesuai dengan tuntunan beliau. 
Cara Bersosialisasi: Rasulullah SAW selalu bersikap ramah dan sopan kepada siapapun. Beliau juga sangat menghargai pendapat orang lain. 
Cara Berkeluarga: Rasulullah SAW adalah seorang suami dan ayah yang sangat baik. Beliau selalu menyayangi keluarganya dan memberikan contoh yang baik bagi mereka. 
Cara Berdagang: Rasulullah SAW pernah menjadi seorang pedagang. Beliau selalu jujur dan amanah dalam berdagang. 

Mengapa Kita Harus Meneladani Rasulullah SAW? 
Meneladani Rasulullah SAW sangat penting karena: 
Jalan menuju surga: Dengan meneladani Rasulullah SAW, kita akan semakin dekat dengan Allah SWT dan mendapatkan ridho-Nya. 
Kebahagiaan dunia dan akhirat: Rasulullah SAW adalah orang yang paling bahagia di dunia dan akhirat. Dengan meneladani beliau, kita juga akan merasakan kebahagiaan yang sama. 
Solusi atas segala masalah: Ajaran-ajaran Rasulullah SAW selalu relevan dengan zaman dan dapat menjadi solusi atas segala masalah yang kita hadapi. 

Mari Kita Bersama-sama Meneladani Rasulullah SAW Untuk meneladani Rasulullah SAW, kita perlu: 
Belajar tentang beliau: Kita harus terus belajar tentang kehidupan dan ajaran-ajaran Rasulullah SAW. 
Menerapkan dalam kehidupan sehari-hari: Setelah kita mengetahui ajaran-ajaran beliau, kita harus berusaha untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. 
Berdoa kepada Allah: Kita harus selalu berdoa kepada Allah SWT agar diberikan kekuatan untuk terus meneladani Rasulullah SAW. 


Share:

Undangan Subuh Berjam'ah DiLanjutkan Kajian Rutin Ahad Pagi



Undangan Subuh Berjam'ah DiLanjutkan Kajian Rutin Ahad Pagi. Tanggal 6 Oktober bersama Ustadz Ulil Albab dan Pondok Pesantren Noto Ati Banjarnegara.
Share:

Kajian Rutin Ahad Pagi, 29 September 2024

Sholat Subuh berjama'ah dilanjutkan dengan kajian rutin Ahad Pagi, 29 September 2024. Pelaksanaan kajian diisi oleh Ustadz Yusman, SHI.



Share:

Tafakur

Ustadz Jalil 
Ahad 15 September 2024 
 "Tafakur" 
Siapa yg mau bertafakur pahalanya lebih baik 60 kali dari pada sholat sunah. 1. Tafakur thp ayat2 Allah. melihat kei dahan alam semesta, tafakur pd apa yg ada pd diri kita masing2 roh kita, jazad kita dll 2. Tafakur akan nimat2 Allah SWT yg melahirkan cinta kpd sang pemberi nikmat. yg melahirkan kecintaan kpd Allah...mahamah kpd Allah. Bersyukur akan nikmat Allah yaitu dengan berbahagia akan anugrah dan rohmad, rohmad yg diberikan kpd baginda Nabi Muhammad saw. sebentar lagi kita akan memperingati Maulud Nabi Muhamad, kelahiran Nabi Muhammad. Maulid yg diperingati waktu lahirnya..
Maulud lebih yg dituju ke bayinya. Memperingati perayaan yg baik salah satunya adalah dengan cara membaca Al Quran. Krn Rosulullah ahlaknya adalah Alquran, Al Quran ada pd diri Rosulullah. Surat Muhammad yg urutan surat ke 48 dgn 37 ayat. dijumlah 85. urutan surat 85 Alburuj jumlah ayat 22 ...jumalh 107, 107 surat Almaun ada 7 ayat jumah 114...surat 114 Annas..yg artinya manusia. maknanya manusia. yg disejajarkan dgn makna Jin...yg diperintahkan utk beribadah kpd Allah adalah Jin dan manusia. yg berbeda demensi masing2 mewakili demensinya. perayaan maulid yg paling mulia adalah dgn membaca Al Quran. 3. Memberi makan kpd orang lain, bersedekah...perayaan maulid tidak terbatas masa...kita menyadarkan kelahirannya Rosulullah setiap waktu. bersenyum kpd orang adalah sodakoh. 4. Dengan mwmbaca syirah Nabawi..perjalanan hidup rosulullah. Irhas..satu keistimewaan Rosulullah sebelum diangkat kenabiannya...orang pilihan. contoh Irhas ..didalam rahim Aminah sudah dibisiki bahwa janin ini aka menjadi sebaik2 manusia.
Share:

Footer Link

Pengumuman

  1. Tamu yang menginap 1x24 jam harus lapor RT.
  2. Dilarang Parkir Mobil di Jalan Perumahan
  3. Segala Jenis Truk dilarang Memasuki Jalan Perumahan

info ronda

Pelaksanaan Ronda lingkungan dimulai pukul 22.00 WIB s.d. Menyesuaikan Kondisi

Recent Posts

POSTINGAN TERBARU

Recent Posts Widget