Showing posts with label Kajian. Show all posts
Showing posts with label Kajian. Show all posts

Kisah Pangeran Yang Menolak Fasilitas Negara



Judul Kajian: Kesehatan dan Waktu: Cermin Kezuhudan Seorang Pangeran
Pemateri : Ustadz Firdaus Maulana Akbar, Lc.
Waktu : Ahad, 12 Oktober 2025 (Pukul 05.00 - Selesai)
Tempat: Masjid Al-Mu'minun, Perumahan Gayam Permai, Banjarnegara

Pengajian Ahad Pagi di Masjid Al-Mu'minun, 12 Oktober 2025, menghadirkan Ustadz Firdaus Maulana Akbar, Lc., dengan materi yang membumi namun menggugah: Kesehatan dan Waktu. Kedua nikmat ini seringkali terlupakan nilainya hingga keduanya dicabut. Ustadz menekankan bahwa dalam Islam, pengelolaan diri (termasuk tubuh dan waktu) adalah bentuk ketaatan, sebuah filosofi hidup yang sempurna tercermin dalam kisah-kisah para pendahulu yang luhur.

Ustadz Firdaus Maulana Akbar memulai kajian dengan mengingatkan hadits Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam tentang dua nikmat yang sering dilalaikan manusia, yakni kesehatan dan waktu luang. Kesehatan adalah modal utama ibadah dan produktivitas, sementara waktu adalah bejana tempat amal saleh diletakkan. Keduanya menuntut tanggung jawab dan manajemen yang baik dari setiap Muslim.
Poin kunci dari kajian ini kemudian dikaitkan dengan makna zuhud (meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat di akhirat), khususnya dalam konteks profesionalisme dan integritas. Ustadz kemudian mengangkat kisah yang sangat inspiratif:

Kisah Pangeran Penolak Fasilitas Negara
Dalam kemegahan Dinasti Abbasiyah, putra Khalifah Harun Ar-Rasyid memilih jalan sunyi. Ia menolak fasilitas istana dan hidup mandiri sebagai buruh harian. Ia bekerja dengan upah sangat sederhana 1/6 Dirham atau kurang lebih 600 ribu rupuah, tinggal di rumah yang selayaknya disebut sebuah gubug, dan menetapkan syarat kerja yang tegas: 
  • Ia hanya bekerja 1 hari yaitu di hari Sabtu dari pukul 05.00 s.d. 22.00. 
  • Ia harus berhenti bekerja tepat saat azan berkumandang untuk menunaikan salat berjamaah.
Kisah yang diriwayatkan Abdullah bin Al-Faraj ini menjadi sorotan Ustadz. Pangeran itu tidak hanya bekerja profesional, Ia bahkan menolak uang tip, hanya mau menerima upah yang menjadi haknya. Hidupnya penuh integritas, menunjukkan keseimbangan sempurna antara mencari rezeki halal (dunia) dan ketaatan beribadah (akhirat). 

Bahkan saat terbaring sakit, ia hanya berbantalkan batu dan wasiatnya hanya sehelai kain kafan dari baju yang ia pakai. Identitasnya baru terungkap setelah ia meninggal. Sebelum meninggal ia memberi wasiat kepada Abdullah Bin Al Faraj agar menyerahkan mutiara untuk diserahkan kepada Khalifah, Harun Al Rasyid. Hal inilah yang membuat sang Khalifah menangis haru di pusara anaknya.
Jadi selama ini sang anak Khalifah rela untuk menujukan jatidirinya tanpa membawa nama ayahnya. Saat berpamitan dulu anaknya memohon ijin kepada Ayahnya (Harun Al Rasyid) untuk menuntut ilmu dan Sang Ayah membekali dengan sebutir Mutiara sebesar bola tenis.

Ustadz Firdaus menjelaskan bahwa zuhud bukanlah kemiskinan, melainkan kekayaan jiwa yang tidak bergantung pada fasilitas dunia. Pangeran itu mengajarkan nilai-nilai penting:
  • Prioritas Waktu: Tidak ada kesibukan duniawi yang boleh menunda panggilan Allah (salat tepat waktu).
  • Integritas Harta: Hanya menerima hak yang telah disepakati (menolak uang tip) adalah cermin jiwa yang mulia.
  • Kemandirian: Anak seorang tokoh besar memilih berdiri di atas kakinya sendiri, sebuah teladan yang patut dicontoh oleh generasi muda.
Ustadz Firdaus Maulana Akbar menekankan bahwa kesehatan dan waktu harus dimanfaatkan untuk mencapai kualitas hidup tertinggi, yaitu hidup yang seimbang antara dunia dan akhirat.
Kisah putra Harun Ar-Rasyid adalah teguran keras bagi kita semua. Jika seorang pangeran pewaris tahta mampu menanggalkan kemewahan demi integritas dan ketaatan, maka seharusnya kita yang memiliki tanggung jawab yang lebih ringan mampu mengelola waktu, menjaga kesehatan, dan menjalani hidup dengan profesionalisme serta ketaatan yang sama.
Pengajian di Masjid Al-Mu'minun pagi itu bukan hanya menambah ilmu, tetapi juga menumbuhkan semangat untuk menjadi pribadi yang mandiri, berintegritas, dan selalu menempatkan urusan akhirat di atas godaan dunia. Ini adalah cermin dari sabda Sayyidina Ali: "Pemuda itu ialah yang berani berkata inilah aku, dan bukanlah pemuda itu yang berkata inilah ayahku."



Share:

Subuh Berjama'ah dan Manisnya Majelis Ilmu di Ahad Pagi

Waktu subuh seringkali menjadi medan pertempuran terbesar melawan hawa nafsu dan kenyamanan bantal. Namun, bagi seorang Muslim, Sholat Subuh adalah gerbang emas menuju keberkahan sepanjang hari. Lebih dari itu, Subuh berjamaah yang dilanjutkan dengan kajian rutin Ahad Pagi adalah kombinasi amalan istimewa untuk memulai pekan dengan fondasi iman dan ilmu.
1. Keistimewaan Shalat Subuh Berjamaah: Jaminan dan Cahaya
Salat Subuh adalah salat fardhu yang paling disaksikan oleh para malaikat, sebagaimana firman Allah dalam Surah Al-Isra' ayat 78:
"...dan (dirikanlah pula salat) Subuh. Sesungguhnya shalat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat)."
Keutamaan bagi mereka yang berjuang melawan kantuk dan dingin untuk melaksanakannya secara berjamaah di masjid sungguh luar biasa:

A. Pahala Shalat Semalam Penuh
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:
"Barangsiapa yang shalat Isya’ berjamaah maka seolah-olah dia telah salat malam selama separuh malam. Dan barangsiapa yang shalat Subuh berjamaah maka seolah-olah dia telah shalat seluruh malamnya."(HR. Muslim)
B. Berada dalam Jaminan Allah
Orang yang melaksanakan shalat Subuh berjamaah akan berada di bawah perlindungan dan jaminan Allah SWT. Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:
"Barangsiapa yang mengerjakan shalat Subuh, maka ia berada di dalam jaminan Allah."(HR. Muslim)
C. Mendapatkan Cahaya Sempurna di Hari Kiamat
Bagi mereka yang berjalan dalam kegelapan (menuju masjid saat Subuh) akan diberikan ganjaran cahaya yang sempurna pada Hari Kiamat.

2. Menyambut Berkah dengan Kajian Rutin Ahad Pagi
Setelah meraih keutamaan Subuh berjamaah, melanjutkan momen berharga tersebut dengan duduk di majelis ilmu (kajian rutin Ahad Pagi) adalah sebuah kesempurnaan. Majelis ilmu di waktu pagi merupakan momentum terbaik untuk menanamkan ilmu di hati, pikiran, dan jiwa.
A. Jalan yang Dimudahkan Menuju Surga
Menghadiri majelis ilmu di masjid adalah salah satu jalan termudah menuju Surga. Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:
"Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju Surga."(HR. Muslim)
B. Majelis Ilmu Adalah Taman Surga
Majelis ilmu, di mana Al-Qur'an dibaca dan dipelajari, disamakan oleh Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam sebagai Riyadhul Jannah (Taman Surga). Di tempat ini, kaum Muslim akan dilingkupi oleh ketenangan (sakinah), dinaungi rahmat, dikelilingi oleh para malaikat, dan bahkan Allah subhanahu wa ta’ala akan menyebut-nyebut mereka di sisi makhluk yang mulia.
C. Fondasi Spiritual untuk Seminggu ke Depan
Mengawali Ahad pagi dengan ilmu dan dzikir memberikan bekal spiritual yang kokoh. Ilmu yang didapat akan menjadi pengingat (zikra) dan penasihat (nasihat) agar kita mampu menjalani aktivitas dan menghadapi godaan dunia selama sepekan ke depan dengan keimanan yang stabil. Momen ini juga mempererat tali silaturahmi antarjamaah, membangun kekuatan sosial di lingkungan perumahan atau desa.

Menggabungkan Subuh berjamaah dan Kajian Rutin Ahad Pagi adalah paket sempurna untuk mengoptimalkan awal hari dan awal pekan Anda. Ini bukan hanya rutinitas, melainkan investasi akhirat yang akan mendatangkan keberkahan, jaminan perlindungan, hingga pahala yang berlimpah dari Allah subhanahu wa ta’ala. Mari jadikan Ahad Pagi bukan hanya hari libur, melainkan hari untuk mengisi ruh dan akal dengan petunjuk-Nya, demi meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.

Share:

Rezeki dari Arah Tak Terduga dan Manisnya Gudeg: Keajaiban Istighfar sebagai Obat

Kajian rutin Ahad pagi di Masjid Al Mu’miun Perumahan Gayam Permai, 5 Oktober 2025, bersama Ustadz Andy Yulianto, kembali menghadirkan kesejukan yang hakiki. Aroma harum gudeg yang disajikan oleh ibu-ibu menjadi sambutan hangat, seolah menyempurnakan doa keberkahan pagi yang kita pelajari: sebuah permulaan hari yang manis dan penuh makna dengan istighfar.

Pagi ini, kita diingatkan tentang betapa besarnya cinta dan perhatian Rasulullah saw. terhadap umatnya. Doa beliau,:

 “Allohumma baariklii fii umati fii bukurihaa” (Ya Allah, berkahilah umatku di waktu pagi mereka),

adalah jaminan keberuntungan yang meluas bagi siapa pun yang mengisi awal harinya dengan kebaikan, ibadah, dan aktivitas bermanfaat. Kehadiran kita di majelis ilmu pagi ini adalah salah satu upaya nyata menjemput keberkahan agung tersebut.


Pelajaran dari Istighfar, Obat dari Setiap Dosa
Di tengah semangat pagi, Ustadz Andy Yulianto mengajak kita merenungi sebuah realitas mendasar: semua orang punya dosa. Manusia tidak luput dari salah dan khilaf. Namun, Allah SWT telah menyediakan obatnya, dan Rasulullah saw. telah memberi teladan terbaik.
Kisah dialog antara Rasulullah dan Sayyidah Aisyah ra. mengajarkan kita kedalaman cinta dan konsistensi beliau. Saat Aisyah ra. meminta didoakan, Rasulullah mendoakannya dengan doa yang mencakup seluruh dosa, yang terlihat maupun yang tidak. Jawaban beliau, "Demi Allah, itu adalah doaku setiap setelah sholat: Astaghfirulloh wa atuubu ilaiik," menunjukkan bahwa istighfar (memohon ampunan) bukan sekadar rutinitas, melainkan denyut nadi kehidupan spiritual beliau. Beliau, yang telah dijamin ampunan dosanya, tetap beristighfar ratusan kali dalam sehari. Lantas, bagaimana dengan kita yang penuh dengan kekurangan?

Keutamaan Istighfar: 
  • Kunci Mengurai Kesulitan Hidup, istighfar adalah janji Allah dan Rasul-Nya bagi orang-orang yang bertaubat. Istighfar bukan hanya menghapus dosa, tetapi juga membawa keistimewaan yang luar biasa dalam kehidupan di dunia:
  • Dicintai Allah: Istighfar adalah wujud pengakuan kelemahan dan kerendahan hati seorang hamba, yang sangat disukai oleh Allah SWT.
  • Dikabulkan Doanya: Hati yang bersih dari noda dosa lebih mudah terhubung dengan Allah, sehingga doa lebih cepat dikabulkan.
  • Jalan Keluar dari Setiap Kesedihan: Hadis Rasulullah saw. menjanjikan, siapa yang melazimkan istighfar akan diberikan jalan keluar dari setiap kesusahan.
  • Dibukakan Kelapangan dalam Kesempitannya: Istighfar menjadi pembuka pintu-pintu kelapangan saat hidup terasa dihimpit kesulitan.memberi Rezeki dari Arah yang Tidak Terduga: Rezeki tak hanya soal harta, tetapi juga ketenangan, kesehatan, dan kemudahan urusan. Istighfar membuka keran rezeki dari jalan yang bahkan tidak kita sangka-sangka.
Istighfar, yang dipadukan dengan Hamdalah (memuji Allah) dan Sholawat (bersalawat kepada Nabi), adalah paket lengkap yang membersihkan jiwa, mengundang berkah, dan menguatkan ikatan kita dengan Sang Pencipta dan Sang Teladan.
Semoga kita semua dapat mengamalkan ilmu yang didapat pagi ini, menjadikan istighfar, hamdalah, dan sholawat sebagai sahabat sejati dalam setiap helaan napas. 
Wallahu a’lam bish-shawab.
Kajian Ahad Pagi Masjid Al Mu'miun, Perumahan Gayam Permai 5 Oktober 2025.












Share:

Khotmil Qur'an Bulanan

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Dengan memohon rahmat dan ridho Allah SWT, kami mengundang Bapak/Ibu/Saudara/i Kaum Muslimin dan Muslimat warga Perumahan Gayam Permai dan sekitarnya untuk hadir dalam kegiatan rutin bulanan Jami'yyatul Qur'an, yaitu Khotmil Qur'an. Acara mulia ini merupakan upaya kita bersama dalam menjaga silaturahmi, meningkatkan keimanan, dan meraih berkah Al-Qur'an. Keterangan Detail  
  • Hari,     :  Tanggal Rabu, 1 Oktober 2025 
  • Waktu    : Ba'da Sholat 'Isya (Berjama'ah) 
  • Tempat  : Masjid Al-Mu'minun Perumahan Gayam        Permai, Banjarnegara 
  • Agenda Khotmil Qur'an 
Kehadiran Bapak/Ibu/Saudara/i sekalian dalam majelis ilmu dan dzikir ini sangat kami harapkan, semoga setiap langkah yang kita ayunkan dicatat sebagai amal sholeh di sisi Allah SWT. 
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. 
Hormat kami, 
Pengurus Takmir Masjid Al-Mu'minun Perumahan Gayam Permai 
Ketua Takmir: Bapak H. Yusman, S.H.I. 

 Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kemudahan dan keberkahan bagi kita semua. Aamiin. (Mohon disebarluaskan kepada jama'ah yang lain)
Share:

Hati Manusia yang Mudah Berbolak-balik


Kajian Ahad Pagi, 21 September 2025
Ustadz Ulil Albab Al Hafidz


Hati manusia adalah misteri yang tak terduga. Ia bagaikan lautan yang tenang, namun sewaktu-waktu bisa bergelora. Ia juga seperti cermin, yang bisa memantulkan keindahan, tetapi juga bisa memantulkan kebencian. Itulah mengapa kita sering mendengar ungkapan bahwa hati itu mudah berbolak-balik. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, :

Sesungguhnya hati anak Adam itu seperti bejana yang mendidih. Ia mudah berbolak-balik (HR. Muslim)

Sedekah dan Berbuat Baik kepada Orang yang Menyakiti 
Kita Sifat hati yang mudah berbolak-balik membuat kita harus waspada. Waspada dalam mencintai, dan waspada dalam membenci. Kita tidak boleh terlalu berlebihan dalam mencintai, karena suatu saat cinta itu bisa berubah menjadi benci. Kita juga tidak boleh terlalu berlebihan dalam membenci, karena kebencian itu bisa berubah menjadi cinta. 
Sebuah ungkapan Arab yang sangat indah mengatakan, "jubilatil qulubu ‘ala hubbi man ahsana ilaiha" yang artinya, "Hati-hati manusia tercipta dalam keadaan mencintai siapa yang berbuat baik kepada dirinya." Ungkapan ini menunjukkan bahwa berbuat baik adalah kunci untuk menaklukkan hati. Bahkan kepada orang yang sering menyakiti kita, kita harus tetap berbuat baik. 

Mengapa kita harus berbuat baik kepada orang yang menyakiti kita? 
Karena berbuat baik adalah cara untuk menyembuhkan luka dan mengubah kebencian menjadi cinta. Ketika kita berbuat baik kepada orang yang menyakiti kita, kita sedang menunjukkan kepada mereka bahwa kita tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Kita membalas kejahatan dengan kebaikan. 

Prinsip Hidup: 
Berprasangka Baik, Tetapi Tetap Waspada Prinsip hidup yang baik adalah memercayai orang lain, berprasangka baik (husnudzon), tetapi tetap waspada. Kita harus memercayai orang lain, karena kepercayaan adalah dasar dari setiap hubungan. Namun, kita tidak boleh percaya begitu saja kepada setiap orang. Kita harus tetap waspada, karena tidak semua orang memiliki niat baik. 
Waspada bukan berarti kita harus mencurigai setiap orang. Waspada adalah sikap kehati-hatian yang membuat kita tidak mudah terjebak dalam jebakan orang yang berniat jahat. Waspada adalah cara untuk melindungi diri dan menjaga hati dari kekecewaan. 
Berdoa dan Waspada: Menjaga Iman Hingga Diakui sebagai Umat Nabi Muhammad SAW Di tengah kehidupan yang penuh dengan godaan dan cobaan, kita harus senantiasa berdoa dan waspada. Berdoa adalah cara kita untuk memohon perlindungan dari Allah SWT. Berdoa juga cara kita untuk memohon kekuatan agar kita tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal buruk. 
Selain berdoa, kita juga harus waspada. Waspada dalam menjaga iman, waspada dalam menjaga lisan, dan waspada dalam menjaga perbuatan. Kita harus senantiasa mengingat bahwa tujuan utama kita hidup di dunia ini adalah untuk beribadah kepada Allah SWT dan mengikuti ajaran Rasulullah SAW. 
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita kekuatan untuk menjaga iman, sehingga suatu saat nanti kita diakui sebagai umat Nabi Muhammad SAW di hari kiamat. Aamiin.









Share:

Undangan Sholat Subuh Berjama'ah dan Kajian Rutin

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, 
Dengan memohon ridha Allah SWT, kami mengundang Bapak/Ibu, Saudara/i, dan seluruh kaum muslimin untuk hadir dalam rangkaian ibadah dan kajian ilmu yang insyaallah akan dilaksanakan pada: 

Hari, Tanggal: Ahad, 21 September 2025 
Tempat: Masjid Al Mu'minun, Perumahan Gayam Permai, Banjarnegara 

Mari kita awali hari Ahad dengan penuh keberkahan melalui rangkaian ibadah berikut: 


Sholat Tahajud Berjamaah pada pukul 03:00 WIB. Mari kita manfaatkan sepertiga malam terakhir untuk bermunajat dan mendekatkan diri kepada-Nya. 
Sholat Subuh Berjamaah pada pukul 04:25 WIB. 
Dilanjutkan dengan Kajian Rutin Ahad Pagi bersama Ustadz Ulil Albab Al Hafidz. 


Insyaallah, kajian ini akan menambah bekal ilmu dan keimanan kita. Semoga langkah kita menuju majelis ilmu dan ibadah dicatat sebagai amal shalih dan menjadi saksi di akhirat kelak. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.



Share:

Takdirmu Adalah yang Terbaik Bagimu

Masjid Al Aqso
Para ulama membagi ketentuan Allah menjadi dua jenis: ketentuan syariat (Al-Amrus Syar'i) dan ketentuan takdir (Al-Amrul Kauni). Kedua hal ini adalah ujian bagi kita. Pembahasan tentang takdir tak bisa dilepaskan dari ketetapan yang telah Allah tentukan untuk hamba-Nya. 
Ujian syariat berbentuk perintah, larangan, dan berbagai aturan. Contohnya adalah cara sholat yang benar, ketentuan ibadah yang sah, perintah puasa, dan larangan minum khamr atau berzina. Sebagai mukmin, ibadah kita terhadap syariat adalah dengan menjalankan perintah, menjauhi larangan, dan mengikuti aturan yang berlaku.
Sementara itu, ujian takdir adalah segala sesuatu yang Allah ciptakan dan terjadi di alam semesta, baik di masa lalu, sekarang, maupun masa depan. Takdir ini dapat dilihat dari sudut pandang makhluk yang menerimanya. Sesuatu yang sesuai harapan manusia disebut takdir baik, sedangkan yang tidak sesuai harapan disebut takdir buruk.

Memahami Takdir Baik dan Buruk
Sesuai sabda Nabi SAW, istilah takdir baik dan buruk itu benar adanya, karena beliau sendiri yang menggunakannya dalam hadis tentang rukun iman, yaitu "...engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk."
Namun, penting untuk dipahami bahwa jika dilihat dari perbuatan Allah SWT, semua perbuatan-Nya adalah baik. Nabi SAW bersabda, “Kebaikan ada di tangan-Mu, dan keburukan tidak boleh dikembalikan kepada-Mu.” Jadi, takdir baik dan buruk ini dilihat dari sudut pandang makhluk yang merasakannya. Contohnya, kaya adalah takdir baik, sedangkan miskin adalah takdir buruk. Sehat adalah takdir baik, sedangkan sakit adalah takdir buruk.
Setiap manusia pasti akan mengalami keduanya, takdir baik dan takdir buruk, karena keduanya selalu berpasangan. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang hidup tanpa pernah tertimpa musibah. Hidup di dunia ini tidak hanya berisi nikmat atau musibah saja, melainkan gabungan keduanya. Imam Hasan Al-Bashri pernah berkata, “Sesungguhnya kenikmatan dunia itu bercampur dengan musibah.” Allah tidak mengizinkan hamba-Nya merasakan kenikmatan dunia seperti kenikmatan di akhirat.

Dunia sebagai Penjara bagi Mukmin Nabi Muhammad SAW bersabda, “Dunia adalah penjara bagi mukmin dan surga bagi orang kafir.” (HR. Muslim). Mengapa dunia disebut penjara bagi mukmin?
Kenikmatan yang Terbatas: Kenikmatan dunia tidak sebanding dengan kenikmatan di surga. Kenikmatan apa pun di dunia pasti ada batasnya dan bercampur dengan potensi bahaya atau musibah.
Dibatasi Aturan: Seorang mukmin dibatasi oleh aturan syariat, seperti larangan riba, haram, atau maksiat lainnya. Keterbatasan ini membuat mukmin merasa seolah-olah hidup dalam penjara.
Namun, penjara ini tidak selamanya. Ujian di dunia ini sifatnya terbatas, dan akan berakhir dengan kematian. Setelah itu, kita akan memasuki kehidupan abadi di akhirat, di mana kita akan dihisab dan mendapatkan balasan. Dengan memahami hal ini, seorang mukmin akan bersabar dalam menghadapi cobaan. Kita rela merasakan tidak enak sesaat agar bisa mendapatkan kenikmatan abadi di akhirat kelak.

Hikmah dari Ujian dan Musibah
Bagi seorang mukmin, tak ada takdir yang buruk. Mengikuti syariat Allah akan mendatangkan pahala. Begitu pula dengan musibah yang menimpa. Kelelahan atau rasa sakit yang dialami tidak akan sia-sia. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur'an, “Jika kalian merasakan sakit, maka sesungguhnya mereka (orang kafir) pun merasakan sakit. Dan kalian memiliki harapan di sisi Allah yang tidak mereka miliki.” (QS. An-Nisa: 104).
Seorang mukmin yang sakit dan bersabar, sakitnya akan menjadi penghapus dosa dan pengangkat derajatnya di surga. Tidak ada ruginya bagi seorang mukmin yang mengalami kondisi tidak nyaman di dunia, selama ia rida dengan ketetapan Allah. Nabi SAW bersabda, “Tidaklah seorang muslim ditimpa rasa sakit, capek, bingung, sedih, atau resah, sampai duri yang menusuk badannya, melainkan Allah akan jadikan semua itu sebagai kafarah (penghapus) dosa-dosanya.”
Oleh karena itu, bersabarlah dalam menghadapi ujian. Apa pun yang kita alami di dunia ini, sepanjang kita rida dengan ketetapan Allah, maka itulah yang terbaik bagi kita.
Share:

Jaminan Abadi: Mengungkap Janji Allah dalam QS. Taha 123

Kajian Rutin

Kajian Ahad Pagi
Ustadz : Yusman, SHI
Masjid : Al Mu'minun Perumahan Gayam Permai
"Dialah (Allah) berfirman, “Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama. Sebagian kamu (Adam dan keturunannya) menjadi musuh bagi yang lain. Jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, (ketahuilah bahwa) siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, dia tidak akan sesat dan tidak akan celaka."
Mengikuti Petunjuk-Nya: Kunci Keselamatan Dunia dan Akhirat Dalam kehidupan ini, manusia sering kali dihadapkan pada pilihan dan jalan yang membingungkan. Berbagai godaan dan tantangan bisa membuat kita kehilangan arah. Namun, Al-Qur'an, sebagai petunjuk dari Allah SWT, memberikan solusi dan jaminan pasti bagi mereka yang bersedia mengikutinya. Salah satu janji yang sangat kuat dan menenangkan terdapat dalam Surah Taha ayat 123.
Janji Abadi dalam Surah Taha Ayat 123 Ayat ini merupakan bagian dari kisah turunnya Nabi Adam AS dan Hawa dari surga ke bumi. Allah SWT berfirman, "Dialah (Allah) berfirman, “Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama. Sebagian kamu (Adam dan keturunannya) menjadi musuh bagi yang lain. Jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, (ketahuilah bahwa) siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, dia tidak akan sesat dan tidak akan celaka."
Di sini, Allah tidak hanya memerintahkan Adam dan Hawa untuk turun, tetapi juga memberikan sebuah panduan hidup yang berlaku untuk seluruh keturunan mereka hingga akhir zaman. Janji yang diberikan sangat jelas dan mutlak: "dia tidak akan sesat dan tidak akan celaka."
Tidak akan sesat (Ù„َا ÙŠَضِÙ„ُّ):Frasa ini merujuk pada keselamatan di dunia. Seseorang yang mengikuti petunjuk Allah tidak akan bingung, tidak akan kehilangan arah, dan tidak akan tersesat dalam mengambil keputusan hidup. Mereka memiliki kompas yang jelas, yaitu Al-Qur'an dan sunnah Nabi Muhammad SAW, yang membimbing mereka di tengah kompleksitas dunia. Petunjuk ini mencakup segala aspek, mulai dari cara beribadah, berinteraksi dengan sesama, hingga mengelola urusan pribadi dan sosial. Dengan berpegang teguh pada petunjuk-Nya, hati dan pikiran akan merasa tenang dan lurus.
Tidak akan celaka (ÙˆَÙ„َا ÙŠَØ´ْÙ‚َÙ‰ٰ): ini menjamin keselamatan di akhirat. "Celaka" di sini artinya menderita, sengsara, atau mengalami kerugian besar, yang puncaknya adalah siksa neraka. Sebaliknya, orang yang mengikuti petunjuk-Nya akan mendapatkan kebahagiaan sejati dan abadi, yaitu surga. Janji ini menjadi motivasi terbesar bagi umat Islam untuk senantiasa taat, karena balasan dari ketaatan bukan hanya kebaikan di dunia, tetapi juga kebahagiaan hakiki di akhirat.
Makna dan Relevansi dalam Kehidupan Sehari-hari
Ayat ini adalah pengingat bahwa kebahagiaan dan keselamatan bukanlah hal yang bisa dicari secara membabi buta. Keduanya hanya bisa diraih dengan berpegang teguh pada petunjuk Allah. Di era modern ini, di mana informasi dan ideologi datang silih berganti, ayat ini menjadi benteng spiritual yang sangat kuat.
Menghilangkan Kekhawatiran: Ketika kita merasa ragu atau takut akan masa depan, ayat ini memberikan jaminan bahwa selama kita berada di jalan-Nya, kita tidak perlu khawatir. Allah adalah sebaik-baiknya Penjaga dan Pemberi Petunjuk.
Penyaring Nilai: Petunjuk Allah berfungsi sebagai saringan (filter) untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan demikian, kita bisa membuat pilihan yang tepat dan tidak terjebak dalam hal-hal yang menyesatkan. Sumber Ketenangan: Ketenangan batin sejati datang dari keyakinan bahwa setiap langkah yang diambil sudah sesuai dengan kehendak Allah. Ketenangan ini tidak bisa dibeli dengan harta atau kekuasaan. Pada akhirnya, Surah Taha ayat 123 adalah undangan sekaligus janji. Ini adalah undangan untuk kembali kepada fitrah, yaitu mengikuti petunjuk Sang Pencipta, dan janji bahwa dengan itu, kita akan menemukan jalan lurus yang membawa pada kebahagiaan abadi, baik di dunia maupun di akhirat. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang senantiasa mengikuti petunjuk-Nya.
Share:

Perjalanan Tanpa Batas di Padang Mahsyar


Kajian Rutin Ahad Pagi, 7 September 2025
Ustadz : Zein Faqih
Tempat : Masjid Al mu'minun Perumahan Gayam Permai

Hari itu adalah hari yang tak terhindarkan. Hari di mana semua manusia dari awal penciptaan hingga akhir akan dikumpulkan di sebuah tempat yang luas, tanpa batas, yang disebut Padang Mahsyar. Di sana, tak ada pohon, tak ada bangunan, dan tak ada tempat bernaung. Manusia akan berdiri telanjang dan tidak beralas kaki, sama seperti saat mereka dilahirkan.
Matahari akan didekatkan, hanya berjarak satu mil di atas kepala. Panasnya tak terbayangkan, seolah-olah seluruh panas dunia dikumpulkan menjadi satu. Dalam kondisi seperti ini, setiap manusia akan mengeluarkan keringat sesuai dengan amal perbuatannya. Keringat ini menjadi cerminan dari dosa-dosa yang pernah dilakukan.
Ada yang keringatnya hanya sampai mata kaki, tanda dosanya tidak terlalu banyak. Namun, ada pula yang keringatnya mencapai lutut, pinggang, bahkan sampai tenggelam di dalamnya. Semakin banyak dosa yang diperbuat, semakin banyak pula keringat yang membanjiri tubuhnya. Keringat ini adalah saksi bisu dari segala perbuatan buruk yang pernah dilakukan di dunia.


Tujuh Golongan Manusia yang Mendapat Naungan
Di tengah kondisi yang sangat mencekam itu, ada kabar gembira. Nabi Muhammad SAW bersabda, seperti yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, bahwa ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan dari Allah SWT pada hari itu, di mana tidak ada naungan lain selain naungan-Nya. Mereka adalah orang-orang yang telah menjalani hidupnya dengan penuh ketaatan dan keikhlasan. 
  1. Pemimpin yang Adil: Seorang pemimpin yang selalu bijaksana, mengedepankan keadilan, dan menunaikan hak-hak rakyatnya tanpa memandang status. Setiap kita adalah pemimpin, minimal untuk diri sendiri dan keluarga. 
  2. Seorang Pemuda yang Tumbuh dalam Ketaatan: Masa muda adalah masa penuh godaan. Pemuda yang memilih untuk mengisi hidupnya dengan ibadah, menjauhi maksiat, dan taat kepada Allah adalah orang yang istimewa. 
  3. Laki-laki yang Hatinya Terpaut pada Masjid: Seseorang yang selalu merasa rindu dan nyaman berada di masjid. Ia selalu bergegas ke masjid saat mendengar azan dan merasa tenang saat beribadah di sana. 
  4. Dua Orang yang Saling Mencintai karena Allah: Dua orang yang berteman atau bersaudara bukan karena harta, jabatan, atau kepentingan dunia, melainkan hanya karena keimanan dan ketaatan kepada Allah. 
  5. Seorang Laki-laki yang Menolak Maksiat: Seseorang yang dirayu oleh wanita berkedudukan dan cantik, namun ia menolak dengan tegas sambil berkata, "Aku takut kepada Allah." Ia lebih memilih menjauhi dosa demi menjaga imannya. 
  6. Orang yang Bersedekah Secara sembunyi-sembunyi: Seseorang yang berinfak atau bersedekah dengan ikhlas, tanpa ingin diketahui orang lain. Sedekah tersebut begitu tersembunyi, hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya. 
  7. Seseorang yang Berdzikir dalam Kesunyian: Seorang laki-laki yang beribadah kepada Allah dalam keadaan sepi. Di saat tak ada yang melihat, ia meneteskan air mata karena menyadari dosa-dosa dan keagungan Tuhannya.

Nikmat Dunia Hanya Seujung Jari
Di hadapan semua kengerian dan ketaatan itu, kita diajarkan untuk merenungkan kembali arti kehidupan di dunia. Nikmat dunia yang kita kejar dan perjuangkan sesungguhnya sangatlah sedikit dan tak sebanding dengan kenikmatan abadi di akhirat. Nabi Muhammad SAW memberikan perumpamaan yang sangat sederhana, namun mendalam. 
Beliau bersabda, "Perumpamaan nikmat dunia dengan nikmat akhirat ibarat seseorang yang memasukkan jarinya ke dalam lautan, lalu ia mengangkatnya kembali. Lihatlah, air yang menetes dari jarinya itulah nikmat dunia, sedangkan sisanya adalah nikmat akhirat."
Perumpamaan ini mengingatkan kita bahwa apa pun yang kita miliki di dunia harta, jabatan, atau kebahagiaan adalah setetes air yang sangat kecil. Kenikmatan sejati yang tak terbatas hanya akan kita temukan di surga. Maka, sudah sepantasnya kita lebih fokus mengumpulkan bekal untuk perjalanan tanpa batas di Padang Mahsyar, agar kita bisa menjadi salah satu dari tujuh golongan yang beruntung.










Share:

Footer Link

Pengumuman

  1. Tamu yang menginap 1x24 jam harus lapor RT.
  2. Dilarang Parkir Mobil di Jalan Perumahan
  3. Segala Jenis Truk dilarang Memasuki Jalan Perumahan

info ronda

Pelaksanaan Ronda lingkungan dimulai pukul 22.00 WIB s.d. Menyesuaikan Kondisi

Recent Posts

POSTINGAN TERBARU

Recent Posts Widget