Showing posts with label Kajian. Show all posts
Showing posts with label Kajian. Show all posts

Syi'ar Al-Qur'an Bersemi Setiap Awal Bulan!



Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. 
Mari kita bersama-sama meraih keberkahan di awal bulan dengan menghadiri kegiatan rutin Jami'yyatul Qur'an di Perumahan Gayam Permai! 
Apa kegiatannya? 
  • KHOTMIL QUR'AN (Penamatan Pembacaan Al-Qur'an 30 Juz secara berjamaah). 
  • Kapan? SENIN, 1 DESEMBER 2025, Kegiatan ini rutin diselenggarakan setiap tanggal 1 setiap bulannya. 
  • Di mana? MASJID AL-MU'MINUN, Perumahan Gayam Permai. 
Kegiatan ini merupakan sarana bagi kita untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT, merutinkan interaksi dengan Kalamullah, dan mempererat tali silaturahmi antar warga dan jamaah. Semoga dengan berkumpulnya kita untuk mengkhatamkan Al-Qur'an, Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat, ketenangan, dan keberkahan bagi kita, keluarga, serta lingkungan Perumahan Gayam Permai. 
Jangan lewatkan kesempatan emas ini! Ajak keluarga, tetangga, dan sahabat untuk bersama-sama menghidupkan majelis mulia ini. “Barangsiapa membaca satu huruf dari Kitabullah (Al-Qur'an), maka baginya satu kebaikan. Dan satu kebaikan akan dilipatgandakan menjadi sepuluh kebaikan.” (HR. Tirmidzi) 

 🏷️ Hashtag: #Jami'yyatulQur'an #KhotmilQur'an #MasjidAlMu'minun #GayamPermai #MajelisIlmu #Syi'arIslam #1Desember #RutinBulanan
Share:

Pengajian Rutin Ahad Pagi, 30 November 2025



Kegiatan rutin Pengajian Ahad Subuh pada tanggal 30 November 2025 menjadi momen penting bagi jamaah untuk kembali menyegarkan ruhani dan mengokohkan pondasi keimanan. Dalam suasana sejuk pagi hari, Ustadz Ulil Albab menyampaikan tausiah yang padat makna, berfokus pada urgensi cinta kasih sebagai penyempurna iman dan pentingnya memanfaatkan waktu sesuai tuntunan Surat Al-Ashr. 



💖 Hadits Nabi: Fondasi Cinta dalam Kesempurnaan Iman 
Ustadz Ulil Albab memulai kajian dengan mengutip hadits Rasulullah ﷺ yang sangat fundamental mengenai syarat masuk surga dan kesempurnaan iman. Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim tersebut berbunyi: 
 "Kalian tidak akan masuk surga sehingga kalian beriman. Dan tidak sempurna iman kalian sehingga kalian saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan satu amal perbuatan yang jika kalian mengerjakannya niscaya kalian akan saling mencintai? Tebarkanlah salam di antara kamu sekalian." (HR. Muslim) 
Beliau menekankan bahwa cinta sejati adalah tali pengikat keimanan yang paling kokoh. Hadits ini secara gamblang menghubungkan antara keimanan yang menjadi kunci surga, dengan sikap saling mencintai sesama. Lebih jauh, Ustadz Ulil Albab menjelaskan bahwa cakupan kasih sayang dalam Islam tidak hanya berhenti pada sesama muslim (ukhuwah Islamiyah), namun juga menuntun pada sikap baik, adil, dan santun kepada seluruh umat manusia (ukhuwah insaniyah), meskipun pintu surga mutlak hanya dimasuki oleh jiwa-jiwa yang beriman. 
Sikap saling mengasihi dan menasihati dalam kebaikan menjadi cerminan nyata dari keimanan yang sempurna di tengah masyarakat yang majemuk. 

⏳ Intisari Surat Al-Ashr: 
Peringatan dari Sang Pencipta Waktu Setelah mengupas Hadits tentang cinta, kajian dilanjutkan dengan pendalaman Surat Al-Ashr (Surat ke-103), yang menurut Imam Syafi'i sudah cukup menjadi pedoman hidup bagi seluruh umat manusia karena kandungan maknanya yang sangat komprehensif. Empat Pilar Keselamatan dari Kerugian Inti sari dari surat yang hanya terdiri dari tiga ayat ini adalah bahwa manusia pada dasarnya akan berada dalam kerugian, kecuali mereka yang tegak di atas empat pilar utama:

  • Beriman (إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا): Memiliki keyakinan yang kokoh kepada Allah dan Rasul-Nya. Ini adalah syarat mutlak yang menjadi fondasi segala amal. 
  • Beramal Saleh (وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ): Melakukan segala bentuk perbuatan baik sesuai ajaran agama, baik yang bersifat vertikal (ibadah kepada Allah) maupun horizontal (interaksi dengan sesama manusia dan alam). 
  • Saling Menasihati untuk Kebenaran (وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ): Aktif saling mengingatkan, membimbing, dan mengajak kepada jalan kebenaran (kebaikan). Ini adalah perwujudan dari cinta kasih yang sempurna. 
  • Saling Menasihati untuk Kesabaran (وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ): Saling menguatkan dalam menghadapi ujian, godaan, dan ketaatan. 

Kesabaran adalah kunci agar keimanan dan amal saleh dapat dipertahankan hingga akhir hayat. Sumpah Allah dengan Waktu Ustadz Ulil Albab menekankan bahwa diawali dengan sumpah Allah, “Wal 'Ashr” (Demi Masa/Waktu Asar), menunjukkan betapa berharganya waktu yang diberikan kepada manusia. Waktu adalah modal utama yang jika disia-siakan, hanya akan membawa penyesalan dan kerugian di akhirat. "Berusahalah sekuat tenaga, sampai kalian meninggal dalam keimanan, berpegang teguhlah dan satukanlah diri kalian dengan agama Allah.

 Ustadz Ulil Albab menegaskan pentingnya konsistensi (istiqamah) dalam menjalankan iman dan amal saleh. Hanya dengan berpegang teguh pada tali agama Allah, menjalin persaudaraan, dan mengisi waktu dengan empat pilar Surah Al-Ashr, seorang muslim akan meraih fadilah (keutamaan) baik di dunia maupun di akhirat kelak.













Share:

Undangan Kajian Rutin Ahad Pagi, 30 November 2025


BANJARNEGARA – Akhir bulan November tahun 2025 menjadi momen yang sangat istimewa bagi jamaah di Perumahan Gayam Permai dan sekitarnya. Masjid Al Mu'minun kembali mengundang kaum muslimin dan muslimat untuk hadir dalam Kajian Rutin Ahad Pagi yang selalu dinanti. Kajian kali ini terasa lebih hangat karena selain mendapatkan asupan ruhani, jamaah juga akan menikmati santapan fisik dalam acara Sarapan Pagi Bersama setelah sesi ilmu selesai! 

🎙️ Bersama Ustadz Ulil Albab Al Hafidz dari Ponpes Noto Ati 
Kajian yang akan dilaksanakan pada Ahad, 30 November 2025 ini akan diisi oleh narasumber yang sangat kompeten, yaitu Al-Ustadz Ulil Albab Al Hafidz. Beliau adalah salah satu ulama muda yang mengasuh di Pondok Pesantren Noto Ati, Banjarnegara. Sebagai seorang Al Hafidz, Ustadz Ulil Albab dikenal dengan materi yang selalu berlandaskan dalil yang kuat dari Al-Qur'an, disajikan dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami oleh semua lapisan usia. 

⏰ Catat Tanggal dan Waktunya! 
 Hari/Tanggal: Ahad, 30 November 2025 
 Pukul: 04.30 WIB (Dimulai tepat setelah Shalat Subuh Berjamaah) 
 Lokasi: Masjid Al Mu'minun, Perumahan Gayam Permai 

Ilmu Kenyang, Perut Pun Kenyang! 
Sarapan Bersama Jadi Penutup Panitia Masjid Al Mu'minun telah menyiapkan agenda istimewa untuk menutup rangkaian kajian ini: Sarapan Pagi Bersama! Setelah mendapatkan pencerahan dan ilmu yang menyejukkan hati, jamaah dipersilakan untuk menikmati hidangan sarapan yang telah disediakan. 

Keutamaan Sarapan Bersama: Selain menjalin silaturahmi, makan bersama dalam majelis ilmu adalah salah satu tradisi yang mempererat ukhuwah Islamiyah, mengubah kegiatan biasa menjadi ladang pahala. Panitia berharap momen ini dapat menjadi ajang saling sapa dan memperkuat persaudaraan antar-jamaah. 

Share:

Kajian Rutin Ahad Pagi: Menelisik Musibah dalam Bingkai Keimanan


Tanggal: Ahad, 23 November 2025
Pemateri: Ustadz Yusman, S.HI.
Tempat: Masjid Al-Mu'minun, Perumahan Gayam Permai
Tema Utama: Musibah atas Izin Allah SWT dan Keindahan Takdir

Ahad pagi yang cerah di Perumahan Gayam Permai menjadi saksi atas hangatnya ruh keilmuan di Masjid Al-Mu'minun. Dalam suasana penuh khidmat, jamaah menyimak dengan seksama tausiah yang disampaikan oleh Ustadz Yusman, S.HI., yang mengangkat tema mendalam mengenai musibah sebagai bagian dari ketentuan dan izin Allah SWT.

Hikmah di Balik Musibah:
Ujian untuk KeimananUstadz Yusman membuka kajian dengan menekankan bahwa segala sesuatu yang menimpa hamba, baik itu berupa kenikmatan maupun musibah, tidak akan terjadi melainkan atas izin dan kehendak mutlak Allah SWT. Sebuah konsep yang sangat fundamental bagi seorang mukmin.
Inti pesan yang mendalam: Barangsiapa yang benar-benar percaya pada ketentuan Allah dan menerima takdir-Nya dengan lapang dada, maka Allah akan memberinya petunjuk (dalam menjalani hidup) dan menganugerahinya kesabaran (dalam menghadapi ujian).Pernyataan ini sejalan dengan firman Allah yang disinggung oleh Ustadz Yusman, yang menekankan bahwa musibah adalah alat untuk menguji dan mematangkan keimanan. Kepercayaan sejati pada takdir akan menumbuhkan ketenangan batin, menjauhkan dari rasa putus asa, dan mengarahkan hati kembali kepada Sang Pencipta.

Mengenal Dua Jenis Takdir
Kajian kemudian merambah pada pembahasan penting mengenai jenis-jenis takdir yang perlu dipahami umat Islam:
Takdir Mubram: Yaitu ketetapan Allah yang bersifat mutlak dan tidak dapat diubah oleh usaha manusia, seperti kematian atau hari kiamat.
Takdir Mu'allaq: Yaitu ketetapan Allah yang dapat diubah atau dipengaruhi oleh usaha, doa, dan ikhtiar hamba-Nya. 

Konsep ini membuka ruang bagi optimisme dan motivasi untuk terus beramal saleh serta memohon kepada-Nya.Pemahaman akan dua jenis takdir ini mengajarkan keseimbangan antara tawakal (berserah diri) pada Takdir Mubram dan ikhtiar maksimal dalam Takdir Mu'allaq.Hakikat Kehidupan Dunia dan AkhiratMenjelang penutup, Ustadz Yusman mengajak jamaah merenungi hakikat kehidupan yang fana ini dengan mengutip QS. Ali Imran ayat 185:

Kullu nafsin dzaaiqotul maut.(Tiap-tiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati.)

Ayat ini merupakan pengingat tegas bahwa dunia ini hanyalah persinggahan. Segala kenikmatan dunia yang dikejar-kejar oleh manusia adalah kenikmatan yang semu (sementara).Lalu, siapakah yang beruntung sejati? Ustadz Yusman menjawabnya dengan lugas: Orang yang beruntung adalah mereka yang pada akhirnya dimasukkan ke dalam surga oleh Allah SWT. Itulah puncak keberhasilan yang abadi.

Panggilan untuk mengevaluasi kembali orientasi hidup kita. Mari kita jadikan musibah sebagai cermin untuk melihat kekurangan diri dan jalan untuk mendekat kepada Allah. Dengan keimanan pada Takdir-Nya dan fokus pada balasan di Akhirat, kita akan memperoleh kesabaran dalam kesulitan dan petunjuk dalam menjalani setiap episode kehidupan.Jazakumullahu khairan katsiran kepada Ustadz Yusman, S.HI. atas ilmu yang mencerahkan. Semoga kita dapat mengamalkan setiap hikmah yang telah disampaikan.











Instagram

Share:

Kajian Rutin Ahad Pagi, 23 November 2025

 


Undangan Subuh berjamaah dilanjukan dengan Kajian Rutin Ahad Pagi, 23 November 2025. Masjid Al Mu'minun Perumahan Gayam permai bersama Ustadz Syafrudin Maulana,LC

Share:

Menelisik Sumber dan Dampak Dosa


Waktu/Tanggal: Ahad Pagi, 16 November 2025 
Lokasi: Masjid Al Mu'minun, Gaya Permai, Banjarnegara 
Pemateri: Ustadz Zein Faqih 
Tema: Dosa-Dosa

💡 Intisari Kajian: Dosa sebagai Sesuatu yang Tidak Dikehendaki
Kajian rutin Ahad Pagi di Masjid Al Mu'minun, Gaya Permai Banjarnegara, yang diisi oleh Ustadz Zein Faqih pada 16 November 2025, membahas tuntas mengenai hakikat dosa, sumbernya, serta dampak yang ditimbulkan baik bagi individu maupun masyarakat.
Ustadz Zein Faqih mengawali kajian dengan mendefinisikan dosa sebagai sesuatu yang tidak dikehendaki oleh fitrah yang bersih, serta hal yang menyebabkan kita merasa takut atau khawatir jika dilihat orang lain. Beliau juga mengingatkan pada sebuah hadis Rasulullah SAW:
"Kullu ummati mu'afan illa al-mujāhirūn." Semua umatku akan diampuni kecuali orang-orang yang terang-terangan (melakukan dosa).
Hal ini menjadi penekanan agar umat Islam menghindari perbuatan dosa, terlebih yang dilakukan secara terang-terangan tanpa rasa malu.
📜 Sumber Utama Dosa: Ghoflah (Kelalaian)
Menurut Ustadz Zein Faqih, sumber utama dari segala dosa adalah Ghoflah (kelalaian). Ghoflah diartikan sebagai perasaan masa bodoh, tak peduli terhadap larangan dan perintah Allah SWT.
Beliau membagi ghoflah menjadi dua jenis utama:
Ghoflatul Iman (Lalai Terhadap Pengingkaran): Kelalaian yang berkaitan dengan aqidah atau keyakinan.
Ghoflatul Syahwat (Lalai Karena Syahwat): Kelalaian yang disebabkan oleh dorongan hawa nafsu, seperti menunda sholat atau lalai dalam pelaksanaan sholat.

📉 Dampak Nyata Maksiat dan Dosa
Dosa tidak hanya berakibat pada hubungan seseorang dengan Tuhannya, tetapi juga memiliki dampak buruk yang nyata, baik secara kolektif maupun individual.
a. Dampak Terhadap Masyarakat (Kolektif)
Kerusakan di Muka Bumi: Dosa, terutama yang dilakukan secara terang-terangan, dapat menyebabkan kerusakan di muka bumi, sebagaimana firman Allah SWT dalam QS Ar-Rum ayat 41.
Ditimpanya Wabah dan Musibah: Ustadz Zein Faqih menegaskan, ketika maksiat dan zina terlihat terang-terangan di suatu kaum, maka akan ditimpa wabah penyakit atau musibah yang belum pernah ada sebelumnya. Beliau mencontohkan respons Khalifah Umar bin Khattab ketika terjadi gempa di Madinah, yang segera mengaitkannya dengan dosa yang mungkin telah diperbuat penduduk.
Menyebabkan Murka Allah SWT: Musibah yang terjadi adalah konsekuensi dari perbuatan buruk manusia itu sendiri, yang menyeɓabkan murka Allah SWT.
b. Dampak Terhadap Individu
Merasa Hina: Pelaku dosa akan merasakan kehinaan dalam dirinya.
Seretnya Rezeki: Dosa dapat menjadi sebab utama tertutupnya atau seretnya rezeki seseorang.

Obat dan Solusi Mengatasi Dosa
Di akhir sesi, Ustadz Zein Faqih memberikan solusi praktis agar umat Islam dapat terlepas dari jeratan dosa dan ghoflah. Obat dari segala penyakit hati dan dosa adalah dengan:
  • Perbanyak Istighfar: Memohon ampun kepada Allah SWT secara terus-menerus.
  • Berteman dengan Orang-Orang Sholeh: Lingkungan yang baik akan menarik seseorang kepada kebaikan. Perbanyak Sholawat kepada Nabi Muhammad SAW: Sebagai bentuk kecintaan dan upaya mendekatkan diri pada sunnah.
  • Banyak Membaca Al-Qur'an: Menghidupkan hati dan jiwa dengan kalamullah.
Kajian ditutup dengan doa, berharap agar jamaah mampu menjauhi ghoflah dan istiqomah dalam ketaatan.

Share:

Ustadz Susianto, SKM: Jodoh Itu Rezeki!


Ahad, 9 November 2025
Jama'ah kajian rutinAhad pagi pada tanggal 9 November 2025 mengalami sedikit perubahan jadwal terkait pengisi materi. Ustadz Andi Yulianto yang semula dijadwalkan hadir, berhalangan hadir sehingga posisi beliau diisi sementara oleh Ustadz Susianto. Ustadz Susianto hadir untuk mengisi kekosongan tersebut dan menyampaikan materi yang sangat relevan dan mendalam, berfokus pada konsep "4 Jenis Rezeki (Rizki)" dalam Islam. 


Meskipun terjadi perubahan, semangat para jamaah tetap tinggi dalam menimba ilmu.
📚 Sorotan Materi Kajian: 
4 Jenis RezekiDalam kajian yang disampaikan dengan penuh hikmah, Ustadz Susianto mengupas tuntas empat tingkatan atau jenis rezeki yang diberikan Allah SWT kepada hamba-Nya. Poin-poin utama yang beliau sampaikan adalah:
1. Rizki Ketika Dalam Kandungan
Ini adalah rezeki fundamental yang sifatnya mutlak dan sudah ditetapkan. Ustaz Susianto mengingatkan bahwa sebelum kita lahir, Allah telah menentukan segalanya: kapan kita lahir, di mana, dan bahkan siapa orang tua kita.“Kita pasrah dan sudah ditentukan kapan lahir, di mana, dan dari orang tua siapa? Inilah rezeki pertama, yang tidak bisa kita ubah, sebuah ketetapan ilahi,” jelas beliau.

2. Rizki Ketika Kita Diberikan Jodoh
Rezeki ini terkait dengan pasangan hidup. Jodoh adalah bagian dari takdir Allah yang merupakan karunia besar. Seseorang yang mendapatkan pasangan yang sholeh/sholehah sejatinya sedang menerima rezeki yang tak ternilai harganya.

3. Rizki yang Kita Miliki (Rezeki Ma'isyah/Penghidupan)
Ini adalah jenis rezeki yang paling umum dipahami, yaitu segala harta benda, pekerjaan, kesehatan, dan kebutuhan sehari-hari yang kita nikmati saat ini. Rezeki ini didapatkan melalui ikhtiar dan usaha, namun hakikatnya tetap anugerah dari Allah.

4. Rizki yang Diberikan Kepada Orang-Orang yang Bertaqwa
Ini merupakan jenis rezeki tertinggi dan paling istimewa. Rezeki ini bukan hanya bersifat materi, tetapi juga ketenangan hati, keberkahan hidup, kemudahan urusan, dan jalan keluar dari setiap kesulitan 
Rezeki ini diberikan sebagai buah dari ketaqwaan dan kesabaran seorang hamba.


Keistiqomahan di Tengah Ujian. 
Di penghujung kajian, Ustadz Susianto memberikan pesan penutup yang sangat menguatkan hati. Beliau menekankan pentingnya keistiqomahan dalam berbuat kebaikan meskipun sedang diterpa cobaan hidup.“Jangan tinggalkan kebaikan karena Musibah,” tegas Ustadz Susianto. Musibah tidak boleh menjadi alasan untuk berhenti beribadah, bersedekah, atau menuntut ilmu. 
Justru dalam kesulitan, kebaikanlah yang akan menjadi penyelamat dan pembuka pintu rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka, sejalan dengan rezeki jenis keempat.Kajian Ahad pagi ini ditutup dengan harapan agar seluruh jamaah dapat merenungkan kembali hakikat rezeki dan senantiasa berusaha menjadi hamba yang bertaqwa, terlepas dari segala ujian dan perubahan yang terjadi dalam hidup, termasuk perubahan pengisi kajian.




Share:

"Yuk Subuhan & Ngaji Bareng!"


Dua undangan di kalender Anda untuk hari Ahad, 9 November 2025: 

Sholat Subuh Berjama'ah Waktu: 04.00 WIB 
 Lokasi: Masjid Al Mu'minun Perumahan Gayam Permai 

Ngaji Bareng Waktu: 04.30 WIB (Setelah Sholat Subuh) 
 Deskripsi: Pengajian bersama Ustadz Andy Yulianto 
 Lokasi: Masjid Al Mu'minun Perumahan Gayam Permai 


Sholat Subuh Berjama'ah Minggu, 9 Nov 2025 • 04.00 – 04.30 Masjid Al Mu'minun Perumahan Gayam Permai
Ngaji Bareng Minggu, 9 Nov 2025 • 04.30 – 05.30 Masjid Al Mu'minun Perumahan Gayam Permai Pengajian bersama Ustadz Andy Yulianto

Share:

Strategi Survival Nabi Musa dari Ancaman Kekuasaan

Ahad pagi di Masjid Al Mu'minun, Perumahan Gayam Permai, kembali menjadi oase ilmu dan ketenangan. Melalui Kajian Rutin Ahad Pagi, kita berkesempatan menyelami mutiara hikmah Al-Qur'an di bawah bimbingan Ustadz Retno Ahmad P, Lc. Kali ini, fokus kajian tertuju pada Surah Al-Qashash ayat 21 sampai 24, sebuah fragmen kisah heroik dan penuh makna dari perjalanan awal Nabi Musa ’alaihissalam.
Ayat-ayat ini mengisahkan momen kritis dalam hidup Nabi Musa. Setelah tanpa sengaja membunuh seorang Qibthi (kaum Firaun), beliau harus meninggalkan Mesir negeri tempatnya dibesarkan demi menyelamatkan diri dari ancaman pembunuhan. 
Peristiwa ini melahirkan tiga pelajaran fundamental yang sangat relevan bagi kehidupan kita.

1. Pelarian yang Penuh Tawakal (Ayat 21)

فَخَرَجَ مِنْهَا خَآىِٕفًا يَّتَرَقَّبُ ۖ قَالَ رَبِّ نَجِّنِيْ مِنَ الْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَ
Keluar dari Mesir, Nabi Musa berada dalam dua keadaan kontradiktif namun sejalan: Takut (khāifan) dan Berharap/Waspada (yataraqqabu). Ketakutan adalah fitrah manusiawi saat menghadapi bahaya, namun ia tidak berujung pada keputusasaan. Rasa takut itu segera diimbangi dengan doa yang tulus, 

"Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu."

Ibrah: 
Ustadz Retno menekankan, rasa takut yang dibenarkan dalam Islam adalah rasa takut yang mendorong kita untuk bertindak, berusaha (seperti melarikan diri), dan diakhiri dengan penyerahan diri total kepada Allah (tawakal). Di tengah badai masalah, solusi pertama seorang mukmin adalah memohon pertolongan langsung dari Rabbul 'Alamin.

2. Harapan di Tengah Ketidakpastian (Ayat 22-23)
Dalam perjalanannya menuju negeri Madyan, Nabi Musa tidak memiliki peta, bekal yang cukup, atau jaminan keselamatan. Di tengah kelelahan, beliau berdoa: 

“Mudah-mudahan Tuhanku membimbingku ke jalan yang benar.”

Ketika tiba di sumur Madyan, beliau melihat dua orang perempuan yang menahan ternak mereka. Kisah interaksi ini mengajarkan kita tentang:
  • Pentingnya Nasehat (Kepedulian Sosial): Nabi Musa bertanya tentang masalah yang dihadapi kedua perempuan itu, menunjukkan kepedulian sosial yang tinggi.
  • Keadilan dan Kesopanan: Dua perempuan tersebut menjawab dengan sopan, menjelaskan bahwa mereka tidak bisa memberi minum ternak karena ayah mereka sudah tua dan mereka harus menunggu para penggembala laki-laki selesai.

Ibrah: 
Dalam keadaan sulit sekalipun, prinsip kebaikan dan tolong-menolong tidak boleh luntur. Pertolongan dari Allah sering datang melalui sebab yang tidak kita duga, asalkan kita tetap memelihara adab, kepedulian, dan kejujuran.

3. Kekuatan Doa dalam Keterbatasan (Ayat 24)
Setelah membantu dua perempuan itu, Nabi Musa berbalik ke tempat teduh. Dalam kondisi lapar, lelah, dan tanpa bekal, beliau memanjatkan doa yang masyhur dan indah:

رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ
"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku."

Doa ini bukan permintaan spesifik (misalnya, "beri aku makanan"), melainkan pengakuan total atas kefakiran (kebutuhan) kepada segala jenis kebaikan dari Allah. Doa ini adalah puncak dari tawakal: setelah berusaha (berlari dari Mesir dan membantu orang lain), sisanya adalah pasrah dan mengharap kebaikan dari-Nya.Ibrah: Doa Nabi Musa ini adalah etika meminta yang ideal. Ia mengajarkan bahwa Allah mencintai hamba-Nya yang mengakui kelemahan dan kemiskinannya, dan meyakini bahwa segala kebaikan hanya berasal dari-Nya. Setelah doa ini dipanjatkan, Allah segera menjawab dengan mempertemukan beliau dengan calon mertua (Nabi Syu’aib) dan rezeki yang baik.

Kisah Nabi Musa di awal Surah Al-Qashash adalah cetak biru bagi setiap Muslim yang sedang berjuang. Ia mengajarkan kita untuk menghadapi ketakutan dengan doa, mencari jalan keluar dengan usaha, dan menyempurnakan segala ikhtiar dengan tawakal dan keikhlasan.Mari kita jadikan perjalanan Nabi Musa ini sebagai motivasi untuk senantiasa berbuat baik dan memperkuat ikatan batin kita dengan Allah, karena sesungguhnya segala kebaikan yang kita butuhkan, hanya datang dari-Nya.Sampai jumpa pada Kajian Ahad Pagi berikutnya!

Share:

Footer Link

Pengumuman

  1. Tamu yang menginap 1x24 jam harus lapor RT.
  2. Dilarang Parkir Mobil di Jalan Perumahan
  3. Segala Jenis Truk dilarang Memasuki Jalan Perumahan

info ronda

Pelaksanaan Ronda lingkungan dimulai pukul 22.00 WIB s.d. Menyesuaikan Kondisi

Recent Posts

POSTINGAN TERBARU

Recent Posts Widget