Surga Bukan Karena Banyaknya Ibadah, Tetapi Rahmat Allah SWT

Kajian Subuh, 24 Ramadhan 1446H
Ustadz Yusman,SHI

Di pagi yang penuh keberkahan pada 24 Ramadhan 1446H, umat Muslim kembali berkumpul untuk mendengarkan kajian subuh yang disampaikan oleh Ustadz Yusman. Tema kajian kali ini adalah "Rahmat Allah SWT, Jalan Menuju Surga," sebuah tema yang mengingatkan kita bahwa surga bukanlah semata-mata hasil dari banyaknya ibadah, tetapi lebih merupakan anugerah dari rahmat Allah SWT.

Surga Bukan Karena Banyaknya Ibadah, Tetapi Rahmat Allah SWT 
Ustadz Yusman memulai kajiannya dengan mengingatkan bahwa surga bukanlah semata-mata hasil dari banyaknya ibadah yang kita lakukan. Beliau menjelaskan bahwa nikmat Allah SWT, bahkan nikmat mata yang kita miliki, jauh lebih besar daripada amal yang bisa kita persembahkan. Oleh karena itu, kita tidak bisa mengandalkan amal kita semata untuk masuk surga. 
Beliau menekankan pentingnya memohon kepada Allah SWT agar memasukkan kita ke surga-Nya dengan rahmat-Nya. Doa "Ya Allah, masukkan aku ke dalam surga-Mu dengan rahmat-Mu" menjadi pengingat bahwa rahmat Allah SWT adalah kunci utama menuju surga. Kunci Meraih Rahmat Allah SWT Untuk meraih rahmat Allah SWT, Ustadz Yusman menekankan beberapa hal penting: Mujahadah bin nafsi (berusaha dengan sungguh-sungguh): 
Kita harus berusaha dengan sungguh-sungguh untuk meningkatkan kualitas ibadah kita, baik ibadah wajib maupun ibadah sunnah. Menjauhkan diri dari segala bentuk kemaksiatan: Kita harus berusaha sekuat tenaga untuk menjauhi segala bentuk kemaksiatan, baik yang terlihat maupun yang tersembunyi. Terus menerus introspeksi diri: Kita harus selalu introspeksi diri untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas ibadah kita. Muraqabah kepada Allah SWT (merasa diawasi Allah SWT): Kita harus selalu merasa diawasi oleh Allah SWT dalam setiap tindakan dan perkataan kita. 
Kajian subuh ini memberikan pencerahan dan motivasi bagi kita semua untuk terus berusaha meraih rahmat Allah SWT. Dengan mujahadah bin nafsi, menjauhi kemaksiatan, introspeksi diri, dan muraqabah, insya Allah kita akan menjadi hamba-hamba yang dirahmati oleh Allah SWT dan dimasukkan ke dalam surga-Nya. Semoga kajian ini bermanfaat dan memberikan inspirasi bagi kita semua untuk menjadi Muslim yang lebih baik. Aamiin.
Share:

Gallery, Kajian Subuh 23 Ramadhan 1446H

 








Share:

Meraih Surga Firdaus: Kajian Subuh 22 Ramadhan 1446H Bersama Ustadz Susianto Abi Furqon

23 Ramadhan 1446H (23 Maret 2025)
Ustadz Susianto,SKM

Di pagi yang penuh berkah pada 22 Ramadhan 1446H, umat Muslim kembali berkumpul untuk mendengarkan kajian subuh yang disampaikan oleh Ustadz Susianto Abi Furqon. Tema kajian kali ini adalah "Meraih Surga Firdaus," sebuah tema yang mengingatkan kita akan tujuan akhir dari kehidupan seorang Muslim. Manusia Lahir di Surga Ustadz Susianto Abi Furqon memulai kajiannya dengan mengingatkan bahwa manusia pada dasarnya dilahirkan di surga. Hal ini merujuk pada kisah Nabi Adam dan Hawa yang awalnya tinggal di surga. 
Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita sebagai keturunan mereka merindukan dan berusaha untuk kembali ke surga. Dalam kesempatan ini juga diselingi candaan antara siswa dan guru. Siswa bertanya apakah saat hari kiamat sekolah tetap masuk, dan guru menjawab bahwa siswa libur tetapi guru tetap masuk. Ini adalah candaan yang segar di tengah kajian yang serius. 
Kemenangan Kaum Muslimin dalam Peperangan (QS. Al Fath) Ustadz Susianto Abi Furqon kemudian melanjutkan kajiannya dengan membahas tentang kemenangan kaum Muslimin dalam peperangan, yang tercantum dalam QS. Al Fath. Ayat ini mengingatkan kita bahwa kemenangan sejati datang dari Allah SWT, dan kita sebagai umat Muslim harus selalu bersyukur atas nikmat kemenangan yang diberikan-Nya. 
Kunci Meraih Surga Firdaus Untuk meraih surga Firdaus, Ustadz Susianto Abi Furqon menekankan beberapa hal penting: 
  • Menjauhkan diri dari hal-hal yang sia-sia: Waktu adalah anugerah yang sangat berharga. Oleh karena itu, kita harus menggunakannya dengan sebaik-baiknya dan menjauhi segala sesuatu yang tidak bermanfaat. 
  • Menunaikan zakat: Zakat adalah salah satu rukun Islam yang memiliki peran penting dalam membersihkan harta dan membantu sesama yang membutuhkan. 
  • Menjaga kemaluan: Menjaga kemaluan dari perbuatan zina adalah salah satu bentuk ketaatan kepada Allah SWT. 
  • Komitmen dengan janji yang dibuat: Seorang Muslim harus selalu menepati janji yang telah dibuat, baik janji kepada Allah SWT maupun janji kepada sesama manusia. 
  • Menjaga sholat: Sholat adalah tiang agama. Oleh karena itu, kita harus selalu menjaga sholat lima waktu dengan sebaik-baiknya. 
Kajian subuh ini memberikan pencerahan dan motivasi bagi kita semua untuk terus berusaha meraih surga Firdaus. Dengan menjauhi hal-hal yang sia-sia, menunaikan zakat, menjaga kemaluan, menepati janji, dan menjaga sholat, insya Allah kita akan menjadi penghuni surga Firdaus. Semoga kajian ini bermanfaat dan memberikan inspirasi bagi kita semua untuk menjadi Muslim yang lebih baik. Aamiin.




Share:

Surah Ar-Rahman: Untaian Nikmat Allah Bagi Manusia dan Jin

Kajian Subuh
21 Ramadhan 1446H (21 Maret 2025)
Ustadz Muhammad Susyanto Abi Hasan

Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan dan kebodohan menuju cahaya islam serta dapat membimbing umat islam ke jalan yang lurus dan membacanya menambah nilai ibadah. Salah satu surat dalam al-Qur’an ialah suratar-Rahman. SuratAr-Rahman sebaian besar dari surah ini menerangkan kepemurahan Allah swt kepada hamba- hambaNya yaitu dengan memberikan nikmat-nikmat terbaik didunia maupun diakhirat nanti.Salah satu manfaat dari membaca surah ar-Rahman yaitu memperlancar rezeki dan mendapatkan Syafa’at diakhirat kelak.
Dalam surah Ar-Rahman, Allah SWT menyebutkan nikmat-nikmat-Nya yang teragung berupa nikmat-nikmat keagamaan, nikmat-nikmat duniawi, dan ukhrawi. Setiap kali selesai menyebutkan suatu nikmat, selalu diikuti dengan ayat,"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?" untuk mengingatkan nikmat tersebut, sekaligus untuk menumbuhkan suasana dan nuansa takut, segan, dan penuh khidmat, serta kecaman dan cercaan terhadap orang yang mengingkari, tidak mengakui, dan tidak mensyukuri nikmatnikmat tersebut.

Mengajarkan tentang Nikmat Allah
Nikmat yang pertama, merupakan nikmat yang teragung dan tertinggi nilainya. Ini berupa penurunan Al-Qur'an yang telah mengubah kehidupan umat manusia dan akan selalu menjadi suara kebenaran yang terang benderang hingga akhir zaman. 
Nikmat kedua dan ketiga adalah penciptaan manusia untuk memakmurkan bumi, serta mengajarinya al-Bayaan, yaitu kemampuan berbicara dan memahami. Ini adalah kelebihan yang diberikan kepada manusia atas segenap makhluk hidup yang lain. 
Nikmat keempat dan kelima, yaitu penciptaan matahari dan bulan yang beredar berdasarkan sebuah perhitungan yang telah ditentukan, tetap, konstan, cermat, dan akurat, melewati lokasi-lokasi peredaran tertentu yang keduanya tidak akan keluar dan menyimpang darinya. Hal inilah yang menjadikan kita bisa menghitung masa, batas waktu, dan usia. 
Nikmat keenam, yaitu penciptaan tumbuh-tumbuhan yang mencakup tanaman tumbuhan yang tidak memiliki batang yang keras) dan pepohonan (tumbuhan yang memiliki batang yang keras dan besar), serta menjadikannya tunduk pada kehendak Allah SWT dan disediakan untuk kemanfaatan bagi segenap manusia. 
Nikmat ketujuh dan kedelapan, yaitu menjadikan langit sebagai sesuatu yang tinggi letak dan posisinya dari bumi, meletakkan keadilan yang diperintahkan Allah SWT di bumi, serta menegakkan keseimbangan alam di langit dan bumi. 
Nikmat kesembilan, diadakannya alat timbangan atau neraca untuk menegakkan keadilan dalam berbagai transaksi, agar mencegah terjadinya perselisihan dan perseteruan menjamin ketenteraman dan ketenangan manusia, menciptakan stabilitas dan suasana kondusif, serta menjamin tetap terpeliharanya hubungan baik, cinta kasih, dan keharmonisan di antara mereka.









Share:

Hukum Timbal Balik: Kebaikan dan Keburukan Kembali pada Diri Sendiri



Kultum Tarawih
Ustadz H.Drs.Panggung Sutopo

Dalam kehidupan, ada hukum timbal balik yang tak terelakkan: setiap perbuatan, baik maupun buruk, akan kembali kepada pelakunya. Pepatah bijak mengatakan, "Jika kalian baik, sejatinya kalian berbuat baik untuk diri sendiri, sebaliknya." Ungkapan ini mengandung makna mendalam tentang bagaimana tindakan kita memengaruhi kehidupan kita sendiri. Kebaikan Menciptakan Lingkaran Positif Ketika seseorang berbuat baik kepada orang lain, ia tidak hanya memberikan manfaat kepada penerima, tetapi juga kepada dirinya sendiri. Kebaikan menciptakan lingkaran positif yang membawa kebahagiaan, kedamaian, dan keberkahan. 
Beberapa manfaat dari berbuat baik antara lain: 
  • Kebahagiaan dan kepuasan batin: Menolong orang lain meningkatkan rasa bahagia dan kepuasan dalam diri. 
  • Hubungan yang harmonis: Kebaikan mempererat tali persaudaraan dan menciptakan lingkungan sosial yang positif. 
  • Kesehatan mental dan fisik: Penelitian menunjukkan bahwa berbuat baik dapat mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. 
  • Balasan dari Tuhan: Dalam banyak ajaran agama, berbuat baik dianggap sebagai ibadah yang akan mendatangkan pahala. 

Keburukan Menuai Akibat Negatif Sebaliknya, perbuatan buruk akan menuai akibat negatif bagi pelakunya. Keburukan menciptakan lingkaran negatif yang membawa kesedihan, penyesalan, dan penderitaan. Beberapa akibat dari berbuat buruk antara lain: 
  • Rasa bersalah dan penyesalan: Melukai orang lain dapat menyebabkan rasa bersalah dan penyesalan yang mendalam. 
  • Hubungan yang rusak: Keburukan dapat merusak hubungan dengan orang lain dan menciptakan permusuhan. 
  • Stres dan kecemasan: Melakukan keburukan dapat menyebabkan stres dan kecemasan yang berkepanjangan. Hukuman dari Tuhan: Dalam banyak ajaran agama, berbuat buruk dianggap sebagai dosa yang akan mendatangkan hukuman. 

Refleksi Diri dan Perubahan Positif Menyadari hukum timbal balik ini dapat menjadi motivasi untuk melakukan perubahan positif dalam hidup. Mari kita renungkan tindakan kita sehari-hari dan berusaha untuk selalu berbuat baik kepada sesama. Dengan demikian, kita tidak hanya menciptakan dunia yang lebih baik bagi orang lain, tetapi juga bagi diri kita sendiri. Kesimpulan Pada akhirnya, kebaikan dan keburukan adalah pilihan yang kita buat setiap hari. Pilihan kita akan menentukan kualitas hidup kita dan hubungan kita dengan orang lain. Mari kita memilih untuk berbuat baik, karena sejatinya, kebaikan itu akan kembali kepada kita sendiri.
Share:

Footer Link

Pengumuman

  1. Tamu yang menginap 1x24 jam harus lapor RT.
  2. Dilarang Parkir Mobil di Jalan Perumahan
  3. Segala Jenis Truk dilarang Memasuki Jalan Perumahan

info ronda

Pelaksanaan Ronda lingkungan dimulai pukul 22.00 WIB s.d. Menyesuaikan Kondisi

Recent Posts

POSTINGAN TERBARU

Recent Posts Widget