Showing posts with label Masjid. Show all posts
Showing posts with label Masjid. Show all posts

Undangan Kajian Rutin Ahad Pagi: Menyongsong Ilmu Bersama Ustadz Zein Faqih


Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, 
Mari sama-sama merapat, mencari keberkahan dan menambah khazanah ilmu di Kajian Rutin Ahad Pagi yang insya Allah akan dilaksanakan besok: 
Hari/Tanggal: Ahad, 29 Juni 2025 
Waktu: Pukul 05.00 WIB (Ba'da Subuh) 
Bersama: Ustadz Zein Faqih dari NUSA 
Tempat: Masjid Al Mu'minun, Perumahan Gayam Permai 


Kajian Ahad Pagi adalah momen berharga bagi kita untuk memulai hari dengan siraman rohani, memahami lebih dalam ajaran agama, dan menguatkan keimanan. Kehadiran Ustadz Zein Faqih dari NUSA diharapkan dapat memberikan pencerahan dan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. Jangan lewatkan kesempatan emas ini untuk berkumpul dalam majelis ilmu, mempererat tali silaturahmi, dan meraih pahala kebaikan. 
Ajak serta keluarga, sahabat, dan kerabat Anda untuk bersama-sama menghadiri kajian ini. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala senantiasa memudahkan langkah kita dalam menuntut ilmu dan memberikan keberkahan atas setiap usaha kita. 
 Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Share:

Langkah Yang Bermanfaat

Langkah Yang Bermanfaat
Kajian Rutin Ahad Pagi, 22 Juni 2025: Ustadz Andi 

1 Muharram 1447, akan segera tiba. Momen ini bukan sekadar pergantian angka di kalender, melainkan sebuah kesempatan emas untuk merenungkan perjalanan hidup yang telah dilalui dan merancang masa depan yang lebih baik. Dengan berpegang teguh pada tuntunan Al-Qur'an dan Sunnah, mari kita siapkan diri menghadap Allah SWT dengan hati yang tenang dan amal yang memberatkan timbangan. Membangun Keluarga yang Qurrota A'yun Salah satu doa indah yang diabadikan dalam Al-Qur'an adalah permohonan agar dikaruniai keluarga yang menjadi penyejuk hati: 

QS. Al-Furqan (25): 74: "Rabbanā hab lanā min azwājinā wa dhurriyyātinā qurrata a'yun, waj'alnā lil-muttaqīna imāmā.
Artinya: "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa." 

Doa ini mengandung makna yang sangat dalam. Bukan hanya sekadar meminta keturunan yang saleh, tetapi juga keluarga yang membawa kebahagiaan dan ketenangan, serta mampu menjadi teladan bagi orang-orang di sekitar. Untuk mewujudkan ini, dibutuhkan usaha bersama dari setiap anggota keluarga, terutama dalam menjaga kualitas ibadah. Salat: Tiang Agama dan Amalan Pertama yang Dihisab Salat adalah pilar utama agama Islam dan amalan pertama yang akan dihisab pada Hari Kiamat. 
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab dari seorang hamba pada Hari Kiamat adalah salatnya." (HR. At-Tirmidzi). 
Ini menunjukkan betapa krusialnya peran salat dalam kehidupan seorang Muslim. Lalu, bagaimana dengan salat anak-anak dan pasangan kita? Sebagai orang tua dan pasangan, kita memiliki tanggung jawab besar untuk membimbing mereka agar istiqamah dalam mendirikan salat. Mengajarkan, mengingatkan, dan memberikan teladan adalah kunci agar salat menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka. 
Dengan begitu, salat tidak hanya menjadi kewajiban ritual, tetapi juga benteng yang menghalangi dari perbuatan keji dan mungkar, sebagaimana firman Allah: 
 "...Innāṣ-ṣalāta tanhā 'anil-faḥsyā'i wal-munkar..." Artinya: "...Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar..." (QS. Al-Ankabut (29): 45). 

 Refleksi Diri Menuju Usia 40 Tahun
Usia 40 tahun seringkali disebut sebagai "usia kematangan". Pada usia ini, seseorang diharapkan telah mencapai puncak kedewasaan akal dan spiritual. 
Firman Allah dalam QS. As-Saffat (37): 100 yang merupakan doa Nabi Ibrahim AS: "Rabbi hab lī minaṣ-ṣāliḥīn." Artinya: "Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh." 
Doa ini sering dikaitkan dengan keinginan untuk memiliki keturunan yang saleh. Namun, dalam konteks refleksi diri, doa ini juga dapat dimaknai sebagai permohonan agar kita senantiasa menjadi pribadi yang saleh di setiap fase kehidupan, terutama ketika mencapai usia 40 tahun. Ini adalah momen untuk mengevaluasi kembali sejauh mana kita telah mencapai potensi diri dan berkontribusi kepada umat. 

Empat Pertanyaan Allah di Hari Kiamat 
Hadis Rasulullah SAW menjadi pengingat yang sangat kuat tentang pertanggungjawaban kita di akhirat: "Kedua kaki seseorang tidak akan bergeser pada hari kiamat sampai diberi pertanyaan (tentang) umurnya untuk apa ia habiskan, ilmunya untuk apa dimanfaatkan, hartanya dari mana (diperoleh) dan untuk apa dibelanjakan, dan tubuhnya untuk apa digunakan." (HR. At-Tirmidzi) 
Empat pertanyaan ini adalah cerminan dari seluruh aspek kehidupan kita: 
  • Umur: Setiap detik kehidupan adalah anugerah. Sudahkah kita menggunakannya untuk hal-hal yang bermanfaat dan mendekatkan diri kepada Allah? 
  • Ilmu: Ilmu yang kita miliki, baik ilmu agama maupun ilmu dunia, haruslah diamalkan dan disebarkan untuk kemaslahatan umat. 
  • Harta: Harta adalah titipan. Penting untuk memastikan bahwa harta kita diperoleh dari jalan yang halal dan dibelanjakan di jalan Allah, bukan untuk kesombongan apalagi terjebak dalam riba yang dilaknat. Jauhi hutang yang riba karena ia membawa kehancuran baik di dunia maupun di akhirat. 
  • Tubuh: Mata, telinga, tangan, dan kaki kita adalah amanah. Sudahkah kita menggunakannya untuk melihat kebaikan, mendengar hal yang baik, berbuat kebaikan, dan melangkah di jalan yang diridai-Nya? Jangan Sampai Harta Memalingkan Kita Kisah Nabi Sulaiman AS dan Qarun memberikan pelajaran berharga tentang harta. 
Nabi Sulaiman adalah figur yang kaya raya namun selalu bersyukur dengan mengucapkan "Hadza min fadli Rabbi" (Ini termasuk karunia Tuhanku). Beliau menggunakan kekayaannya untuk beribadah dan menyebarkan kebaikan. Sebaliknya, Qarun, yang sangat kaya, menjadi sombong dan kufur nikmat, hingga akhirnya ditenggelamkan bersama hartanya. Hadis tentang kaum muhajirin yang miskin yang mendahului masuk surga 40 tahun sebelum orang kaya, juga menjadi renungan penting. Ini bukan berarti kemiskinan lebih mulia dari kekayaan, melainkan tentang hati yang terpaut pada Allah, bukan pada harta. 
Harta bisa menjadi ujian, dan hanya mereka yang mampu mengelolanya dengan baik, tanpa tergoda pada kesombongan dan riba, yang akan selamat. Menyongsong 1447 Hijriyah dengan Persiapan Matang Tahun baru 1447 Hijriyah adalah momen untuk memperbarui niat dan menguatkan tekad. Mari kita jadikan setiap hari sebagai kesempatan untuk: Meningkatkan kualitas salat dan membimbing keluarga untuk senantiasa mendirikannya. Memperbanyak doa agar dikaruniai keluarga yang qurrota a'yun. Memanfaatkan sisa umur dengan sebaik-baiknya, mengamalkan ilmu, dan menggunakan harta serta tubuh di jalan yang benar. 
Menghindari riba dalam segala bentuknya dan membersihkan harta dari hal yang syubhat. Menjadi pribadi yang bersyukur atas segala nikmat, layaknya Nabi Sulaiman, dan menjauhi sifat kufur nikmat. Dengan persiapan yang matang dan kesadaran akan pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT, semoga kita semua dapat menyongsong tahun baru 1447 Hijriyah dengan semangat baru dan menjadi hamba-Nya yang senantiasa dalam lindungan dan ridha-Nya.















Share:

Merasa Islam 'Seadanya'?

Kajian rutin Ahad Pagi
Pada hari Ahad, 15 Juni 2025, suasana pagi di Masjid Al-Mu'minun Perumahan Gayam Permai dipenuhi dengan keberkahan dalam pelaksanaan kajian rutin Ahad pagi. Kajian kali ini disampaikan oleh Ustadz Lukman dari Pondok Pesantren NUSA Banjarnegara, yang mengupas tuntas berbagai aspek penting dalam agama Islam, khususnya mengenai kalender Hijriyah, bulan-bulan haram, dan penegasan tentang kesempurnaan Islam. 
Ustadz Lukman memulai kajian dengan menjelaskan pentingnya kalender Hijriyah yang didasarkan pada peredaran bulan, atau yang dikenal dengan komariah. Beliau menekankan bahwa perhitungan ini adalah ketetapan Allah SWT yang memiliki hikmah mendalam bagi umat Muslim, termasuk dalam penentuan waktu ibadah seperti puasa dan haji. Lebih lanjut, Ustadz Lukman secara khusus menyoroti bulan Dzulhijjah sebagai salah satu dari empat bulan haram dalam Islam. Beliau menjelaskan bahwa pada bulan-bulan haram ini, umat Muslim dianjurkan untuk meningkatkan ibadah dan menjauhi segala bentuk perbuatan dosa, karena kemuliaan bulan-bulan tersebut. 
Istilah Prasmanan yaitu hidangan yang disajikan jika suka diambil jika tidak suka tidak diambil. Islam Bukan Prasmanan, Tapi Ketaatan Penuh Bagian menarik dari kajian ini adalah analogi yang disampaikan Ustadz Lukman mengenai prasmanan. Beliau menggambarkan konsep prasmanan, di mana seseorang bebas memilih makanan yang disukai dan meninggalkan yang tidak disukai. Namun, Ustadz Lukman dengan tegas menyatakan bahwa konsep prasmanan tidak berlaku dalam urusan agama. 
Beliau mengutip firman Allah SWT dalam Surah Al-Baqarah ayat 208, 
"Ya ayyuhalladzina amanu udkhulu fissilmi kaffah," yang berarti "Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan." 
Ayat ini menjadi penekanan utama bahwa seorang Muslim harus menerima dan menjalankan semua ketentuan Allah SWT tanpa terkecuali, serta meninggalkan semua larangan-Nya secara total. Tidak ada ruang untuk memilih-milih syariat yang sesuai selera pribadi, atau menjalankan sebagian dan meninggalkan sebagian lainnya. Ustadz Lukman mempertegas bahwa Islam telah sempurna. Segala ajaran dan syariat yang diturunkan Allah SWT melalui Nabi Muhammad SAW adalah lengkap dan mencakup seluruh aspek kehidupan. 
Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi umat Muslim untuk mencari pedoman di luar ajaran Islam, apalagi mencoba mengadaptasi syariat sesuai keinginan pribadi. Kajian rutin Ahad pagi ini menjadi pengingat bagi seluruh jamaah akan pentingnya ketaatan penuh kepada Allah SWT dan ajaran-Nya. Semoga dengan pemahaman yang lebih mendalam ini, kita semua dapat semakin istiqamah dalam menjalankan Islam secara kaffah, meraih keberkahan di dunia dan akhirat.










Share:

Spesial Fiqih Qurban

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Dengan memohon ridha Allah SWT, kami mengundang Bapak/Ibu/Saudara/i sekalian untuk hadir dalam pengajian rutin bulanan yang kali ini akan membahas secara mendalam tentang Fiqih Qurban. 
Mengingat pentingnya memahami syariat qurban menjelang Hari Raya Idul Adha, pengajian ini akan mengupas tuntas segala aspek mulai dari hukum, syarat sah, tata cara penyembelihan, distribusi daging, hingga hikmah di balik ibadah qurban. 
Tema: "Fiqih Qurban: Memahami Syariat, Meraih Keberkahan Ibadah" 
Bersama Ustadz/Ustadzah: H.Yusman, SHI
Hari/Tanggal: Ahad, 1 Mei 2025 
Pukul: 05.00 s.d.selesai 
Tempat: Masjid Al Mu'minun Perumahan Gayam Permai Banjarnegara] 
Mari kita manfaatkan kesempatan mulia ini untuk menambah ilmu, mempererat tali silaturahmi, dan mempersiapkan diri dalam menjalankan ibadah qurban dengan benar sesuai tuntunan syariat. Kehadiran Bapak/Ibu/Saudara/i sekalian adalah suatu kehormatan dan kebahagiaan bagi kami. Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Hormat kami, 
Panitia/Penyelenggara, DKM Masjid Al Mu'minun 
Share:

Kajian Ahad Pagi, 25 Mei 2025: Benteng Keislaman

Perumahan Gayam Permai, Banjarnegara - Suasana pagi yang penuh berkah menyelimuti Masjid Al Mu'minun Perumahan Gayam Permai pada Ahad, 25 Mei 2025. Jamaah dari berbagai penjuru hadir dengan antusias mengikuti Kajian Ahad Pagi yang rutin diadakan. Kajian dilaksanakan ba'da Sholat Subuh. Kali ini, Ustadz Akmal hadir sebagai narasumber, mengupas tuntas tema penting mengenai Suri Tauladan Nabi Muhammad SAW sebagai role model dan panutan sempurna dengan akhlak yang agung, serta hal-hal krusial yang wajib diperhatikan seorang Muslim setelah memeluk agama Islam.
Dalam penyampaiannya yang penuh hikmah, Ustadz Akmal menekankan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah uswatun hasanah, teladan terbaik bagi seluruh umat manusia. Beliau bukan hanya seorang nabi dan rasul, tetapi juga seorang pemimpin yang adil, suami yang penyayang, ayah yang penuh kasih, sahabat yang setia, dan pebisnis yang jujur. Setiap aspek kehidupan Rasulullah SAW adalah cerminan akhlak yang sempurna, yang patut kita ikuti dan jadikan pedoman dalam menjalani kehidupan. "Allah SWT sendiri telah memuji akhlak Rasulullah dalam Al-Qur'an dengan firman-Nya:

 وَاِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْمٍ 
 (Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang agung)," 

Lebih lanjut, Ustadz Akmal menjelaskan bahwa setelah seseorang mengucapkan kalimat syahadat dan menjadi seorang Muslim, kewajiban selanjutnya adalah menjaga keislaman tersebut. Hal ini merupakan amanah yang besar dan memerlukan upaya yang sungguh-sungguh. Seorang Muslim wajib membentengi dirinya dari segala hal yang dapat merusak keimanan dan menjauhkannya dari Allah SWT. Beliau kemudian menyoroti fenomena yang marak terjadi di zaman sekarang, di mana banyak orang dengan mudahnya mengucapkan perkataan yang dapat mengeluarkan seseorang dari Islam tanpa mereka sadari. 
Ustadz Akmal mengingatkan jamaah akan pentingnya menjaga lisan dan hati-hati dalam berucap. "Saudara-saudaraku sekalian," ujar Ustadz Akmal dengan nada prihatin, "di zaman yang penuh dengan fitnah ini, kita harus lebih waspada. Terkadang, tanpa sadar, lisan kita meluncurkan kalimat-kalimat yang mengandung kekufuran atau keraguan terhadap Allah dan Rasul-Nya." Ustadz Akmal kemudian menguraikan beberapa hal yang dapat menyebabkan seseorang keluar dari agama Islam, yang dikategorikan menjadi tiga aspek utama: 
 1. Keyakinan (I'tiqad): 
 Tidak mengakui Allah SWT dan Rasulullah SAW: Ini adalah bentuk kekufuran yang paling jelas. Menolak keesaan Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang berhak disembah dan menolak kenabian Muhammad SAW sebagai utusan terakhir-Nya. Ragu kepada Allah SWT: Munculnya keraguan yang mendalam terhadap keberadaan Allah, sifat-sifat-Nya yang sempurna, atau kekuasaan-Nya. Menghalalkan hal-hal yang diharamkan dan mengharamkan hal-hal yang dihalalkan: Contohnya, secara sengaja menghalalkan khamar (minuman keras) atau sebaliknya, mengharamkan sesuatu yang jelas-jelas dihalalkan oleh Allah dan Rasul-Nya. 

2. Perbuatan (Af'al): 
 Ustadz Akmal memberikan contoh beberapa perbuatan yang dapat membatalkan keislaman, meskipun beliau tidak merincinya secara detail dalam kesempatan kajian pagi ini. Namun, poin penting yang beliau tekankan adalah bahwa perbuatan yang menunjukkan penghinaan terhadap Allah, Rasul-Nya, Al-Qur'an, atau syariat Islam secara sengaja dan sadar dapat mengeluarkan seseorang dari agama. 
3. Lisan (Aqwal): 
 Bagian ini mendapat penekanan khusus dari Ustadz Akmal, mengingat fenomena ringan dalam berucap yang beliau singgung di awal kajian. Beberapa contoh perkataan yang dapat membatalkan keislaman antara lain: Mencela Allah SWT, Rasulullah SAW, agama Islam, atau syariatnya. Mengolok-olok ajaran Islam, seperti shalat, puasa, zakat, atau haji. Mengucapkan kalimat yang mengandung pengingkaran terhadap rukun iman atau rukun Islam. Berdoa atau meminta pertolongan kepada selain Allah. Mengucapkan sumpah palsu dengan menyebut nama selain Allah. 
Di akhir kajiannya, Ustadz Akmal mengajak seluruh jamaah, termasuk Arijal dan seluruh kaum Muslimin di Banjarnegara dan di manapun berada, untuk senantiasa mempelajari agama Islam dengan benar, memperdalam pemahaman tentang tauhid, dan berhati-hati dalam setiap ucapan dan perbuatan. Beliau juga menekankan pentingnya bertaubat dan kembali kepada Allah SWT jika seseorang merasa telah melakukan kesalahan yang dapat merusak keislamannya. 
Kajian Ahad Pagi ini ditutup dengan doa bersama, memohon kepada Allah SWT agar senantiasa memberikan hidayah, kekuatan iman, dan kemampuan untuk menjaga keislaman hingga akhir hayat. Semoga ilmu yang disampaikan oleh Ustadz Akmal dapat menjadi pengingat dan bekal berharga bagi seluruh jamaah dalam mengarungi kehidupan sebagai seorang Muslim yang taat dan meneladani akhlak mulia Rasulullah SAW.



Share:

Raih Keutamaan Ahad: Malam Munajat, Pagi Berkah, Ilmu Bermanfaat

Dengan mengharap ridha Allah Subhanahu Wa Ta'ala, kami segenap pengurus Masjid Al Mu'minun Perumahan Gayam Permai, Banjarnegara, mengundang Bapak/Ibu/Saudara/i untuk hadir dan berpartisipasi dalam rangkaian kegiatan rutin di hari Ahad yang insya Allah penuh berkah: 
 
Hari, Tanggal: Ahad, 25 Mei 2025 
Tempat: Masjid Al Mu'minun Perumahan Gayam Permai, Banjarnegara
Adapun rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut: 
    Waktu: Pukul 03.30 WIB hingga menjelang waktu Subuh 
    Keutamaan: Menghidupkan malam dengan ibadah, mendekatkan diri kepada Allah SWT, serta meraih ketenangan dan keutamaan waktu sahur. Mari bersama-sama bermunajat dan memohon ampunan di sepertiga malam terakhir. 

   Waktu: Sesuai waktu masuknya Sholat Subuh 
  Keutamaan: Meraih pahala yang berlipat ganda, mempererat tali silaturahmi antar jama'ah, serta memulai hari dengan ibadah yang khusyuk. Kehadiran kita dalam sholat berjama'ah merupakan wujud ketaatan dan persatuan umat Islam. 

    Waktu: Pukul 06.30 WIB hingga selesai (setelah Sholat Subuh berjama'ah) 
    Tema       : Menunggu konfirmasi
    Pemateri: Ustadz Akmal
   Manfaat: Menambah ilmu pengetahuan agama, memahami ajaran Islam secara lebih mendalam, serta memperkuat keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Kajian ini merupakan kesempatan yang baik untuk belajar dan berdiskusi dalam suasana yang Islami. 
Yakinlah bahwa kehadiran Bp/Ibu/Sdr/i adalah bentuk nikmat yang Alloh SWT berikan kepada kita.
Share:

Meraih Keberkahan di Penghujung Malam dan Awal Pagi


Undangan Qiyamul Lail, Sholat Subuh Berjama'ah, dan Pengajian Rutin Ahad Pagi

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Saudara/i kaum muslimin dan muslimat warga Perumahan Gayam Permai yang dirahmati Allah SWT, Dalam upaya meningkatkan keimanan, mempererat tali silaturahmi, serta meraih keberkahan di waktu-waktu yang mulia, kami dari pengurus Masjid Al Mu'minun mengundang Bapak/Ibu/Saudara/i untuk hadir dalam kegiatan rutin warga Gayam Permai: Qiyamul Lail Berjama'ah, Sholat Subuh Berjama'ah, dan Pengajian Rutin Ahad Pagi Insya Allah kegiatan ini akan dilaksanakan pada: 


Hari/Tanggal: Ahad, 18 Mei 2025 


Adapun rangkaian acara adalah sebagai berikut: 

Qiyamul Lail Berjama'ah: 
Dimulai pukul 03.30 WIB Mari kita bersama-sama menghidupkan sepertiga malam terakhir dengan bermunajat, memohon ampunan, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Keutamaan Qiyamul Lail sangatlah besar, sebagaimana sabda Rasulullah SAW: 
 
"Sebaik-baik shalat setelah shalat fardhu adalah shalat malam." (HR. Muslim) 

Sholat Subuh Berjama'ah: 
Dilaksanakan pada waktu Subuh. Mari kita awali hari dengan menunaikan ibadah sholat Subuh secara berjama'ah di masjid. Keberkahan dan keutamaan sholat Subuh berjama'ah sangatlah besar, sebagaimana sabda Rasulullah SAW: "Barangsiapa shalat Subuh berjama'ah, maka ia berada dalam jaminan Allah." (HR. Muslim) 

Pengajian Rutin Ahad Pagi: 
Dimulai setelah Sholat Subuh berjama'ah (sekitar pukul 05.30 WIB). Pada kesempatan yang penuh berkah ini, kita akan bersama-sama menimba ilmu agama dan memperdalam pemahaman tentang Islam bersama: Ustadz H. Yusman SHI. 
Beliau akan menyampaikan kajian yang insya Allah akan memberikan pencerahan dan motivasi dalam menjalani kehidupan sesuai dengan tuntunan Al-Qur'an dan As-Sunnah. Kegiatan ini merupakan wadah yang baik bagi kita untuk meningkatkan kualitas ibadah, mempererat ukhuwah Islamiyah antar warga Perumahan Gayam Permai, serta menambah ilmu pengetahuan agama. 
Kami sangat mengharapkan kehadiran Bapak/Ibu/Saudara/i dalam kegiatan yang penuh berkah ini. Mari kita luangkan waktu sejenak untuk meraih ridha Allah SWT dan keberkahan dalam hidup kita. 
Atas perhatian dan kehadirannya, kami ucapkan terima kasih. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Hormat kami, Pengurus Masjid Al Mu'minun Perumahan Gayam Permai Banjarnegara





Share:

Kajian Rutin Ahad Pagi Masjid Al Mu'minun: Kaya Mulia, Miskin Hina?

Telaah Surah Al-Fajr Bersama Ustadz Retno Ahmad Pujianto Banjarnegara, 10 Mei 2025 – 
Pada kesempatan kali ini, kajian menghadirkan Ustadz Retno Ahmad Pujianto untuk mengupas tuntas pesan-pesan mendalam dari Al-Quran, khususnya Surah Al-Fajr ayat 15 hingga 18. Mengawali kajian, Ustadz Retno melontarkan sebuah pertanyaan reflektif yang langsung menyentuh benak para hadirin: "Apakah benar bahwa orang yang kaya secara otomatis mulia derajatnya di sisi Allah, dan sebaliknya, apakah orang yang miskin lantas dianggap hina?" Pertanyaan ini menjadi pintu masuk untuk memahami tafsir Surah Al-Fajr yang akan dibahas. Ustadz Retno kemudian membacakan dan menjelaskan Surah Al-Fajr ayat 15-16:

 فَاَ مَّا الْاِ نْسَا نُ اِذَا مَا ابْتَلٰىهُ رَبُّهٗ فَاَ كْرَمَهٗ وَنَعَّمَهٗۙ فَيَقُوْلُ رَبِّيْۤ اَكْرَمَنِ وَاَ مَّاۤ اِذَا مَا ابْتَلٰىهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهٗۙ فَيَقُوْلُ رَبِّيْۤ اَهَا نَنِ 

 Artinya: "Adapun manusia, apabila Tuhannya mengujinya lalu memuliakannya dan memberinya kesenangan, maka dia berkata, Tuhanku telah memuliakanku.Dan adapun apabila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya, maka dia berkata, Tuhanku telah menghinaku."
 (QS. Al-Fajr 89: 15-16)   

Ustadz Retno menjelaskan bahwa dalam ayat ini, Allah SWT menggambarkan bagaimana manusia seringkali keliru dalam memahami hakikat kemuliaan dan kehinaan. Ketika Allah meluaskan rezeki dan memberikan kenikmatan, sebagian manusia merasa bahwa hal itu adalah bukti kemuliaan dirinya di sisi Allah. Mereka menyangka bahwa kekayaan adalah tolok ukur derajat. Sebaliknya, ketika rezeki disempitkan, mereka beranggapan bahwa Allah telah menghinakan mereka. Namun, Ustadz Retno melanjutkan dengan membacakan ayat berikutnya, Surah Al-Fajr ayat 17, yang menjadi sanggahan atas pemahaman yang keliru tersebut:

 كَلَّا بَلْ لَّا تُكْرِمُوْنَ الْيَتِيْمَۙ 

 Artinya: "Sekali-kali tidak! Bahkan kamu tidak memuliakan anak yatim," (QS. Al-Fajr 89: 17) 

Ayat ini, menurut Ustadz Retno, dengan tegas membantah anggapan bahwa kelapangan rezeki adalah indikator kemuliaan dan kesempitan rezeki adalah kehinaan. Allah SWT memberikan contoh nyata melalui perilaku kaum kafir Quraisy, termasuk tokoh seperti Umayyah bin Khalaf, seorang hartawan yang justru meremehkan dan menindas Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya yang lemah secara materi. Kekayaan Umayyah tidak menjadikannya mulia di sisi Allah, justru sebaliknya, kesombongan dan kezalimannya mendatangkan murka Allah. 
Ustadz Retno menekankan bahwa banyak sedikitnya harta hanyalah sebuah ujian dari Allah SWT. Melalui harta, Allah menguji bagaimana manusia bersyukur ketika diberi kelapangan dan bagaimana mereka bersabar serta tetap beriman ketika diuji dengan kesempitan. Harta bukanlah tujuan, melainkan sarana untuk menggapai ridha Allah. Lebih lanjut, Ustadz Retno menyoroti fenomena zaman sekarang di mana banyak orang terjebak dalam mencari harta secara instan dan tidak diridhai oleh Allah SWT. Mereka menghalalkan segala cara demi kekayaan duniawi, tanpa mempedulikan nilai-nilai agama dan kemanusiaan. 
Hal ini semakin menjauhkan mereka dari hakikat kemuliaan yang sebenarnya. Ustadz Retno juga meluruskan pemahaman yang sempit mengenai rezeki. Beliau menjelaskan bahwa rezeki tidak hanya terbatas pada harta benda. Rizky yang paling mahal dan utama adalah nikmat Islam, hidayah, dan kemudahan dalam menjalankan ibadah. Kesehatan, keluarga yang sakinah, dan ilmu yang bermanfaat juga merupakan rezeki yang patut disyukuri. Kemudian, Ustadz Retno mengaitkan pembahasan dengan ayat selanjutnya, Surah Al-Fajr ayat 18: 

 وَلَا تَحٰٓضُّوْنَ عَلٰى طَعَا مِ الْمِسْكِيْنِ  

 Artinya: "dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin," (QS. Al-Fajr 89: 18) 

Ayat ini, menurut Ustadz Retno, menunjukkan salah satu indikator penting yang membedakan antara orang yang benar-benar beriman dan yang hanya terbuai dengan kekayaan duniawi. Orang yang beriman akan memiliki kepedulian sosial yang tinggi, termasuk mengajak dan mendorong orang lain untuk berbagi rezeki dengan kaum dhuafa. Mereka tidak akan membiarkan orang-orang miskin kelaparan di sekitar mereka. Di akhir kajiannya, Ustadz Retno Ahmad Pujianto mengajak seluruh jamaah untuk merenungkan kembali makna kemuliaan dan kehinaan dalam perspektif Islam. Beliau mengingatkan bahwa kemuliaan sejati terletak pada ketakwaan dan ketaatan kepada Allah SWT, serta kepedulian terhadap sesama. 
Kekayaan hanyalah titipan dan ujian, yang akan dimintai pertanggungjawabannya kelak. Sementara itu, kemiskinan bukanlah aib, melainkan juga ujian kesabaran dan keimanan. Kajian rutin Ahad pagi di Masjid Al Mu'minun kali ini memberikan pencerahan yang mendalam bagi para jamaah. Pemahaman yang benar tentang Surah Al-Fajr diharapkan dapat mengubah paradigma berpikir tentang harta, kemuliaan, dan kehinaan, serta menumbuhkan kesadaran akan pentingnya berbagi dan peduli terhadap sesama, khususnya kaum miskin. Semoga kajian ini menjadi bekal berharga bagi setiap muslim dalam menjalani kehidupan yang lebih bermakna dan diridhai oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala.









Share:

Footer Link

Pengumuman

  1. Tamu yang menginap 1x24 jam harus lapor RT.
  2. Dilarang Parkir Mobil di Jalan Perumahan
  3. Segala Jenis Truk dilarang Memasuki Jalan Perumahan

info ronda

Pelaksanaan Ronda lingkungan dimulai pukul 22.00 WIB s.d. Menyesuaikan Kondisi

Recent Posts

POSTINGAN TERBARU

Recent Posts Widget