Kuliah Subuh, 4 Ramadhan 1446 H. 04 Maret 2025
Ustadz Alfian Nur Salim
Ibadah puasa telah dilaksanakan oleh para nabi dan rasul sebelum Nabi Muhammad SAW. Melalui berbagai riwayat dan kitab tafsir, kita dapat menelusuri jejak ibadah puasa yang dilakukan oleh para nabi terdahulu sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Nabi Adam AS
Nabi Adam AS sebagai manusia pertama telah mengenal ibadah puasa.
Nabi Adam AS berpuasa selama tiga hari setiap bulan sepanjang tahun. Hal ini dilakukannya sebagai bentuk pertobatan setelah tergelincir dari perintah Allah di surga. Dengan ijin Alloh SWT setelah Nabi Adam berbuat kesalahan maka seluruh tubuh nya menjadi Hitam.
Kemudian, Malaikat Jibril datang dan bertanya, "Wahai Adam, maukah tubuhmu kembali memutih?" Nabi Adam menjawab, "Tentu saja." Malaikat Jibril lalu memberitahunya untuk berpuasa pada tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan.
Setelah menjalankan puasa, pada hari pertama sepertiga tubuh Nabi Adam kembali putih, pada hari kedua dua pertiga tubuhnya memutih, dan pada hari ketiga seluruh tubuhnya putih kembali.
Nabi Nuh AS juga dikenal melaksanakan ibadah puasa, terutama saat berada di atas bahtera selama banjir besar melanda kaumnya. Dalam Tafsir Al-Thabari dikemukakan bahwa Nabi Nuh AS melaksanakan puasa pada tanggal 10 Muharram (Asyura) sebagai bentuk syukur ketika kapalnya berlabuh dengan selamat di Gunung Judi.
Nabi Nuh kemudian berpuasa dan memerintahkan seluruh penumpang, bahkan hewan bawaannya, untuk berpuasa sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT.
Menurut riwayat Ibnu Majah yang dikutip oleh Ibnu Katsir, Nabi Nuh AS berpuasa sepanjang tahun kecuali pada dua hari raya. Ini menunjukkan konsistensi dan kesungguhan Nabi Nuh dalam beribadah puasa.
Nabi Ibrahim AS, bapak para nabi dan rasul, juga melaksanakan ibadah puasa dalam kehidupannya. Salah satu momentum penting yang tercatat adalah ketika beliau berpuasa saat akan dilemparkan ke dalam api oleh Raja Namruz.
Setelah Raja Namruz memerintahkan pengumpulan kayu bakar untuk membakar Nabi Ibrahim AS, beliau tetap tenang dan menjalankan ibadah puasa sebagai bentuk ketaatan dan penyerahan diri kepada Allah SWT. Dalam keadaan berpuasa itulah, Nabi Ibrahim dilemparkan ke dalam api yang berkobar, namun Allah menjadikan api itu dingin dan tidak membakarnya.
Puasa yang dilakukan Nabi Ibrahim AS ini merupakan bentuk tawakkal dan keyakinan penuh terhadap pertolongan Allah SWT di saat-saat genting dalam hidupnya.
Nabi Musa AS
Nabi Musa AS dikenal melaksanakan puasa selama 40 hari ketika bermunajat di Gunung Tursina untuk menerima wahyu dari Allah SWT. Selama masa itu, beliau tidak makan dan minum, sepenuhnya bermunajat kepada Allah dalam keadaan yang suci.
Selain itu, Nabi Musa AS juga melaksanakan puasa pada hari Asyura (10 Muharram) sebagai ungkapan syukur atas keselamatannya dan Bani Israil dari kejaran Firaun. Hal ini dibuktikan dengan hadis riwayat Ibnu Abbas RA yang menceritakan bahwa ketika Rasulullah SAW tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura.
Ketika Rasulullah SAW bertanya, mereka menjawab, "Ini adalah hari yang agung dimana Allah menyelamatkan Musa dan menenggelamkan bala tentara Firaun.
Maka kaum Yahudi berpuasa sebagai wujud syukur." Rasulullah SAW kemudian bersabda, "Aku tentu lebih utama terhadap Musa dan lebih berhak menjalankan puasa itu dibanding kalian." Maka beliau pun berpuasa dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa pada hari itu.
Nabi Daud AS memiliki metode puasa yang khas dan istimewa, yang kemudian dikenal sebagai "puasa Daud". Beliau berpuasa sehari dan berbuka sehari sepanjang hidupnya. Metode puasa ini dianggap sebagai puasa yang paling utama menurut sabda Rasulullah SAW.
Dalam hadis riwayat Bukhari,
Rasulullah SAW bersabda:
"Sebaik-baik shalat di sisi Allah adalah shalatnya Nabi Daud AS. Dan sebaik-baik puasa di sisi Allah adalah puasa Daud. Beliau tidur separuh malam, lalu shalat sepertiganya dan tidur seperenamnya lagi. Beliau puasa sehari dan berbuka sehari." (HR. Bukhari)
Dalam hadis lain, beliau menyatakan:
"Puasalah sehari dan berbukalah sehari. Itu adalah puasanya Nabi Daud AS dan itu adalah puasa yang paling utama." (HR. Bukhari)
Puasa Daud diwajibkan bagi Nabi Daud AS dan umatnya untuk seumur hidup, berbeda dengan umat Nabi Muhammad SAW yang hanya diwajibkan puasa Ramadhan selama satu bulan dalam setahun.
Puasa yang dilaksanakan oleh Maryam, ibunda Nabi Isa AS, memiliki keunikan tersendiri. Puasa beliau tidak hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga menahan diri dari berbicara kepada manusia.
Hal ini disebutkan dalam Al-Quran:
"Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah, 'Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini.'" (QS. Maryam: 26)
Ketika Maryam kembali ke kaumnya dengan membawa bayi Isa, dan ditanya tentang siapa ayah dari putera yang ada di gendongannya, Maryam tidak menjawab dengan perkataan karena sedang berpuasa yang tidak membolehkannya berbicara. Maryam hanya menunjuk kepada bayi Isa, dan Allah membuat bayi Isa berbicara untuk menjawab tuduhan terhadap ibunya.
No comments:
Post a Comment