Sholatnya Rosululloh SAW

 


Kajian ba'da Subuh hari ke-9 Ramadhan bersama Ustadz Ir. Lukman Jarir bertema Sholatnya Rosululloh, SAW.
Sholat adalah tiang agama. Selain itu, sholat wajib adalah rukun islam yang kedua. Setiap orang islam yang telah baligh dan berakal, wajib hukumnya untuk melakukan sholat wajib. Sholat wajib 5 waktu mulai dari Subuh, Dhuhur, Asar, Maghrib, dan Isya adalah kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan.
Menjalankan sholat wajib di awal waktu untuk mendapatkan pahala yang lebih berlimpah. Sholat wajib atau sholat fardhu merupakan sholat yang sudah ditentukan waktunya. Masing-masing sholat harus dilakukan pada waktunya masing-masing.
Terdapat aturan mulai dari jam berapa hingga jam berapa Anda harus melakukan sholat subuh, dhuhur, ashar, maghrib, isya dan subuh. Sangat dianjurkan bagi Anda untuk melakukan sholat di awal waktu. Jadi, ketika mendengar adzan berkumandang, harus siap dan bergegas untuk sholat.
Begitulah Rosululloh melaksanakan sholat yaitu pada waktunya.
Sebelum hal tersebut tentu Rosululloh SAW melaksanakan wudlu. Dalam melaksakan wudlu sesuai dengan sah dan syaratnya.
Dalam pelaksanaan sholat secara khusyuk. Menghadirkan dengan hati dalam setipa gerakan sholat.


Share:

Satu Amal Yang Menjadikan Masuk Surga

MC : Zuhdi dan Rahman


عَنْ أَبِي أُمَامَةَ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مُرْنِي بِعَمَلٍ قَالَ عَلَيْكَ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَا عَدْلَ لَهُ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مُرْنِي بِعَمَلٍ قَالَ عَلَيْكَ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَا عِدْلَ لَهُ 


Dari Abu Umamah beliau berkata: Aku berkata: Wahai Rasulullah, perintahkan kepadaku (untuk mengerjakan) suatu amalan. Rasul bersabda: Hendaknya engkau berpuasa, karena (amalan itu) tidak ada tandingannya. Aku (Abu Umamah) berkata (lagi): Wahai Rasulullah, perintahkan kepadaku (untuk mengerjakan) suatu amalan. Rasul bersabda: Hendaknya engkau berpuasa, karena (amalan itu) tidak ada bandingannya (H.R anNasaai, dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan al-Albany)
Dalam riwayat Ibnu Hibban, Abu Umamah bertanya: Wahai Rasulullah, tunjukkan kepadaku suatu amalan yang dengan itu aku bisa masuk surga. Rasul menjawab: Hendaknya engkau berpuasa, karena (amalan itu) tidak ada yang menandinginya.
Kajian Subuh Hari ke-8 Ramadhan 1445H Senin, 18 Maret 2024 bersama Ustadz Ulil Albab Al Hafidz dengan MC Ananda Zuhdi dan Rahaman dari TPQ Al Mu'minun.
Setiap ibadah dalam Islam memiliki keutamaan masing-masing. Salah satunya adalah mengharap ampunan dari Allah SWT, baik itu Shalat, Zakat, Umroh, Haji, demikian pula dengan ibadah puasa ramadhan yang telah diwajibkan oleh Allah Ibarat seseorang yang bekerja dan telah disebutkan gajinya sekian dan sekian, maka kita bisa memperkirakan berapa hasil yang diperoleh. 
Tetapi saat owner perusahaan atau bos kita mengatakan “bekerjalah dan saya langsung yang akan memberikan gajimu” bisa jadi hasil yang kita dapatkan di luar dugaan kita, tergantung bagaimana kualitas kerja kita. Jika amal-amal lain telah disebutkan pahalanya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, ternyata pahala puasa akan langsung diberikan-Nya tanpa diberitakan terlebih dahulu berapa batasan pahalanya.
Tidakkah kita termotivasi untuk berpuasa sebaik-baiknya, memelihara keikhlasan dalam menjalankannya dan karenanya kita akan mendapatkan perhitungan langsung dari Allah Subhanahu wa Ta’ala yang boleh jadi jauh lebih hebat dari pada apa yang kita duga?
Share:

Hoax Di Jaman Nabi

Kultum Tarawih dihari ke-7 Ramadhan 1445H diisi oleh Bp. H. Bambang Budi Setiono,MPd, bertemakan HOAX. 
Istilah hoax yang saat ini melanda dunia media sosial (medsos) sebenarnya bukan hal baru. Jaman dahulu telah ada. Berkaitan dengan menyebarannya tentu dari golongan/ kaum tertentu saja. Tidak seperti sekarang, lintas negara, lintas bangsa dan lintas benua.
Pada zaman Nabi Muhammad SAW masih hidup berita hoax sudah ada. Suasana peperangan yang tidak pasti sering menjadikan berita-berita beterbangan lebih cepat nyaring dari denting pedang dan lebih cepat dari anak panah melesat meninggalkan busurnya. Berita tersebut beredar dari antar kabilah/ kaum/ Bani mereka.
Dalam sejarah Islam adalah berita tentang tewasnya Sahabat Nabi yang bernama Utsman bin Affan. Saat itu, di tahun keenam Hijriyah, Nabi Muhammad SAW menerima perintah perjalanan umrah. Nabi pun bertolak bersama sekitar 1400-an sahabatnya dari Madinah. Perjalanan ini bukan tanpa tantangan, berombongan di padang pasir melewati beberapa tempat berbahaya dan persimpangan yang biasa dijadikan lahan pembegalan besar-besaran. 
Perjalanan yang panjang di medan gurun membuat seringkali membuat para sahabat hampir-hampir tak kuasa menahan amarah. Perjalanan umrah yang semestinya bertujuan damai pun hampir-hampir diwarnai oleh beberapa pertumpahan darah. Beberapa sahabat mengusulkan kepada Nabi untuk melawan penghadangan-penghadangan dan gangguan-gangguan di perjalanan ibadah mereka. Beberapa orang menghadap Nabi meminta izin untuk melakukan tindakan kekerasan atau tindakan militer. Nggak kebayang kan bagaimana jadinya bila 1400-an orang diizinkan membalas?
Ada seorang sahabat yang sangat bijak bernama Abu bakar yang selalu mengingatkan Nabi, "Ya Rasulullah, engkau keluar untuk melaksanakan umrah, bukan untuk memerangi siapapun. Maka fokuslah untuk itu! Siapa pun yang menghalangi kita dari keinginan itu, maka baru kita perangi mereka." Nabi bahkan terpaksa mengubah jalur untuk menghindari pertempuran dan penghadangan dari orang Makkah dan sekutu-sekutu sang kafir Quraisy. Rasulullah berusaha keras agar kedatangannya bersama rombongan ke Makkah dapat diterima dengan baik, bahwa kedatangan mereka bukan untuk berperang. 
Rasulullah berunding dengan perwakilan Quraisy yang menghadangnya di dekat kota Makkah dan mengutus beberapa orang yang dipimpin sahabat Utsman untuk berunding dengan para pemimpin Quraisy di pusat kota Makkah. Pada saat-saat genting tidak menentu inilah kabar hoax itu bermula di antara kaum Muslimin. Beredar hoax yang entah diproduksi di mana, bahwa sahabat Utsman telah tewas. Memang utusan sebelum Utsman bernama Khirasy bin Umayyah al-Khuzai telah ditolak dan onta Nabi yang ditungganginya dibunuh. Masih untung penunggangnya dibiarkan pergi. 
Pengalaman inilah yang membuat rombongan galau tingkat dewa. Mungkin berdasar hal itu, kepergian Utsman yang cukup lama lalu memunculkan ketidakpastian di hati para sahabat Nabi, hingga mereka pun mudah termakan hoax. Padahal justru sahabat Utsman diterima baik oleh Quraisy Makkah dan bahkan diizinkan untuk melaksanakan ibadah umrah. Akan tetapi Sahabat Utsman menolaknya dengan halus, beliau nggak enak dengan kawan-kawannya, khususnya dengan Nabi yang belum berhasil umrah dalam misi tersebut. 
Menyikapi hoax yang semakin memanas ini, Nabi mengambil inisiatif untuk merapatkan barisan. Nabi meminta janji setia kepada para sahabatnya. Di mana inti janji setia ini sungguh sangat memberatkan para pengikut Nabi Muhammad SAW yang berbunyi, "Siapa saja yang datang ke Madinah dari kota Makkah harus di kembalikan ke kota Makkah. Siapa saja dari penduduk Madinah yang datang ke Makkah, maka tidak boleh dikembalikan ke Madinah." Meski begitu para sahabat tetap patuh, mereka setia pada janji untuk tetap saling menguatkan, bukan saling menjatuhkan. 
Tetapi lihatlah saat ini, saat para ulama sebagai para pewaris Nabi berbeda pendapat, yang kita lihat dan dengar, tidak jarang muncul ungkapan saling menjatuhkan. Celakanya, masing-masing yang berbeda pendapat ini, kita melihat banyak pengikut yang ceroboh. Mereka sibuk dan sangat bersemangat untuk saling serang dan saling menjatuhkan.    

Referensi: dari berbagai Sumber.




Share:

Tadarus Juz 7, Ramadhan Ke-7

 





Share:

Hadist Nabi Tentang Lingkungan

Kandungan Hadis tentang Kelestarian Alam. Melalui hadis ini, Rasulullah Saw menganjurkan umatnya untuk menanam atau bercocok tanam. Berdasarkan hadis ini dapat dikatakan pula bahwa dengan bercocok tanam atau menanam pohon akan diperoleh dua manfaat, yaitu manfaat keduniaan dan manfaat keagamaan. 
Manfaat pertama yang bersifat keduniaan dari bercocok tanam adalah mendatangkan hasil atau produk berupa tersedianya bahan 
Dengan bercocok tanam maka banyak orang bisa mendapatkan manfaat darinya. Selain petani itu sendiri, masyarakat juga ikut menikmati hasil tanamannya baik yang berupa sayur-sayuran, buah-buahan, biji-bijian, ataupun palawija yang kesemuanya merupakan kebutuhan pangan mereka. Meskipun orang lain yang ikut mengambil manfaat harus mengganti dengan membayar sejumlah uang, tetap dapat dikatakan bahwa orang-orang yang bercocok tanam telah memberikan manfaat kepada orang banyak dengan menyediakan hal-hal yang dibutuhkan manusia. Peduli terhadap lingkungan, hakikatnya adalah peduli terhadap kehidupan kita sendiri. 
Apa yang kita lakukan terhadap lingkungan, maka itulah yang akan kita rasakan. Memperlakukan lingkungan dengan seenaknya, dengan hawa nafsu, tanpa akal dan ilmu pengetahuan akan membuat manusia terjebak dalam kerusakan alam. 
Hadis di atas menunjukkan bahwa Rasulullah sangat menghargai tanah yang merupakan karunia Allah Swt. Karena itu orang yang memiliki tanah cukup luas tetapi tidak sanggaup untuk mengelola dan memanfaatkan tanahnya dengan menanaminya, diperintahkan untuk menghibahkannya kepada saudaranya agar dikelola, atau disewakan kepada orang lain untukdigarap. Dengan cara demikian maka dia tidak dianggap menelantarkan lahan. Selain itu dia telah menolong orang lain dengan memberinya pekerjaan.
Share:

Footer Link

Pengumuman

  1. Tamu yang menginap 1x24 jam harus lapor RT.
  2. Dilarang Parkir Mobil di Jalan Perumahan
  3. Segala Jenis Truk dilarang Memasuki Jalan Perumahan

info ronda

Pelaksanaan Ronda lingkungan dimulai pukul 22.00 WIB s.d. Menyesuaikan Kondisi

Recent Posts

POSTINGAN TERBARU

Recent Posts Widget