Doa dan Adab-adabnya


Berdoa adalah meminta sesuatu kepada Allah SWT dengan harapan dikabulkan dengan perasaan tunduk dan penuh harap. 
 Perintah berdoa 
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah : 186) 
Diriwayatkan dari Nu’man ibn Basyir, bahwa Rasulullah SAW besabda : Tuhanmu telah berkata “berdo’alah kepadaku maka akan kukabulkan”, Rasul berkata : do’a adalah ibadah… 

 Adab Berdoa 
Pertama,Memulai doa dengan pujian terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala, kemudian Salawat dan Salam kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, selanjutnya bertawasul kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan tawasul yang disyariatkan, seperti dengan bertauhid kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan asma’ dan sifat Allah Subhanahu wa Ta’ala, dengan amal shalih dan selainnya. 
Kedua, Mencari Waktu yang Mustajab Di antara waktu yang mustajab adalah hari Arafah, Ramadhan, sore hari Jumat, dan waktu sahur atau sepertiga malam terakhir. Allah turun ke langit dunia setiap malam, ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Allah berfirman, ‘Siapa yang berdoa kepada-Ku, Aku kabulkan, siapa yang meminta, akan Aku beri, dan siapa yang memohon ampunan pasti Aku ampuni’.” (HR. Muslim)
Ketiga,Memanfaatkan Keadaan yang Mustajab Untuk Berdoa Di antara keadaan yang mustajab untuk berdoa adalah: ketika perang, turun hujan, ketika sujud, antara adzan dan iqamah, atau ketika puasa menjelang berbuka. Abu Hurairah radhiallahu’anhu mengatakan, “Sesungguhnya pintu-pintu langit terbuka ketika jihad fi sabillillah sedang berkecamuk, ketika turun hujan, dan ketika iqamah shalat wajib. Manfaatkanlah untuk berdoa ketika itu.” (Syarhus Sunnah al-Baghawi, 1: 327) 
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Doa antara adzan dan iqamah tidak tertolak.” (HR. Abu Daud, Nasa’i, dan Tirmidzi) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Keadaan terdekat antara hamba dengan Tuhannya adalah ketika sujud. Maka perbanyaklah berdoa.” (HR. Muslim) 
Ketiga, Menghadap Kiblat dan Mengangkat Tangan 
Dari Jabir radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berada di Padang Arafah, beliau menghadap kiblat, dan beliau terus berdoa sampai matahari terbenam. (HR. Muslim) Dari Salman radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Tuhan kalian itu Malu dan Maha Memberi. Dia malu kepada hamba-Nya ketika mereka mengangkat tangan kepada-Nya kemudian hambanya kembali dengan tangan kosong (tidak dikabulkan).” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi dan beliau hasankan) 
Cara mengangkat tangan: Ibnu Abbas radhiallahu’anhu mengatakan, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berdoa, beliau menggabungkan kedua telapak tangannya dan mengangkatnya setinggi wajahnya (wajah menghadap telapak tangan). (HR. Thabrani) Catatan: Tidak boleh melihat ke atas ketika berdoa. 
 Keempat, Dengan Suara Lirih dan Tidak Dikeraskan.




Share:

Sholat Pembuka Pintu Amal Kebaikan

 

Kajian Subuh 13 Ramadhan 1443H (13 April 2022)

Shalat adalah sebaik-baiknya ibadah badaniyah. Shalat merupakan amalan yang pertama kali dihisab. Sehingga shalat menjadi ibadah yang paling utama, dan menjadi patokan amal yang lainnya. Shalat menjadi pintu pembuka dalam setiap bentuk amal kebaikan lain yang dilakukan seorang hamba. Dalam Al-Qur’an banyak ayat yang menyebutkan tentang shalat, yang berarti mengandung maksud bahwa shalat mempunyai kedudukan, fungsi, serta peranan yang sangat penting dalam Islam. 

Dalam Al-Qur’an terdapat 93 pengulangan kata shalat yang beberapa diantaranya berdampingan dengan kata sabar dan zakat. Oleh sebab itu jika kewajiban shalat ini diingkari, maka akan menyebabkan orang yang mengingkarinya menjadi kufur. Ibadah shalat merupakan perwujudan langsung hubungan manusia dengan Allah. Shalat adalah ibadah yang menunjukkan adanya ikatan yang kuat antara hamba dengan Tuhannya. Dalam shalat, hamba seolah berada di hadapan Tuhannya dan memohon kepada-Nya. Ketika seseorang mampu khusyu’ di dalam shalatnya,

Shalat, baik yang wajib maupun sunnah, dapat membersihkan kotoran dan penyakit dalam diri manusia. Kebersihan memiliki dua bagian; Pertama, kebersihan inderawi (al-bissiyah), yaitu kebersihan fisik manusia dari segala macam kotoran dan najis. Kedua, kebersihan maknawi (al-ma’nawiyah), yaitu kebersihan psikis manusia dari segala maksiat dan perbuatan tercela. 

Kebersihan pertama berkaitan dengan syarat-syarat sah shalat, sedangkan kebersihan kedua berkaitan dengan kualitas ke khusyuan dalam shalat.Seseorang yang shalat dengan mengenakan pakaian atau bertempat di tempat yang najis maka secara lahiriah shalatnya tidak sah, demikian pula seseorang yang shalat namun di dalam batinnya menyimpan rasa riya atau sombong maka shalatnya tidak diterima. Kebersihan dalam shalat merupakan proses untuk mencapai kesehatan, sedangkan kesehatan merupakan hasil dari kebersihan. Karena itu, shalat merupakan terapi bagi penyakit manusia, baik penyakit fisik maupun psikis. 

Shalat merupakan terapi psikis yang bersifat preventif, kuratif, dan konstruktif. Sholat memiliki pengaruh dalam menjaga kesehatan fisik dan psikis dengan menolak segala materi yang buruk bagi keduanya. Shalat memiliki peranan yang efisien dalam menanggulangi keraguan hati, stress dan depresi yang banyak dialami oleh manusia. Shalat dapat mendatangkan rezeki, menjaga kesehatan, menolakSholat, baik yang wajib maupun sunnah, dapat membersihkan kotoran dan penyakit dalam diri manusia. Kebersihan memiliki dua bagian; Pertama, kebersihan inderawi (al-bissiyah), yaitu kebersihan fisik manusia dari segala macam kotoran dan najis. Kedua, kebersihan maknawi (al-ma’nawiyah), yaitu kebersihan psikis manusia dari segala maksiat dan perbuatan tercela. Kebersihan pertama berkaitan dengan syarat-syarat sah shalat, sedangkan kebersihan kedua berkaitan dengan kualitas ke khusyuan dalam shalat.

Seseorang yang shalat dengan mengenakan pakaian atau bertempat di tempat yang najis maka secara lahiriah shalatnya tidak sah, demikian pula seseorang yang shalat namun di dalam batinnya menyimpan rasa riya atau sombong maka shalatnya tidak diterima. Kebersihan dalam shalat merupakan proses untuk mencapai kesehatan, sedangkan kesehatan merupakan hasil dari kebersihan. Karena itu, shalat merupakan terapi bagi penyakit manusia, baik penyakit fisik maupun psikis. Shalat merupakan terapi psikis yang bersifat preventif, kuratif, dan konstruktif. Sholat memiliki pengaruh dalam menjaga kesehatan fisik dan psikis dengan menolak segala materi yang buruk bagi keduanya. Sholat memiliki peranan yang efisien dalam menanggulangi keraguan hati, stress dan depresi yang banyak dialami oleh manusia. Sholat dapat mendatangkan rezeki, menjaga kesehatan, menolak.

Dalam kehidupan sehari-hari banyak orang yang selalu shalat dan bahkan tepat waktu. Namun kehidupannya tidak seindah seperti yang dijanjikan Allah dalam surat Al-Mu’minun ayat 1-2. Hidupnya dirudung berbagai masalah yang tidak kunjung selesai, selalu dalam kesulitan dan hidup dalam keadaan tertekan. Padahal di dalam ayat tersebut, Allah menjamin keberuntungan dan kebahagiaan bagi orang yang beriman dan khusyu’ di dalam shalatnya. 

Permasalahannya sekarang adalah sebagian besar orang tidak mengerjakan shalat dengan khusyu’, yang shalat hanya badannya saja, tetapi hati dan pikirannya tidak ikut shalat. Seseorang sudah benar dalam melaksanakan shalat sesuai dengan rukun shalat tapi tidak sepenuhnya memahami makna bacaan shalat. Ketika shalat hatinya tidak fokus dan pikirannya menerawang sehingga tidak dapat menghayati shalatnya. Ia tidak menghadirkan hati ketika shalat dan sibuk memikirkan berbagai macam hal lain atau urusan yang belum selesai. Sehingga shalat menjadi gagal fungsi serta tidak dapat menentramkan hati dan menenangkan jiwa.











Share:

Generasi Milenial dan Bijak dalam Bermedsos

Kajian Subuh 12 Ramadhan 1443 H (12 April 2022) Bersama Bp. Suyadi,SPd,MPd

Pada era revolusi industri 4.0 saat ini,perkembangan teknologi informasi mulai dari smartphone hingga media sosial telah mengubah gaya hidup masyarakat hingga pada titik yang paling fundamental.Gaya hidup online sepertinya sudah menjadi bagian dari jiwa seorang milenial. Generasi milenial atau yang disebut juga generasi Y ini lahir sekitar tahun 1980 sampai 2000. Jadi bisa dikatakan generasi milenial adalah generasi muda masa kini yang saat ini berusia sekitar 15–34 tahun. 
Semua orang hampir pasti memiliki media sosial, mulai dari kalangan remaja sampai dewasa bahkan anak-anak sudah ada yang memiliki media sosial. Media sosial sudah menjadi tempat mengemukakan pendapat, pemikiran dan wajah ekspresi baru bagi masyarakat saat ini. Kehadiran media sosial menjadi pendorong lahirnya inovasi baru. Berbagai aplikasi bermunculan untuk memenuhi kebutuhan sosialisai orang-orang. Aplikasi-aplikasi sosial media yang dapat menghubungkan informasi dan orang-orang dari berbagai negara. 
Berbagai sosial media seperti Facebook, Twitter, Instagram, Youtube dan lain sebagainya dapat menyebarkan berbagai informasi dengan cepat ke seluruh belahan dunia. Bahkan bisa mempertemukan orang-orang yang berbeda negara dan Bahasa untuk dapat menjalin pertemanan.
Generasi milenial lebih konsumtif dalam arti lebih senang menghabiskan uang untuk membeli suatu produk atau menggunakan jasa yang telah disediakan. Milenial merupakan konsumen yang mendominsi pasar saat ini. Tak heran ini merupakan peluang bisnis bagi pelaku bisnis khususnya bisnis online. 
Namun perlu bijak dalam menyikapi penggunaan media digital atau Media Sosial. 

Tabayun
Salah satu kemudahan yang ditawarkan oleh media sosial adalah terhubung dengan orang lain tanpa kendala jarak dan waktu. Kecepatan pertukaran informasi ini memungkinkan beberapa informasi yang beredar di media sosial tidak tersaring dengan baik dan diragukan kredibilitasnya. Untuk itu, pengguna media sosial perlu mengecek kebenaran informasi yang mereka dapatkan dari media sosial. Seberapapun menariknya informasi yang didapatkan, jangan menyebarkan informasi yang belum terbukti kebenarannya.
Jaga Sopan Satun
Penggunaan media sosial tentu perlu disertai dengan sikap yang baik. Sebisa mungkin hindari berbagi informasi yang menyinggung SARA di media sosial. Penggunaan bahasa yang santun juga perlu diperhatikan saat berkomunikasi di media sosial agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.











Share:

Membaca Al Qur'an, Bentuk Cinta Kepada Allah SWT


Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 165:

 وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ ٱللَّهِ أَندَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ ٱللَّهِ ۖ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَشَدُّ حُبًّا لِّلَّهِ ۗ وَلَوْ يَرَى ٱلَّذِينَ ظَلَمُوٓا۟ إِذْ يَرَوْنَ ٱلْعَذَابَ أَنَّ ٱلْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلْعَذَابِ 

Wa minan-nāsi may yattakhiżu min dụnillāhi andāday yuḥibbụnahum kaḥubbillāh, wallażīna āmanū asyaddu ḥubbal lillāhi walau yarallażīna ẓalamū iż yaraunal-‘ażāba annal-quwwata lillāhi jamī’aw wa annallāha syadīdul-‘ażāb
Artinya: “Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal)."

Cinta kepada Allah Swt. bisa diwujudkan dengan banyak hal, bahkan hal yang sangat sederhana. Sesungguhnya cinta kepada Allah Swt. adalah fondasi yang mendasari ajaran agama Islam. Adanya cinta kepada Allah Swt. itulah yang membuat agama seorang Muslim menjadi sempurna. Apabila cinta kepada Allah Swt. seorang Muslim berkurang, maka ketauhidan seseorang pun menjadi berkurang. 
Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari hadits Anas bin Malik bahwa Nabi Muhammad Saw. bersabda: Tiga perkara yang apabila terdapat pada seseorang maka ia akan merasakan manisnya keimanan: Allah dan RasulNya lebih dicintainya dari selain keduanya, tidak mencintai seseorang kecuali karena Allah dan benci kembali kepada kekpuruan sama seperti kebencian dirinya dicapakkan ke dalam api neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim) 
Ibnu Qoyyim menyebutkan bahwa ada sepuluh perkara yang bisa mendatangkan kecintaan kepada Allah Swt. di mana salah satunya adalah dengan membaca Al-Qur’an dan memaknainya, memahami dan merenungkan makna ayat-ayatnya dan apa-apa yang dimaksudkan oleh ayat-ayat tersebut.

Abdulah bin Mas’ud berkata: “Janganlah kalian menaburkannya (membaca al quran) sama seperti menaburkan biji-bijian (gandum), dan jangan pula melantunkannya sama seperti melantunkan syai’ir, berhentilah pada keajaiban-keajaibannya, getarkanlah hati dengannya dan janganlah semangat kalian hanya tertuju untuk mengakhiri suatu surat”. (Mushannaf Ibnu Abi Syaibah: 2/256 no: 8733). 
Cinta kepada Allah Swt, bisa dibuktikan dengan membaca dan memaknai Al-Qur’an. Tak heran apabila banyak ulama yang menganjurkan agar kita senantiasa membaca Al-Qur’an di mana pun dan kapan pun.






Share:

Bersyukur

Kajian Subuh 11 Ramadhan 1443 Hijriyah (11 April 2022)

Semua yang disediakan dan dapat digunakan oleh manusia ini merupakan nikmat dari Allah. Tentu saja nimat tidak sebatas berupa fasiltas, tapi kehidupan itu sendiri dan imanpun juga termasuk di antaranya, yang secara keseluruhan tidak terhitung jumlahnya (QS, an-Nahl: 18).
 Atas semua nikmat tersebut, Allah memerintahkan manusia untuk bersyukur, bukan untuk kepentingan-Nya, tetapi untuk kepentingan dirinya sendiri, sebagaimana firmannya:
“Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Lukman, dan hendahlah dia bersyukur kepada-Ku (Allah). Maka barangsiapa bersyukur, maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri. Dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya dan Maha terpuji (QS Lukman: 12). 
Syukur tersebut harus direalisasikan dalam bentuk ketaatan kepada Allah, Sang Pemberi nikmat. Syukur dilandasi dengan keyakinan dalam hati, diwujudkan dalam bentuk ucapan dengan pujian (atas kesempurnaan-Nya), dzikir (selalu ingat kepada Penciptanya), dan perbuatan, yakni melaksanakan perintah-Nya dan menghindari larangan-Nya. Jadi, syukur merupakan bentuk ekspresi secara total (keyakinan hati, ucapan lisan, dan perbuatan) dari hamba kepada Khaliqnya atas nikmat yang telah diberikan-Nya.

“Barang siapa bersyukur kepada Allah maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri.” Bahkan jika semua manusia mengingkari (tidak mensyukuri) nikmat yang telah diterimanya, Allah telah Maha Kaya dan Maha Terpuji (QS Ibrahim: 8).

Artinya, dengan bersyukur ia mendapatkan pahala yang akan diberikan oleh Allah. Hal ini dipertegas dengan firman-Nya (QS Fushilat: 46, dan al-Rum: 44), di mana segala amal shalih pahalanya untuk yang melakukannya, dengan manfaat yang dipetik di dunia maupun akhirat.









Share:

Footer Link

Pengumuman

  1. Tamu yang menginap 1x24 jam harus lapor RT.
  2. Dilarang Parkir Mobil di Jalan Perumahan
  3. Segala Jenis Truk dilarang Memasuki Jalan Perumahan

info ronda

Pelaksanaan Ronda lingkungan dimulai pukul 22.00 WIB s.d. Menyesuaikan Kondisi

Recent Posts

POSTINGAN TERBARU

Recent Posts Widget