Ustadz Syafiq Riza Basalamah, L.C., M.A,
Masjid At Taqwa Banjarnegara
Hidup di era modern yang serba cepat ini tak jarang membuat kita merasa lelah dan kehilangan arah. Berbagai masalah, mulai dari tekanan pekerjaan, tuntutan sosial, hingga guncangan mental, seolah menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian. Fenomena ini diperkuat oleh data WHO yang menyebutkan bahwa satu miliar penduduk dunia mengalami gangguan mental. Namun, di tengah hiruk pikuk ini, ada satu ibadah yang menawarkan solusi spiritual dan batin: Sholat.
Sholat, ibadah yang diwajibkan lima kali sehari semalam, bukanlah sekadar ritual. Ia adalah sebuah kebutuhan yang sangat penting bagi setiap Muslim untuk menjaga kesehatan fisik dan mentalnya. Rasulullah SAW bahkan memerintahkan orang tua untuk melatih anak-anaknya sholat sejak usia tujuh tahun, jauh sebelum mereka baligh. Perintah ini menunjukkan betapa esensialnya sholat dalam membangun karakter dan spiritualitas sejak dini.
Sholat menjadi tiang agama yang membedakannya dari ibadah lain. Jika puasa hanya diwajibkan setahun sekali, dan haji sekali seumur hidup bagi yang mampu, salat hadir setiap hari dan berulang kali. Ini menunjukkan bahwa manusia membutuhkan sholat secara terus-menerus untuk menjaga hubungan dengan Allah SWT dan menemukan ketenangan dalam hidupnya.
Kajian ini mengungkapkan beberapa poin penting terkait salat:
Sholat adalah Kewajiban yang Terikat Waktu
sholat memiliki waktu yang telah ditetapkan. Kita tidak bisa melaksanakannya di luar waktu yang telah ditentukan, karena Allah SWT telah menyusun jadwalnya dengan sempurna. Dimulai dari salat Subuh, yang menandai awal kehidupan baru, hingga sholat Isya yang mengakhirinya. Waktu-waktu salat ini bukan sekadar jadwal, melainkan sebuah pengingat agar kita selalu terhubung dengan-Nya di setiap fase kehidupan.
Kesehatan Fisik dan Mental dalam Setiap Gerakan Sholat
Selain menjadi sebuah kewajiban, sholat juga membawa manfaat luar biasa bagi kesehatan fisik dan mental. Setiap gerakan, mulai dari takbiratul ihram hingga salam, dirancang untuk menenangkan jiwa dan memberikan kesegaran fisik. Waktu-waktu salat yang teratur juga membentuk disiplin diri, mencegah kita dari kelalaian. Sholat Subuh, misalnya, merupakan cara untuk mengawali hari dengan bersyukur dan penuh keberkahan, jauh dari sifat malas dan tidur berlebihan.
Mensyukuri Nikmat Sehat dan Waktu Luang
Dalam kehidupan ini, kita sering kali lalai akan dua nikmat besar yang dianugerahkan Allah: kesehatan dan waktu luang. Kesehatan adalah harta yang jauh lebih berharga daripada uang triliunan. Kita baru menyadari betapa berharganya kesehatan saat kita sakit dan harus mengeluarkan biaya besar untuk berobat.
Sama halnya dengan waktu luang. Bagi sebagian orang, waktu luang mungkin dianggap sebagai hal yang sia-sia, namun sebenarnya ia adalah kesempatan emas untuk meningkatkan diri. Waktu luang dapat digunakan untuk beribadah, membaca Al-Qur'an, atau melakukan hal-hal positif lainnya. Umar bin Khattab membenci pemuda yang menganggur, bukan karena tidak bekerja, tetapi karena waktu luangnya tidak dimanfaatkan untuk hal-hal yang bermanfaat, baik untuk dunia maupun akhirat. Dengan demikian, sholat menjadi cara terbaik untuk mensyukuri nikmat sehat dan mengisi waktu luang dengan kegiatan yang mendekatkan diri kepada Allah.
Dengan menunaikan sholat secara khusyuk dan tepat waktu, kita tidak hanya menjalankan kewajiban sebagai hamba, tetapi juga memperbaiki kualitas hidup kita secara menyeluruh. Mari jadikan sholat sebagai poros kehidupan kita, agar kita selalu berada dalam bimbingan Allah SWT dan mendapatkan kebahagiaan sejati di dunia dan akhirat.
No comments:
Post a Comment