Kajian Rutin Ahad Ba'da Sholat Subuh, 20/11/2022 |
Di Neraka Nanti Iblis akan berkutbah, yang intinya dia melepaskan diri untuk bertanggungjawab telah menyesatkan manuasia hingga di neraka. Ibli menyampaikan bahwa apa yang disampaikan Allah SWT melalui Nabinya yaitu Rosululloh Muhammad SAW adalah benar.
Artinya: Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu". Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih.
Berikut tafsirnya sebagaimana dari as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14
22. Artinya “Dan berkatalah setan”, yang menjadi faktor pemicu segala keburukan yang terjadi di alam semesta, sedang berbicara keppada para penghuni neraka, dalam rangka mencuci tangannya dari tanggung jawab kepada mereka “tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan”, penghuni surge memasuki surga dan penghuni neraka masuk ke dalam neraka, “SEsungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar”, melalui lisan para RasulNya, namun kalian tidak menaatinya. Jikalau kalian mau menaatinya, niscaya kalian benar-benar akan menjumpai kemenangan besar, “dan aku pun telah menjanjikan kepadamu”, dengan kebaikan “tetapi aku menyalahinya”, tapi (janji tersebut) tidak terealisasikan, dan harapan yang aku janjikan kepada kalian yang berupa impian-impian yang batil tidak pernah terwujud.
“SEkali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu”, tidak ada kekuatan hujjah yang mendukung ucapanku, “melainkan (sekedar) aku menyeru kamu, lalu kamu mematuhi seruanku”, maksudnya, inilah puncak (tujuan) yang aku canangkan, yaitu aku menyeru kalian kepada keinginanku dan aku mengondisikannya agar Nampak indah di mata kalian, lantas kalian menyambut (seruan)ku , lantaran kalian mengikuti hawa nafsu dan dorongan syahwat kalian.
Kalau faktanya demikian “oleh sebab itu, janganlah kamu mencercaku. Akan tetapi cercalah dirimu sendiri”, kalianlah yang menjadi penyebab, dan pada kalianlah inti penyebab hukuman, “aku sekali-kali tidak dapat menolongmu”, aku bukan penolong kalian dari kesulitan yang kalian alami “dan kamu pun sekali-kali tidak dapat menolongku”, setiap phak menerima siksanya masing-masing. “Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dulu”, maksudnya aku berlepas diri dari tindakan kalian mempersekutukanku denganNya. Aku bukan sekutu bagi Allah, dan tidak wajib (seseorang) taat kepadaku.
“Sesungguhnya orang-orang yang zhalim itu”, (berbuat zhalim) kepada diri sendiri dengan taat kepada setan “mereka mendapat siksaan yang pedih”, kekal abadi di dalamnya selamanya. Ini termasuk cerminan sifat kelembutan Allah kepada para hambaNya, dengan memperingatkan mereka dari bahaya taat kepada setan dan memberitahukan celah-celah yang digunakan setan untuk mengintervensi manusia dan (memberitahukan) maksud setan terhadap seorang manusia. Tujuannya adalah menjerumuskan manusia ke dalam api neraka.
Di sini, Allah menjelaskan kepada kita bahwa setan dan punggawanya bila telah masuk neraka, maka mereka akan berkilah dengan pernyataan tersebut, mengingkari praktik kesyirikan mereka. "dan tidak ada yang dapat memberi keterangan kepadamu sebagai yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui." (Fathir:14).
Ketahuilah, di ayat ini, Allah menerangkan bahwa setan tidak mempunyai kekuasaan. Sementara di dalam ayat lain Allah berfirman, "Sesungguhnya kekuasaannya (syaitan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah." (An-Nahl: 100).
Kekuasaan yang Allah tepis darinya adalah kekuatan hujjah dan dalil. Pada dasarnya, ia tidak mempunyai hujjah yang mendukung seruannya. Kemampuannya yang paling tinggi hanyalah, melontarkan berbagai macam syubhat dan tipu daya kepada mereka, yang membuat mereka nekad dalam berbuat maksiat. Sedangkan kekuasaan yang Allah tetapkan baginya, adalah kemampuan mellancarkan tipuan kepada para pengikutnya untuk berbuat maksiat yang benar-benar menyeret mereka ke dalamnya dengan kuat. Mereka itu adalah orang-orang yang mendudukannya sebagai penguasa kelompoknya. Oleh karenanya, ia tidak mempunyai kekuasaan (kekuatan) atas orang yang beriman dan bertawakal kepada Allah.
Referensi : https://tafsirweb.com/4068-surat-ibrahim-ayat-22.html