Perjalanan Tanpa Batas di Padang Mahsyar


Kajian Rutin Ahad Pagi, 7 September 2025
Ustadz : Zein Faqih
Tempat : Masjid Al mu'minun Perumahan Gayam Permai

Hari itu adalah hari yang tak terhindarkan. Hari di mana semua manusia dari awal penciptaan hingga akhir akan dikumpulkan di sebuah tempat yang luas, tanpa batas, yang disebut Padang Mahsyar. Di sana, tak ada pohon, tak ada bangunan, dan tak ada tempat bernaung. Manusia akan berdiri telanjang dan tidak beralas kaki, sama seperti saat mereka dilahirkan.
Matahari akan didekatkan, hanya berjarak satu mil di atas kepala. Panasnya tak terbayangkan, seolah-olah seluruh panas dunia dikumpulkan menjadi satu. Dalam kondisi seperti ini, setiap manusia akan mengeluarkan keringat sesuai dengan amal perbuatannya. Keringat ini menjadi cerminan dari dosa-dosa yang pernah dilakukan.
Ada yang keringatnya hanya sampai mata kaki, tanda dosanya tidak terlalu banyak. Namun, ada pula yang keringatnya mencapai lutut, pinggang, bahkan sampai tenggelam di dalamnya. Semakin banyak dosa yang diperbuat, semakin banyak pula keringat yang membanjiri tubuhnya. Keringat ini adalah saksi bisu dari segala perbuatan buruk yang pernah dilakukan di dunia.


Tujuh Golongan Manusia yang Mendapat Naungan
Di tengah kondisi yang sangat mencekam itu, ada kabar gembira. Nabi Muhammad SAW bersabda, seperti yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, bahwa ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan dari Allah SWT pada hari itu, di mana tidak ada naungan lain selain naungan-Nya. Mereka adalah orang-orang yang telah menjalani hidupnya dengan penuh ketaatan dan keikhlasan. 
  1. Pemimpin yang Adil: Seorang pemimpin yang selalu bijaksana, mengedepankan keadilan, dan menunaikan hak-hak rakyatnya tanpa memandang status. Setiap kita adalah pemimpin, minimal untuk diri sendiri dan keluarga. 
  2. Seorang Pemuda yang Tumbuh dalam Ketaatan: Masa muda adalah masa penuh godaan. Pemuda yang memilih untuk mengisi hidupnya dengan ibadah, menjauhi maksiat, dan taat kepada Allah adalah orang yang istimewa. 
  3. Laki-laki yang Hatinya Terpaut pada Masjid: Seseorang yang selalu merasa rindu dan nyaman berada di masjid. Ia selalu bergegas ke masjid saat mendengar azan dan merasa tenang saat beribadah di sana. 
  4. Dua Orang yang Saling Mencintai karena Allah: Dua orang yang berteman atau bersaudara bukan karena harta, jabatan, atau kepentingan dunia, melainkan hanya karena keimanan dan ketaatan kepada Allah. 
  5. Seorang Laki-laki yang Menolak Maksiat: Seseorang yang dirayu oleh wanita berkedudukan dan cantik, namun ia menolak dengan tegas sambil berkata, "Aku takut kepada Allah." Ia lebih memilih menjauhi dosa demi menjaga imannya. 
  6. Orang yang Bersedekah Secara sembunyi-sembunyi: Seseorang yang berinfak atau bersedekah dengan ikhlas, tanpa ingin diketahui orang lain. Sedekah tersebut begitu tersembunyi, hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya. 
  7. Seseorang yang Berdzikir dalam Kesunyian: Seorang laki-laki yang beribadah kepada Allah dalam keadaan sepi. Di saat tak ada yang melihat, ia meneteskan air mata karena menyadari dosa-dosa dan keagungan Tuhannya.

Nikmat Dunia Hanya Seujung Jari
Di hadapan semua kengerian dan ketaatan itu, kita diajarkan untuk merenungkan kembali arti kehidupan di dunia. Nikmat dunia yang kita kejar dan perjuangkan sesungguhnya sangatlah sedikit dan tak sebanding dengan kenikmatan abadi di akhirat. Nabi Muhammad SAW memberikan perumpamaan yang sangat sederhana, namun mendalam. 
Beliau bersabda, "Perumpamaan nikmat dunia dengan nikmat akhirat ibarat seseorang yang memasukkan jarinya ke dalam lautan, lalu ia mengangkatnya kembali. Lihatlah, air yang menetes dari jarinya itulah nikmat dunia, sedangkan sisanya adalah nikmat akhirat."
Perumpamaan ini mengingatkan kita bahwa apa pun yang kita miliki di dunia harta, jabatan, atau kebahagiaan adalah setetes air yang sangat kecil. Kenikmatan sejati yang tak terbatas hanya akan kita temukan di surga. Maka, sudah sepantasnya kita lebih fokus mengumpulkan bekal untuk perjalanan tanpa batas di Padang Mahsyar, agar kita bisa menjadi salah satu dari tujuh golongan yang beruntung.










Share:

Kajian Rutin Ahad Pagi Ustadz Zein Faqih

Flyer Kajian Rutin Ahad Pagi

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, 
Mari merajut iman dan menimba ilmu bersama! 
Hadirilah Kajian Rutin Ahad Pagi, sebuah kesempatan berharga untuk memperdalam pemahaman agama dan mempererat ukhuwah Islamiyah. 

Waktu: Ahad, 7 September 2025 
Pukul: Ba'da Shalat Subuh Berjamaah 
Tempat: Masjid Al Mu'minun, Perumahan Gayam Permai, Banjarnegara 
Pemateri: Ustadz Zein Faqih 

Ajak keluarga, kerabat, dan sahabat Anda untuk bersama-sama hadir. Semoga langkah kita menuju majelis ilmu dicatat sebagai amal kebaikan di sisi Allah Subhanahu Wa Ta'ala. 
Jazakumullah Khairan Katsiran. 
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Share:

Tiga Hal yang Membuat Kita Tidak Pantas Mengeluh

Bazar

Dalam menjalani hidup, kita sering kali lupa bahwa banyak kenikmatan besar yang Allah berikan kepada kita setiap hari. Kita sibuk mengeluhkan masalah-masalah kecil hingga luput mensyukuri anugerah luar biasa yang sebenarnya selalu kita terima.
Seperti yang disampaikan dalam tausiyah pagi, ada tiga hal utama yang seharusnya membuat kita tidak pantas mengeluh. Mengenali dan mensyukuri ketiganya akan mengubah cara pandang kita terhadap hidup dan membuat hati kita lebih tentram.

1. Bangun Tidur dalam Kondisi Aman 
Nikmat pertama yang sering kita lupakan adalah rasa aman saat bangun tidur. Kita membuka mata di pagi hari tanpa rasa tertekan, terancam, atau dikejar-kejar. Kita bisa melangkahkan kaki dari rumah dengan tenang, bahkan untuk menjalankan shalat Subuh berjamaah, tanpa kekhawatiran akan bahaya.
Coba bayangkan saudara-saudara kita yang hidup di daerah konflik, di mana bunyi bom atau tembakan adalah hal biasa. Mereka tidak pernah tahu apakah esok pagi mereka masih bisa melihat dunia atau apakah rumah mereka akan hancur lebur. Rasa aman yang kita miliki setiap hari adalah kenikmatan yang sangat besar, bahkan lebih berharga dari harta benda.
Maka, saat membuka mata, ucapkanlah, “Alhamdulillahilladzi ahyana ba’da ma amatana wa ilaihin nusyur”. Ya Allah, terima kasih Engkau telah menghidupkan aku setelah Engkau ‘matikan’ (tidur). Ini adalah pengakuan bahwa kita diberi kesempatan hidup lagi untuk berbekal, beramal, dan beristighfar.

2. Kondisi Badan yang Sehat dan Bugar
Nikmat besar kedua yang wajib kita syukuri adalah kesehatan. Tubuh kita memiliki 360 persendian yang berfungsi dengan baik. Jika satu saja persendian bermasalah, hidup kita akan terasa sulit. Bayangkan jika lutut sakit, mata rabun, atau telinga tidak bisa mendengar—semua aktivitas akan terganggu.
Udara Subuh, yang merupakan udara paling bersih karena belum tercampur dengan nafas orang-orang kafir dan munafik yang tidak bangun pagi, adalah karunia yang luar biasa. Menghirup udara bersih ini menyehatkan paru-paru dan memberi asupan terbaik untuk tubuh kita. Orang-orang yang berjuang melawan kantuk, dingin, dan rasa malas untuk shalat atau menuntut ilmu di waktu Subuh pantas mendapatkan gelar Mujahidin Fajar, pejuang di waktu Subuh.
Sebagai wujud rasa syukur atas nikmat sehat, Rasulullah menganjurkan kita untuk mengerjakan shalat Dhuha. Minimal dua rakaat, shalat ini adalah cara kita membayar ‘hak’ dari 360 persendian di tubuh kita. Shalat Dhuha adalah ibadah tingkat tinggi, yang merupakan perwujudan syukur kita kepada Allah dengan bersujud di waktu Dhuha.

3. Masih Memiliki Bahan Makanan untuk Hari Ini
Kenikmatan ketiga adalah saat kita masih memiliki makanan untuk dikonsumsi hari ini. Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang bangun tidur dalam keadaan aman, sehat badannya, dan ia memiliki bahan makanan untuk satu hari itu, maka seakan-akan ia telah memiliki seluruh dunia.”
Ini adalah pengingat bahwa kita sering mengeluh hanya karena masalah kecil, seperti kurangnya uang atau keinginan yang belum tercapai, padahal tiga kenikmatan besar ini—keamanan, kesehatan, dan ketersediaan makanan—sudah kita miliki.
Sering kali kita tidak sadar akan besarnya nikmat ini. Kita bahkan khawatir nikmat tersebut akan dicabut oleh Allah, karena Allah telah berfirman, “Jika kalian tidak bersyukur atas nikmat-Ku, sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”

Definisi Syukur yang Sesungguhnya
Syukur bukanlah sekadar ucapan “terima kasih”, tetapi sebuah tindakan. Definisi syukur yang paling tepat adalah menggunakan nikmat Allah untuk taat kepada-Nya.
Jika kita memiliki kesehatan, gunakan untuk beribadah dan beramal shaleh. Jika kita memiliki waktu luang, gunakan untuk menuntut ilmu. Seorang pensiunan yang dulu sibuk bekerja kini bisa menggunakan waktu luangnya untuk mencari ‘jalan pulang’ ke hadirat Allah. Ia menggunakan waktu luangnya untuk mendatangi majelis ilmu dan berbekal untuk perjalanan panjang menuju akhirat.
Mari kita renungkan tiga nikmat besar ini setiap hari. Dengan begitu, kita akan merasa lebih damai dan menyadari betapa melimpahnya karunia Allah, sehingga tidak ada lagi alasan untuk mengeluh.
Share:

4 Amalan Di Pagi Hari


@perumahangayampermai

4 Amalan di Pagi Hari

♬ original sound - perumahangayampermai
Share:

Perbaiki Hidupmu Dengan Sholat


Perbaiki Hidupmu Dengan Sholat- 
Ustadz Syafiq Riza Basalamah, L.C., M.A, 
Masjid At Taqwa Banjarnegara 

Hidup di era modern yang serba cepat ini tak jarang membuat kita merasa lelah dan kehilangan arah. Berbagai masalah, mulai dari tekanan pekerjaan, tuntutan sosial, hingga guncangan mental, seolah menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian. Fenomena ini diperkuat oleh data WHO yang menyebutkan bahwa satu miliar penduduk dunia mengalami gangguan mental. Namun, di tengah hiruk pikuk ini, ada satu ibadah yang menawarkan solusi spiritual dan batin: Sholat.
Sholat, ibadah yang diwajibkan lima kali sehari semalam, bukanlah sekadar ritual. Ia adalah sebuah kebutuhan yang sangat penting bagi setiap Muslim untuk menjaga kesehatan fisik dan mentalnya. Rasulullah SAW bahkan memerintahkan orang tua untuk melatih anak-anaknya sholat sejak usia tujuh tahun, jauh sebelum mereka baligh. Perintah ini menunjukkan betapa esensialnya sholat dalam membangun karakter dan spiritualitas sejak dini.
Sholat menjadi tiang agama yang membedakannya dari ibadah lain. Jika puasa hanya diwajibkan setahun sekali, dan haji sekali seumur hidup bagi yang mampu, salat hadir setiap hari dan berulang kali. Ini menunjukkan bahwa manusia membutuhkan sholat secara terus-menerus untuk menjaga hubungan dengan Allah SWT dan menemukan ketenangan dalam hidupnya.

Kajian ini mengungkapkan beberapa poin penting terkait salat:
Sholat adalah Kewajiban yang Terikat Waktu
sholat memiliki waktu yang telah ditetapkan. Kita tidak bisa melaksanakannya di luar waktu yang telah ditentukan, karena Allah SWT telah menyusun jadwalnya dengan sempurna. Dimulai dari salat Subuh, yang menandai awal kehidupan baru, hingga sholat Isya yang mengakhirinya. Waktu-waktu salat ini bukan sekadar jadwal, melainkan sebuah pengingat agar kita selalu terhubung dengan-Nya di setiap fase kehidupan.
Kesehatan Fisik dan Mental dalam Setiap Gerakan Sholat
Selain menjadi sebuah kewajiban, sholat juga membawa manfaat luar biasa bagi kesehatan fisik dan mental. Setiap gerakan, mulai dari takbiratul ihram hingga salam, dirancang untuk menenangkan jiwa dan memberikan kesegaran fisik. Waktu-waktu salat yang teratur juga membentuk disiplin diri, mencegah kita dari kelalaian. Sholat Subuh, misalnya, merupakan cara untuk mengawali hari dengan bersyukur dan penuh keberkahan, jauh dari sifat malas dan tidur berlebihan. Mensyukuri Nikmat Sehat dan Waktu Luang
Dalam kehidupan ini, kita sering kali lalai akan dua nikmat besar yang dianugerahkan Allah: kesehatan dan waktu luang. Kesehatan adalah harta yang jauh lebih berharga daripada uang triliunan. Kita baru menyadari betapa berharganya kesehatan saat kita sakit dan harus mengeluarkan biaya besar untuk berobat.
Sama halnya dengan waktu luang. Bagi sebagian orang, waktu luang mungkin dianggap sebagai hal yang sia-sia, namun sebenarnya ia adalah kesempatan emas untuk meningkatkan diri. Waktu luang dapat digunakan untuk beribadah, membaca Al-Qur'an, atau melakukan hal-hal positif lainnya. Umar bin Khattab membenci pemuda yang menganggur, bukan karena tidak bekerja, tetapi karena waktu luangnya tidak dimanfaatkan untuk hal-hal yang bermanfaat, baik untuk dunia maupun akhirat. Dengan demikian, sholat menjadi cara terbaik untuk mensyukuri nikmat sehat dan mengisi waktu luang dengan kegiatan yang mendekatkan diri kepada Allah.
Dengan menunaikan sholat secara khusyuk dan tepat waktu, kita tidak hanya menjalankan kewajiban sebagai hamba, tetapi juga memperbaiki kualitas hidup kita secara menyeluruh. Mari jadikan sholat sebagai poros kehidupan kita, agar kita selalu berada dalam bimbingan Allah SWT dan mendapatkan kebahagiaan sejati di dunia dan akhirat.
Share:

Footer Link

Pengumuman

  1. Tamu yang menginap 1x24 jam harus lapor RT.
  2. Dilarang Parkir Mobil di Jalan Perumahan
  3. Segala Jenis Truk dilarang Memasuki Jalan Perumahan

info ronda

Pelaksanaan Ronda lingkungan dimulai pukul 22.00 WIB s.d. Menyesuaikan Kondisi

Recent Posts

POSTINGAN TERBARU

Recent Posts Widget