Kajian Subuh, 29 Ramadhan 1444H, 20 April 2023 bersama Bp.Ir. Lukman Jarir.
Setelah menunaikan ibadah haji, Sahabat Ibrahim bin Adham berniat untuk
berziarah ke Masjidil Aqsa. Sebagai bekal perjalanan, ia membeli kurma dari
pedagang tua yang di sekitar Masjidil Haram.
Kemudian kurma itu ditimbang dan
dibungkus, Ibrahim ternyata melihat sebutir kurma yang jatuh dari meja dari si
pedagang tua tersebut. Kala itu ia mengaggap jika kurma yang jatuh itu sebagian
dari yang kurma yang baru saja ia beli, Ibrahim lalu memungut dan memakannya.Tak
lama kemudian, ia berangkat menuju menuju Al Aqsa. Setelah empat bulan lamanya,
Ibrahim tiba di Al Aqsa. Seperti biasa, ia lebih suk memilih sebuah tempat untuk
beribadah di dalam ruangan bawah Kubah Sakhra.
Ia kemudian melaksanakan salat
dan memanjatkan do'a dengan khusyuk. Ditengah-tengah ibadahnya, tiba-tiba ia
mendengar percakapan antara dua Malaikat tentang dirinya. “Itu Ibrahim bin
Adham, ahli ibadah yang zuhud dan wara’ yang doanya selalu dikabulkan Allah
SWT,” kata malaikat yang satu. “Namun sekarang tidak lagi. Doanya ditolak kerana
empat bulan lalu ia memakan sebutir kurma yang jatuh dari meja seorang pedagang
tua di Masjidil haram,” jawab malaikat yang satu lagi.
Mendengar percakapan
kedua malaikat itu tentu saja membuat Ibrahim sangat kaget. Dengan perasaan
cemas dan was-was, ia berkata dalam hatinya, jika selama empat bulan ini,
ibadahnya, solatnya, doanya dan mungkin amalan-amalan lainnya tidak diterima
oleh Allah SWT karena sudah memakan sebutir kurma yang bukan haknya.
“Astaghfirullahal ‘adzhim” Ibrahim beristighfar.
Ibrahim langsung bergegas untuk
segera menuju ke Mekkah dengan tujuan menemui pedagang tua penjual kurma itu. Ia
ingin meminta pedagang tua tersebut agar dihalalkan sebutir kurma yang telah
ditelannya. Sesampainya di Mekkah, ia terus berjalan menuju tempat penjual kurma
itu, namun sayang seribu sayang, ia tidak menemui pedagang tua itu, yang ia
temukan hanya seorang anak muda. Ibrahim kemudian bertanya kepada anak muda itu,
Itu Ibrahim bin Adham, ahli ibadah yang zuhud dan wara’ yang doanya selalu
dikabulkan Allah SWT,” kata malaikat yang satu. “Namun sekarang tidak lagi.
Doanya ditolak kerana empat bulan lalu ia memakan sebutir kurma yang jatuh dari
meja seorang pedagang tua di Masjidil haram,” jawab malaikat yang satu lagi.
Mendengar percakapan kedua malaikat itu tentu saja membuat Ibrahim sangat kaget.
Dengan perasaan cemas dan was-was, ia berkata dalam hatinya, jika selama empat
bulan ini, ibadahnya, solatnya, doanya dan mungkin amalan-amalan lainnya tidak
diterima oleh Allah SWT karena sudah memakan sebutir kurma yang bukan haknya.
Empat bulan lalu, saya membeli kurma di sini dari seorang pedagang tua. Di
manakah ia sekarang?” tanya Ibrahim. “Ohh, beliau sudah meninggal sebulan yang
lalu, sekarang saya yang meneruskan pekerjaannya berdagang kurma” jawab anak
muda itu. “Innalillahi wa innailaihi roji’un, kalau begitu kepada siapakah saya
boleh meminta untuk penghalalan?” kata Ibrahim yang kemudian menceritakan
peristiwa yang sedang dialaminya.
Ternyata, setelah mendengar penjelasan
Ibrahim, pemuda itu berkata jika ia merupakan anak dari pedagang kurma tua
tersebut. “Saudara sebagai ahli waris orang tua itu, bolehkah saudara
menghalalkan sebutir kurma milik ayahmu yang terlanjur saya makan tanpa seizin
dari ayahmu?” tanya Ibrahim.
“Bagi saya tidak masaalah. Insya Allah saya
halalkan. Tapi entah dengan saudara-saudara saya yang jumlahnya 11 orang. Saya
tidak berani menghalalkan untuk mereka, kerana mereka mempunyai hak waris sama
dengan saya," jawab pemuda itu. “Baiklah, kalau begitu, tolong berikan alamat
saudara-saudaramu, biar saya temui mereka satu persatu," pinta Ibrahim.
Pemuda
itu kemudian memberik alamat para saudaranya. Ibrahim bin Adham lalu menemui
saudara-saudaranya satu persatu. Meskipun jarak diantara mereka sangat jauh,
akhirnya Ibrahim menemui mereka dan urusan itu sudah selesai. Mereka semua
bersepakat untuk menghalalkan sebutir kurma milik ayah mereka yang dimakan oleh
Ibrahim secara tidak sengaja.
Empat bulan kemudian, Ibrahim bin Adham kembali
menuju Al Aqsa, seperti sebelumnya, ia berada di bawah Kubah Sakhra. Hingga tak
lama kemudian, ia kembali mendengar dua malaikat yang dulu pernah berdialog
tentang dirinya. “Itulah Ibrahim bin Adham yang doanya tertolak gara-gara makan
sebutir kurma milik orang lain,” kata malaikat pertama.
"Ohh tidak! Sekarang
doanya sudah terkabul kembali. Ia telah mendapat penghalalan dari ahli waris
pemilik kurma itu. Jiwa dan hati Ibrahim kini sudah bersih kembali dari sebutir
kurma haram yang ia makan tanpa seizin pemiliknya," jawab malaikat kedua.