Jaminan Abadi: Mengungkap Janji Allah dalam QS. Taha 123

Kajian Rutin

Kajian Ahad Pagi
Ustadz : Yusman, SHI
Masjid : Al Mu'minun Perumahan Gayam Permai
"Dialah (Allah) berfirman, “Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama. Sebagian kamu (Adam dan keturunannya) menjadi musuh bagi yang lain. Jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, (ketahuilah bahwa) siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, dia tidak akan sesat dan tidak akan celaka."
Mengikuti Petunjuk-Nya: Kunci Keselamatan Dunia dan Akhirat Dalam kehidupan ini, manusia sering kali dihadapkan pada pilihan dan jalan yang membingungkan. Berbagai godaan dan tantangan bisa membuat kita kehilangan arah. Namun, Al-Qur'an, sebagai petunjuk dari Allah SWT, memberikan solusi dan jaminan pasti bagi mereka yang bersedia mengikutinya. Salah satu janji yang sangat kuat dan menenangkan terdapat dalam Surah Taha ayat 123.
Janji Abadi dalam Surah Taha Ayat 123 Ayat ini merupakan bagian dari kisah turunnya Nabi Adam AS dan Hawa dari surga ke bumi. Allah SWT berfirman, "Dialah (Allah) berfirman, “Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama. Sebagian kamu (Adam dan keturunannya) menjadi musuh bagi yang lain. Jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, (ketahuilah bahwa) siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, dia tidak akan sesat dan tidak akan celaka."
Di sini, Allah tidak hanya memerintahkan Adam dan Hawa untuk turun, tetapi juga memberikan sebuah panduan hidup yang berlaku untuk seluruh keturunan mereka hingga akhir zaman. Janji yang diberikan sangat jelas dan mutlak: "dia tidak akan sesat dan tidak akan celaka."
Tidak akan sesat (لَا يَضِلُّ):Frasa ini merujuk pada keselamatan di dunia. Seseorang yang mengikuti petunjuk Allah tidak akan bingung, tidak akan kehilangan arah, dan tidak akan tersesat dalam mengambil keputusan hidup. Mereka memiliki kompas yang jelas, yaitu Al-Qur'an dan sunnah Nabi Muhammad SAW, yang membimbing mereka di tengah kompleksitas dunia. Petunjuk ini mencakup segala aspek, mulai dari cara beribadah, berinteraksi dengan sesama, hingga mengelola urusan pribadi dan sosial. Dengan berpegang teguh pada petunjuk-Nya, hati dan pikiran akan merasa tenang dan lurus.
Tidak akan celaka (وَلَا يَشْقَىٰ): ini menjamin keselamatan di akhirat. "Celaka" di sini artinya menderita, sengsara, atau mengalami kerugian besar, yang puncaknya adalah siksa neraka. Sebaliknya, orang yang mengikuti petunjuk-Nya akan mendapatkan kebahagiaan sejati dan abadi, yaitu surga. Janji ini menjadi motivasi terbesar bagi umat Islam untuk senantiasa taat, karena balasan dari ketaatan bukan hanya kebaikan di dunia, tetapi juga kebahagiaan hakiki di akhirat.
Makna dan Relevansi dalam Kehidupan Sehari-hari
Ayat ini adalah pengingat bahwa kebahagiaan dan keselamatan bukanlah hal yang bisa dicari secara membabi buta. Keduanya hanya bisa diraih dengan berpegang teguh pada petunjuk Allah. Di era modern ini, di mana informasi dan ideologi datang silih berganti, ayat ini menjadi benteng spiritual yang sangat kuat.
Menghilangkan Kekhawatiran: Ketika kita merasa ragu atau takut akan masa depan, ayat ini memberikan jaminan bahwa selama kita berada di jalan-Nya, kita tidak perlu khawatir. Allah adalah sebaik-baiknya Penjaga dan Pemberi Petunjuk.
Penyaring Nilai: Petunjuk Allah berfungsi sebagai saringan (filter) untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan demikian, kita bisa membuat pilihan yang tepat dan tidak terjebak dalam hal-hal yang menyesatkan. Sumber Ketenangan: Ketenangan batin sejati datang dari keyakinan bahwa setiap langkah yang diambil sudah sesuai dengan kehendak Allah. Ketenangan ini tidak bisa dibeli dengan harta atau kekuasaan. Pada akhirnya, Surah Taha ayat 123 adalah undangan sekaligus janji. Ini adalah undangan untuk kembali kepada fitrah, yaitu mengikuti petunjuk Sang Pencipta, dan janji bahwa dengan itu, kita akan menemukan jalan lurus yang membawa pada kebahagiaan abadi, baik di dunia maupun di akhirat. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang senantiasa mengikuti petunjuk-Nya.
Share:

Islam didirikan di atas lima perkara (Hadits)


Ibnu Umar ra berkata: "Rasulullah saw bersabda: 'Islam didirikan di atas lima perkara: 1) Percaya bahwa tiada Tuhan selain Allah SWT, dan bahwa Nabi Muhammad utusan Allah. 2) Mendirikan shalat. 3) Mengeluarkan zakat. 4) Haji ke Baitullah jika kuat melakukan perjalanan. 5) Puasa bulan Ramadhan.'" (HR: Bukhari)
Share:

Tentang Hadits

Hadis merupakan rujukan kedua umat muslim setelah Al-Qur'an, meliputi persoalan duniawi dan ukhrawi. Hadis bermakna sabda, perbuatan, takrir Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh sahabat untuk menjelaskan hukum Islam. Kata "hadis" merupakan kata serapan dari "hadits" ke dalam bahasa Indonesia tanpa huruf T di belakang atau sebelum huruf s.
Secara etimologis, hadis dapat kita maknai sebagai periwayatan atau ikhbar yang bermakna mengabarkan. Dalam KBBI sendiri, hadis memiliki makna sabda, perbuatan, takrir (ketetapan) Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan atau diceritakan oleh sahabat untuk menjelaskan dan menentukan hukum Islam. Beberapa sahabat Rasulullah SAW yang diperbolehkan untuk menulis hadis, yaitu Abdullah bin Amr, Abu Syah, dan Ali bin Abi Thalib. Gak cuman bersumber dari Rasulullah SAW, hadis yang kita ketahui saat ini juga berasal dari sahabat terdekat dan keluarga Nabi Muhammad SAW.

Hadits adalah sumber hukum Islam selain Al-Quran yang berasal dari segala perkataan, perbuatan dan ketetapan Nabi Muhammad SAW. Segala perkataan dan perbuatan juga ketetapan Nabi Muhammad SAW tentunya diriwayatkan oleh para sahabat yang hidup pada zamannya. Dalam sejarah Islam, banyak sahabat Nabi yang menjadi periwayat hadits karena mereka yang tahu persis secara langsung, bagaimana rupa dan perilaku Nabi Muhammad SAW. Di antara sekian banyak sahabat Nabi, ada 7 nama sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits.
Perawi dari kalangan Sahabat Nabi: 
  1. Abu Hurairah: Sahabat Nabi yang paling banyak meriwayatkan hadis, sekitar 5.374 hadis. 
  2.  Abdullah bin Umar: Sahabat yang meriwayatkan 2.630 hadis. 
  3.  Aisyah binti Abu Bakar: Istri Nabi Muhammad SAW yang meriwayatkan sekitar 2.210 hadis. 
  4.  Anas bin Malik: Sahabat yang meriwayatkan hadis, termasuk periwayat hadis termuda di antara para sahabat yang banyak meriwayatkan hadis. 
  5.  Jabir bin Abdullah: Sahabat yang meriwayatkan sekitar 1.540 hadis.
Perawi dari kalangan Imam Perawi Hadis: 
  1. Imam Bukhari: Menyusun kitab hadis terkenal Shahih Bukhari, yang berisi hadis-hadis pilihan. 
  2. Imam Muslim: Menyusun kitab hadis Shahih Muslim. 
  3. Imam Abu Dawud: Menyusun kitab hadis Sunan Abu Dawud. 
  4. Imam Tirmidzi: Menyusun kitab hadis Sunan Tirmidzi. 
  5. Imam An-Nasa'i: Menyusun kitab hadis Sunan Nasa'i. 
  6. Imam Ibnu Majah: Menyusun kitab hadis Sunan Ibnu Majah. 
  7. Imam Ahmad bin Hanbal: Menyusun kitab hadis Musnad Ahmad. 
  8. Imam Malik bin Anas: Menyusun kitab hadis Muwatha' Malik.
Share:

Hadist Bukhari No.1

Hadist

Telah menceritakan kepada kami Al Humaidi Abdullah bin Az Zubair dia berkata, Telah menceritakan kepada kami Sufyan yang berkata, bahwa Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id Al Anshari berkata, telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Ibrahim At Taimi, bahwa dia pernah mendengar Alqamah bin Waqash Al Laitsi berkata;

 حَدَّثَنَا الْحُمَيْدِيُّ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الزُّبَيْرِ قَالَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ الْأَنْصَارِيُّ قَالَ أَخْبَرَنِي مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ التَّيْمِيُّ أَنَّهُ سَمِعَ عَلْقَمَةَ بْنَ وَقَّاصٍ اللَّيْثِيَّ يَقُولُ سَمِعْتُ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَلَى الْمِنْبَرِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ إِلَى امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ 

saya pernah mendengar Umar bin Al Khaththab diatas mimbar berkata; saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan; Barangsiapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa dia diniatkan"
Share:

Perjalanan Tanpa Batas di Padang Mahsyar


Kajian Rutin Ahad Pagi, 7 September 2025
Ustadz : Zein Faqih
Tempat : Masjid Al mu'minun Perumahan Gayam Permai

Hari itu adalah hari yang tak terhindarkan. Hari di mana semua manusia dari awal penciptaan hingga akhir akan dikumpulkan di sebuah tempat yang luas, tanpa batas, yang disebut Padang Mahsyar. Di sana, tak ada pohon, tak ada bangunan, dan tak ada tempat bernaung. Manusia akan berdiri telanjang dan tidak beralas kaki, sama seperti saat mereka dilahirkan.
Matahari akan didekatkan, hanya berjarak satu mil di atas kepala. Panasnya tak terbayangkan, seolah-olah seluruh panas dunia dikumpulkan menjadi satu. Dalam kondisi seperti ini, setiap manusia akan mengeluarkan keringat sesuai dengan amal perbuatannya. Keringat ini menjadi cerminan dari dosa-dosa yang pernah dilakukan.
Ada yang keringatnya hanya sampai mata kaki, tanda dosanya tidak terlalu banyak. Namun, ada pula yang keringatnya mencapai lutut, pinggang, bahkan sampai tenggelam di dalamnya. Semakin banyak dosa yang diperbuat, semakin banyak pula keringat yang membanjiri tubuhnya. Keringat ini adalah saksi bisu dari segala perbuatan buruk yang pernah dilakukan di dunia.


Tujuh Golongan Manusia yang Mendapat Naungan
Di tengah kondisi yang sangat mencekam itu, ada kabar gembira. Nabi Muhammad SAW bersabda, seperti yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, bahwa ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan dari Allah SWT pada hari itu, di mana tidak ada naungan lain selain naungan-Nya. Mereka adalah orang-orang yang telah menjalani hidupnya dengan penuh ketaatan dan keikhlasan. 
  1. Pemimpin yang Adil: Seorang pemimpin yang selalu bijaksana, mengedepankan keadilan, dan menunaikan hak-hak rakyatnya tanpa memandang status. Setiap kita adalah pemimpin, minimal untuk diri sendiri dan keluarga. 
  2. Seorang Pemuda yang Tumbuh dalam Ketaatan: Masa muda adalah masa penuh godaan. Pemuda yang memilih untuk mengisi hidupnya dengan ibadah, menjauhi maksiat, dan taat kepada Allah adalah orang yang istimewa. 
  3. Laki-laki yang Hatinya Terpaut pada Masjid: Seseorang yang selalu merasa rindu dan nyaman berada di masjid. Ia selalu bergegas ke masjid saat mendengar azan dan merasa tenang saat beribadah di sana. 
  4. Dua Orang yang Saling Mencintai karena Allah: Dua orang yang berteman atau bersaudara bukan karena harta, jabatan, atau kepentingan dunia, melainkan hanya karena keimanan dan ketaatan kepada Allah. 
  5. Seorang Laki-laki yang Menolak Maksiat: Seseorang yang dirayu oleh wanita berkedudukan dan cantik, namun ia menolak dengan tegas sambil berkata, "Aku takut kepada Allah." Ia lebih memilih menjauhi dosa demi menjaga imannya. 
  6. Orang yang Bersedekah Secara sembunyi-sembunyi: Seseorang yang berinfak atau bersedekah dengan ikhlas, tanpa ingin diketahui orang lain. Sedekah tersebut begitu tersembunyi, hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya. 
  7. Seseorang yang Berdzikir dalam Kesunyian: Seorang laki-laki yang beribadah kepada Allah dalam keadaan sepi. Di saat tak ada yang melihat, ia meneteskan air mata karena menyadari dosa-dosa dan keagungan Tuhannya.

Nikmat Dunia Hanya Seujung Jari
Di hadapan semua kengerian dan ketaatan itu, kita diajarkan untuk merenungkan kembali arti kehidupan di dunia. Nikmat dunia yang kita kejar dan perjuangkan sesungguhnya sangatlah sedikit dan tak sebanding dengan kenikmatan abadi di akhirat. Nabi Muhammad SAW memberikan perumpamaan yang sangat sederhana, namun mendalam. 
Beliau bersabda, "Perumpamaan nikmat dunia dengan nikmat akhirat ibarat seseorang yang memasukkan jarinya ke dalam lautan, lalu ia mengangkatnya kembali. Lihatlah, air yang menetes dari jarinya itulah nikmat dunia, sedangkan sisanya adalah nikmat akhirat."
Perumpamaan ini mengingatkan kita bahwa apa pun yang kita miliki di dunia harta, jabatan, atau kebahagiaan adalah setetes air yang sangat kecil. Kenikmatan sejati yang tak terbatas hanya akan kita temukan di surga. Maka, sudah sepantasnya kita lebih fokus mengumpulkan bekal untuk perjalanan tanpa batas di Padang Mahsyar, agar kita bisa menjadi salah satu dari tujuh golongan yang beruntung.










Share:

Footer Link

Pengumuman

  1. Tamu yang menginap 1x24 jam harus lapor RT.
  2. Dilarang Parkir Mobil di Jalan Perumahan
  3. Segala Jenis Truk dilarang Memasuki Jalan Perumahan

info ronda

Pelaksanaan Ronda lingkungan dimulai pukul 22.00 WIB s.d. Menyesuaikan Kondisi

Recent Posts

POSTINGAN TERBARU

Recent Posts Widget