Lapar dan Manfaatnya Bagi Kesehatan

17 Ramadhan 1443H (Ahad, 17 April 2022). MC muda melatih generasi pengganti


Makanan menjadi salah satu sumber utama akhlak yang tercela karena sifat rakus. Perut yang dipenuhi makanan dapat menjadi sumber syahwat, dan dari sanalah nafsu seks berasal, yang kemudian setelah nafsu syahwat terhadap makanan dan nafsu seks mendominasi. Bermuara menjadi sikap rakus terhadap harta benda. 
Dari nafsu syahwat terhadap harta benda muncul nafsu syahwat terhadap kedudukan, karena harta benda akan sulit di peroleh tanpa kedudukan dan sebaliknya kedudukan sulit diraih tampa memiliki harta benda. Dari sini maka setelah harta benda kedudukan diperoleh muncul sikap riya bahkan sombong. Hilirnya adalah dari perut sebagai sumber dari semua itu.
Rasulullah SAW telah terlebi dahulu menyampaikan ini lebih dari1400 tahun lalu, sebelum para ahli Kedokteran modern meneliti secara ilmiah bahwa lapar bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Rasulullah SAW  telah mengajarkan kepada kita agar sering-sering menahan lapar, karena disamping menyehatkan secara jasmani, menahan lapar sekaligus dapat mengetuk pintu surga 

 Diriwayatkan pada suatu ketika dalam dialog dengan istrinya, Aisyah ra, Rasulullah SAW berkata : "Wahai istriku, seringlah kamu mengetuk pintu surga" 
 Aisyah tidak segera menjawab. Ia masih bingung.Apa yang dimaksud dengan ucapan suaminya. "Mengetuk pintu surga ?" tanya Aisyah seakan ingin mempertegas ucapan Rasul. "Ya, benar. Kamu harus sering mengetuk pintu surga " jawab Rasulullah. "Dengan cara apa kami mengetuk pintu surga, sedangkan kami masih didunia ?" tanya Aisyah. 
"Sangatlah mudah caranya. Ketuklah pintu surga dengan rasa lapar. Karena dengan begitu, setan tidak akan mengganggumu" "Setan tidak mengganggu kami ?" 
"Benar. Seandainya setan tidak berkeliaran dihati anak Adam niscaya mereka bisa melihat kerajaan langit (temasuk surga) "Jawab Rasul. 
Sebelum Aisyah bertanya lagi, Rasulullah SAW menimpahi, "Sesungguhnya  setan masuk ke tubuh anak Adam melalui jalan darah. Maka persempitlah aliran darah itu dengan rasa lapar." Dari sisi kesehatan terbukti bahwa menahan lapar apabila dilakukan secara benar (berpuasa), ternyata dapat mengendalikan berbagai jenis penyakit seperti diabetes, darah tinggi, kolesterol tinggi, maag hingga kegemukan.
Ustadz Muda

Dengan menahan lapar (berpuasa) maka organ vital ini dapat istirahat selama 14 jam. Saat kita menahan lapar karena Puasa akan dapat mengaktifkan sistem pengendalian kadar gula darah. Apabila kadar gula darah turun, maka cadangan gula dalam bentuk glikogen yang ada di hati mulai kita gunakan. Manfaat Menahan Lapar menurut Imam Al Ghazali Sahabatku, Sekitar 900 tahun yang lalu, Ulama besar, Guru Sufi, Hujjattul Islam, Imam Al Ghazali (1058 M – 1111 M),berkata bahwa ada 10 manfaat menahan perut lapar, yaitu : 
Pertama, Menahan Lapar Dapat membersihkan hati dan menajamkan mata batin. Kata Al-Syibli: Setiap hari aku melaparkan perutku, pintu hikmah dan 'ibrah (pelajaran) terbuka bagiku. Kata Yazid Al-Bisthami: Lapar itu hikmah. Bila perut lapar, dari hati akan tercurah hujan hikmah. Bila lapar memancarkan kearifan, sebaliknya kenyang akan melahirkan kedunguan. Nabi SAW bersabda:"Cahaya kearifan adalah lapar, menjauh dari Allah adalah kenyang, mendekati Allah ialah mencintai fakir dan miskin dan akrab dengan mereka. Jangan kenyangkan perutmu, nanti padam cahaya hikmah dalam hatimu." 
Kedua, Menahan Lapar Dapat melembutkan hati dan membersihkannya sehingga mampu merasakan kelezatan berzikir. Kadang-kadang kita berzikir dengan kehadiran hati, tetapi kita tidak menikmatinya dan hati kita tidak tersentuh sama sekali. Pada waktu yang lain, hati kita sangat lembut dan kita merasakan kelezatan berzikir dan kenikmatan bermunajat. Menurut para sufi, sebab utama dari hilangnya kelezatan zikir adalah perut yang kenyang. Kata Abu Sulaiman: Apabila orang lapar dan haus, hatinya akan terang dan lembut. Bila orang kenyang, maka hatinya akan buta dan kasar. Ketiga, Menahan Lapar Dapat meluluhkan dan merendahkan hati, menghilangkan kesombongan dan keliaran jiwa. Ketika kita lapar, kita merasakan kelemahan tubuh kita dihadapan kekuasaan Allah. Betapa ringkihnya kita, kalau Tuhan memisahkan kita dari makanan dan minuman hanya untuk beberapa waktu saja. Kesabaran akan timbul dengan seringnya kita menahan lapar. Ketika Nabi SAW ditawari semua kenikmatan dunia, beliau menolaknya dan berkata, "Tidak, aku ingin lapar sehari dan kenyang sehari; pada waktu lapar aku bisa bersabar dan merendahkan diriku, pada waktu kenyang aku bisa bersyukur." Keempat, Menahan Lapar Dapat mengingatkan kita pada ujian dan azab Allah. Ketika orang kenyang, ia tidak ingat pedihnya kelaparan dan kehausan. Seorang yang arif akan mengenang derita "lapar dan haus" pada hari akhirat atau pada waktu sakaratul maut, ketika ia merasakan lapar dan haus di dunia ini. Orang yang selalu kenyang dan sehat tidak akan merasakan pedihnya hari Kiamat; karena itu, berkurang dan bisa hilang keyakinannya pada hari akhirat. Begitu pula, orang yang tidak pernah lapar akan lupa pada sebagian masyarakat yang diuji Tuhan dengan kelaparan. Ia akan kehilangan imannya; karena ia tidur kenyang sementara tetangganya kelaparan di sampingnya. Ketika Nabi Yusuf as menjadi Menteri Logistik, dia membiasakan puasa setiap hari. Orang bertanya kepadanya: "Mengapa Anda lapar padahal perbendaharaan bumi ditangan anda?". Yusuf as menjawab, "Aku takut kenyang dan melupakan orang yang lapar" 
Kelima, Menahan Lapar Dapat mematikan keinginan untuk berbuat maksiat dan menguasai nafsu amarah (diri yang memerintahkan keburukan). Dalamkeadaan kenyang, kita punya kekuatan untuk melakukan kemaksiatan. Makan danminum adalah bensin yang menggerakkan mobil hawa nafsu kita. Kata Al-Ghazali, kenyang dapat mengerakkan dua syahwat (keinginan) yang berbahaya:"syahwat farji" dan "syahwat bicara". Kata Dzun Nun: Setiap kali aku kenyang aku bermaksiat atau berniat untuk melakukan maksiat. Kata 'A'isyah ra: Bid'ah yang pertama terjadi setelah wafat Nabi SAW ialah makan kenyang. 
Keenam, Menahan Lapar Dapat mengurangi tidur dan membiasakan bangun. Orang yang banyak makan, pasti banyak juga tidurnya. Perut yang penuh sangat sukar dibawa bangun malam. Dahulu, kalau para guru sufi menyajikan makanan untuk para muridnya, mereka berkata, "Janganlah makan banyak, nanti tidur kamu banyakdan kau juga rugi banyak." Jangan berikan ilmu kepada perut-perut yang kenyang, karena mereka akan mengubahnya menjadi mimpi. Jangan berikan sajadah kepada mereka, karena mereka akan mengubahnya menjadi kasur. Jangan berikan pekerjaan penting kepada mereka, karena mereka akan melalaikannya. 
Ketujuh, Menahan Lapar Dapat memudahkan menjalankan ibadah. Untuk makan dan mempersiapkan makan kita memerlukan waktu. Waktu adalah anugerah Tuhan yang sangat berharga. Jika perhatian kita terpusat pada makanan, kita akan menghabiskan waktu untuk mencari tempat makan, menunggu makanan terhidang, dan menikmati makanannya. Sekarang malah trend berwisata kuliner, dimana orang sampai menghabiskan waktunya selama berjam-jam hanya untuk perjalanan menuju restoran untuk makan makanan kesukaannya.
Tidak jarang sampai ke luar kota berhari-hari, bahkan ke luar negeri hanya untuk mencoba atau mencicipi makanan. Tapi sebaliknya, perhatikan ketika kita berpuasa. Pada waktu pagi, kita bisa ke kantor dengan segera tanpa harus makan pagi lebih dahulu. Pada waktu istirahat tengah hari, kita bisa melanjutkan kerja, mengikuti pengajian perkantoran atau membaca Al-Qur'an, karena kita tidak keluar untuk makan siang. Abu Sulaiman Al-Darani berkata: Dalam keadaan kenyang, masuk ke dalam diri kita 6 macam penyakit, yaitu : 1)hilangnya kelezatan munajat, 2) berkurangnyakemampuan menyimpan hikmah, 3) memudarnya empati pada penderitaan rakyat, 4) beratnyatubuh untuk melakukan ibadah, 5) bertambahnya gelora syahwat, dan 6) ketikakaum Mukmin bolak-balik ke masjid, mereka yang kenyang bolak-balik ke toilet. 
Kedelapan, Menahan Lapar Dapat menyehatkan tubuh dan menolak penyakit. Pernyataan Al-Ghazali ini, yang didasarkan pada sabda Nabi SAW, dibuktikan dalam kedokteran modern. Dari segi kedokteran, manfaat pertama puasa adalah membersihkan tubuh dari racun. Puasa adalah teknik detoksifikasi yang paling murah dan paling efektif. Detoksifikasi ialah proses mengeluarkan atau menetralkan racun dalam tubuh (toksin) melalui usus, hati, ginjal, paru-paru,dan kulit. Bukan hanya racun yang terbentuk karena kelebihan makanan, tetapi juga racun yang diserap dari lingkungan. Seorang dokter yang menganjurkan puasa mengetes urin, feses, dan keringatnya pada waktu puasa. Ia menemukan "jejak-jejak" DDT yang diserap dari lingkungan. 
Manfaat kedua puasa ialah menjalankan proses penyembuhan alami. Ketika puasa energi untuk mencerna makanan dialihkan ke metabolisme dan sistem imun. Pada saat yang sama, dalam tubuh kita terjadi sintesis protein yang sangat efisien dan memungkinkan tumbuhnya sel-sel dan organ-organ yang lebih sehat. Karena produksi protein yang lebih efisien, tingkat metabolismeyang lebih lambat, dan sistem imun yang lebih baik, orang yang berpuasa memperoleh manfaat yang ketiga: awet muda dan panjang usia. HGH atau the Human Growth Hormone (hormon untuk pertumbuhan manusia) dikeluarkan lebih sering dalam keadaan berpuasa. 
Dalam sebuah eksperimen, cacing tanah diisolasi dan ditempatkan dalam siklus puasa dan tidak puasa –semacam satu hari puasa satu hari berbuka. Cacing itu terbukti bertahan hidup sampai 19 generasi dengan karakteristik tubuh yang tetap muda. "The life-span extension of these worms was the equivalent of keeping a man alive for 600 to 700 years, "kata sang peneliti. Kita kembali kepada Al-Ghazali. 
Kesembilan, Menahan Lapar Dapat mengurangi mu'nah atau dengan istilah mutakhir, menyembuhkan penyakit konsumerisme. Orang yang terbiasa makan sedikit akan puas dengan kehidupan yang sederhana. Dari kebersahajaan dalam makanan, ia akan melanjutkannya kedalam kebersahajaan dalam pakaian, rumah, kendaraan, dan hajat-hajat hidup lainnya. Sudah terbukti secara ilmiah, tetapi tetap sajatidak dipercayai orang, bahwa orang yang hidup sederhana hidup jauh lebih bahagia dari orang yang hidup mewah. Al-Ghazali menulis hampir 900 tahun yanglalu seperti para ahli psikologi positif pada abad ini: "Secara singkat, penyebab kehancuran manusia ialah kerakusannya akan kesenangan dunia. Kerakusan dunia disebabkan oleh"syahwat farji" dan "syahwat perut". 
Dengan mengurangi makan kita menutup pintu neraka dan membuka pintu surga, sebagaimana disabdakan Nabi SAW: "Biasakan mengetuk pintu surga dengan lapar." Jika orang sudah merasa cukup dengan makan sekadarnya,ia juga akan merasa cukup dengan keinginan-keinginan yang sekadarnya juga. Ia akan merdeka dan mandiri. Ia akan hidup tenteram. Ia akan mempunyai waktu lebih banyak untuk beribadah dan berdagang untuk hari akhirat. Ia akan termasuk"orang yang perdagangan dan jual beli tidak melalaikannya dari berzikir kepada Allah" (QS. Al-Nur: 37). 
Kesepuluh, Menahan Lapar Dapat memberikan kelebihan harta buat membantu kaum lemah –fakir miskin dan anak-anak yatim. Nabi SAW bersabda:"Cahaya kearifan adalah lapar, menjauh dari Allah adalah kenyang, mendekati Allah ialah mencintai fakir dan miskin dan akrab dengan mereka. Jangan kenyangkan perutmu, nanti padam cahaya hikmah dalam hatimu." 
Dalam dunia modern, manusia bekerja keras mengumpulkan uang, dan jika uang sudah terkumpul, ia lampiaskan dengan makan makanan yangenak-enak dan mahal-mahal. Betapa bisnis makanan menjadi bisnis yang tidakpernah berhenti selama 24 jam.
Al-Ghazali menyebutkan kekayaan sebagai salah satu diantara amanah Tuhan yang harus kita pertanggungjawabkan. Manusia telah menggunakan amanah itu untuk memperkaya diri, memuaskan hawa nafsu, dan melupakan hari akhirat."Mereka meluaskan rumah mereka dan menyempitkan kuburan mereka, menggemukkan keluarganya dan menguruskan agamanya, serta melelahkan dirinya pagi dan sore untuk mengemis kekayaan dari pintu para penguasa,". Wallahualam bissawab.
Sumber : Album Komunitas Muslim (indahnya berbagi)..






Share:

Gallery Hari 1 Ramadhan 1443 Hiriyah

Share:

Golongan Manusia Berdasarkan Harta

Kajian 16 Ramadhan 1443 H, (Sabtu 16 April2022)

Hadist Nabi Muhammad, yang Artinya: “Sesungguhnya dunia diisi oleh empat golongan orang. (Pertama), seorang hamba yang dikaruniai Allah harta dan ilmu, dan dengan ilmu itu ia bertakwa kepada Allah dan dengan harta itu ia dapat menggunakannya untuk menyambung silaturrahim. Dan ia tahu bahwa Allah memiliki hak padanya, dan inilah tingkatan yang paling baik" (HR.Imam Tirmidi dan Ahmad)

Rezeki yang diusahakan oleh setiap Muslim diharapkan dari sumber yang halal. Harta selain halal juga diharapkan memberikan manfaat kepada umat dan dapat meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Muara dari harta yang halal dan manfaat adalah menjadi berkah, tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk kemaslahatan umat.

Rasulullah SAW juga pernah bersabda mengenai golongan-golongan manusia yang akan menghuni muka bumi berdasarkan hartanya. Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan Imam Ahmad. Dalam hadis itu, Rasulullah SAW menyebutkan ada empat golongan manusia. 
Pertama, manusia yang diberikan kelebihan harta dan memiliki ilmu agama dan ketaatan kepada Allah SWT. Golongan orang ini kemudian membelanjakan hartanya untuk beribadah di jalan Allah SWT.
Golongan manusia ini senantiasa memenuhi potensi hartanya untuk dibelanjakan guna meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. 
"Rasulullah SAW menyebut, golongan manusia yang pertama ini memiliki kedudukan yang sangat tinggi"
Golongan kedua adalah manusia yang memiliki pemahaman agama, tapi dia tidak memiliki kelebihan harta. Kendati begitu, orang ini yakin, jujur, serta memiliki keinginan untuk membelanjakan hartanya guna meningkatkan takwanya kepada Allah. Dengan niat ini pahala yang didapat golongan kedua ini sama dengan golongan pertama. 
Golongan ketiga merupakan manusia yang memiliki kelebihan harta, tapi tidak disertai dengan pemahaman ilmu agama dan upaya meningkatkan ketaatan kepada Allah SWT. Golongan ini menggunakan potensi hartanya untuk bermaksiat kepada Allah. Mereka juga tidak memenuhi hak-hal Allah lewat hartanya.
"Golongan manusia ini menurut Rasulullah SAW merupakan golongan manusia yang paling jahat dan keji,"
Golongan  keempat, yang tidak memiliki pemahaman agama dan kelebihan harta. Golongan manusia ini pun berharap memiliki kekayaan agar bisa dihambur-hamburkan dan dibelanjakan seperti layaknya golongan ketiga. Rasulullah SAW menyebut dosa golongan keempat ini sama dengan dosa golongan ketiga.

Dalam sebuah hadis, Amr bin Ash pernah menolak pemberian harta rampasan perang dari Rasulullah SAW. Padahal, harta rampasan perang itu merupakan hasil yang didapat Amr bin Ash saat berhasil menyelesaikan misi dari Rasulullah SAW. Namun, Rasulullah SAW meminta Amr bin Ash untuk menerima harta tersebut. Rasulullah SAW bersabda, "Wahai Amr, silakan ambil harta ini karena sebaik-baik harta adalah yang saleh dan dipegang oleh orang yang saleh." 
Dari hadis ini muncul istilah harta yang saleh. Pertama, didapatkan secara halal dan dari usaha yang tidak bernafsu. Selain itu, dalam riwayat lain, Rasulullah SAW pernah ditanya oleh sahabat mengenai harta yang baik dan bagus. Dalam hadis yang diriwayatkan Imam Ahmad itu, Rasulullah SAW menyebutkan, harta yang baik dan bagus adalah harta yang didapatkan dari jerih payah orang itu sendiri, bukan pemberian, hadiah atau warisan, dan harta berupa keuntungan dari transaksi.

Share:

Surga itu diliputi perkara-perkara yang dibenci (oleh jiwa)


Surga itu diliputi perkara-perkara yang dibenci (oleh jiwa) dan neraka itu diliputi perkara-perkara yang disukai syahwat (HR.Muslim).
Hadits ini menjelaskan kepada kita bahwa seseorang itu tidak akan masuk surga sehingga mengamalkan perkara-perkara yang dibenci jiwa, begitupula sebaliknya seseorang itu tidak akan masuk neraka sehingga ia mengamalkan perkara-perkara yang disenangi oleh syahwat. Demikian itu dikarenakan ada tabir yang menghiasi surga dan neraka berupa perkara-perkara yang dibenci ataupun yang disukai jiwa. Barangsiapa yang berhasil membuka tabir maka ia akan sampai kedalamnya. 
Tabir surga itu dibuka dengan amalan-amalan yang dibenci jiwa dan tabir neraka itu dibuka dengan amalan-amalan yang disenangi syahwat. Diantara amalan-amalan yang dibenci jiwa seperti halnya bersungguh-sungguh dalam beribadah kepada Allah Ta’ala serta menekuninya, bersabar disaat berat menjalankannya, menahan amarah, memaafkan orang lain, berlaku lemah lembut, bershadaqah, berbuat baik kepada orang yang pernah berbuat salah, bersabar untuk tidak memperturutkan hawa nafsu dan yang lainnya. 
Sementara perkara yang menghiasi neraka adalah perkara-perkara yang disukai syahwat yang jelas keharamannya seperti minum khamr, berzina, memandang wanita yang bukan mahramnya (tanpa hajat), menggunjing, bermain musik dan yang lainnya. Adapun syahwat (baca:keinginan) yang mubah maka tidak termasuk dalam hal ini. Namun makruh hukumnya bila berlebih-lebihan karena dikhawatirkan akan menjerumuskan pada perkara-perkara haram, setidaknya hatinya menjadi kering atau melalaikan hati untuk melakukan ketaatan bahkan bisa jadi hatinya menjadi condong kepada gemerlapnya dunia.”(Syarhun Nawawi ‘ala Muslim, Asy-Syamilah). 

“Yang dimaksud dengan al-makarih (perkara-perkara yang dibenci jiwa) adalah perkara-perkara yang dibebankan kepada seorang hamba baik berupa perintah ataupun larangan dimana ia dituntut bersungguh-sungguh mengerjakan perintah dan meninggalkan larangan tersebut. Seperti bersungguh sungguh mengerjakan ibadah serta berusaha menjaganya dan menjauhi perbuatan dan perkataan yang dilarang Allah Ta’ala. 
Penggunaan kata al-makarih disini disebabkan karena kesulitan dan kesukaran yang ditemui seorang hamba dalam menjalankan perintah dan meninggalkan larangan. Adapun yang dimaksud syahwat disini adalah perkara-perkara yang dilakukan untuk menikmati lezatnya dunia sementara syariat melarangnya. Baik karena perbuatan tersebut haram dikerjakan maupun perbuatan yang membuat pelakunya meninggalkan hal yang dianjurkan. Seakan akan Nabi shallallahu’alaihi wasallam mengatakan seseorang tidaklah sampai ke surga kecuali setelah melakukan amalan yang dirasa begitu sulit dan berat. 
Dan sebaliknya seseorang tidak akan sampai ke neraka kecuali setelah menuruti keinginan nafsunya. Surga dan nereka dihijabi oleh dua perkara tersebut, barangsiapa membukanya maka ia sampai kedalamnya. Meskipun dalam hadits tersebut menggunakan kalimat khabar (berita) akan tetapi maksudnya adalah larangan.”(Fathul Baari 18/317, Asy-Syamilah) .

Jika waktu puasa telah tiba sementara jiwamu merasa enggan menunaikannya, ingatkan dirimu degan hadits ini. Sungguh surga itu diliputi perkara yang dibenci jiwa. Begitu juga ketika jiwamu merasa malas untuk berbakti kepada orang tua, enggan berbuat baik kepada keduanya dan merasa berat memenuhi hak-haknya, ingatkan dirimu dengan hadits ini bahwa surga itu diliputi perkara yang dibenci jiwa”. Beliau hafidzahullah juga berkata, “Sebaliknya ketika jiwamu condong kepada perbuatan-perbuatan keji,zina dan perbuatan haram maka ingatkan dirimu bahwa neraka itu diiputi perkara-perkara yang disenangi syahwat. Ingatkan pula jika sekarang engkau lakukan perbuatan ini maka kelak engkau akan masuk neraka. 
Jika jiwamu tergoda dengan perbuatan riba, maka ingatkan dirimu bahwa Allah dan rasulNya telah mengharamkannnya dan pelakunya kelak akan masuk neraka. Begitu juga ketika jiwamu sedang ketagihan minum minuman keras dan minuman haram lainnya maka ingatkan dirimu bahwa neraka itu diliputi perkara-perkara yang disenangi syahwat. 
Ketika jiwamu merasa rindu mendengarkan musik, lagu-lagu dan nyanyian-nyanyian yang telah Allah haramkan atau ketika kedua matamu mulai condong melihat sesuatu yang Allah haramkan berupa vcd-vcd porno, gambar-gambar porno dan pemandangan haram lainnya maka ingatkan dirimu bahwa neraka itu diliputi perkara-perkara yang disenangi syahwat.
Jika engkau selalu menerapkan hadits ini dalam sendi-sendi kehidupanmu dan berusaha menghadirkannya setiap saat maka dengan ijin Allah engkau akan bisa menjauhi perbuatan haram dan memudahkanmu menjalankan ketaatan kepadaNya.”(Muhadharah Syaikh Abdurrazzaq hafidzahullah).

Dari berbagai Sumber




Share:

Umat Nabi Muhammad SAW yang Diingkari Beliau


Sudah melaksanakan semua rukun Islam, tetapi Nabi Muhammad mengikarinya atau bukan termasuk dari golongan Nabi Muhammad. Beberapa perilaku yang seharunya kita hindari agar kita terhindar dari har diatas. Bahkan orang tersebut telah melaksanakan haji misalnya. Sholat wajib 5 waktu, bahkan sholat-sholat sunah juga dikerjakan akan tetapi Nabi Muhammad tidak mengakui sebagai bagian dari umatnya. Har-hal itu adalah :
1. Meratap 
Meratap disini misalkan kehilangan saudaranya yang meninggal sampai menangis sejadi-jadinya.
Sedih merupakan bagian fitrah dari perasaan manusia. Rasulullah Saw jug merasakan kesedihan kala ia ditinggal wafat paman yang selalu melindungi dakwahnya di Makkah, Abu Thalib. Menyusul kemudian turut wafat istri yang sangat ia cintai, Khadijah RA.
Kesedihan juga menggelayuti Rasulullah SAW kala anak laki-lakinya, Ibrahim meninggal dunia. Hadis dalam Fikih Sunnah karya Sayyid Sabiq menyebutkan bahwa Rasulullah tampak meneteskan air mata kala Ibrahim wafat.
Syekh Nawawi al-Bantani juga mengutip sabda Nabi Muhammad Saw. Beliau bersabda, “Meratap merupakan salah satu perilaku jahiliyah.” Dalam riwayat Ibnu Majah juga disebutkan, “Meratap merupakan perilaku jahiliyah. 
Sesungguhnya bila wanita yang meratap itu meninggal dan belum sempat bertaubat, maka Allah Swt memotong beberapa baju dari ter dan baju kurug dari nyala api untuknya.” Dalam hadits lain, Nabi Muhammad bersabda, “Wanita peratap akan datang di hari kiamat sembari menggonggong seperti anjing.” Menurut Syekh Nawawi al-Bantani, hadits terebut menunjukkan bahwa meratap termasuk dosa besar. Dia pun mengutip perkataan ulama yang terdapat dalam kitab az-Zawajir.
2. Memusuhi dan Menipu Umat Islam
3. Tidak saling menghormati
4. Fanatik pada kelompok
Para sahabat seringkali dikelompokkan menjadi dua golongan, yakni Muhajirin (orang yang berhijrah dari Makkah ke Madinah) dan Anshar (orang Madinah yang memberi pertolongan kepada orang Makkah yang berhijrah). Pada dasarnya golongan-golongan itu tidak masalah selama tidak sampai pada fanatisme yang berlebihan sehingga tidak mengukur kemuliaan seseorang berdasarkan golongan, hal ini karena memang Allah Swt mengakuinya, hal ini terdapat dalam firman Allah yang artinya: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu bersuku-suku dan berbangsa-bangsa supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal (QS 49:13).
5. Pendengki, Pengumpat dan Perdukunan
Sesama Muslim  merupakan saudara, sehingga sangat tidak tepat jika ada perasaan atau sikap hasad, dengki atau iri hati. 
Sifat hasad merupakan sikap yang menunjukkan tidak sukanya seseorang atas kemajuan atau kebaikan yang dicapai orang lain. Karenanya, segala usaha akan dilakukannya untuk menghambat laju pencapaian kemajuan itu. Menjelek-jelekan orang tersebut dengan mengumpat, yakni membicarakan hal-hal yang buruk dengan maksud penghinaan yang tentu saja tidak disukai oleh orang yang dibicarakannya itu, bahkan kalau cara itu tidak juga bisa menghambat kemajuan, ia tidak ragu-ragu untuk melakukan hal-hal yang bertentangan dengan aqidah sekalipun, yakni memanfaatkan perdukunan. Ia berusaha untuk menghancurkan kemajuan itu dengan meminta bantuan dukun, sehingga sang dukun tidak segan-segan untuk menuruti apa maunya orang ini, termasuk segala hal yang bisa menyebabkan kematian seseorang. Para dukun bisa menggunakan sihir, santet dan segala perbuatan syaitan lainnya untuk menghambat kemajuan seseorang.

Bukanlah termasuk golonganku orang yang memiliki sifat dengki, mengumpat dan perdukunan, demikian pula aku bukan termasuk golongannya (HR.Thabrani).

6. Merusak Hubungan
Dari keluarga yang baik, diharapkan akan lahir masyarakat yang baik. Dari sisi inilah, kedudukan keluarga menjadi sangat penting sehingga kita memiliki kepentingan yang sangat dalam bagi terwujudnya kehidupan suami isteri yang harmonis dalan keluarga, karena keharmonisan suami isteri sedikit banyak berdampak dalam kehidupan masyarakat.karenanya ajaran Islam memberikan perhatian yang begitu besar dalam masalah keluarga sehingga begitu detail masalah ini diatur dan dijelaskan dalam syari’at Islam.Karena itu, sangat wajar bila seseorang tidak akan diakui sebagai umat Nabi Muhammad saw bila ia menjadi faktor yang menyebabkan keretakan hubungan suami isteri, apalagi bila sampai menimbulkan perceraian.
Bukan golongan kamu orang yang merusak (hubungan) perempuan atas suaminya atau budak atas tuannya (HR. Abu Daud dan Hakim).











Share:

Footer Link

Pengumuman

  1. Tamu yang menginap 1x24 jam harus lapor RT.
  2. Dilarang Parkir Mobil di Jalan Perumahan
  3. Segala Jenis Truk dilarang Memasuki Jalan Perumahan

info ronda

Pelaksanaan Ronda lingkungan dimulai pukul 22.00 WIB s.d. Menyesuaikan Kondisi

Recent Posts

POSTINGAN TERBARU

Recent Posts Widget