Sabar Yang baik, Fa Shabrun Jamil
Fa Shabrun Jamil artinya adalah maka bersabar itulah yang terbaik. Lafazh ini terdapat di dalam Al-Quran Surat Yusuf Ayat 18. Makna dari lafazh itu berkenaan tentang masalah kesabaran.Secara terminologi, fa shabrun jamil berasal dari bahasa Arab, shabrun artinya “sabar“, sedangkan jamil artinya “indah“, sedangkan fa merupakan kata penghubung “itu“.
Secara istimalh, fa shabrun jamil artinya sabar itu indah, diungkapkan kepada orang yang emosinya sedang meluap, sedang marah, diucapkan bagi diri sendiri yang tidak bisa mengontrol emosi.
Tidak ada keutmaan atau keistimewaan khusus ketika mengucapkannya, namun apabila kita mendalami maknanya, maka kita akan mengetahui bahwa kalimat tersebut adalah kalimat yang baik untuk diucapkan.
Berikut adalah lafadz bacaan teks kalimat bahasa Arab kalimat kata-kata fa shabrun jamil lengkap dengan teks latin beserta artinya atau terjemahan bahasa Indonesia singkat pendek ringkas.Makna dari kata-kata fa shabrun jamil menurut agama Islam adalah, sebagai umat muslim kita dianjurkan untuk bersikap sabar dalam menghadapi sesuatu.
Kita tidak boleh tergesa-gesa untuk menyelesaikan sebuah tugas, pelan saja namun pasti. Kita juga jangan terburu-buru mengambil keputusan, pikirkan masak-masak terlebih dahulu.
Makna lain dari kalimat sabar itu indah adalah apabila kita bisa menahan hasrat, keinginan, nafsu dan bersikap sabar, niscaya Allah SWT akan memberikan banyak berkah kepada kita.
Kesabaran itu indah. Berat di kala melakukannya namun manis di akhirnya. Orang-orang yang bisa bersabar akan mendapatkan banyak kesuksesan di dalam hidupnya. Kita bisa saksikan itu dalam berbagai kisah-kisah para nabi dan rasul serta orang-orang shalih di zaman dahulu. Di zaman sekarang pun banyak orang-orang yang bisa sukses karena mampu bersabar. Baik dalam keluarga, karir, pekerjaan, bisnis, kepemimpinan, dan bidang-bidang lainnya.
Eman-Eman Temen Wong Sugih ora Sembayang
Kita diwarisi Syair-syair yang penuh makna dan lirik lantunya sangat cocokdengan kultur jawa. Para wali, ulama dan kyai Jawa telah menciptakan danmewariskan puji-pujian itu. Syair itulah yang cocok untuk puji pujian sebelumSholat. Terima kasih kepada para kyai, teman-teman, undip maupun masyarakat yang telahmembantu terbukukanya syair-syair ini.
Syiar Islam dengan syair begitu semarak.
Dari Said bin Musayyab, ia berkata, "Suatu ketika Umar berjalan kemudian bertemudengan Hassan bin Tsabit yang sedang melantunkan syair di masjid. Umar menegur Hassan, namun Hassan menjawab, `aku telah melantunkan syair di masjid yang didalamnya ada seorangyang lebih mulia darimu(Nabi). Kemudian ia menoleh kepada Abu Hurairah. Hassan melanjutkan perkataannya. Bukankah engkau telah mendengarkan sabda Rasulullah SAW, jawablah pertanyaanku, ya Allah mudah-mudahan Engkaumenguatkannya dengan Ruh al-Qudus. Abu Hurairah lalu menjawab, Ya Allah, benar (aku telah medengarnya)."(HR Abu Dawud [4360] anNasa'i [709] dan Ahmad [209281).
Mengomentari hadits ini, Syaikh Ismail Az-Zain menjelaskan adanya kebolehanmelantunkan syair yang berisi puji-pujian, nasihat, pelajaran tata krama dan ilmu yangbermanfaat di dalam masjid. (Irsyadul mu’minin ila Fadha'ili Dzikri Rabbil 'Alamin, hlm.16).
Manfaat Syair/Puji-pujian bentuk lagu :
Dari sisi syiar dan penanaman akidah umat. Selain menambah syiar agama,amaliah ini merupakan strategi sangat jitu untuk menyebarkan ajaran Islam di tengahmasyarakat. Karena di dalamnya terkandung beberapa pujian kepada Allah SWT, dzikir dan nasihat.
Dari aspek psikologis, lantunan syair yang indah itu dapat menambah semangatdan mengkondisikan suasana. Dalam hal ini, tradisi yang telah berjalan di masyarakattersebut dapat menjadi semacam warming up (persiapan) sebelum masuk ke tujuan inti yakni shalat lima waktu.
Mengobati rasa jemu sembari menunggu waktu shalat jama'ah dilaksanakan. juga agar para jamaah tidak membicarakan hal-hal yang tidak perlu ketika menunggu shalat jama'ah dilaksanakan. Melantunkan syair puji-pujian juga dapat dikatagorikan sebagai dzikir. Seperti yang dikatakan Al-Ghozali, “dzikrulloh berarti ingatnya seseorang bahwa Alloh mengamati seluruh tindakan dan pikiranya”.
Sehingga dzikir tidak bermakna sempit hanyamelafalkan lafal jalalah atau lafal lainya meskipun sama-sama membutuhkan kehadiran-hudlurnya hati. Dengan beberapa alasan inilah maka membaca sholawat, dzikir, nasehat, puji-pujiansecara bersama-sama sebelum melaksanakan shalat jama'ah di masjid atau di mushallaadalah amaliah yang baik dan dianjurkan.
Namun dengan satu catatan, tidak mengganggu orang yang sedang melaksanakan shalat. Tentu hal tersebut disesuaikan dengan situasi dan kondisi masing-masing masjid dan mushalla. Tentunya masih banyak argumen lain, terutama yang masih ada dibenak para kyai danummat muslimin yang memiliki kepekaan hati.
Fungsi Syair/Singir dalam Masyarakat Santri
Muzakka dkk. (2002) menemukan tiga fungsi utama syi’ir, yaitu
fungsi hiburan, fungsipendidikan dan pengajaran, dan fungsi spiritual.
Fungsi hiburan muncul karena hadirnya syi’ir dalam khazanah sastra selalu dinyanyikan baik dengan iringan musik tertentu maupun tidak.
Fungsi pendidikan dan pengajaran muncul karena di samping syi’ir mengekspresikan nilai-nilai dedaktis, yakni pendidikan nilai-nilai moral Islam danpengetahuan Islam yang kompleks, syi’ir juga digunakan sebagai bahan ajar danatau media pengajaran di kalangan masyarakat santri.
Fungsi spiritual muncul karena sebagian besar syi’ir diberlakukan penggunaanyasemata-mata sebagai upaya penghambaan diri (ibadah) kepada Tuhan yakni untukmempertebal rasa keimanan dan ketakwaan.
Al Qur'an dan Agama adalah Sebaik-Baik Nasehat
Kajian Rutin Ba'da Subuh, 26 November 2023 |
Dari Abu Ruqayyah Tamim bin Aus Ad-Daari radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Agama adalah nasihat.” Kami bertanya, “Untuk siapa?” Beliau menjawab, “Bagi Allah, bagi kitab-Nya, bagi rasul-Nya, bagi pemimpin-pemimpin kaum muslimin, serta bagi umat Islam umumnya.” (HR. Muslim) \
Penjelasan Hadist:
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memulai penyebutan dengan hal terpenting lalu yang penting lainnya karena beliau menyebutkan nasihat bagi Allah, lalu kitab-Nya, lalu rasul-Nya, lalu kepada imam kaum muslimin, lalu kepada kaum muslimin secara umum. Sedangkan Al Qur'an didahulukan daripada Rasul, meskipun Rasul telah tiada Hadist tetap terjaga dan nasihat kepada keduanya saling terkait.
Apa yang dinashatkan Alloh SWT mencakup :
- Mengikhlaskan ibadah hanya kepada Allah dan bersaksi bahwa Allah itu Esa dalam rububiyah, uluhiyyah, juga dalam nama dan sifat-Nya.
- Membela Al-Qur’an dari yang menyelewengkan dan mengubah maknanya.
- Membenarkan setiap yang dikabarkan tanpa ada keraguan.
- Menjalankan setiap perintah dalam Al-Qur’an. Menjauhi setiap larangan dalam Al-Qur’an.
- Mengimani bahwa hukum yang ada adalah sebaik-baik hukum, tidak ada hukum yang sebaik Al-Qur’an.
- Mengimani bahwa Al-Qur’an itu kalamullah (firman Allah) secara huruf dan makna, bukan makhluk.
Nasihat bagi rasul-Nya mencakup:
- Ittiba’ kepada beliau, mengikuti setiap tuntunan-Nya.
- Mengimani bahwa beliau adalah utusan Allah, tidak mendustakannya, beliau adalah utusan yang jujur dan dibenarkan.
- Menjalankan setiap perintah beliau.
- Menjauhi setiap larangan beliau.
- Membela syari’atnya.
- Mengimani bahwa segala sesuatu yang datang dari beliau sama seperti yang datang dari Allah dalam hal mengamalkannya.
- Membela Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika hidup dan ketika beliau telah tiada, termasuk pula membela ajaran beliau.
Nasihat kepada ulama kaum muslimin mencakup:
Mencintai mereka.
Menolong mereka dalam menjelaskan kebenaran seperti dengan menyebarkan tulisan dan karya para ulama.
Membela kehormatan mereka.
Meluruskan kesalahan mereka dengan cara yang baik.
Mengingatkan mereka dalam kebaikan dengan mengarahkan cara yang pas ketika menyampaikan dakwah kepada yang lain.
Undangan Subuh Berjama'ah
Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat). (QS: Al Isro',78)