Hal-Hal yang Membatalkan Puasa Terkait 5 Lubang Tubuh

Kajian Ramadhan : Ustadz Akmal

Kajian Subuh Ramadhan
Ustadz : Akmal
14 Ramadhan 1446H (14 Maret 2025)

Puasa menurut bahasa adalah menahan diri dari sesuatu baik dari makanan atau berbicara. Menurut bahasa arab orang menahan diri untuk tidak berbicara juga disebut berpuasa. Adapun puasa menurut agama adalah menahan diri dari hal-hal yang membatalkannya mulai dari terbitnya fajar shodiq (masuknya waktu subuh) hingga terbenamnya matahari (masuknya waktu maghrib) 

HAL-HAL YANG MEMBATALKAN PUASA 
Jika kita perhatikan dari definisi puasa di situ disebutkan hal-hal yang membatalkan puasa. Maka dari itu menjadi sesuatu yang amat penting dalam ilmu puasa adalah mengetahui hal-hal yang membatalkan puasa. Hal-hal yang membatalkan puasa ada sembilan (9): Memasukan sesuatu ke 5 lubang, muntah secara sengaja, bersenggama, keluar mani dengan sengaja, hilang akal, haid, melauirkan, nifas dan murtad. Pada Kesempatan ini akan dibahan tentang :


Memasukan sesuatu ke dalam salah satu lima (5) lubang, yaitu : 


a. Mulut 
Hukum memasukkan sesuatu ke lubang mulut adalah membatalkan puasa. 
Untuk memudahkan pemahaman kita maka hukum memasukkan sesuatu ke lubang mulut ini ada ( 4 ) empat hukum yaitu : 
1) Membatalkan : Yaitu di saat kita memasukkan sesuatu ke dalam mulut kita dan kita menelannya dengan sengaja saat kita sadar bahwa kita sedang puasa. Jadi yang menjadikannya batal adalah karena menelan dengan sengaja. Maka dari itu jika ada orang memasukkan permen atau es krim ke dalam mulutnya maka hal itu tidak membatalkan puasanya asalkan tidak ditelan. Catatan masalah ludah Di dalam masalah ini ada hal yang perlu kita perhatikan yaitu masalah ludah. Ludah itu jika kita telan tidak membatalkan puasa kita dengan syarat : 
 • Ludah kita sendiri 
• Tidak bercampur dengan sesuatu yang lainnya 
• Ludah masih berada di tempatnya (mulut) 
Maka di saat syarat-syarat di atas terpenuhi, maka jika ludah itu ditelan tidak membatalkan puasa. Bahkan jika seandainya ada orang yang mengumpulkan ludah di dalam mulutnya sendiri dan setelah terkumpul lalu ditelan maka hal itu tidak membatalkan puasa. Akan tetapi menelan ludah akan membatalkan puasa jika salah satu syarat di atas ada yang tidak terpenuhi, seperti karena dia menelan ludahnya orang lain, atau menelan ludah yang sudah bercampur dengan sesuatu, seperti : permen, es krim atau makanan yang masih tersisa di dalam mulut kita atau menelan ludah yang sudah dikeluarkan dari mulutnya lalu diminum maka itu semua membatalkan puasa. 
Catatan : Masalah sisa makanan di dalam mulut. Sisa makanan di mulut maka ada dua macam: 
 • Jika sisa makanan di mulut kemudian bercampur dengan ludah dengan sendirinya dan susah untuk dipisahkan maka jika ditelan tidak membatalkan puasa. Misalnya orang yang sahur lalu tidur dan tidak sempat kumur atau sikat gigi lalu menduga di dalam mulutnya ada sisa– sisa makanan. Maka jika sisa makanan tersebut sudah tidak bisa lagi dibedakan dengan ludah maka hal itu tidak membatalkan puasa jika ditelan. 
• Jika ada sisa makanan yang bisa dipisahkan dari ludah lalu bercampur dengan ludah dan bercampurnya karena dikunyah dengan sengaja atau digerak-gerakkan agar bercampur kemudian ditelan, maka hal itu membatalkan puasa. Seperti sisa makanan dalam bentuk nasi atau biji- bijian yang bisa dibuang akan tetapi justru dikunyah lalu ditelan maka hal itu membatalkan puasa. 

2) Makruh (dilarang akan tetapi tidak dosa jika dilanggar) : 
Dihukumi makruh jika kita memasukan sesuatu ke dalam mu-lut tanpa kita telan hanya untuk main- main saja. Contohnya ketika ada seseorang yang sedang berpuasa kemudian dia dengan sengaja memasukkan permen atau es krim ke dalam mulutnya tanpa menelannya maka hukumnya makruh dan tidak membatalkan puasa dan jika tiba-tiba tanpa disengaja permen yang ada di mulutnya tertelan maka batal, karena ia menelan dengan tidak sengaja yang disebabkan sesuatu yang tidak dianjurkan yaitu telah bermain-main dengan memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya. 

3) Mubah (boleh dilakukan dan tidak dilarang) : Dihukumi mubah yaitu ketika seorang juru masak mencicipi masakannya dengan niat untuk membenahi rasa. Maka di samping hal itu tidak membatalkan puasa hal yang demilkian itu juga bukan pekerjaan yang makruh. Akan tetapi hal itu boleh-boleh saja. Dalam hal ini bukan hanya juru masak saja yang diperkenankan, akan tetapi juga siapapun yang lagi memasak. Dengan catatan tidak boleh ditelan. 

4) Sunnah (dianjurkan dan ada pahalanya) : Dihukumi sunnah yaitu ketika kita berkumur-kumur di dalam berwudhu. Maka di saat itu di samping tidak membatalkan puasa, berkumur dalam wudhu’ tetap disunnahkan biarpun dalam keadaan puasa dengan catatan tidak boleh ditelan. Bahkan jika tertelan sekalipun tanpa sengaja maka tidak membatalkan puasa. Dengan catatan ia berkumur-kumur dengan cara yang wajar saja dan tidak berlebihan. 

b. Hidung 
Memasukan sesuatu ke dalam lubang hidung membatalkan puasa. Adapun batasan dalam hidung adalah bagian yang jika kita memasukkan air akan terasa panas (tersengak) maka di situlah batas dalam yang jika kita memasukkan sesuatu ke tempat tersebut akan membatalkan puasa, yaitu hidung bagian atas yang mendekati mata kita. Adapun hidung di bagian bawah yang lubangnya biasa dijangkau jemari saat membuang kotoran hidung, jika kita memasukkan sesuatu ke bagian tersebut hal itu tidak membatalkan puasa asal tidak sampai ke bagian atas seperti yang telah kami jelaskan. 

c. Telinga 
Menjadi batal jika kita memasukan sesuatu ke dalam telinga kita. Yang dimaksud dalam telinga adalah bagian dalam telinga yang tidak bisa dijangkau oleh jari kelingking kita saat kita membersihkan telinga. Jadi memasukkan sesuatu ke bagian yang masih bisa dijangkau oleh jari kelingking kita hal itu tidak membatalkan puasa baik yang kita masukkan itu adalah jari tangan kita atau yang lainya. Akan tetapi kalau kita memasukkan sesuatu melebihi dari bagian yang dijangkau jemari kita seperti korek kuping atau air, maka hal itu akan membatalkan puasa. Ini adalah pendapat kebanyakan para ulama. Dan ada pendapat yang berbeda yaitu pendapat yang diambil oleh Imam Malik dan Imam Ghozali dari madzhab Syafi’i bahwa “Memasukan sesuatu ke dalam telinga tidak membatalkan”. Akan tetapi lebih baik dan lebih aman jika tetap mengikuti pendapat kebanyakan para ulama yaitu pendapat yang mengatakan memasukkan sesuatu ke lubang telinga adalah membatalkan puasa. 

d. Jalan depan (alat buang air kecil) 
Memasukan sesuatu ke dalam lubang kemaluan adalah membatalkan puasa walaupun itu adalah sesuatu yang darurot, seperti dalam pengobatan dengan memasukkan obat ke lubang kemaluan atau pipa untuk mengeluarkan cairan dari dalam bagi orang yang sakit. Termasuk memasukan jemari bagi seorang wanita adalah membatalkan puasa. Maka dari itu para wanita yang bersuci dari bekas buang air kecil harus hati- hati jangan sampai saat membersihkan sisa buang air kencing (beristinja) melakukan sesuatu yang membatalkan puasa. Bagi wanita yang ingin beristinja hendaknya hanya membasuh bagian yang terbuka di saat ia jongkok saja dengan perut jemari dan tidak perlu memasukan jemari ke bagian yang lebih dalam, karena hal itu akan membatalkan puasa. Lebih dari itu ditinjau dari sisi kesehatan justru tidak sehat kalau cara membersihkan kemaluan adalah dengan cara membersihkan bagian yang tidak terlihat di saat jongkok sebab yang demikian itu justru akan membuka kemaluan untuk kemasukan kotoran dari luar. 

e. Jalan Belakang (alat buang air besar) 
Memasukkan sesuatu ke lubang belakang sama hukumnya seperti memasukkan sesuatu ke jalan depan. Artinya jika ada orang memasukkan sesuatu ke lubang belakang biarpun dalam keadaan darurat seperti dalam pengobatan adalah membatalkan puasa, termasuk memasukkan jemari saat istinja (bersuci dari bekas buang air besar). Maka cara yang benar dalam istinja adalah cukup dengan membersihkan bagian alat buang air besar dengan perut jemari tanpa harus memasukkan jemari kebagian dalam.
Share:

Hikmah Ramadhan

Ceramah Ramadhan 1446H
Ustadz : Nurvafik Krismiarto, S.Sos
13 Ramadhan 1446H (13 Maret 2025)

Bulan Ramadhan merupakan ibadah yang diwajibkan bagi setiap Muslim untuk menjalankan ibadah puasa. Wajib Bagi yang sudah baligh dan memenuhi syarat. Ibadah ini jika tidak dilaksanakan bagi yang wajin/memenuhi syarat maka hukumnya adalah berdosa. Namun apabila berhalangan dalam menjalankan puasa karena sakit atau datang bulan, maka puasa wajib diganti di waktu lain dan juga diwajibkan untuk membayar fidyah. 
Ibadah puasa di bulan suci Ramadhan dapat melatih seseorang untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Allah SWT. Selain itu, masih banyak lagi hikmah puasa yang akan didapat apabila dijalankan dengan serius dan sepenuh hati.
Ayat ini menunjukkan salah satu hikmah puasa di bulan Ramadhan agar umat Islam dapat menggapai derajat takwa yang mulia. Ketika berpuasa, berarti umat Islam telah melaksanakan perintah Allah dan menjauhi setiap larangan-Nya. 
Hal ini adalah pengertian takwa. Bentuk takwa dalam ibadah puasa dapat dilihat dari hal-hal berikut:
  • Orang yang berpuasa akan meninggalkan setiap larangan seperti makan, minum, berjima dengan istri dan sebagainya. Berpuasa berarti mengontrol hawa nafsu seperti ini, sesuai dengan perintah Allah SWT. Hal ini dilakukan demi mendekatkan diri pada Allah SWT dan mendapatkan pahala dari-Nya. 
  • Orang yang berpuasa sebenarnya mampu untuk melakukan segala kesenangan duniawi yang dilarang selama sedang puasa. Namun, karena menyadari bahwa Allah Maha Mengetahui, maka ia menekan segala keinginan itu secara sadar dan sukarela. 
  • Orang yang berpuasa juga akan senang melakukan berbagai amalan yang menunjukkan ketaatan. Dan ketaatan adalah jalan menggapai takwa.

 









Share:

Menemukan Surga Dunia dalam Pernikahan: Kuncinya Bersyukur!

Pengajian Bulan Ramadhan 1446H
Ustadz : Drs. Panggung Sutopo
13 Ramadhan 1446H (Kamis,13 Maret 2025)

Pernikahan dan kehidupan rumah tangga antara suami dan istri yang merupakan salah satu dari sekian banyak kenikmatan Allah yang jika kita menghitungnya tidak akan mampu menghitungnya, karena banyak dan beragamnya, sebagaimana firman Allah:

 سبحانه وتعالى : وَإِن تَعُدُّواْ نِعۡمَةَ ٱللَّهِ لَا تُحۡصُوهَآۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَغَفُورٞ رَّحِيمٞ 

 “Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [Q.S. An-Nahl: 18] 

Oleh karena itu nikmat pernikahan dan kehidupan bersama antara suami istri wajib kita syukuri. Dan salah satu bentuk syukur kepada Allah adalah dengan mempergunakan kenikmatan tersebut untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah, banyak beribadah, dan berraqarub (mendekatkan diri) Kepada-nya. Hanya saja sedikit dari hamba-hamba Allah yang pandai bersyukur, sebagaimana firman Allah:

 سبحانه وتعالى : وَقَلِيلٌ مِّنۡ عِبَادِىَ ٱلشَّكُورُ 

 “Sangat sedikit sekali di antara hamba-hamba-Ku yang mau bersyukur.” [Q.S. Saba’: 13] 

Sebaliknya hamba yang kufur nikmat jumlahnya lebih banyak, na’udzu billah min dzalik! Dengan banyak bersyukur maka kehidupan rumah tangga akan dipenuhi dengan sakinah, mawaddah, dan rahmah, itulah salah satu tujuan pernikahan yakni merasakan hidup yang sakinah (penuh ketenangan), mawaddah dan rahmah (saling cinta dan penuh kasih sayang) sebagaimana firman Allah


 سبحانه وتعالى : وَمِنۡ ءَايَٰتِهِۦٓ أَنۡ خَلَقَ لَكُم مِّنۡ أَنفُسِكُمۡ أَزۡوَٰجٗا لِّتَسۡكُنُوٓاْ إِلَيۡهَا وَجَعَلَ بَيۡنَكُم مَّوَدَّةٗ وَرَحۡمَةًۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰتٖ لِّقَوۡمٖ يَتَفَكَّرُونَ 

 “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir,” [Q.S. Ar-Rum: 21].

Ilistrasi Cerita Agar kita bersyukur atas apa yang kita dapati.
Toko ini terdiri dari 6 lantai, dimana setiap lantai akan menunjukkan “Kelompok Calon Istri” Semakin tinggi lantainya, semakin tinggi pula nilai wanita tersebut. Kamu dapat memilih Wanita di lantai tertentu atau memilih ke lantai berikutnya, tapi dengan syarat “TIDAK BISA TURUN LAGI” ke lantai sebelumnya kecuali untuk keluar dari toko." Lalu, seorang pria pun pergi ke ” TOKO ISTRI ” tersebut untuk mencari calon istri. Di setiap lantai terdapat tulisan seperti ini: 
  • Lantai 1 : “Wanita di lantai ini taat pada Agama & Pandai Memasak.” Pria itu Tersenyum, kemudian dia naik ke lantai selanjutnya. 
  • Lantai 2 : “Wanita di lantai ini taat pada Agama, Pandai Memasak & Lemah Lembut.” Kembali pria itu naik ke lantai selanjutnya. 
  • Lantai 3 : “Wanita di lantai ini taat pada Agama, Pandai Memasak, Lemah Lembut & Cantik.” ”Wow!”, ujar sang pria, tetapi pikirannya masih penasaran & terus naik. 
  • Lantai 4 : “Wanita di lantai ini taat pada Agama, Pandai Memasak, Lemah Lembut, Cantik Banget & Sayang Anak.” ”Ya ampun!” Dia berseru, ”Aku hampir tak percaya!” Dan dia tetap melanjutkan ke- 
  • Lantai 5 : "Wanita di lantai ini taat pada Agama, Pandai Memasak, Lemah Lembut, Cantik Banget, Sayang Anak, Sexy dan pintar melayani suami” wowww!!! Dia tergoda untuk berhenti di lantai 5 tapi penasaran , kemudian dia melangkah ke lantai terakhir. 
  • Lantai 6 : “Anda adalah pengunjung yang ke 8.089.356 TIDAK ADA WANITA di Lantai ini. Lantai ini hanya semata-mata pembuktian untuk Pria yang TIDAK PERNAH PUAS DAN TERUS MENCARI ORANG YANG SEMPURNA ...!!! Terima kasih telah datang di ”TOKO ISTRI". Mohon hati-hati ketika keluar dari sini." Keluarlah pria tersebut dari toko dengan wajah lesu penuh kekecewaan dan penyesalan.

Lalu bagaimanakah cara untuk mewujudkan impian indah setiap suami dan istri tersebut? 
Yakni salah satu cara yang harus ditempuh adalah “selalu bersyukur” kepada Allah سبحانه وتعالى dan kepada pasangannya. Ketahuilah suami kita bukan malaikat yang sempurna tanpa ada salah dan kekurangan. Sebagaimana pula istri kita bukanlah bidadari surga nan jelita tanpa ada cacat dan cela. 
Sadarilah, masing-masing kita tidak sempurna, kemudian maklumilah kekurangan dan kesalahan pasangan hidup kita, maka dengan mudah kita akan memaafkan segala kekhilafan dan kekurangannya. Dengan begitu akan lapang dada kita, hilanglah amarah, jengkel dan dendam. 
Terimalah pilihan Allah yang telah menakdirkan dia sebagai jodoh kita, dan takdir Allah untuk kita, itulah yang terbaik. Sungguh dengan “bersyukur” maka kita akan meraih kebahagiaan hidup di dunia pada umumnya dan kebahagiaan dalam kehidupan rumah tangga kita pada khususnya. 
Allah سبحانه وتعالى berfirman yang artinya, 

 “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”[Q.S. Ali Imran: 110].

Apabila kita melihat kesalahan pasangan hidup kita, apalagi kesalahan yang bersentuhan dengan syariat Islam, maka kita wajib mencegah dan menasehati (nahi munkar). 
Istiqamahlah untuk selalu nasehat menasehati dengan akhlak yang terpuji untuk memperbaiki diri dan pasangan hidup kita. Sebab, tidak ada yang sempurna di antara kita. Alangkah indahnya rumah tangga yang dihiasi dengan rasa syukur antara suami dan istri. • Memahami kekurangan masing-masing, • saling memperbaiki, • kemudian saling memaafkan tanpa ada rasa dendam dan sakit hati. Maka surga dunia akan didapatkan sebelum nantinya surga di akhirat insya Allah.

















Share:

Meraih Ampunan Alloh di Bulan Ramadhan

Kajian Subuh Ramadhan 
Ustadz : Ustadz Ikhsan
12 Ramadhan 1446H (12 Maret 2025)

Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan kemuliaan dan keberkahan. Di bulan ini, umat Islam di seluruh dunia berlomba-lomba untuk meraih ampunan dan ridha Allah SWT. Salah satu hadits yang sangat terkenal tentang keutamaan Ramadhan adalah: 
 "Man qoma romadhona imanan wahtisaban ghofiro lahu ma taqoddama min dzambihi. Artinya: Barangsiapa melakukan Salat Tarawih dengan rasa iman dan ikhlas, maka diampuni dosanya yang telah lewat" (HR. Bukhari dan Muslim) 
Hadits ini memberikan kabar gembira bahwa Allah SWT akan mengampuni dosa-dosa kita jika kita berpuasa dengan iman dan mengharap pahala dari-Nya. Namun, ampunan ini tidak datang begitu saja. Ada beberapa hal yang perlu kita lakukan untuk meraihnya, yaitu: 
 Iman dan Tauhid: Dasar dari segala amal adalah iman dan tauhid. Tanpa iman yang benar, amal kita tidak akan diterima oleh Allah SWT. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu memperbarui dan memperkuat iman kita, terutama di bulan Ramadhan. Jangan sampai kita hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi hati kita tetap lalai dari mengingat Allah SWT. 
Keberkahan (Baarakah): Keberkahan di bulan Ramadhan dapat diraih dengan tidak menunda-nunda kebaikan dan memperbanyak ibadah. Allah SWT memudahkan kita untuk berbuat ibadah di bulan ini. Oleh karena itu, jangan sia-siakan kesempatan ini untuk memperbanyak amal shalih. 
Memperbanyak Ibadah: Di bulan Ramadhan, kita dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, seperti: Shalat sunnah: Perbanyaklah shalat tarawih, witir, dan shalat sunnah lainnya. 
Tilawatil Qur'an: Bacalah Al-Qur'an sebanyak mungkin. Sedekah: Bersedekahlah kepada orang-orang yang membutuhkan. 
Menjaga Hati: "Ya muqollibal qulub" yang artinya "Wahai zat yang membolak balikan hati" memperbanyak doa ini sangat dianjurkan agar hati kita selalu dalam lindungan Allah SWT. 

Pengesahan Iman: 
Agar iman kita tetap terjaga, kita perlu melakukan beberapa hal, seperti: 
Mencintai orang-orang yang berilmu: Dengan bergaul dengan orang-orang yang berilmu, kita akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan terhindar dari kesesatan. 
Tilawatil Qur'an: Al-Qur'an adalah sumber hidayah. Dengan membacanya, kita akan mendapatkan petunjuk dan ketenangan hati. 
Memperbanyak puasa sunnah dengan istiqamah: Puasa sunnah dapat membersihkan hati dan memperkuat iman. 
Dengan melakukan hal-hal tersebut, insya Allah kita akan meraih hikmah, ampunan, dan keberkahan di bulan Ramadhan. Semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita dan menjadikan kita termasuk orang-orang yang bertaqwa.

Share:

Luqman Al-Hakim: Hikmah Abadi dalam QS. Luqman Ayat 12-19

Ceramah Subuh Ramadhan
Ustadz : Alfin, SAg
11 Ramadhan 1446H (11 Maret 2025)

Dalam Al-Qur'an, surah Luqman mengabadikan kisah Luqman Al-Hakim, seorang hamba Allah SWT yang dikaruniai hikmah luar biasa. Kisahnya, terutama dalam ayat 12-19, memberikan pelajaran berharga tentang kebijaksanaan, syukur, dan pendidikan anak. 
Luqman Al-Hakim: Sosok Bijaksana yang Diabadikan Luqman Al-Hakim dikenal sebagai sosok yang sangat bijaksana. Allah SWT menganugerahkan kepadanya kemampuan untuk membedakan antara yang baik dan buruk, serta kecerdasan untuk bersyukur atas segala nikmat. 
Konon, ia mendapatkan "ilmu laduni" dari sisi Allah SWT, yaitu ilmu yang diberikan tanpa melalui perantara. 
QS. Luqman Ayat 12-19: Nasihat Bijak untuk Anak Ayat-ayat ini berisi nasihat Luqman kepada putranya, yang mencakup berbagai aspek kehidupan: 
Ayat 12: Menekankan pentingnya bersyukur kepada Allah SWT atas segala nikmat. 
Ayat 13: Larangan mempersekutukan Allah (syirik), karena syirik adalah kezaliman yang besar. 
Ayat 14-15: Perintah berbuat baik kepada orang tua, terutama ibu, yang telah mengandung dan menyusui dengan penuh kasih sayang. Namun, jika orang tua mengajak kepada kesyirikan, maka tidak boleh diikuti, tetapi tetap harus diperlakukan dengan baik. 
Ayat 16-17: Pengingat bahwa Allah SWT Maha Mengetahui segala sesuatu, bahkan yang tersembunyi sekalipun. Perintah mendirikan shalat, beramar makruf nahi munkar, dan bersabar atas segala cobaan. 
Ayat 18-19: Larangan bersikap sombong dan angkuh. Perintah untuk bersikap sederhana dan merendahkan suara. 

Kisah Perjalanan Luqman dan Anaknya 
Salah satu kisah yang sering diceritakan adalah ketika Luqman dan putranya melakukan perjalanan dengan seekor keledai. Dalam perjalanan tersebut, mereka mendapat berbagai komentar dari orang-orang yang mereka temui: 
  • Ketika anaknya menaiki keledai dan Luqman menuntun, orang-orang berkata, "Lihatlah anak itu, tidak punya sopan santun, membiarkan orang tuanya berjalan kaki." 
  • Ketika Luqman yang menaiki keledai dan anaknya menuntun, orang-orang berkata, "Lihatlah orang tua itu, tidak punya belas kasihan, membiarkan anaknya berjalan kaki." 
  • Ketika keduanya menaiki keledai, orang-orang berkata, "Lihatlah mereka, menyiksa hewan."
  • Ketika keduanya berjalan kaki sambil menuntun keledai, orang-orang berkata "Lihatlah orang-orang bodoh itu, tidak menaiki keledai itu". 
Kisah ini menggambarkan bahwa manusia tidak akan pernah lepas dari komentar orang lain. Luqman mengajarkan kepada putranya untuk tidak terlalu mempedulikan perkataan manusia, tetapi fokus pada apa yang benar di sisi Allah SWT. 

Pelajaran yang Dapat Dipetik Kisah Luqman Al-Hakim memberikan banyak pelajaran berharga, antara lain: Pentingnya memiliki hikmah dan kebijaksanaan. Kewajiban bersyukur kepada Allah SWT. Larangan berbuat syirik. Kewajiban berbakti kepada orang tua. Pentingnya mendirikan shalat, beramar makruf nahi munkar, dan bersabar. Larangan bersikap sombong dan angkuh. Pentingnya bersikap sederhana. Semoga kisah Luqman Al-Hakim dapat menjadi inspirasi bagi kita semua untuk menjadi pribadi yang lebih bijaksana dan bersyukur.






Share:

Footer Link

Pengumuman

  1. Tamu yang menginap 1x24 jam harus lapor RT.
  2. Dilarang Parkir Mobil di Jalan Perumahan
  3. Segala Jenis Truk dilarang Memasuki Jalan Perumahan

info ronda

Pelaksanaan Ronda lingkungan dimulai pukul 22.00 WIB s.d. Menyesuaikan Kondisi

Recent Posts

POSTINGAN TERBARU

Recent Posts Widget