Hadist Nabi Tentang Lingkungan
Kandungan Hadis tentang Kelestarian Alam. Melalui hadis ini, Rasulullah Saw menganjurkan umatnya untuk menanam atau bercocok tanam. Berdasarkan hadis ini dapat dikatakan pula bahwa dengan bercocok tanam atau menanam pohon akan diperoleh dua manfaat, yaitu manfaat keduniaan dan manfaat keagamaan.
Manfaat pertama yang bersifat keduniaan dari bercocok tanam adalah mendatangkan hasil atau produk berupa tersedianya bahan
Dengan bercocok tanam maka banyak orang bisa mendapatkan manfaat darinya. Selain petani itu sendiri, masyarakat juga ikut menikmati hasil tanamannya baik yang berupa sayur-sayuran, buah-buahan, biji-bijian, ataupun palawija yang kesemuanya merupakan kebutuhan pangan mereka. Meskipun orang lain yang ikut mengambil manfaat harus mengganti dengan membayar sejumlah uang, tetap dapat dikatakan bahwa orang-orang yang bercocok tanam telah memberikan manfaat kepada orang banyak dengan menyediakan hal-hal yang dibutuhkan manusia.
Peduli terhadap lingkungan, hakikatnya adalah peduli terhadap kehidupan kita sendiri.
Apa yang kita lakukan terhadap lingkungan, maka itulah yang akan kita rasakan. Memperlakukan lingkungan dengan seenaknya, dengan hawa nafsu, tanpa akal dan ilmu pengetahuan akan membuat manusia terjebak dalam kerusakan alam.
Hadis di atas menunjukkan bahwa Rasulullah sangat menghargai tanah yang merupakan karunia Allah Swt. Karena itu orang yang memiliki tanah cukup luas tetapi tidak sanggaup untuk mengelola dan memanfaatkan tanahnya dengan menanaminya, diperintahkan untuk menghibahkannya kepada saudaranya agar dikelola, atau disewakan kepada orang lain untukdigarap. Dengan cara demikian maka dia tidak dianggap menelantarkan lahan. Selain itu dia telah menolong orang lain dengan memberinya pekerjaan.
Ramahan Hari Ke-7 1445H
Al Qur'an sebagai mukjizat dari Nabi Muhammad SAW.  Tidak akan berubah sepanjang zaman karena dijaga oleh Alloh SWT. Mukjizat para nabi sebelumnya kebanyakan bersifat fisik, seperti tidak terbakar api, membelah lautan, dan sebagainya.
Namun Al-Qur'an turun untuk mengajarkan sistem nilai.
Rasulullah pun mengajar kepada umat dengan penuh ketekunan tanpa meminta imbalan.
Al-Qur'an adalah kitab yang tidak pernah berubah dan tetap abadi sepanjang masa. Meski Rasulullah wafat, Al-Qur'an tetap ada dan isinya tidak pernah berubah.
Inilah yang membuat Al-Qur'an berbeda dengan mukjizat nabi-nabi lain. Misalnya bahtera Nabi Nuh yang hanya terbatas di masa itu.
Selain abadi, keaslian Al-Qur'an dijaga langsung oleh Allah SWT, sehingga tidak mungkin berubah.
Ketika ada pihak yang mengubah, tentu hal ini akan dengan mudah diketahui.
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
Artinya: "Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al- Qur'an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya." (Al Hijr: 9).
Pahala bagi yang membacanya bagi yang belum bisa,terbata-bata maka membacanya dapat 2 pahala.
Al Qur'an dapat meningkatkan derajat pembaca dan penghafal.
Kasih Sayang Alloh
Kajian ba'da Subuh hari ke-6 Ramadhan 1445H diisi oleh Ustadz Akbar dari Pondok Pesantren NUSA. dengan pembawa Acara Alya Binti Rachmat.
Alloh menciptakan manusia ibarat seorang ibu yang mengandung dan melahirkan anak padahal sakit, menanggung makan, merawatnya dan terus akan melahirkan, tdk kàpok karena Seorang ibu begitu besarnya kasih sayang ibu kpd anaknya begitu besar. Konsekuensi yang ditanggung lebih kecil dari kasih sayang yang ada.
Demikian juga Alloh bahwa manusia akan melakukan kerusakan tetapi Alloh tetap menciptakannya, karena begitu besar sayangnya kepada manusia.
Bersyukur
Bp. Suyadi, SPd,MPd |
Kultum Ba'da Sholat Tarawih pada Hari Ke-6 Ramadhan 1445H Jumat, 8 Maret 2024 diisi oleh Bapak Suyadi,SPd,MPd.
Allah SWT merupakan dzat yang paling berkuasa dan paling besar, yang memberikan kita nikmat tak terhingga.Sebab itulah, sebagai umat-Nya, kita harus selalu bersyukur kepada Allah SWT.
Bersyukur dalam Islam merupakan salah satu bentuk terima kasih atas segala nikmat, rezeki, kehidupan, kesulitan, dan kebahagiaan.
"Karena itu ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat pula kepada-Mu dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari nikmat-Ku." (QS. Al-Baqarah: 152).
Meskipun Allah meminta hamba-Nya untuk bersyukur, tapi bukan berarti Allah membutuhkan ungkapan syukur dari manusia.
Sebab, tanpa manusia bersyukur kepada-Nya,
Allah tetaplah zat yang Maha Kaya, Maha Terpuji, dan Maha Berkuasa.
Namun, Allah memerintahkan umatnya bersyukur karena demi menambah kenikmatan manusia itu sendiri.
Cara bersyukur :
pertama adalah dengan lisan
Bersyukur dengan lisan adalah bersyukur dengan perkataan atau lisan. Orang yang selalu bersyukur akan senantiasa memuji kepada Tuhannya, dengan mengucapkan bacaan tahmid ketika mendapatkan nikmat, beristighfar apabila melakukan kesalahan, dan lain sebagainya.
Lidah orang-orang yang bersyukur akan selalu dibasahi dengan dzikrullah, takbir, tahmid, tahlil yang selalu mengiringi dalam setiap hembusan nafas seseorang.
Memberikan tausiah serta saling mengingatkan ketika ada yang melakukan kesalahan dan kekhilafan adalah juga merupakan bagian dari cara bersyukur dengan lisan.
kedua adalah dengan hati.
Bersyukur dengan hati adalah dengan senantiasa menjaga qalbu atau hati dari berbagai penyakit yang dapat merusak dan mengotori hati seperti sifat iri hati, dengki yang terlarang, riya dan munafik.
Hati yang senantiasa bersyukur akan senantiasa berprasangka baik kepada Allah dengan menerima apa yang menjadi ketentuan dan takdir Allah kepadanya dalam kehidupan yang dijalani, tidak berputus asa ketika datang ujian dan cobaan melanda.
Dengan ujian dan cobaan tersebut, orang yang bersyukur dengan hati akan menjadikan dirinya sebagai pribadi yang tegas, tegar dalam menjalani kehidupan yang fatamorgana ini.
ketiga adalah dengan amal perbuatan
Bersyukur dengan amal perbuatan adalah melalui tindakan atau amal perbuatan. Perbuatan seseorang dapat menjadi refleksi atau cerminan dari rasa syukur atas nikmat-nikmat yang diberikan oleh Allah. Salah satu contoh bentuk cerminan syukur adalah dengan memberikan dan perbuat banyak kebaikan kepada orang lain. Bersyukur hendaknya selalu diaplikasikan dalam keseharian, misalnya perilaku serta akhlak yang baik dan mulia juga dapat menjadi gambaran dan bentuk dari wujud syukur dalam perbuatan, ramah, sopan santun dalam pergaulan juga merupakan bagian dari rasa syukur itu sendiri.
Bentuk dari cara bersyukur dengan amal perbuatan ini adalah cara bersyukur yang paling penting dalam kehidupan di masa sekarang ini.
Sudah semestinya kita ini menjadi rakyat yang bersyukur, bangsa yang bersyukur. Demikian juga bagi para pemimpin, para pemimpin yang menunjukkan wujud syukur dalam perbuatan adalah mereka yang senantiasa menunjukkan dan bisa menjadi contoh suri tauladan bagi rakyat yang dipimpinnya, bukan menjadi pemimpin yang mengajarkan berlaku dan bertindak kufur atas nikmat Allah.