Al Istiadzah


Kajian rutin Ahad Pagi, 30 Juni 2024 Masjid Al Mu'minun Perum Gayam Permai. Kajian bersama Ustadz Retno Ahmad Puji, LC tema Al Istiadzah/Ta'awudz.
Al Isti’adzah berarti permohonan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dari setiap yang jahat. Al ’Iyadzah (permohonan pertolongan) dalam usaha menolak kejahatan, sedangkan Al Layadzu (permohonan pertolongan) dalam upaya memperoleh kebaikan.
Inilah makna yang terkandung dalam tiga ayat Al Qur’an. Pertama, firman-Nya dalam surat Al A’raf ayat 199 yang artinya, “Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan kebaikan dan berpaling dari orang-orang yang bodoh.”
Kemudian, Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Al A’raf: 200). Berlindung kepada Allah maksudnya adalah membaca a’udzubillahi minasy syaithonir rajim.
Dalam surat Al Mukminun Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman yang artinya, “Tolaklah perbuatan buruk mereka dengan yang lebih baik. Kami lebih mengetahui apa yang mereka sifatkan. Dan katakanlah: ‘Ya Rabb-ku aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan setan. Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Rabb-ku, dari kedatangan mereka kepadaku.” (Al Mukminun: 96-98).
Dan dalam surat Fushshilat ayat 34-36 Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar. Dan jika setan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
isti’adzah dilakukan sebelum membaca Al Qur’an guna mengusir godaan setan. Menurut mereka, ayat yang berbunyi, (yang artinya) “Jika kamu hendak membaca Al Qur’an, maka hendaklah kamu minta perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk,” artinya jika kamu hendak membaca. Sebagaimana firman-Nya, (yang artinya) “Jika kamu hendak mendirikan shalat, maka basuhlah wajah dari kedua tangnmu.” (Al-Maidah: 6), artinya jika kalian bermaksud mendirikan shalat.







Share:

Laporan Kegiatan Pemotongan Hewan Qurban 1445H

https://gayampermai-bna.blogspot.com/p/coming-soon.html
Share:

Galery Pelaksanaan Ibadah Qurban 1445H

Share:

Laporan Pelaksanaan Qurban

Share:

Persiapan Pelaksanaan Pemotongan Hewan Kurban


Masjid Al Mu’minun Perumahan Gayam Permai Banjarnegara melalui Panitia Qurban 1445 H telah melaksanakan 3 kali pelaksanaan penyembelihan Hewan qurban. Berawal pada saat pademi Covid. Pada tahun 1445 H bertepatan dengan tanggal 17 Juni 2024, panitia menyembelih 5 ekor sapi terdiri dari 35 Shohibul Qurban. 
Dengan dana sebagai Berikut : (perincian terlampir) 5 ekor sapi = Rp. 113.750.000,- Biaya potong = Rp. 2.500.000,- 30 Kaos = Rp. 1.800.000,- 
Warga masyarakat juga antusias ikut serta dalam kegiatan Idul Qurban (Idul Adha), warga masyarakat yang terlibat bukan hanya proses penyembelihan tapi juga proses pendistribusian. Hampir setiap rumah ikut membantu dalam pelaksanaan qurban, bahkan warga yang beragama non muslim juga ikut membantu kegiatan qurban. 
Penyembelihan dan pendistribusian daging qurban dilaksanakan secara bersamaan setelah shalat Idul Adha. Pembagian daging qurban merata ke seluruh warga dari RT 6 sampai RT 5 dengan pembagian daging sebanyak jumlah daging dibagi jumlah bungku (kurang lebih 500 bungkus) kg setiap rumah mendapatkan jatah 1 kantong plastic daging. 
Bagi warga masyarakat yang ikut membantu proses pelaksanaan tidak mendapatkan daging qurban sesuai dengan syari’ahnya. Bahwa tidak boleh mengupahi dengan hewan qurban. Untuk penyelenggaraan dibebankan kepada shohibul Qurban. Bisaya Untuk setiap Shohibul Qurban adalah Rp. 3.500.000,; (tiga juta limaratus ribu rupiah). Rp. 250.000 untuk penyelenggaraan.







Share:

Kajian Rutin Ahad, 16 Juni 2024

 

Kajian Rutin Ahad, 16 Jun 2024 bersama Ustadz Retno Ahmad Pujiono, LC.
Nabi Ibrahim AS, sebagai suri tauladan
Qurban adalah peristiwa monumental yang selain memiliki nilai sejarah, juga mengandung nilai ibadah dan hikmah. Nabiyullah Ibrahim diperintah oleh Allah menyembelih anak kesayangannya, sebagai wujud ketaatan seorang hamba kepada Tuhannya. Padahal sudah berpuluh tahun lamanya beliau menunggu kelahiran putranya, namun ketika Ismail alaihissalam menginjak remaja, Allah malah memerintahkannya untuk menyembelih buah hatinya. Sebagai bagian dari ajaran agama, ada beberapa nilai pendidikan yang bisa dipetik dari peristiwa yang dijalani oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail alaihimassalam ini.
Pertama. 
Ketaatan menjalankan perintah Allah. Secara rasional, mustahil menyembelih anak sendiri, namun karena perintah, Nabiyullah Ibrahim melaksanakannya, walaupun Allah kemudian menggantinya dengan seekor domba. Ada satu hal menarik dalam dialog antara Nabi Ibrahim dengan Nabi Ismail yang diabadikan dalam Surat Ash-Shaffat, ayat 102.
Artinya: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu” Ketika menyampaikan kabar ini, Nabi Ibrahim ‘alaihissalam juga menunggu reaksi dari putranya, yaitu Ismail ‘alaihissalam, dengan menanyakan pendapatnya.

 فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى. 
 “Maka pikirkanlah apa pendapatmu?” 

Ketika sang ayah memberikan pertanyaan tersebut, maka Ismail ‘alaihissalam menjawabnya dengan penuh kepastian.

 قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ 
 “Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” 

Dalam membuat keputusan penting, ayah mengajak anaknya berdialog. Si ayah yang bijak, dan anak remaja yang mulai tumbuh pemikirannya. Keduanya membuat keputusan bersama. Saat ini, pola komunikasi seperti ini jarang terjadi. Orangtua sibuk sendiri, sedangkan anak juga asyik dengan urusannya. Komunikasi pun macet. Akhirnya lebih banyak bertengkar. Bahkan, biasanya broken home terjadi karena bermula dari komunikasi yang bermasalah antara orangtua dengan anak.
 

KEDUA: 
PENTINGNYA KEIKHLASAN DALAM HIDUP 
 Dalam rentetan ayat tentang pergulatan batin Ibrahim dan Ismail tadi, Allah akhiri firman-Nya itu dengan kalimat: 107-106

 إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ الْمُبِينُ؛ وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ (الصافات: 106-107) 

“Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Lalu kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar”. Kurban dan pengorbanan yang dikehendaki harus berlandaskan niat ikhlas kepada Allah. Inilah yang menyebabkan kurban salah satu putra Nabi Adam diterima dan satunya lagi ditolak oleh Allah (QS. al-Maidah: 27). 

Oleh sebab itu, bagi kita yang berkurban patut merenungkan firman Allah ini:

 لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ (الحج: 37) 

Al-Wahidi, al-Zamakhsyari, al-Nasafi, al-Mahalli dan al-Suyuti dalam tafsir masing-masing menjelaskan maksud “tidak sampai kepada Allah, kecuali” itu dengan: amal baik (kurban) itu bernilai di sisi Allah jika diniatkan ikhlas karena mengharap rida-Nya, menjauhkan dari prestise (riya-sum’ah) agar dianggap dermawan, dst.

 Jika direnungkan, memang berat berlaku ikhlas itu apalagi dengan kondisi kita hari ini. Jika tidak hati-hati, media sosial dapat melenyapkan setiap perkara baik yang kita lakukan. 
Sebelum share, ada baiknya kita berfikir untuk apa kita menulis di dinding facebook, twitter, instagram, dll, apakah untuk memotivasi orang lain berbuat sama (dakwah) atau justru untuk menunjukkan eksistensi dan berbangga saja? 

 KETIGA: KEBERHASILAN PENDIDIKAN DALAM KELUARGA 
Pelajaran ketiga dari perjalanan hidup Nabi Ibrahim as adalah keberhasilan beliau mendidik putra dan keluarganya, khususnya sang anak Ismail yang erat kaitannya dengan prosesi manasik haji dan ibadah qurban yang sedang kita hadapi ini. Ismail bukan saja berbakti kepada orang tua, bahkan dia mempunyai kualitas iman yang kokoh. Manifestasi iman kokoh inilah yang melahirkan ibadah, kepatuhan dan akhlak yang baik. Betapa hebat jiwa yang dimiliki oleh sang anak atas didikan orang tua yang bijaksana. 
Hanya orang tua hebat yang dapat melahirkan anak dengan kualitias jiwa yang hebat pula. Ucapannya lembut, penuh takzim, sikapnya sabar, tawakal serta dapat menghibur ayahnya di tengah kebimbangan luar biasa.

Kalau ditanya orang tua atau anak kita hari ini, sebagian pasti berkata: tentulah, mereka keluarga Nabi, tantangan mendidik anak belum sehebat sekarang, internet belum ada, dan banyak lagi dalih kita untuk membela diri dan generasi zaman ini? Semua dalih tidak semua keliru, dan tidak betul sepenuhnya. Tapi perlu kita sadari, Nabi Ibrahim dan keluarga bukan tanpa masalah. Dapatkah kita membayangkan, di saat dua perintah Allah itu datang sekaligus. Antara meninggalkan isteri dan anaknya yang masih kanak-kanak di gurun tandus tiada kehidupan dan manusia di sana demi meneruskan perjuangan lain yang telah ditetapkan Allah di tempat lain. 
Luruskan lagi orientasi kita dalam mendidik, di mana anak kita disekolahkan atau berkuliah. Bukan sekedar negeri/swasta, murah/mahal uang sekolah/kuliah, pilihan jurusannya gampang dapat kerja atau tidak, melainkan yang ditimbang itu: Kepada siapa dia berguru, sumber daya pendidiknya seperti apa, adakah mengajarkan keteladanan, bukan sekedar transfer of konowledge?





Share:

Musyawarah Panitia Qurban

Share:

Administrasi Pelaksanaan Qurban 1445 Hijriyah

Menyelenggarakan ibadah qurban bukan hal yang sederhana karena di dalamnya melibatkan banyak pihak, diantaranya orang yang berqurban penjual hewan qurban, pembeli, penyembelih, kepanitiaan, data penerima daging qurban dan semua warga yang bersedia ikut membantu dalam pelaksanaanya. Di Indonesia pelaksanaan qurban biasanya di kelola oleh Masjid, lembaga organisasi yang mengadakan. Qurban juga memerlukan manajemen dalaman penyelenggaraanya dan juga bisa dikaitkan hubunganya dengan dakwah. Dari aspek qurban bagian dakwah, karena qurban juga menyampaikan ajaran islam salah satunya yaitu ajaran nabi Ibrahim as.

Pemberitahuan Qurban
Daftar Warga
Share:

Pengadaan Tempat Sampah Baru


Share:

Perbedaan Pendapat dalam Islam

Share:

Shohibul Qurban 1445 Hijriyah


Qurban sebagai ibadah sunnah dengan menyembelih hewan ternak (Unta,Sapi, Kambing/ domba) pada Idul Adha dan hari-hari Tasyrik, yaitu pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Pelaksanaan qurban sering kita dengar istilah shohibul qurban. Secara umum, shohibul qurban adalah orang yang berkurban. Saat melaksanakan ibadah qurban. Ada berbagai sunnah yang perlu diperhatikan shohibul qurban. 
Hukum Kurban dan Ketentuan Bagi Shohibul Qurban Hukum melaksanakan kurban adalah sunah muakkad atau sunah yang sangat dianjurkan bagi tiap orang Islam, baligh, berakal dan mampu. Adapun yang dimaksud mampu ialah memiliki kelebihan harta untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri maupun yang wajib dinafkahinya saat hari Idul Adha dan hari Tasyriq. Namun, hukum kurban bisa menjadi wajib jika menjadi nadzar. Nabi Muhammad SAW tidak pernah meninggalkan kurban sejak ia pertama kali disyariatkan dalam Islam hingga Rasul wafat.

Apa saja sunnah shohibul qurban? 
Berikut penjelasannya. berikut berbagai sunnah yang sebaiknya dipenuhi oleh shohibul qurban: 
1. Memiliki Rezeki yang Cukup 
Seseorang yang berkurban sebaiknya memiliki rezeki yang mencukupi untuk melaksanakan ibadah qurban. Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang memiliki kemampuan (rezeki) namun tidak berkurban, maka janganlah mendekati masjid kami (untuk shalat Id)." (HR. Ahmad)
2. Tidak Memotong Rambut atau Kuku 
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Rasulullah SAW menyarankan agar seseorang yang akan berkurban untuk tidak memotong rambut atau kuku selama bulan Dzulhijjah. Berikut bunyi hadisnya:Jika telah memasuki sepuluh hari pertama dari bulan Dzulhijjah, dan salah satu dari kalian berkeinginan untuk berqurban, maka janganlah ia menyentuh rambut atau kulitnya sedikitpun hingga ia telah melakukan penyembelihan." (HR. Ibnu Majah) 
3. Menyembelih Hewan Qurban Sendiri atau Menyaksikannya secara Langsung 
Sunnah lain adalah menyembelih hewan kurban sendiri. Jika tidak memungkinkan, maka dapat diwakilkan dengan anjuran shohibul qurban menyaksikan proses penyembelihan secara langsung. Ketentuan ini diterangkan dalam hadis berikut: "Fatimah, berdirilah dan saksikan hewan sembelihanmu itu. Sesungguhnya kamu diampuni pada saat awal tetesan darah itu dari dosa-dosa yang kamu lakukan. Dan bacalah: Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah SWT, Tuhan Alam Semesta.” (HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi)"
4. Menyembeli Hewan Qurban yang Gemuk 
Rasulullah SAW pernah menerangkan bahwa qurban yang paling dicintai oleh Allah SWT adalah hewan dengan kualitas baik. Ini adalah wujud keseriusan umat Islam dalam mengurbankan hewan kepada Allah SWT. Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya qurban yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling mahal dan yang paling gemuk." (HR. Ahmad) 
5. Menyembelih pada Hari Raya Idul Adha 
Hadis dari Al-Baraa bin ‘Azib menyatakan bahwa Rasulullah SAW menyembelih qurban pada hari Idul Adha setelah melaksanakan salat id. Dalam hadis tersebut, Rasulullah SAW berkata: “Barangsiapa yang menyembelih sebelum sholat, maka sembelihannya adalah daging biasa, dan barangsiapa yang menyembelih sesudah sholat, maka sembelihannya adalah qurban.” (HR. Bukhari).
6. Orang yang berkurban wajib membagikan daging qurban
Terutama kepada orang-orang fakir miskin. Lebih afdhal, orang yang berkurban menshodaqohkan seluruh daging hewan qurban, kecuali sedikit yang makan demi memperoleh pahala kesunahannya. 
7. Orang yang berkurban sunah hanya mengambil maksimal sepertiga 
Sunah pula bagi shohibul qurban untuk mesedekahkan daging qurban dalam jumlah di atas sepertiga dari daging hewan kurbannya. Beberapa pihak yang berhak menerima daging kurban ialah orang-orang fakir dan miskin. Daging dibagikan dalam keadaan segar. Meskipun begitu, daging kurban boleh dibagikan kepada mereka yang mampu. Sebagian ulama berpendapat daging kurban boleh dibagi menjadi menjadi 3 bagian, yakni sepertiga untuk orang miskin, sepertiga untuk orang kaya/mampu, dan sepertiga bagi orang yang berkurban.

DAFTAR SHOHIBUL QURBAN 1445 H

SAPI 1

SAPI 2

NO

SHOHIBUL

ALAMAT

NO

SHOHIBUL

ALAMAT

 

1

Kel. Yusman

Jl. Arjuna

1

Kel.Prayitno H

Jl. Arjuna

 

2

Kel. Sarastiana

Jl. Samiaji

2

Kel.Susianto

Jl. Samiaji

 

3

 Kel. Panggung S

Jl. Samiaji

3

Kel. Ismanto

Jl. Bima

 

4

Kel. Reza Aulia A

Jl. Bima

4

Kel. Bambang Budi

Jl. Bima

 

5

 Kel.Taufik R

Jl. Samiaji

5

Kel. Lukman Jarir

Jl. Samiaji

 

6

Kel. Saliman

Jl. Sadewa

6

Kel.Trilas priyatmo

Jl. Bima

 

7

Kel.Sodik

Jl. Sadewa

7

Kel. Suyadi

Jl. Arjuna

 

 

SAPI 3

SAPI 4

NO

SHOHIBUL

ALAMAT

NO

SHOHIBUL

ALAMAT

 

1

Kel.Sudarko

Jl. Sadewa

1

Kel. Krismiarto

Jl. Bima

 

2

Kel. Eko Taufik

Jl. Samiaji

2

Kel. Soedjirno

Jl. Sunan Gripit

 

3

Kel. Rohmadi

Jl. Sadewa

3

IKA SEFVI SUSANTI Binti TUCHADI

Jl. Samiaji

 

4

 Kel.Purwandi (alm)

Jl. Samiaji

4

Kel.M.Sukri

Jl. Bima

 

5

Kel. Budi Prasojo

Jl. Arjuna

5

Kel. Mujiatun

Jl. Sunan Gripit

 

6

Kel.Edy Sunaryo

Jl. Samiaji

6

Kel. Bayu BS

Jl. Samiaji

 

7

Kel. Riza Ardhi Febryan

Jl. Bima

7

Kel ibu Suharti/ susmono

Jl. Bima

 

 

SAPI 5

NO

SHOHIBUL

ALAMAT

1

Kel Adityo budi

Jl. Samiaji

2

Kel Akhmad Makhi Ayat Dina Akbar

Jl. Sadewa

3

Ananda Budi setyono

Jl. Bima

4

Kel. Idit hernowo

Jl. Samiaji

5

Kel. Lukman

Jl. Samiaji

6

Keluarga Trilas Priyatmo

Jl. Bima

7

Keluarga Rendi al Rasid

Jl. Bima

 

Share:

Footer Link

Pengumuman

  1. Tamu yang menginap 1x24 jam harus lapor RT.
  2. Dilarang Parkir Mobil di Jalan Perumahan
  3. Segala Jenis Truk dilarang Memasuki Jalan Perumahan

info ronda

Pelaksanaan Ronda lingkungan dimulai pukul 22.00 WIB s.d. Menyesuaikan Kondisi

Recent Posts

POSTINGAN TERBARU

Recent Posts Widget