Ramadan Mubarak

Pengajian Rutin Ahad Pagi


Kedatangan bulan Ramadhan disambut dengan rasa gembira dan penuh syukur, karena bulan Ramadhan merupakan bulan penuh berkah yang didalamnya Allah SWT menurunkan pengampunan, rahmat dan maghfirahNya. Bulan yang sangat ditunggu-tunggu dan dinantikan oleh umat muslim. Saat jaman para Sahabat Nabi, sangat bersemangat menyambutnya.
Doa yang dipanjatkan sesuai yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam memasuki bulan Rajab, mengharap dipertemukan dengan Ramadhan, padahal antara Rajab dan Ramadhan masih ada bulan Sya'ban, ini artinya mereka telah mempersiapkan diri dua bulan sebelum Ramadhan. 
"Allahumma Bariklana Fi Rajaba wa Sya'bana wa Ballighna Ramadhana" (Hadits Riwayat Ahmad: 2346 dan 2387) Yang artinya: "Yaa Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya'ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadan."
Pada pengajian rutin di Masjid Al Mu'minun Perumahan Gayam Permai yang dilaksanakan tiap Ahad, bertepatan dengan 27 Maret 2022 disampaikan oleh Ustadz Retno Ahmad Pujianto, LC. Ustadz Retno Alumni International Islamic University of Islamabad.
Pada Bulan Ramadan di Pakistan bertepatan dengan musim panas. Saat siang dapat mencapai suhu 40 derajad Celcius. Dengan waktu lama siang hari lebih lama dibandingkan dengan di Indonesia. Kumandang adzan Sholat Subuh pukul 03.15 dan waktu berbuka atau adzan Maghrib pada pukul 19.22.
Dengan waktu siang yang benar-benar panas, kering sebuah ujian tersendiri apalagi bagi mahasiswa yang berasal dari indonesia.
Selain durasi siang yang sangat panjang, saat musim panas suhu udara juga bisa mencapai 46 derajat celsius. Sehingga angin yang seharusnya membuat sejuk, malah menjadi angin yang terasa panas. Kondisi seperti ini menjadi pengalaman dan tantangan melaksanakan ibadah puasa Ramadhan di negeri Muhammad Ali Jinnah (pendiri Negara Pakistan).



Share:

Bulan Rajab Menyemai, Bulan Sya'ban Menyiram dan Bulan Ramadhan Berbuah

Bulan Rajab Menyemai, Bulan Sya'ban Merawat dan Bulan Ramadhan Berbuah

Bulan Mulia, Bulan Ramadhan tinggal menghitung hari. Hari ini sesuai dengan penanggalan Masehi pada 20 Maret 2022. Berdasarkan perhitungan menggunakan Hisab maka Ramadhan akan diawali pada 02 April 2022. Sebelum bulan Ramadhan terdapat Bulan-bulan yang Nabi Besar, Rosululloh SAW selalu menghidup-hidupkannya dengan amaliyah-amaliyah, karena keutamaannya. Yaitu bulan-bulan Rajab dan Sya'ban. 
Bulan Rajab berada di antara bulan Jumadil Akhir dan bulan Sya’ban berdasarkan kalender Islam atau tahun hijriyah. Bulan Rajab adalah salah satu bulan suci di antara empat bulan haram yang disebutkan dalam Al-Qur’an. Allah Ta’ala berfirman:

 إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ 
 ”Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.” (QS. At-Taubah: 36)

Penetapan Rajab sebagai bulan haram (suci) dijelaskan dalam hadits, dari Abu Bakrah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:

 الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ 

 ”Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhar yang terletak antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban.” (HR. Bukhari, no. 3197 dan Muslim, no. 1679) 

Bulan Dzulqo’dah, Dzulhijjah, Muharram, Rajab adalah empat bulan haram yang dimaksud dalam Hadist diatas sebagai bulan baik, yaitu dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dan amal saleh. Pada bulan ini juga diingatkan bahwa perbuatan dosa atau maksiat akan mendapatkan ganjaran yang lebih berat. Sementara amal saleh yang dilakukan akan menuai pahala lebih banyak. 
Pada Bulan-bulan itu dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, Tidak ada ibadah khusus pada bulan ini berdasarkan waktu atau tempat, baik ibadah puasa, shalat, dan lainnya. Memperbanyak shalat sunnah dan puasa sunnah di bulan Rajab tentu lebih baik. Begitu juga dengan amal saleh seperti sedekah, menolong orang lain, membaca dan mengajarkan Al-Qur’an, dan lainnya. Tentu semua ibadah itu harus terbungkus rapi jauhkan dari bungkus-bungkus riya', pamer, agar dipuji. Jika tidak semua amalan sunnah dapat diraih, maka meninggalkan semua keburukan, itu yang harus terus diupayakan. Misalnya, menahan amarah, mudah memaafkan, menyingkirkan penyakit hati seperti iri, dengki, prasangka buruk, riya, dan lainnya. 
Membiasakan dan merasakan pengawasan Allah SWT terhadap segala perbuatan kita, adalah upaya untuk menghindari dosa dan kemaksiatan. Inilah bulannya untuk membiasakan diri dalam ketaatan dan kebaikan serta menjauhkan diri segala kemaksiatan dan perbiatan dosa. Termasuk dosa tangan, telinga, dan mata melalui media sosial (medsos). Tulis, dengar, tontonlah yang baik-baik dan mengedukasi, tinggalkan semua yang merusak iman, hati, akhlak, dan jiwa.
Bulan Rajab adalah bulan menanam sebelum datangnya Ramadhan. Tanamlah segala kebaikan yang kita mampu. Rajab adalah bulan pelatihan sebelum datangnya Ramadhan, bulan penuh rahamt dan ampunan selama sebulan penuh. Abu Bakr Al-Balkhi rahimahullah berkata:

 شَهْرُ رَجَبٍ شَهْرُ الزَّرْعِ ، وَشَهْرُ شَعْبَانَ شَهْرُ سَقْيِ الزَّرْعِ ، وَشَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرُ حِصَادِ الزَّرْعِ 

 “Bulan Rajab saatnya menanam. Bulan Sya’ban saatnya menyiram tanaman dan bulan Ramadhan saatnya menuai hasil.” (Fatwa Al-Islam Sual wa Jawab no. 92748) 

Setelah sebulan penuh menanam, melatih diri, menempa jiwa, membiasakan jasmani dan rohani dalam ibadah dan kebaikan, maka sebulan setelahnya adalah merawat, yaitu dengan masuknya bulan Sya’ban. Ibadah yang dianggap berat tetapi dipaksakan pada bulan Rajab, maka bulan Sya’ban nanti, tinggal membiasakannya. Misalnya, shalat malam atau tahajud. Tidak mengapa dipaksa di awal-awalnya, pada akhirnya nanti akan terbiasa. Bulan Sya’ban adalah bulan sebelum Ramadhan. Di bulan inilah kita merawatnya dengan menyiram, menyuburkan, menumbuhkan, dan membesarkan ibadah dan amal saleh yang telah ditanam pada bulan sebelumnya. 
Kita rawat ibadah dan amal saleh tersebut dari penyakit riya’, sum’ah (ingin didengar), hawa nafsu, dan rasa berat dan malas. Kita siram dengan keikhlasan, dipupuk dengan istikamah, diperkuat dengan sabar, dan dipelihara karena Allah semata. Jika itu dilakukan selama sebulan penuh pada bulan Sya’ban, maka begitu Ramadhan tiba, semuanya sudah ringan dan semata-mata berharap ridha dari Allah SWT. 
Pada Ramadhan nanti kita tinggal panen pahala dari ibadah-ibadah yang telah terbiasa dan dilakukan secara isitikamah. Karena besarnya ganjaran amal ibadah selama sebulan penuh, sayang jika baru mau melatih diri untuk beribadah dan berbuat baik di bulan Ramadhan. Bulan Ramadhan adalah bulan yang seharusnya diisi dengan ibadah dan amalan imaanan wahtisaban (atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah). Dan itu bisa diraih setelah membiasakan diri sebagaimana yang tekah disinggung di atas. Dari Abu Hurairah, ia berkata:

 مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ 

 “Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 38 dan Muslim no. 760).

Sumber: 
Ceramah Ustadz Andi Junianto Mushola Perumahan Gayam Permai, Ahad, 20 Maret 2022 dan berbagai sumber.




Share:

Kebahagiaan Spiritual, Kebahagiaan Tertinggi


BAHAGIA adalah kata yang paling sering diucapkan dalam doa. Doa saat ulang tahun, pernikahan, doa sesudah shalat maupun dalam acara-acara seremonial. Sepertinya setiap orang merindu-dambakan kebahagiaan. Sayangnya tidak semua orang tahu apakah arti kebahagiaan, jalan menuju kebahagiaan dan apa yang bisa benar-benar membahagiakan dirinya. 
Manusia dan hewan memiliki kebahagiaan yang sama yaitu cukup minum,makan terpenuhi kebutuhan syahwatnya. Ada yang menganggap kebahagiaan ada pada harta yang banyak. Maka harta benda pun dikejar dengan segala cara. Menimbun minyak goreng misalnya, keadaan yang sedang viral saat ini, mereka bahagia didalik penderitaan orang. Yang lain mengira kebahagiaan adalah hidup bersama kekasih dengan cinta sejati, lalu perburuan pacar pun dimulai. Rela melakukan apapun demi (katanya) cinta.
Tidak cocok dengan satu orang, mencari lagi yang lainnya begitu seterusnya berganti-ganti. Ada juga yang merasa menemukan kebahagiaan pada makanan dan minuman yang enak-enak. Kebahagiaan adalah memeliki wajah yang rupawan, harta banyak, pendamping yang elok dan memiliki rumah bagus, pendapat yang lain mengatakan. Begitulah manusia mencoba menemukan kebahagiaan. Tetapi setelah semua materi didapat tak ada kebahagiaan yang memuaskan dan kekal. Kebahagiaan itu menurut ahlinya tidak satu macam, tetapi bertingkat-tingkat. 
Dari kebahagiaan tingkat dasar atau rendah hingga kebahagiaan tingkat tertinggi. Setidaknya ada empat kategori kebahagiaan. 
Tingkat kebahagiaan yang pertama ada pada makanan yang enak. 
Kebahagiaan ini adalah kebahagiaan terendah. Makan (tentu saja dengan minum) adalah kebutuhan dasar manusia dalam hidup. Banyak manusia hanya untuk memenuhi kebutuhan dasarnya saja kesulitan. Susah mencari makan. Kadang sehari makan kadang tidak. Kalaupun mampu mendapatkan makanan sering tidak layak secara gizi maupun rasa. Karena itu mampu mendapatkan dan merasakan makanan yang banyak apalagi enak merupakan suatu kebahagiaan. 
Banyak yang sudah mendapatkan kebahagiaan tingkat pertama ini, tetapi masih banyak yang mengganggap makanan enak adalah kemewahan yang harus diperjuangkan. Karena itu kebahagiaan ini juga berkaitan dengan uang dan harta yang memungkinkan bisa membeli makanan yang banyak dan enak. 

Kebahagiaan tingkat kedua adalah seks. 
Seks oleh sebagian orang dianggap puncak kebahagiaan di dunia. Seks adalah syurga dunia. Maka demi memenuhi kebahagiaan akan seksualitas seringkali orang lupa aturan. Perselingkuhan, zina, seks bebas mencendawan dimana-mana. Kawin-cerai, poligami juga merupakan tanda kecenderungan orang akan kebahagiaan tingkat dua (kebutuhan seks). 

Tingkat yang ketiga adalah kebahagiaan intelektual. 
Intelektualitas dianggap kebahagiaan yang melampaui kepuasan akan seks. Mungkin terkesan aneh, tapi begitulah adanya. Demi mendapatkan kebahagiaan ini banyak orang yang rela menghabiskan sebagian besar umurnya untuk terus belajar dan menggali ilmu tanpa henti. 
Demi mencari kabahagiaan intelektual ini Imam Syafi’i rela menghabiskan harta bendanya untuk menggali ilmu-ilmu keislaman. Umurnya dihabiskan dengan riset dan menelaah kitab-kitab. Kaidah ushul fiqih dan kitab Al-Umm adalah buah karyanya yang amat cemerlang yang dipakai oleh jutaan umat Islam hingga saat ini. Atas nama mencari kebahagiaan intelektual (juga spiritual) ini Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Almughirah bin Bardizbah bin Badzdzibah Alju’fi atau lebih dikenal dengan Imam Bukhari mengembara ke pelbagai negeri mengumpulkan ratusan ribu hadits bahkan menghafalkannya. Diceritakan dalam biografi intelektualnya selama mengembara ia mempunyai 1080 guru yang terdiri dari ulama dan pakar hadits. Dalam kitab yang khusus mencatat guru-guru Imam Bukhari yakni kitab Usama Masyayikh Al-Imam Al-Bukhari yang ditulis oleh Imam Muhammad bin Ishak bin Mandah Al-Isbahani, setidaknya mencatat 306 guru yang dimiliki oleh Imam Bukhari. 
Luar biasa perjuangan para ulama dan intelektual demi mereguk kebahagiaan intelektual. Harta benda dan seksualitas pun “diabaikan.” 

Kebahagiaan tingkat yang keempat adalah kebahagiaan spiritualitas. 
Inilah puncak kebahagiaan tertinggi, yang oleh banyak orang justru diabaikan bahkan seolah tak menarik. Karena nikmatnya kebahagiaan ini oleh ulama digambarkan, sekiranya para raja dan sultan tahu kenikmatannya, tentu mereka akan merebut dengan segala cara untuk mendapatkan kebahagiaan itu. Dijaman Rasul, Bilal bin Rabah dan keluarga Yasir adalah contoh yang merasakan manisnya kebahagiaan spiritual. Mereka tak sudi menukar kebahagiaan itu dengan harta dan kemewahan dunia, walaupun mereka disiksa dengan kejam. Bahkan keluarga Yasir bahkan hampir semuanya dibunuh dengan sadis. 



Share:

Menggunakan Nikmat Allah SWT dengan Bersyukur

Kajian Subuh, 09 Januari 2022, Ustadz H. Afit Zuliet Nurkholis,S.Th.I,MA,LC

Berjuta-juta nikmat yang Allah SWT berikan kepada setiap hamba-Nya, tidak terhitung jumlahnya. Oleh karena itu, memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT merupakan amalan yang dianjurkan bagi setiap Muslim. Bersyukur memiliki panca indera yang lengkap dan sempurna dan itu merupakan nikmat yang Allah SWT berikan kepada kita. Dengan memiliki anggota tubuh yang lengkap saja sudah merupakan bentuk nikmat yang amat berharga yang Allah SWT berikan kepada kita.
Oleh karena itu, sebagai umat Muslim wajib mensyukuri segala kenikmatan yang diberikan dan tidak menyerah setiap menghadapi cobaan dari Allah SWT. Begitu banyaknya manusia menerima kenikmatan dari Allah SWT, hingga manusia tidak akan pernah bisa menghitungnya. 
Salah satunya adalah, udara yang selalu kita hirup secara gratis selama hidup kita. Udara dipagi hari ini merupakan udara yang segar dan penuh nikmat karena belum pernah/belum tercampur dengan udara-udara yang kotor. Seberapa banyak udara yang kita gunakan, tentu tak dapat kita hitung.
Bahkan dalam Islam, rasa syukur merupakan sebuah ibadah pada Allah SWT. Selalu bersyukur juga membuat kita menjadi seorang muslim yang selalu berpikir positif pada Allah SWT. Rasa syukur tidak hanya diucapkan dari lisan saja, namun perlu dirasakan oleh hati dengan tulus dan ikhlas. Dengan bersyukur kita akan mudah bahagia, karena mudah merasa senang oleh apapun yang terjadi walaupun dengan hal sederhana.
Melalui makna dasar tersebut itulah, maka tergambar bahwa siapa yang merasa puas dengan perolehan yang sedikit setelah berusaha dengan maksimal, maka hakikatnya dia akan memeroleh nikmat yang banyak, lebat, dan subur, mengingat balasan Allah tidak selalu dalam bentuk material yang kasat mata.













Share:

Jadwal Ronda Bulan Januari s.d. Juli 2022

Mengawali tahun 2022 diupload Jadwal Ronda. Agar memperlancar silahkan bisa dilihat/didownload https://drive.google.com/file/d/1qZaQzPUykvFeF7HEsaPwNjtZbAAZij_s/view?usp=sharing
Share:

Footer Link

Pengumuman

  1. Tamu yang menginap 1x24 jam harus lapor RT.
  2. Dilarang Parkir Mobil di Jalan Perumahan
  3. Segala Jenis Truk dilarang Memasuki Jalan Perumahan

info ronda

Pelaksanaan Ronda lingkungan dimulai pukul 22.00 WIB s.d. Menyesuaikan Kondisi

Recent Posts

POSTINGAN TERBARU

Recent Posts Widget